8 Mahasiswa Pascasarjana UAD Susun Tesis Philippines

Jum’at (23/09/2016), 8 mahasiswa pascasarjana Pascasarjana Pendidikam Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, resmi dilepas untuk melakukan penelitian, tugas akhir (tesis) di University of Saint Anthony (USANT) Filipina.

Ketua Program Studi Pascasarjana PBI, Dr. R.A. Noer Doddy Irmawati, M.Hum mengatakan, mahasiswa yang ikut harus memenuhi syarat toefl 500. Tentu saja mahasiswa yang berangkat adalah mahasiswa yang berprestasi dengan nilai minimal IP 3.7.

“Selanjutnya kami akan mendorong mahasiswa untuk IPK tinggi sampai 4.” Terang Doddy saat memberikan sambutan.

Selama 1 semester delapan mahasiswa pascasarjana PBI tersebut akan melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir (tesis) dari bulan September 2016 hingga Januari 2017 di USANT. Mereka akan dibimbing langsung oleh dosen USANT dan dosen pembinbing dari pascasarjana UAD. Ujian tesis akan diselenggarakan di USANT dengan penguji dari USANT dan UAD.

“Perlu keseriusan dalam mengarapnya, waktu satu semester sangat singkat. Upayakan ada dateline dalam memulai menulis. Dijadwalkan dengan baik, dalam satu hari harus menulis minimal satu atau dua halaman. Tentu saja dibarengi dengan doa.” Pinta Wakil Rektor IV, Prof. Sarbiran, Ph.D. UAD. dalam sambutannya

Lebih lanjut Sabiran mengatakan, keberhasilan anda adalah keberhasilan UAD, Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD dan negara.

Kegitan kerja sama ini telah berlangsung tahun ke 4, sejak tahun 2013 “Alhamdulillah lulusan kami yang berangkat ke Filipina tidak sampai satu bulan setelah lulus sudah di panggil untuk bekerja baik di daerah sendiri maupun di tempat lain.” Terang Doddy.

Acara yang belangsung di Ruang Sidang Utama Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan Program ini hadir Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt. (Direktur Pascasarjana UAD), Ida Puspita, M.A.Res. (Kepala KUI), dan jajaran pengajar pascasarjana UAD.  Keberangkatan mahasiswa tersebut akan didampingi langsung dosen pembimbing dari UAD yaitu dan Suryono Hadi (Kepala kantor Pascasarjana PBI).

Delapan mahasiswa yang akan berangkat adalah Eny Dwi Marcela, Zahara Ramadani, Ade Irma, Hasrul Sani, Noviyanti Hakim, Irfan Nur Aji, Irfan Nur Aji, M SyahrulZaky R, dan Ita Purnama.

            Ida Puspita, M.A. Res. mengatakan, “UAD merupakan universitas mitra luar negeri pertama bagi USANT sehingga USANT menunjukkan keseriusan dalam menjaga hubungan baik yang telah ada dengan UAD. Kegiatan-kegiatan kerja sama lainnya dengan USANT cukup banyak di antaranya joint-seminar (seminar bersama), visiting professor, guest lecturer (dosen tamu), joint-workshop, joint-publication, dan lain-lain. Kegiatan Joint-Thesis Supervision yang diselengarakan PBI S2 ini sudah rutin dilaksanakan tiap tahun. Meningkatnya animo mahasiswa PBI S2 setiap tahunnya untuk mengikuti kegiatan ini menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat membawa manfaat yang besar.” Pungkas Ida.

 

Recommendation for waste management in Yogyakarta

 

The recommendations given to the government as the holder of the waste management policy in Yogyakarta were the optimization of all relevant agencies that have a waste management program, cross-sectoral cooperation, and support policies to accommodate urban waste management.

Meanwhile, a recommendation for the people in Yogyakarta was starting the program of 3R in each neighborhood. It was not merely for economic improvement, but more emphasis on the concept of environmental preservation. For starters, do the simple waste management. We should pay attention to the protection of family health and the environment while managing waste in the neighborhood by the using personal protective equipment (APD), doing hygienic and healthy behavior by washing hands before and after processing waste, placing composting tub (or garbage sorter tool) in the right place at outdoor and far from children and animals. (dok)

Rekomendasi Pengelolaan Sampah Kota Yogyakarta

           

Rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah sebagai pemegang kebijakan pengelolaan sampah di kota Yogyakarta adalah optimalisasi seluruh instansi terkait yang memiliki program pengelolaan sampah, kerja sama lintas sektoral, dan dukungan kebijakan untuk mengakomodasi pengelolaan sampah terpadu perkotaan.

Sementara itu, rekomendasi bagi masyarakat kota Yogyakarta adalah memulai program 3R di lingkungan masing-masing. Hal itu tidak semata untuk keuntungan ekonomi, tetapi lebih menekankan kepada konsep pelestarian lingkungan. Lakukan dari yang paling mudah dilakukan, tidak perlu melakukan pengelolaan sampah dengan ideal untuk permulaan. Perhatikan perlindungan terhadap kesehatan keluarga dan lingkungan saat mengelola sampah di lingkungan rumah, yaitu dengan penggunaan alat pelindung diri (APD), perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah sampah, dan letak peletakan bak pengomposan (dan atau alat pemilah sampah) yang tepat, yaitu di luar rumah, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan. (dok)

Lack of Implementation of the Community Empowerment Concept

 

The result of 3R (reduce, reuse, recycle) program in Yogyakarta showed that community empowerment in waste management had not imposed the principles of public health. It could be seen from several factors, including a program launched by the Environment Agency of Yogyakarta that only the technical waste management.

“The launched program had had public health insight because there is no attention to that insight” said  Surahma Asti Mulasari, the lecturer of Ahmad Dahlan University (UAD) who took apart in the research of Yogyakarta waste emergency.

Based on her opinion, lack of realization of public health based waste management in Yogyakarta was caused by minimum inter-sectoral coordination system, lack of disease documentation caused by household waste management, lack of idea about public health based waste management, there is no urgent things that urges the policy of public health based waste management.

“Some concepts offered to overcome the weaknesses of the 3R program that already exist in the society today are the use of personal protective equipment (APD), hygienic and healthy behavior by washing hands before and after processing waste, placing composting tub (or garbage sorter tool) in the right place at outdoor and far from children and animals”. She said.

Furthermore, the lecturer of public health faculty said that if the concepts of public health were not immediately implemented, it will be dangerous and risky for communities empowered in the 3R program. The dangers that may arise were convenience disruption in the neighborhood, infectious diseases due to garbage (dengue, respiratory infections, diarrhea, intestinal worms, eye, and skin irritation), declining productivity due to illness, and cost to cope with environmental pollution. Estimated cost for the environmental costs of waste reaches Rp3.000.014,00 per family.

Konsep Pemberdayaan Masyarakat untuk Pengelola Sampah Belum Maksimal

Hasil evaluasi dari program 3R (reduce, reuse, recycle) di kota Yogyakarta menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah belum memberlakukan prinsip kesehatan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor, di antaranya program yang diluncurkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta yang baru sebatas teknis pengelolaan sampah.

“Program yang diluncurkan belum berwawasan kesehatan masyarakat karena selama ini memang belum ada perhatian ke arah sana,” kata Surahma Asti Mulasari, Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang turut andil dalam penelitian Darurat Sampah Kota Yogyakarta.

Menurutnya, faktor-faktor penyebab belum diterapkannya pengelolaan sampah berwawasan kesehatan masyarakat untuk masyarakat kota Yogyakarta karena belum ada sistem koordinasi lintas sektoral, belum ada kejadian yang terdokumentasi tentang penyakit akibat mengelola sampah di rumah tangga, belum adanya usulan ide tentang pengelolaan sampah berwawasan kesehatan masyarakat, dan belum adanya hal mendesak munculnya kebijakan pengelolaan sampah berwawasan kesehatan masyarakat.

“Konsep yang ditawarkan untuk mengatasi kekurangan program 3R yang telah ada di masyarakat saat ini adalah dengan penggunaan alat pelindung diri (APD), perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah sampah, serta peletakan bak pengomposan (dan atau alat pemilah sampah) yang tepat, yaitu di luar rumah, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan,” terangnya.

Lebih lanjut, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) itu menjelaskan, apabila konsep kesehatan masyarakat tidak segera diterapkan maka akan berbahaya dan berisiko mengancam masyarakat yang diberdayakan dalam program 3R. Di antaranya ganguan kenyamanan lingkungan tempat tinggal, penyakit menular akibat sampah (DBD, ISPA, diare, cacingan, mata, dan iritasi kulit), penurunan produktivitas karena sakit, serta biaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Perkiraan kerugian lingkungan akibat sampah mencapai Rp3.000.014,00 per keluarga.

 

Yeah… Being Late, New Students To Take Selfie with The Committee

There was something different during the last 2016 campus-introductory program for the new students (P2K) at University of Ahmad Dahlan (UAD) i.e. those, who broke the rule were punished especially those who came late. The form of punishment was to take selfie with the committee and to read Pancasila or the five principles.

According to the UAD’s spokesperson, last Tuesday (08/30/2016) there were two students found to be late and were punished. They argued that they overslept. In relation to the fact one of the central committee Afrizal explained the punishment was meant to make them watchful as well as to be educative without violence. This is one way of educating them to be on time in all occasions. This is also meant for their character building for their nationalism and their future.

‘Taking selfie with the members of committee is meant to build personal interrelation to avoid awkwardness. So far the new students feel awkward to the environment so that the punishment was given to them.’ said  Afrizal as a member of committee.

Furthermore Afrizal said, ‘Being awkward to the new environment is clearly seen at the beginning of the program. They need be treated specially, one of them is given a chance to take selfie with the committee members and given a change to read Pancasila if they break the rules. (Esti)

320 Muhammadiyah University Students Serving Community Service Program Returned Home

Community Service Program (KKN) entitled 3rd Muhammadiyah Dedication for The Nation was officially ended by the regent of Gorontalo, Prof Dr. H.Nelson Kamis (8/9/2016). The program was followed by 320 students from 18 Muhammadiyah Universities all over Indonesia (PTM). Some rectors of the universities accompanied by deputy rectors and heads of the universities’ Boards of Research and Community Service Program (LPPM).

The regent, who is also one of the rectors, expressed his gratitude to the 18 PTM, which have sent their students for the program.

‘I am proud that Gorontalo has been chosen as the venue of the program nationally and 18 PTM have successfully participated in it,’ he said.

The head of Boards of Research and Community Service Program (LPPM) Muhammadiyah Univefrsity of Gorontalo Dr. Hasyim and the local committee Umar, Msc. Also expressed their gratitude. They felt happy to be the host for different students from all over Indonesia. ‘The program include various activities with different students’ skills.’ He said as giving speech at the closing ceremony at the campus of Muhammadiyah University of Gorontalo.  

320 students in the program were served at  5 districts namely Boliyohuto, Bongomeme, Pulubala, Limboto Barat, dan Telaga Biru.

The annual program was carried out from August-September this year. The first program was done in Lampung in cooperation with Muhammadiyah University of Metro lampung. The second program was done in Bojonegoro regency East Java in cooperation with Muhammadiyah University of Surabaya and the third program was conducted in Gorontalo in cooperation with Muhammadiyah University of Gorontalo.

The chief of organizing committee Dr. Rina Ratih, M Hum. reported that the program ran well. This was because of the support from the rector, who is also the regent of Gorontalo and the chief of local committee.’ said Rina Ratih, who is a lecturer of University of Ahmad Dahlan (UAD). ‘The next program is scheduled to be held in Palembang.’ she added.

The closing ceremony of the program was marked with certificate giving to the 18 universities and the Gorontalo regent from the central committee. The event was reported by local newspapers and radio broadcast. After the closing ceremony all delegates returned home.

 

HMPS Sistem Informasi UAD: Mengenal Perindustrian dengan Kunjungan

            Dalam rangka memperkenalkan dunia perindustrian di bidang IT kepada mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi (HMPS SI) UAD mengadakan Kunjungan Industri (KI) ke Jakarta dan Bandung.

Acara yang berlangsung Selasa-Jum’at, (6-9/9/2016) ini diikuti 38 peserta dan 2 dosen, Imam Azhari dan Iwan Tri Riyadi Yanto sebagai pendamping.

Kunjungan pertama menuju Bank Tabungan Negara (BTN), Jakarta. Di sana, para peserta ditunjukkan bagaimana cara pengelolaan bank, keamanan sistem, dan pengembangan sistem yang ada.

Kunjungan kedua yaitu ke PT. IBM, perusahaan tersebut telah beralih dari yang sebelumnya bergerak dibidang hardware dan software, saat ini menjadi sesuatu yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk bertransformasi dan melakukan inovasi agar tidak tergerus oleh zaman dan pesatnya perkembangan teknologi.

Setelah dari dua tempat tersebut, kemudian peserta menuju Net Tv untuk mengikuti salah satu program acara dari Net Tv.

Selesai mengikuti acara tersebut, mereka langsung pergi ke kota kedua yaitu Bandung. Perusahaan yang dikunjungi di Bandung adalah PT. Telkom Indonesia. Peserta dijelaskan mengenai sejarah dan produk-produk dari Telkom. Mereka juga diajak ke Bandung Digital Valley (BDV), yang merupakan industri pembuatan StartUp software, pengembangan aplikasi, dan masih banyak lainnya.

Setelah puas berkunjung ke 2 kota dan beberapa perusahaan industri, peserta singgah ke tempat pusat oleh-oleh dan wisata di Bandung.

“Kami mendapat banyak ilmu di perusahaan-perusahaan yang kami kunjungi, seperti tata kelola sistem, keamanan sistem, dan banyak lagi yang lainnya. Dan ternyata, dalam kerja nyata tidak semua ilmu yang didapatkan pada perkuliahan akan diterapkan di dunia kerja.” ungkap Muhammad Iqbal mahasiswa semester 3 sekaligus ketua panitia KI 2016. (TF/AKN)

Berikan yang Terbaik: UAD Tetap Sambut Mahasiswa Baru yang Belum Ikut P2K

“Mahasiswa baru berhak disambut dan pihak universitas wajib menyambut.” Kata Ketua Action Training, Triantoro Safaria, S.Psi., M.Si., Ph.D.Psi. saat ditemui di acara Action Training 2016, Minggu (18/9/2016) Graha Wana Bhakti Yasa.

Kata Triantoro, Action Training ini, untuk mengakumudir mahasiswa baru (maba) yang registrasi pada hari terakhir, sehingga tidak bisa ikut pada acara Pengenalan Kampus (P2K).

Acara yang diikuti kurang lebih 787 mahasiswa baru ini berlangsung hanya sehari. Triantoro menjelaskan acara tersebut diadakan sehari karena perkuliahan sudah aktif dan mahasiswa harus ikut perkuliahan pada hari Seninnya. Meskipun begitu, kami tetap akan memberikan yang terbaik. Termasuk pembicara yang diundang.

Action Training 2016 mengangkat tema "Bersama UAD Kita Tingkatkan Integritas Moral dan Intelektual dalam Bela Negara Menuju Kemandirian Bangsa" ini mendatangkan tiga pemateri Dr. Chairil Anwar, M.Sc, Dwi Santoso, Ph.D dan Purnomo, Key Account Manager di PT. Indolakto Indofood CBP.

Dr. Chairil Anwar, M.Sc dipilih sebagai pemateri bukan semata-mata Wakil Ketua Majelis DIKTI Litbang PP Muhammadiyah. Menurut Triantoro, Chairil adalah mantan aktivis dan berpengalaman di organisasi, beliau pernah menjabat wakil rektor, termasuk dosen produktif, serta wawasannya tinggi. 

Pada kesempatan tersebut, Chairil memberi pencerahan tentang kemuhammadiyahan sebagai pembaharuan. Harapannya dapat menumbuhkan rasa bangga tentang Muhammadiyah dan mahasiswa baru UAD dapat meneruskan sebagai Ahmad Dahlan Muda serta mempunyai semangat juang seperti Ahmad Dahlan.

Pembicara selanjutnya Dwi Santoso, dia banyak berbicara tentang bagaimana berkomunikasi secara efektif. Dwi Santoso sendiri menyelesaikan pendidikan doktornya di Australia. Hal tersebut tidak luput dari kelihaian cara berkomunikasi yang efektif, tentu saja komunikasi yang baik dan benar.

Selain praktisi, pada kesempatan tersebut juga mengundang Purnomo, alumni Teknik Industri. Saat ini Purnomo menjadi Key Account Manager di PT. Indolakto Indofood CBP. Pada kesempatan tersebut dia berbagi motivasi kepada mahasiwa baru dan berbagai pengalaman kepada mahasiswa tentang dunia kerja dan bagaimana kinerja dia saat kuliah di UAD.

Reading from Foreign Labours in Indonesia

 

"In terms of employment, AEC (ASEAN Economic Community) not only create a threat but also open up business and employment opportunities. Therefore, it is important for the government and all parties to prepare short-term programs to improve Indonesian labour productivity, "said Ani Muttaqiyathun, S.E., M.Si. the head of Management Department of Faculty of Economics, University of Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta when attending a program at Radio of Sonora Jogjakarta, Thursday (08/18/2016).

  Ani continued, ‘This can be focused on the  improvement of human resource policy in the sector of Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) and the labourers are not only be prepared for large-scale enterprises. Through the entrepreneurship establishment program in the SME sector, Indonesia will continue to be the host for their own country. The number of national entrepreneurs just about 0.18 percent of the total population. Meanwhile, to support high economic growth and sustainable development, Indonesia needs a number of entrepreneurs of more than 2 percent of the total population, or about 4 million people.

At the beginning of this year, many media reported that thousands of foreign laborers (TKA) entered the country. This is confirmed by the Ministry of  Labour. However, he argued that the number of foreign labourers is less than 0.1 percent of the total number of laborers in Indonesia (with a working age group about 129 million). On average the figure ranges from about 70 thousand people each year. The types of foreign labours occupation in general are professionals, directors, managers, advisors / consultants, commissioners, qualified technicians, and expert supervisors.

In the minister of labour and transmigration regulation No. 12 year 2013 it is mentioned, among others; only an incorporated company that is permitted to employ foreign labour; only four types of temporary jobs which are permitted: machine installation, electrical, after-sales service, and business introduction products; and foreign labour should be able to show a certificate of competency or have at least five years experience in that field.

Based on the MRA (Mutual Recognition Arrangement) which has been acknowledged by ASEAN countries, there are just eight proffesions agreed. The occupation should be specific and not general, and only permitted for educated foreign labourers who master the skills and professional speciality. The eight profesional professions are engineers, nurses, architects, surveyors, accountants, medical practitioners, dentists, and tourism workers.

Foreign labors looking for a job in  Indonesia within the framework of MEA should be skilled labours. They should follow the labor law. These are related to MRA matters, so there should be common standards of the competencies.

"The point is someone who is considered to be skilled in our country, it is also considered the same or equivalent in other countries," he concluded. (dock)