UAD Alumni Board is Formed in North Maluku

Universitas Ahmad Dahlan Alumni Family Central Board of Yogyakarta (PP Kamada) inaugurated the almuni board for North Maluku region on Saturday (10/27/2018) in Ternate. This is the first regional board of Kamada ever formed and will be followed by other regions. The direct inauguration was carried out by the representatives from PP Kamada, namely Purnomo, S.T., as the chairman and Ahmad Ahid Mudayana, S.K.M., M.P.H. as the treasurer. UAD Vice Rector III for Student and Alumni Affairs, Dr. Abdul Fadhlil, M.T., also attended this event. Kamada board in North Maluku will be led by Bahran Thaib, S.Psi., M.Si. for the next one period.

"With the inauguration of this board, it is expected that it will be able to develop UAD network to eastern Indonesia," said Bahran.

"Kamada in North Maluku is also expected to be a forum for developing the potential of UAD alumni here," Purnomo added.

Meanwhile in his remarks, the Vice Rector III advised that the Alumni network should continue to be developed so that it also contributed to the progress of UAD. "Alumni have an important role in advancing UAD so it needs to be developed continuously."

 

Participants of PMKB 2018 Commemorate Youth Pledge Day

A total of 105 participants of the National Student Cadre Training (PMKB) from 20 Muhammadiyah universities from 11 provinces in Indonesia held a ceremony to commemorate the 90th Youth Pledge Day on Sunday (10/28/2018). This ceremony is a part of the event series of PMKB organized by UAD in collaboration with the Council of Higher Education, Research and Development (Diktilitbang) of Central Board of Muhammadiyah and Muhammadiyah Al Manar Galur High School.

The ceremony took place solemnly and was led by Andika Sahputra from UM Bengkulu and Muhamad Sofian from UM Yogyakarta as the inspectors of the ceremony. All ceremonial officers were selected from a number of participants of PMKB 2018 that took place from 26 to 28 of October 2018 at Muhammadiyah Al Manar Galur High School, Brosot, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta.

The ceremonial officers included Fera Elvayuni (bearer of Pancasila) and Dwi Irma Mutia (reader of the 1945 Constitution) from UAD, Yorenza Melfinda (conductor) and Wikan Kurniawati (protocol) from STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung, Diki Bayu Aji (reader of Youth Pledge) from UM Purworejo, and Resky Gustiandi GI (prayer reader) from UM Surakarta. Although some are from the same university, they all come from different regions.

In his speech, Muhamad Sofian invited all PMKB participants to have a sense of togetherness and to care of others. "Indonesia is a country with many differences. Therefore, we need to make it as our power. Show mutual respect and tolerance," he explained in front of the participants.

In addition, the man from East Nusa Tenggara conveyed that the moment of the Youth Pledge must be a trigger to advance the Indonesian nation. Real implementation must be carried out by generating ideas and innovations that can support the improvement of the living standards of the Indonesian people.

In the ceremony that was held in the morning with a drizzle, the participants still showed their enthusiasm for nationalism. This moment is one of the many activities carried out by the current youth to welcome Indonesia's progress in the future. In addition, these young people will later become the golden generation that will bring the progress of civilization throughout the nation. (ard)

Memoirs of Noeng Muhadjir: From IKIP to UAD

One time, when Prof. Dr. Noeng Muhadjir was still serving as the Rector of Muhammadiyah Teaching and Education Institute (IKIP), he visited a house at Jalan Deresan No. 38. In the house, he met Prof. Dr. Sarbiran, Ph.D. (red: Vice Rector IV of UAD at present).

From the story told by Sarbiran, his coming to Jalan Deresan was to express his desire to develop IKIP Muhammadiyah to become Universitas Ahmad Dahlan (UAD). "He has the desire to make IKIP Muhammadiyah a better and more advanced institution," Sarbiran said when interviewed on campus 1 of UAD at Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

At that time, the talk was only focused on the development and change from IKIP institution to be a university. There had not been any proposal for the name of the university. Noeng asked Sarbiran for help in advancing IKIP. "Firmly, I answered that I agreed with his idea, very good, with thumbs up," he said while repeating his thumbs-up gesture.

After the meeting, Sarbiran asked one person who could be trusted to Noeng. He was assigned to convey information related to the plan to change IKIP to become a university. These changes certainly brought pros and cons. So, Sarbiran believed that an informant wa needed to obtain important information.

The information obtained from Hartono (ed: trusted informant) was used as the consideration and for the analysis for the goodness of IKIP Muhammadiyah. Hartono was asked to find information about the state of IKIP after Noeng Muhadjir had the idea to turn it into a university.

"Alhamdulillah, I have someone I can trust. He can be trusted about the state of IKIP. I thought the late Noeng Muhadjir needed to deal with people who might not have been able to accept IKIP as a university. So I asked for Hartono's help who was young and energetic at the time."

In its process, the change from Muhammadiyah IKIP to UAD went well. Many parties supported and accepted these changes. Until now, UAD has become one of the best universities in Indonesia. The idea initiated by Noeng to turn into a university has resulted in great outcome.

Now, UAD has six campuses, which were originally only one on Jalan Kapas. Over time, UAD opens 48 study programs, 11 of which are postgraduate programs. In addition, there are also several professional programs.

The late Noeng Muhadjir, who passed away on October 28, 2018 at the age of 88, had a large share in the development of IKIP and UAD. He served as a Rector from 1990-1994 (IKIP Muhammadiyah) and 1995-1999 (UAD). In his old age, this man who was born in Bukittinggi, November 13, 1930, still served as a lecturer in UAD Postgraduate Program.

Kuda Sarpin UAD Juara 1 Event I3E

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia menggelar Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E), Kamis-Minggu (25-28/10/2018) di Jogja City Mall. Gelaran ini merupakan tempat para inovator memamerkan hasil kerjanya kepada masyarakat tentang produk startup yang berbasis inovasi. Event tersebut diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi guna memamerkan inovasi generasi milenial Indonesia.

Pada ajang nasional ini, tim dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memperoleh juara 1 kategori kompetisi inovasi dengan karya Kursi Beroda dengan Sarung Tangan Pintar (Kuda Sarpin). Tim Kuda Sarpin beranggotakan Ahmad Yogaswara, Iqbal Cahya Kurniawan, dan Muhammad Annas dari Teknik Elektro, serta Ferosa Ardina Wardani dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Dosen pembimbing tim Kuda Sarpin Anton Yudahana, S.T.,M.T.,Ph.D.

Dari penjelasan Ahmad Yogaswara, pembuatan Kuda Sarpin dilatarbelakangi belum maksimalnya penyandang disabilitas memperoleh fasilitas umum. “Misalnya kurangnya akses layanan transportasi, bangunan, pendidikan, dan pekerjaan merupakan beberapa contoh yang menjadi penghambat dalam kehidupan sehari-hari para penyandang disabilitas.

Sementara Anton Yudhana menyampaikan, ia dan tim asuhannya siap mempromosikan produk-produk inovasi teknologi hasil karya anak bangsa, khususnya UAD, kepada masyarakat luas. Sehingga hasil inovasi dari para inovator benar-benar terasa manfaatnya bagi masyarakat.

Pameran I3E 2018 diikuti oleh 261 startup inovasi teknologi. Peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya terdiri atas bidang pangan, kesehatan, informasi teknologi, expan material, transportasi, teknologi pertahanan, energi terbarukan, dan manajemen kebencanaan.

Event kali ini mengangkat tema “Startup: Optimisme untuk Bangsa”. I3E telah dilaksanakan selama tiga tahun terakhir yang merupakan sarana bagi perusahaan rintisan berbasis teknologi untuk mulai berhadapan dengan pasar, investor, dan pemangku kepentingan yang lebih luas.

Sebelum menjuarai salah satu kategori dalam event ini, tim Kuda Sarpin UAD masuk 10 besar finalis Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Tekonologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) 11 Tahun 2018. Tim ini masuk 10 finalis lomba piranti cerdas, sistem benam dan IoT (Smart Devices, Embedded Systems and IoT). (ard/doc)

Pentingnya Hilirisasi Hasil Penelitian untuk Program Pengabdian Masyarakat

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta selenggarakan Seminar Nasional Hasil Pengabdian kepada Masyarakat 27 Oktober 2018 lalu. Seminar yang diselenggarakan di Hotel Jambuluwuk Malioboro tersebut diikuti 51 pemakalah dan 4 peserta dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta seperti Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas PGRI Madiun, Universitas Widya Dharma, Universitas Kristen Petra, Politeknik Kediri, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Aisyiyah Yogyakarta, dan tentu saja UAD sebagai tuan rumah.

Tema Hilirisasi Hasil Penelitian melalui Program Pengabdian Berkelanjutan sengaja dipilih mengingat masih minimnya hasil riset yang dilakukan oleh dosen di perguruan tinggi yang ditindaklanjuti sebagai program pengabdian kepada masyarakat,tutur Dr. Widodo, M.Si. selaku Kepala LPPM dalam sambutannya.

Dr. Muchlas, M.T. selaku Wakil Rektor I UAD juga menyatakan hal yang senada. Menurutnya, perguruan tinggi memang perlu meningkatkan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) yang tidak hanya berhenti pada kajian ilmiah di tingkat perguruan tinggi saja, tetapi kebermanfaatan hasil penelitian tersebut harus dirasakan langsung oleh masyarakat melalui program pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, ia memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya seminar tersebut.

Untuk sampai pada tingkat TKT yang advance, perlu adanya kerja sama. Ketika hanya ilmu dasar yang diaplikasikan, akan sulit untuk sampai pada tingkat 7 sampai 9. Sehingga hasil penelitian tersebut hanya selesai sebagai laporan saja dan masyarakat tidak bisa menikmati hasilnya. Oleh karena itu, hilirisasi hasil penelitian ini penting untuk diaplikasikan,” ungkap Dr. Okid Parama Asitin, M.S. selaku pembicara utama sekaligus reviewer Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM). (Fy)

 

Bimawa Lakukan Sosialisasi Program Simkatmawa

Sebagai upaya untuk meningkatkan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan sosialisasi Program Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan atau (Simkatmawa) di beberapa program studi.

Menurut kepala Bimawa, Dr. Dedi Pramono. M.Hum., Simkatmawa merupakan sistem pemeringkatan kemahasiswaan yang dapat memberikan manfaat bagi Perguruan Tinggi Negri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). “Simkatmawa berfungsi untuk mengetahui sampai mana peringkat perguruan tinggi dalam pencapaian prestasi mahasiswa.

Dengan Simkatmawa, perguruan tinggi bisa mengetahui pada posisi mana kegiatan mahasiswa mereka berada. Setelah mengetahui, barulah universitas memikirkan pembinaannya. Setiap kegiatan kemahasiswaan di UAD selama ini diharapkan benar-benar dapat memberikan dampak baik terhadap peringkat sebuah perguruan tinggi, khususnya bagi PTS.

Untuk mewujudkan Simkatmawa, perlu didukung oleh fakultas. Salah satu yang sudah didatangin adalah Fakultas Teknologi Industri (FTI).

Ke depannya perlu dilakukan program kerja pada setiap semester di setiap fakultas, dengan harapan segala bentuk kegiatan kemahasiswaan supaya lebih tertata, tertib administrasi, tertib pemeringkatan, guna menentukan mutu dari perguruan tinggi yang bersangkutan,” tutup Dedi. (doc)

UAD Holds National Cadre Training

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) held a national-level Student Cadre Training (PMKB), from Friday to Sunday (26-28/10/2018) at Muhammadiyah Al Manar High School, in Galur, Kulon Progo, Yogyakarta. The training was attended by 105 students from 21 Muhammadiyah universities in 11 provinces in Indonesia.

In its implementation, UAD collaborated with the Council of Higher Education, Research and Development (Diktilitbang) of Central Board of Muhammadiyah, Muhammadiyah Al Manar High School of Galur, PT Pilar Graba Inti, BPD Syariah, and Roti Papa Cookies.

Vice Rector III of UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T., in his speech while opening the event said that the national-level PMKB was one of the foundations for delivering successful students in the future.

"For students, this training can add points for their Diploma Supplement (SKPI). We hope the participants can become Muhammadiyah cadres, community cadres and national cadres. As cadres who are responsible for the sustainability of the Muhammadiyah, the people and the Indonesian nation," explained Fadlil.

On the other hand, the Head of Bureau of Student and Alumni Affairs (Bimawa) of UAD, Dr. Dedi Pramono, M.Hum., revealed that this training was held at the same time as the day of the Youth Pledge. In addition, the location was in Muhammadiyah charity business area, which was close to the community.

"There are seminars, soft skills training and community service. So the training is not just theoretical, since the implementation of the training goes directly to the community," said Dedi.

He added that, from this training, three types of certificates would be given to the student participants. Among them are seminar certificate, soft skills training certificate, and national cadre service certificate.

Meanwhile, the Vice Rector IV of UAD, Prof. Dr. Sarbiran, M.Ed., Ph.D., provided four motivational phrases for the participants. "I think, I feel, I can, I succeed. With these motivational words, we hope that the nation's cadre students will be positive and visionary. Therefore, whatever the problem is, we must be able to solve it and find solutions for it."

This training was attended by UAD, Universitas Aisyiyah, UM Yogyakarta, UM Surakarta, UM Jakarta, UM Bengkulu, Uhamka, UM Tasikmalaya, UM Cirebon, UM Magelang, UM Purwokerto, UM Purworejo, Unimus, UM Banjarmasin, UM Kalimantan Timur, STKIP MBB, UM Jember, UM Sidoarjo, Unismuh Makassar, and UM Kendari. (ard)

Peserta PMKB 2018 Peringati Hari Sumpah Pemuda

Sebanyak 105 peserta Pelatihan Mahasiswa Kader Bangsa (PMKB) yang berasal dari 20 perguruan tinggi Muhammadiyah dari 11 provinsi di Indonesia melaksanakan upacara bendera untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-90, Minggu (28/10/2018). Upacara ini merupakan rangkaian kegiatan PMKB yang diselenggarakan UAD bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan SMA Muhammadiyah Al Manar Galur.

Upacara berlangsung khidmat dengan dipimpin Andika Sahputra dari UM Bengkulu dan Muhamad Sofian dari UM Yogyakarta sebagai pembina upacara. Seluruh petugas upacara merupakan yang terpilih dari sejumlah peserta PMKB 2018 yang berlangsung 26-28 Oktober 2018 di SMA Muhammadiyah Al Manar Galur, Brosot, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta.

Para petugas tersebut di antaranya Fera Elvayuni (pembawa Pancasila) dan Dwi Irma Mutia (pembaca UUD 1945) dari UAD, Yorenza Melfinda (dirijen) dan Wikan Kurniawati (protokol) dari STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung, Diki Bayu Aji (pembaca Sumpah Pemuda) dari UM Purworejo, dan Resky Gustiandi G I (pembaca doa) dari UM Surakarta. Meski beberapa dari perguruan tinggi yang sama, tetapi mereka berasal dari daerah yang berbed-beda.

Pada pidato amanatnya, Muhamad Sofian mengajak seluruh peserta PMKB untuk memiliki rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. “Indonesia negara dengan banyak perbedaan, jadikan ini sebagai kekuatan. Tunjukkan sikap saling menghormati dan toleransi,” paparnya di hadapan peserta.

Selain itu, laki-laki asal Nusa Tenggara Timur ini menyampaikan momentum Sumpah Pemuda harus menjadi pelecut semangat untuk memajukan bangsa Indonesia. Implementasi nyata yang harus dilakukan dengan memunculkan gagasan serta inovasi-inovasi yang dapat mendukung pengingkatan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Dalam upacara yang dilangsungkan pagi hari disertai gerimis ini, peserta tetap menunjukkan semangat nasioanalismenya. Momentum ini merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan para pemuda terkini untuk menyongsong kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. Selain itu, para pemuda inilah kelak yang merupakan generasi emas yang akan membawa kemajuan peradaban di seluruh Nusantara. (ard)

Memoar Noeng Muhadjir: Dari IKIP ke UAD

Suatu ketika Prof. Dr. Noeng Muhadjir, ketika masih menjabat sebagai Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah, berkunjung ke sebuah rumah di Jalan Deresan Nomor 38. Di rumah itu, almarhum bertemu dengan Prof. Dr. Sarbiran, Ph.D. (red: Wakil Rektor IV UAD saat ini).

Dari cerita Sarbiran, kedatangannya ke Jalan Deresan untuk mengutarakan keinginannya mengembangkan IKIP Muhammadiyah menjadi Universitas Ahmad Dahlan (UAD). “Ia memiliki keinginan menjadikan IKIP Muhammadiyah menjadi lembaga yang lebih baik dan maju,” kata Sarbiran ketika ditemui di kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

Saat itu, pembicaraan hanya berkutat pada pengembangan dan perubahan dari IKIP ke universitas. Belum ada usulan nama universitasnya. Noeng meminta bantuan Sarbiran untuk mengusahakan kemajuan IKIP. “Dengan tegas, saya menjawab setuju. Sangat baik. Sambil mengacungkan jempol, katanya sambil mengulang gestur acungan jempol.

Setelah pertemuan itu, Sarbiran meminta satu orang yang dapat dipercaya kepada Noeng. Ia ditugasi untuk menyampaikan informasi terkait rencana perubahan IKIP menjadi universitas. Perubahan tersebut tentu memunculkan pro dan kontra. Sehingga Sarbiran meyakini butuh seorang informan untuk memperoleh informasi penting.

Informasi yang didapat dari Hartono (red: informankepercayaan) digunakan untuk bahan pertimbangan dan analisis demi kebaikan IKIP Muhammadiyah. Hartono diminta untuk mencari informasi mengenai keadaan IKIP setelah Noeng Muhadjir memiliki gagasan untuk mengubah menjadi universitas.

Alhamdulillah saya memiliki seseorang yang dapat saya percayai. Dia dapat dipercaya mengenai keadaan IKIP. Saya berpikiran, almarhum Noeng Muhadjir pasti menghadapi orang-orang yang mungkin belum bisa menerima kalau IKIPdijadikan universitas. Sehingga saya meminta bantuan Hartono yang waktu itu masih muda dan energetik.

Dalam prosesnya, perubahan dari IKIP Muhammadiyah menjadi UAD berjalan dengan baik. Banyak pihak yang mendukung dan menerima perubahan tersebut. Sampai saat ini, UAD telah menjelma sebagi salah satu universitas terbaik di Indonesia. Ide yang digagas Noeng untuk mengubah menjadi universitas berbuah manis.

Kini, UAD telah memiliki enam kampus, yang semula hanya satu di Jalan Kapas. Seiring berjalannya waktu, UAD membuka 48 program studi, 11 di antaranya program pascasarjana. Selain itu, juga ada beberapa program keprofesian.

Almarhum Noeng Muhadjir yang meninggal pada 28 Oktober 2018 di usia 88 tahun memiliki andil besar dalam perjalanan perkembangan IKIP dan UAD. Ia pernah menjabat sebagai rektor sejak 1990-1994 (IKIP Muhammadiyah), 1995-1999 (UAD). Di masa senjanya, laki-laki kelahiran Bukittinggi, 13 November 1930 ini juga masih mengabdi menjadi dosen pengampu di Program Pascasarjana UAD.

Semoga perjuangan dan amal ibadah almarhum mendapat pahala di sisi Allah Swt. Berkat gagasan dan perjuangannya, UAD menjadi universitas yang jauh lebih bagus, maju, dan mengemuka yang menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia. (ard)

Pengurus Alumni UAD Terbentuk di Maluku Utara

Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (PP Kamada) melantik pengurus wilayah Maluku Utara pada Sabtu (27/10/2018) di Ternate. Ini merupakan pengurus Kamada wilayah pertama yang dibentuk dan akan disusul oleh wilayah lainnya. Pelantikan langsung dilakukan oleh PP Kamada yakni Purnomo, S.T. selaku ketua dan Ahmad Ahid Mudayana, S.K.M., M.P.H. selaku bendahara. Wakil Rektor III UAD Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Abdul Fadhlil, M.T., turut hadir dalam acara ini. Pengurus Kamada di Maluku Utara akan dipimpin oleh Bahran Thaib, S.Psi., M.Si. selama satu periode ke depan.

Dengan dilantiknya pengurus ini, diharapkan mampu mengembangkan jejaring UAD sampai daerah Indonesia timur,” ungkap Bahran.

Kamada di Maluku Utara juga diharapkan menjadi wadah pengembangan potensi alumni UAD yang ada di sini,” tambah Purnomo.

Sementara itu dalam sambutannya, Wakil Rektor III berpesan agar jaringan Alumni terus dikembangkan sehingga juga berkontribusi terhadap kemajuan UAD. “Alumni memiliki peran penting dalam memajukan UAD sehingga perlu dikembangkan terus.”