wisudawan_terbaik_uad_tembus_ipk_397.jpg

Wisudawan Terbaik UAD Tembus IPK 3,97

Dewi Maryam, mahasiswa Prodi Sastra Inggris ini tercatat menjadi wisudawan terbaik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) periode Agustus 2016. Maryam yang saat ini terhitung berumur 21 tahun, berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan, yakni memiliki IPK 3,97.

Maryam terpilih menjadi wisudawan terbaik UAD, tidak hanya karena memiliki nilai akademik yang fantastis, tetapi juga peran aktifnya di luar kelas. Di antaranya, ia aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FSBK dengan menjadi ketua divisi keilmuan dan advokasi serta menjadi bendahara DECO (Debating Community). Ia juga berpartisipasi menjadi bagian dr IBuddies Program di kantor urusan internasional (Office of International Affairs) UAD pada  2015-2016. Selain itu, ia menjadi Student Employment PMB 2015 di bawah naungan BAA (Biro Akademik dan Administrasi)  UAD, serta mengikuti pengabdian masyarakat dalam bentuk mengajar di Giwangan, yang merupakan kerja sama program studi dan masyarakat.

Prestasi Maryam dimulai sejak tahun pertama masuk kuliah pada 2012, yakni The Winner ADIFED (Ahmad Dahlan Interfaculty English Debate). Selanjutnya pada 2013, ia kembali menjadi The Winner ADIFED sekaligus The Best Speaker of ADIFED. Pada 2014, ia berpartisipasi dalam kompetisi IVED (Indonesian Varsities English Debate) tingkat nasional di Salatiga UKSW, berpartisipasi dalam kompetisi ALSA UNPAD (English Debating Championship) tingkat nasional, dan meraih juara II kategori putri DUTA UAD yang diselenggarakan oleh BEM-U. Bahkan di luar itu, ia masih menyempatkan bekerja sampingan dengan mengajar selama kurang lebih 1,8 tahun.  

Maryam terlahir dari pasangan Bapak Mulyanto dan Ibu Tumikem, yang memiliki usaha toko fotokopi, konter cellular, alat tulis, bahkan usaha angkutan. Namun keadaan tersebut tidak membuatnya tumbuh menjadi anak yang manja. Ia memilih tumbuh menjadi anak yang berkomitmen penuh pada masa depan lewat pendidikannya.

Meskipun mendapat predikat wisudawan terbaik UAD, Maryam tidak lekas menjadi jemawa dan lupa diri. Menurutnya, siapa pun dapat menjadi lulusan terbaik, asalkan mau bekerja keras dan berkomitmen menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa dengan maksimal.

Berdasarkan pengalamannya, segala sesuatu yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang tidak mengecewakan. Artinya, hasil akan berbanding lurus dengan usaha yang dilakukan.

“Karena saya tidak mau mengulang hal yang sama, misalnya mengulang mata kuliah akibat nilai yang tidak maksimal, maka saya selalu melakukan yang terbaik. Dan alhamdulillah, ketika saya paham dengan konsentrasi di bidang studi saya, nilai pasti akan mengikutinya. Jadi, tidak terpaku pada nilai saja,” kata Maryam kepada Humas UAD.

Dikatakan, kunci sukses yang ia raih ialah dengan manajemen waktu yang tepat dan disiplin. Sebab tanpa hal tersebut, semua kegiatan tidak akan mendukung prestasi. Yang ada, justru menjadi bumerang. Selain itu, kesehatan juga harus diutamakan. (H)