Tepat Waktu Adalah Kunci Sukses
“Aktif dalam organisasi bukan berarti melupakan kewajiban sebagai mahasiswa untuk belajar,” ujar Puspa Ratna Dewi saat ditemui, Jum’at (6//11/2015).
Bagi gadis kelahiran Lampung, 20 Desember 1994 tersebut, belajar tetap menjadi prioritas utama. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan cap bahwa mahasiswa yang aktif di organisasi biasanya lulusnya lama dan nilainya kurang baik.
“Untuk menjadi yang terbaik harus pandai membagi waktu. Karena belajar juga harus dipaksa, kemudian meluangkan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk belajar,” imbuhnya.
Ia menjadi mahasiswa dengan IPK tertinggi pada wisuda Universitas Ahmad Dahlan (UAD) November 2015 ini, dengan IPK 3, 89. Di balik IPK yang tinggi, orang tua dan teman-teman organisasi serta satu angkatannya menjadi faktor pendorong lain.
“Kedua orang tua saya bekerja sebagai petani, maka saya harus bisa membanggakan mereka. Setidaknya dengan cara seperti ini, saya telah mengembalikan sedikit dari apa yang sudah orang tua saya berikan,” lanjut mahasiswa yang pernah aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika (HMPS PMAT) ini.
“Hal tersulit yang harus dikerjakan dan dibiasakan adalah budaya tepat waktu. Di samping kesibukan organisasi, saya selalu menekankan pada diri saya sendiri untuk selalu tepat waktu.”
Menurutnya keterbatasan waktu tidak menjadi halangan untuk terlambat dan meninggalkan kegiatan berorganisasi dan belajar.
“Jika tidak diawali dan diniati dari diri sendiri, maka tidak akan pernah maju. Menjadi mahasiswa yang aktif itu juga perlu, karena kita akan banyak belajar hal. Tapi yang perlu diperhatikan adalah harus bisa memilih atau memprioritaskan hal yang paling penting.”
“IPK yang saya peroleh sebenarnya sama dengan peringkat kedua. Hanya saja yang membedakan pada sertifikat dan keaktifan dalam organisasi,” tutupnya di akhir wawancara.
Menurutnya, menjadi diri sendiri itu penting, agar bisa bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.