Angkringan Religius: Ketika Cinta Menyapa
Jumat (23/5), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mengadakan Angkringan Religius dengan tema ‘Ketika Cinta Menyapa’, sebagai salah satu rangkaian dari beberapa acara yang diselenggarakan guna memperingati Milad FKM yang ke-6.
Jumat (23/5), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta mengadakan Angkringan Religius dengan tema ‘Ketika Cinta Menyapa’, sebagai salah satu rangkaian dari beberapa acara yang diselenggarakan guna memperingati Milad FKM yang ke-6.
Sebelumnya, juga telah digelar bedah buku Saatnya Dunia Berubah, Tangan Tuhan Dibalik Virus Flu Burung karya Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan RI (18/5). Ada pula perlombaan yang telah digelar, antara lain lomba futsal antar kelas FKM. Menurut Jubaidilah, Presiden BEM FKM acara puncak baru akan digelar pada 31 Mei 2008, yang diawali dengan pameran foto lingkungan hidup dan lomba masak pada pukul 08.00 pagi. Sedangkan malamnya ada pertunjukan seni tari, teater dsb.
Berkaitan dengan tema, pihak panitia menghadirkan Ustadz Muhammad Nadzif sebagai pembicara. Ia adalah seorang penulis buku “Cinta kita Beda” dan pengajar yang memiliki sebelas sekolah religius. Acara yang juga dihadiri oleh Dekan FKM, Haryono, S.KM, M. Kes ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang itu dapat menemukan pasangan hidupnya secara sehat jasmani dan rohani terkait konsekuensinya dalam Islam. Penyampaian ceramah yang komunikatif serta diselingi lelucon segar semakin menghipnotis para peserta untuk menyimak.
Acara yang dimulai pada pukul 19.45 ini mencoba memberikan ide positif agar para generasi muda yang belum menemukan cintanya lebih berhati-hati, memantapkan dan mempersiapkan diri dulu dalam menghadapi cinta agar terhindar dari maksiat, sekaligus mengantisipasi cara berpacaran kalangan muda masa kini yang semakin menyimpang dari ajaran Islam.
Ustadz Nadzif yang mengawali ceramahnya dengan berkata, “Sehat itu dimulai dari diri. Ketika seseorang tanpa malu mengucapkan kata-kata kotor, maka apa yang dilihat juga hal-hal kotor. Itulah yang membuat diri seseorang tidak sehat.”, semakin tegas dalam memberikan uraiannya.
“Ini perlu! Perlu bagi kita untuk mengenali siapa yang menjadi pasangan kita. Dan kita juga harus tahu apa yang harus kita lakukan ketika cinta menyapa kita.” ujarnya. Pada dasarnya, antara lelaki dan perempuan itu sangat bertolak belakang dalam menghadapi datangnya cinta. “Seks” adalah hal pertama yang dipikirkan oleh lelaki ketika bertemu lawan jenis. “Perasaan” baru akan muncul sejalan dengan waktu. Sebaliknya, “perasaan“ adalah yang pertama ada dalam pikiran wanita, setelah wanita merasa nyaman dengan pasangan barulah “seks” yang muncul .
Ustadz yang tidak mengenal “pacaran” ini juga menjelaskan lebih jauh lagi tentang pertanggungjawaban seseorang yang berzina. Bahwa selama 70 tahun amal soleh pezina tidak akan diterima Allah SWT selama dia belum bertobat.
Sebenarnya Allah juga telah mengingatkan umatnya dengan tiga cara yakni: (1) jangan mendekati zina (berboncengan bukan dengan mukhrimnya, dll), (2) jagalah diri dan keluargamu dari api neraka (tidak berzina), (3) azab, jika hati dan mata telah terkunci.
Diakhir acara Ustadz Nadzif menyimpulkan, “Cinta yang datang menyapa kita harus dalam keadaan baik. Maka apa yang harus dilakukan adalah menyambutnya dengan baik pula. Sebab berdasarkan firman Allah, Allah memberikan jodoh itu sudah sesuai, yaitu ahli ibadah dengan ahli ibadah, ahli maksiat dengan maksiat. Saat pasangan kita menawarkan maksiat, kita harus bisa memberikan tawaran lain, yakni putus atau menikah?”
reporter: Peni, Anggraeni, Nunung