Pidato Laporan Tahunan Rektor UAD 2017
Dalam pidatonya, Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr. Kasiyarno, M.Hum. menyampaikan Milad ke-57 sebagai momentum mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penyelenggaraan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) ini secara konsisten dapat memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Acara yang berlangsung Sabtu (30/12/2017) di auditorium kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta juga dihadiri dan diisi orasi ilmiah oleh Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M. (K)., Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI).
“UAD harus menjadi perguruan tinggi yang unggul dan mampu beradaptasi dalam perubahan global, dan secara berkelanjutan menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi, serta mampu mengimplementasikan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan dalam kehidupan nyata di tengah masyarakat luas,” terang Kasiyarno.
Terkait dengan bidang kesehatan, untuk mendukung program pemerintah, saat ini UAD telah memiliki Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Farmasi, dan sedang mengajukan Fakultas Kedokteran. Di sarana kesehatan, UAD telah memiliki rumah sakit dan apotek.
Sementara Nila Farid Moeloek menyampaikan, UAD menjadi salah satu elemen penting untuk membantu pemerintah meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
“UAD memiliki peran penting dalam berkolaborasi dengan pemerintah untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Harus ada konsep paradigma sehat di masyarakat. Kesehatan juga harus menjadi kebudayaan.”
Selain kesehatan, Menteri Kesehatan RI ini menyarankan UAD untuk meningkatkan sumber daya manusia. Utamanya memberi solusi terkait energi alternatif dan terbarukan yang akan mendukung serta membantu kinerja sarana dan prasarana kesehatan.
“Terima kasih kepada UAD yang telah mendaftarkan seluruh dosen dan karyawannya mengikuti program BPJS. Saya juga menyarankan UAD mengadakan olahraga sekali setiap minggu, minimal 4 menit. Harus ada olahraga untuk mahasiswa dan karyawan. Kalau perlu di setop dulu kuliah dan kerjanya. Untuk mahasiswa, sebagai salah agen perubahan, juga harus mampu mengedukasi masyarakat dengan pengetahuan mengenai sistem kesehatan yang ada,” tukasnya. (ard)