Menjadi Mahasiswa Berkemajuan

      

“Agar menjadi mahasiswa berkemajuan, maka jadilah generasi terpelajar muslim berkarakter Muhammadiyah, mau bekerja keras dan keras kepada diri sendiri, harus mempunyai semangat untuk berilmu, harus menjadi orang yang mau mengamalkan ilmu, jadilah pemimpin bangsa di masa yang akan datang, serta jadilah anak panah Muhammadiyah yang tumbuh dalam kebersamaan untuk mencerahkan umat dan bangsa.” Itulah yang diucapkan Haedar Nashir dalam Stadium General dalam Program Pengenalan Kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (P2K UAD).   

            Sebelumnya, ia mengucapkan selamat datang dan mengimbau kepada mahasiswa baru (maba) agar  menjadikan P2K sebagai awal mendidik diri menjadi kader Muhammadiyah, kader persyarikatan, dan kader bangsa yang cerdas serta mencerahkan. Ia mengajak maba untuk merenungkan, lalu berpikir tentang negeri tercinta Republik Indonesia. Mahasiswa adalah bagian dari pewaris bangsa dan negara di masa yang akan datang yang patut bersyukur karena mempunyai sejarah negeri dan tanah air. Kekayaan alam yang luar biasa, negeri yang luasnya luar biasa.

“Kita bersyukur karena negeri ini merdeka atas izin Allah Swt. dan kerja keras dari bangsa kita. Jadikanlah sejarah ini sebagai pelajaran sehingga menjadi bangsa yang berkemajuan sebagai mana yang di cita-citakan gerakan Muhammadiyah yang sangat mencintai negara ini. Jadilah penerus cita-cita Ahmad Dahlan yang membawa visi Islam yang berkemajuan yang ingin mencerdaskan bangsa dan negara, serta berbakti sepenuh hati dan penuh penyerahan dini. Ahmad Dahlan yang namanya di ambil dan dikutip oleh UAD, merupakan sosok mujahid pembaru bangsa dan umat, sekaligus pembawa panji Islam berkemajuan. Selain itu, ia disebut sebagai sang pencerah karena hadir mencerahkan bangsa dan dunia,” ucap Haedar.

“Jadilah para mujahid dan para pencerah yang akan menoreh pencerahan di masa yang akan datang,” lanjut Ketua Umum PP Muhammadiyah kelahiran 14 Juli 1963 ini.

            Terakhir, ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap negara ini. “Saya sangat prihatin dengan kondisi negara kita saat ini karena jauh tertinggal dari negara lain, khususnya negara tetangga. Saya harap, maba bisa menjadi pembawa perubahan yang berlandaskan al-Qur’an dan Hadits sehingga perubahan manis itu dapat kita rasakan.” (Nun)