Farmasi UAD Analisis Keamanan Obat dan Makanan Bersama Guru SMA
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berbagi pengetahuan analisis obat dan makanan melalui acara “Pelatihan Analisis Bahan Kimia Obat dalam Jamu dan Bahan Tambahan Berbahaya dalam Makanan”. Pelatihan ini diadakan pada hari Selasa, 24/04/2012 di Laboratorium Kimia Analisis Farmasi UAD, dengan dihadiri oleh 17 guru SMA / SMK dari Yogyakarta, Klaten, dan Solo.
Keamanan produk obat dan makanan yang beredar saat ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Adanya bahan kimia obat yang dilarang atau melebihi kadar yang dipersyaratkan dan bahan tambahan berbahaya dalam obat dan makanan, akan menyebabkan ketidaktenangan pada pengkonsumsinya. Pasalnya setelah mengkonsumsi produk tersebut, akan memunculkan beberapa efek samping yang tidak pernah diharapkan oleh konsumen. Farmasis, perlu mengontrol keamanan dari produk-produk tersebut, sehingga dapat mendatangkan manfaat dan menjaga keselamatan konsumen.
Beberapa produk yang dianalisis dalam pelatihan ini adalah jamu dan minuman berenergi. Permasalahan yang terdapat di dalam jamu, yaitu adanya kandungan bahan kimia obat. Padahal persyaratan jamu tidak boleh mengandung bahan kimia obat, di mana yang biasa dicampur di sini adalah ibuprofen. Hal ini tentu tidak dapat dikontrol oleh masyarakat awam, karena memang kandungan ibuprofen atau bahan kimia obat lainnnya di dalam jamu sengaja disembunyikan informasinya oleh penjual atau distributor.
Materi-materi pelatihan ini disampaikan oleh Drs. Sumarno, M.Sc., Apt. dan Nina Salamah, M.Sc., Apt., dosen Farmasi UAD serta Dra. Any Guntarti, M.Si., Apt., Dekan Fakultas Farmasi UAD. Para peserta pelatihan secara langsung mempraktikkan materi yang diperolehnya dengan menggunakan instrumen analisis yang memadai di Laboratorium Farmasi UAD. Dengan memberikan pelatihan kepada para guru, harapannya ilmu ini dapat tersosialisasi lebih luas. Terutama di lingkungan sekolah yang merupakan tempat para guru untuk berbagi pengetahuan dengan murid-muridnya.
Pelatihan dari rangkain milad Farmasi UAD ke-16 ini, merupakan bentuk kepedulian para Farmasis. “kami mengabdikan ilmu yang kami miliki kepada masyarakat. Saat ini permasalahan yang sedang marak-maraknya di masyarakat adalah penggunaan bahan yang tidak semestinya di dalam obat dan makanan,” papar Nina Salamah, M.Sc., Apt., dosen Farmasi UAD yang menjadi salah satu pemateri pada pelatihan tersebut.
“Pelatihan semacam ini memang sangat diperlukan oleh para guru sebagai media untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Sehingga ilmu yang disampaikan kepada murid-murid berkesinambungan dengan fakta yang berkembang di masyarakat saat ini. Selain itu ilmu yang disampaikan di sini juga sangat bermanfaat untuk disampaikan kepada rekan-rekan lainnya”, ujar Askariyah Dasa Novembriyanti, guru SMA Negeri 4 Yogyakarta, sebagai salah satu peserta pelatihan. (ARA)
Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berbagi pengetahuan analisis obat dan makanan melalui acara “Pelatihan Analisis Bahan Kimia Obat dalam Jamu dan Bahan Tambahan Berbahaya dalam Makanan”. Pelatihan ini diadakan pada hari Selasa, 24/04/2012 di Laboratorium Kimia Analisis Farmasi UAD, dengan dihadiri oleh 17 guru SMA / SMK dari Yogyakarta, Klaten, dan Solo.
Keamanan produk obat dan makanan yang beredar saat ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Adanya bahan kimia obat yang dilarang atau melebihi kadar yang dipersyaratkan dan bahan tambahan berbahaya dalam obat dan makanan, akan menyebabkan ketidaktenangan pada pengkonsumsinya. Pasalnya setelah mengkonsumsi produk tersebut, akan memunculkan beberapa efek samping yang tidak pernah diharapkan oleh konsumen. Farmasis, perlu mengontrol keamanan dari produk-produk tersebut, sehingga dapat mendatangkan manfaat dan menjaga keselamatan konsumen.
Beberapa produk yang dianalisis dalam pelatihan ini adalah jamu dan minuman berenergi. Permasalahan yang terdapat di dalam jamu, yaitu adanya kandungan bahan kimia obat. Padahal persyaratan jamu tidak boleh mengandung bahan kimia obat, di mana yang biasa dicampur di sini adalah ibuprofen. Hal ini tentu tidak dapat dikontrol oleh masyarakat awam, karena memang kandungan ibuprofen atau bahan kimia obat lainnnya di dalam jamu sengaja disembunyikan informasinya oleh penjual atau distributor.
Materi-materi pelatihan ini disampaikan oleh Drs. Sumarno, M.Sc., Apt. dan Nina Salamah, M.Sc., Apt., dosen Farmasi UAD serta Dra. Any Guntarti, M.Si., Apt., Dekan Fakultas Farmasi UAD. Para peserta pelatihan secara langsung mempraktikkan materi yang diperolehnya dengan menggunakan instrumen analisis yang memadai di Laboratorium Farmasi UAD. Dengan memberikan pelatihan kepada para guru, harapannya ilmu ini dapat tersosialisasi lebih luas. Terutama di lingkungan sekolah yang merupakan tempat para guru untuk berbagi pengetahuan dengan murid-muridnya.
Pelatihan dari rangkain milad Farmasi UAD ke-16 ini, merupakan bentuk kepedulian para Farmasis. “kami mengabdikan ilmu yang kami miliki kepada masyarakat. Saat ini permasalahan yang sedang marak-maraknya di masyarakat adalah penggunaan bahan yang tidak semestinya di dalam obat dan makanan,” papar Nina Salamah, M.Sc., Apt., dosen Farmasi UAD yang menjadi salah satu pemateri pada pelatihan tersebut.
“Pelatihan semacam ini memang sangat diperlukan oleh para guru sebagai media untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Sehingga ilmu yang disampaikan kepada murid-murid berkesinambungan dengan fakta yang berkembang di masyarakat saat ini. Selain itu ilmu yang disampaikan di sini juga sangat bermanfaat untuk disampaikan kepada rekan-rekan lainnya”, ujar Askariyah Dasa Novembriyanti, guru SMA Negeri 4 Yogyakarta, sebagai salah satu peserta pelatihan. (ARA)