mencari_inspirasi_dalam_temu_tokoh_nasional_perempuan_muda_nasyiatul_aisyiyah.jpg

Mencari Inspirasi dalam Temu Tokoh Nasional Perempuan Muda Nasyiatul Aisyiyah

Dilandasi sebagai ajang silaturahmi, berbagi motivasi, serta mencari inspirasi, acara Temu Tokoh Nasional Perempuan Muda Nasyiatul Aisyiyah diadakan dalam serangkaian kegiatan Muktamar Nasyiatul Aisyiyah (NA) ke- XIII di Yogyakarta.

Tujuan dari kegiatan temu tokoh ini adalah untuk mendapatkan berbagai inspirasi dari tokoh-tokoh nasional maupun lokal. Sehingga, peserta Muktamar mendapatkan orientasi-orientasi bermanfaat dalam bermuktamar selama empat hari.

Dengan dihadiri oleh sekitar 200 peserta, acara temu tokoh yang bertemakan “Gerakan Perempuan Muda Berkemajuan untuk Kemandirian Bangsa”, berjalan dengan lancar. Dalam acara tersebut, hadir dua pembicara, yakni Prof. Dr. H.M. Amien Rais, M.A. dan Dr. Rahmawati Husein, Ph.D.

Acara yang diselenggarakan pada Kamis (25/8/2016), dan bertempat di Aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul itu turut menghadirkan Normasari S.H., M. Hum. selaku Ketua Umum PP NA periode 2011–2016, juga Dr. Muchlas, M.T., selaku Wakil Rektor UAD. Keduanya turut memberikan sambutan.

Aryati Dina Puspitasari, M.Pd., yang merupakan salah satu Dosen Prodi Pendidikan Fisika (P.Fis) UAD, berperan sebagai moderator. Ia membuat pembicara memaparkan materinya masing-masing.

Amien Rais selaku “Bapak NA” memaparkan tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya, sejatinya laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik yang sama. Bahkan, dalam al-Qur’an dan al-Hadits pun telah dijelaskan tentang karakteristik tersebut. Seperti, “Yang mukmin adalah laki-laki dan perempuan, yang harus menjaga kehormatan adalah laki-laki dan perempuan, dan lain sebagainya.”

“Jadi, pada intinya, setiap laki-laki dan perempuan itu berkarakter. Bukan gender yang menjadikan derajat manusia, melainkan ilmu pengetahuanlah yang menentukan terangkat derajat manusia,” ungkapnya menegaskan.

Sementara itu, di akhir pemaparan materi, Amien Rais berpesan, “Jangan ada diskriminasi dalam ber-Muhammadiyah. Karena yang paling penting dalam sebuah organisasi adalah fungsi, manfaat, dan faedah.” (AKN)