Peka pada Lingkungan, Melalui Baksos

                Kesadaran akan lingkungan sosial sekitar merupakan hal yang perlu dimiliki oleh setiap mahasiswa UAD. Dalam rangka mengasah kepekaan terhadap lingkungan menjadi instrumen yang tidak boleh dilupakan.

                “Untuk Itu, setelah selesai P2K  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD berencana mengadakan baksos, seperti tahun-tahun sebelumnya.” Kata Febriantoro, Koordinasi HPT (Humas Publikasi Transportasi). Kepada Humas saat ditemui di kampus 2, Kamis (1/9).

Febriantoro menjelaskan, mahasiswa baru diwajibkan membawa beras sebanyak 2 kg, gula pasir 2 kg, empat teh, dan satu liter minyak. Nantinya sembako ini akan diberikan kepada masyarakat desa Daerah Purwadadi, Kec. Tepus, Kab. Gunung kidul, karena dari hasil survey masih banyak kepala keluarga miskin di sana sehingga memungkinkan untuk dijadikan tempat baksos.

Lebih lanjut Febriantoro, kegiatan baksos ini akan melibatkan Bupati Gunung Kidul dan mahasiswa baru perwakilan dari masing-masing Prodi. Kegiatan tersebut, akan dilaksanakan pada hari Minggu, (4/9) mendatang berangkat pukul 07.00 dan akan selesai pukul 12.00. wib.

“Saya pikir, kegiatan ini sangat mendukung sekali untuk mahasiswa baru agar mereka benar-benar terbentuk karater sosial dan akhlaknya. Selain itu, banyak warga yang masih kekurangan dan membutuhkan bantuan.” Ujarnya

Febriantoro menuturkan, baksos merupakan sarana untuk belajar menjadi pribadi yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat sekitar. Selain itu, sampai saat ini banyak sekali masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan, sehingga kegiatan baksos ini perlu untuk dipertahankan dan dikembangkan. (Est)

Membaca Beasiswa Untuk Mahasiswa

UAD telah menyatakan akan terus memberikan kebijakan yang mengakomodir kebutuhan mahasiswanya. Salah satunya dengan memberikan banyak beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi.

                Saat ditemui di ruang kerjanya, Wakil Rektor III bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Pemberdayaan Alumni Dr. Abdul Fadlil M.T. memaparkan, dari internal UAD menyediakan dua cabang beasiswa yakni beasiswa kader perserikatan dan beasiswa kader seni dan olah raga. Beasiswa kader perserikatan terdiri dari dua cabang yakni untuk umum dan hafidz Al-qur'an. Ia menuturkan quota beasiswa tersebut, berjumlah 20 persen dari total mahasiswa setiap angkatannya. Ia menghimbau pada mahasiswa baru khususnya, untuk berlomba-lomba dalam prestasi. Pasalnya memasuki semester dua, UAD akan menjaring mahasiswa baru yang berprestasi dan kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa. Mekanismenya, mahasiswa yang bersangkutan akan dimonitoring dan diajukan oleh setiap program studi masing-masing pada pihak kampus.

“Semua mahasiswa UAD berkesempatan mendapatkan beasiswa, maka tunjukkan prestasi kalian,” katanya.

Lebih lanjut, beasiswa yang diterima mahasiswa  juga dapat diperpanjang, apabila dapat mempertahankan prestasinya. Yang bersangkutan juga akan direkomendasikan UAD ke KEMENRISTEK Dikti untuk mendapatkan beasiswa selama satu tahun penuh bahkan dapat berlanjut sampai tahun keempat  kuliah, apabila berkompeten.

“Selain itu, juga ada beasiswa yang disediakan Bank rekanan UAD. Seperti beasiswa dari Bank BSM Syariah, BRI, BPD dll,” ujarnya.

Fadlil menambahkan, UAD juga akan memberikan dana stimulan untuk mahasiswa UAD yang menjuarai ajang perlombaan, dan mahasiswa yang karya tulisnya dimuat di media masa. Dananya akan disesuaikan dengan tingkat pencapaian, regional, nasional dan Internasional, Semakin tinggi tingkatan, semakin besar dana yang diberikan.

“Kami tidak menyia-nyiakan mahasiswa yang telah berkontribusi untuk UAD,” tandasnya. (H)

Kembangkan Potensi Melalui Tv UAD

              UAD memberikan banyak ruang pengembangan diri bagi mahasiswanya. Salah satunya melalui komunitas TV UAD. Di komunitas ini, mahasiswa UAD berkesempatan belajar tentang broadcast secara profesional. Wadah pengembangan ini merupakan pilihan yang recommended bagi mahasiswa yang ingin memperdalam soft skilnya di bidang jurnalistik visual.

                Pembina TV UAD Asrul Saptono saat ditemui Humas di kantornya, Rabu (31/08) menuturkan, TV UAD telah menjadi wadah pengembangan diri yang teruji. Hal tersebut, salah satunya ditandai dengan pada tahun 2016 ini dipercaya pihak kampus untuk meliput secara langsung kegiatan P2K yang direncanakan akan sampai Sabtu, (3/8) mendatang. TV UAD juga telah bekerja sama dengan TV-Mu membuat program acara seperti Travelling, Tarjih menjawab, dan Suara Muhammadiyah.

                “Selain itu, TV UAD telah dipercaya sebagai stasiun TV profesional, bukan hanya di UAD. Namun juga dari masyarakat luar seperti: meliput kegiatan pameran, tari, dan pertunjukan-pertunjukan lainnya yang berada di luar UAD,” katanya.

Ditambahkan Ketua TV UAD Mila Rosalia, bahwasanya banyak sekali lulusan UAD yang dulunya menjadi Tim TV UAD, yang kemudian sukses bekerja di TV nasional. Ia mencontohkan, Danita dari FMIPA bekerja di TV One, Indri dari FTI  bekerja di MNCTV, Andri dari FTI  bekerja di ANTV.

“Ada 6 orang lagi sampai sekarang bekerja di ADI TV. Mari kembangkan potensimu bergabung dengan TV UAD ,“ ujarnya. (Esti)

Ini dia… Komandan Kedisiplinan

“Kunci utama kesuksesan adalah kedislipinan, disiplin waktu dan ibadah.”

Dibalik disiplin dan tertibnya ribuan mahasiswa baru mengikuti P2K adalah buah perjuangan Komandan Kedislipinan Bahrudin Hidayatullah. Kepada Humas UAD  Bahrudin menyatakan, sejak Senin (29/8). Ia bersama tim selalu memantau jalannya P2K untuk memastikan peserta selalu dalam kondisi tertib di semua zona.  “Setiap hari, saya berkeliling ke kampus 1, 2, dan 3/Gor Amongrogo. Hal itu dilakukan untuk terus memantau dan memberikan pengarahan kepada koordinator setiap zona.”

Ia bercerita, tugasnya adalah untuk meningkatkan kedisiplinan panitia dan Mahasiswa Baru (Maba) dalam berbagai hal. Misalnya, disiplin kedatangan dan kepulangan panitia dan maba ke lokasi P2K, menjalankan Shalat tepat waktu, serta menempatkan waktu untuk makan, sehingga dapat meminimalisir terjadinya maba ataupun panitia yang jatuh sakit.

Meskipun demikian, masih didapati beberapa maba yang melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil. Seperti terlambat datang ke lokasi, dan lain-lain. “Bagi yang melakukan pelanggaran, saya menghukumnya untuk membacakan Pancasila. Selanjutnya, konsekuensi lain saya serahkan ke sie. kedislipinan fakultas,” ungkap Bahrudin.

Sedangkan dalam hal koordinasi tambah Bahrudin, sejauh ini berjalan lancar di antara masing-masing koordinator kedisiplinan di tiap zona. “Alhamdulillah semuanya dapat bekerja sama dengan baik. Hanya saja, lokasi setiap kampus yang berjauhan, membuat komunikasi kami sedikit bermasalah. Tapi itu bukan hambatan yang berarti. (AKN)

Cara Fakultas Ekonomi Menyambut Mahasiswa Baru

                “Penyambutan disesuaikan dengan tema dan kebutuhan,” begitulah yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam menyambut mahasiswa baru tahun 2016.

                Bertempat di Auditorium Kampus 1 UAD Rabu, (31/8/2016 ), Fakultas Ekonomi menyambut mahasiswa baru (maba) dengan mengadakan stadium general. Dengan tema “Bersama Fakultas Ekonomi Kita Bangun Jiwa Bela Negara dan Kemandirian Bangsa Demi Menciptakan Masyarakat Ekonomi Modern”, mahasiswa baru nampak antusias mengikuti setiap sesi.

Stadium general kali ini menghadirkan pembicara Letkol Arm. Indro Respati (Kepala Seksi Teritorial Korem 072/Pamungkas) dan Drs. Dwiyono Iriyanto, M.M., CPC. (Majelis Ekonomi PWM DIY). Menurut Ketua Panitia Program Pengenalan Kampus (P2K) Fakultas Eknomomi UAD, Hari Mukti AZ dalam stadium general hari ini sekaligus juga diadakan ta'aruf dekanat. Sedangkan, hari berikutnya juga akan diadakan perkenalan prodi Fakultas Ekonomi kepada para Maba.

“Jadi, nantinya dari 746 Maba dibagi lagi menjadi tiga sesuai prodi masing-masing peserta yakni Manajemen, Akuntansi dan Ekonomi Pembangunan serta setiap prodi menempati ruangan yang berbeda. Tiap-tiap prodi nantinya juga akan mengadakan acara sendiri, seperti perkenalan dosen masing-masing prodi”, tutur mahasiswa Prodi Manajemen tersebut.

Konsep P2K Fakultas Ekonomi tahun ini sebenarnya masih sejalan dengan tema P2K pusat, yakni seputar bela negara. Sehingga dihadirkanlah narasumber dari Korem untuk stadium general. Konsep ini tentu berbeda dengan tahun sebelumnya yakni seputar kewirausahaan dengan menghadirkan narasumber para pengusaha sukses juga motivator pada saat stadium general. (Nt)

Mahasiswa Baru Tak Perlu Entri KRS

Sudah menjadi hal yang lumrah bagi mahasiswa baru (maba) mengalami kepanikkan, dalam melengkapi syarat-syarat dan aturan yang tidak sedikit , pada kampus. Contoh, di UAD maba harus mengikuti P2K satu minggu penuh dengan padat kegiatan, kemudian minggu berikutnya telah aktif perkuliahan. Di sisi lain, maba dihadapkan dengan sistem KRS online.

Terkait hal tersebut, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Pemberdayaan Alumni (WR III) Dr. Abdul Fadlil M.T. menjelaskan, maba tidak perlu mengkhawatirkan status KRSnya. Pasalnya, khusus untuk maba tidak diwajibkan entri KRS pada semester pertama. Ia menghimbau pada maba untuk fokus mengikuti  P2K sampai akhir dan mengamalkan ajaran kakak tingkat beserta jajaran dosen dan dekan masing-masing fakultas, ketika telah aktif perkuliahan. Hal tersebut merupakan bekal penting untuk yang bersangkutan, menjadi mahasiswa yang surfive.

“Semester satu, mata kuliah mahasiswa baru sudah paketan. Tidak perlu entri KRS,” katanya saat ditemui Humas UAD di ruang kerjanya Rabu (31/8/2016).

Dikatakan, hal yang perlu diperhatikan maba ialah memastikan jadwal perkuliahan dan kelasnya. Meskipun demikian, maba saat ini telah banyak dimudahkan, yang bersakutan dapat memastikan jadwal dan kelas melalui online di website resmi UAD.

“Perkuliahan akan di mulai pada senin pekan depan (5/9_red). Mahasiswa baru tinggal memastikannya pada hari Jadi  sekali lagi, mahasiswa baru ikuti P2K dengan fokus, jangan terbebani bagaimana sistem akademik (KRS_red). karena telah dimudahkan sedemikian rupa,“ ujarnya.

Ia berharap, mahasiswa baru UAD angkatan 2016 ini dapat menjadi mahasiswa yang visioner. Tidak hanya sebatas menjalani kuliah biasa, namun harus maksimal, baik di akademik maupun soft skill. Pada tahap selanjutnya, mahasiswa baru tersebut, dapat unjuk gigi dalam perlombaan baik di dalam dan luar UAD.

“Semoga mahasiswa baru UAD dapat mewarisi dan menjaga tradisi prestasi yang telah dicapai UAD saat ini,” pungkasnya (H)

UAD Students Participating in Community Service Program Assisted People in Paliyan Handle Emprit Ginger.

The availability of agriculture waste such as hay, peanut hay, and teak leaves. Together with the availability of unproductive space in Giring village Paliyan district Gunungkidul regency Iis Wahyuningsih and friends are encouraged to manage them. The team brought the theme Empowering People in Handling Agricultural and Farm Waste To Support Emprit Ginger Cultivation. The program was carried out by 27 sudents of University of Ahmad Dahlan (UAD).

Iis Wahyuningsih said, ‘The people are trained to make use of the unproductive spaces around their houses for Emprit ginger cultivation. The produce can be made into syrup, dodol sweets, traditional drink, and jelly. The potential of such wastes makes it possible to produce organic manure for ginger cultivation and for sale publicly.’

When inspecting the program Vice Rector III, Dr. Abdul Fadlil, M.T said, ‘Considering the area, which lies in the south Javanese lane, this area will be busy and the local potential need be promoted for the people’s welfare.’

In accordance with the statement, Marwatahadi, M.Si, the head of Paliyan district, thanked for the program for the people. Furthermore, Iis wahyuningsih as the pioneer of the program hoped to seriously practice the skills.

 

27 Students Took Part in Community Service Program by Assisting Villagers To Live Healthily

Some 27 students participating in Cummunity Service Program of University of Ahmad Dahlan (UAD) assisted villagers in Ngalang village, Gedangsari district, Gunungkidul regency to live healthily. Due to their lack of health awareness the program was implemented in the area. The theme of the program was Promoting A Healthy Environment for A Developed  Ngalang.

Last Saturday (27/08/2016) Vice Rector III of University of Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Abdul Fadlil, M.T. inspected the program and officially initiated sanitary facilities consisting of three lavatories in Ngalang village. In the occasion, he hoped anything done by the students and the supervisors is beneficial and can improve the prosperity of Ngalang village.

Besides providing lavatories, the grant program proposed by Rahma and her colleagues the people were also trained on entrepreneurship to recycle household waste. They could produce ribbon, artificial flowers, and key holders. Nevertheless, they were also trained to market them.

The head of Gedangsari district also attended the event and said, ‘We thank a lot for the program and hope that more programs, including Community Service Program will be implemented in the area. The fact that the village officers know little about information technology, it is suggested that trainings on internet use be implemented in future.

 

UAD Menyediakan Beasiswa Online bagi Mahasiswa

Tahun ini merupakan kali pertama Universitas Ahmad Dahlan berpartisipasi dalam Online Scholarship Competition 2016 (OSC) yang diselenggarakan MetroTVNews.com bekerjasama dengan Avitex Cat Tembok. Menjadi salah satu dari sepuluh PTS yang ikut terlibat di dalamnya, menjadi kebanggaan tersendiri bagi UAD. Setelah sebelumnya ditandatangani kerjasama antara pihak MetroTVNews.com dengan Dr. Abdul Fadlil, M.T. selaku Wakil Rektor 3 Bidang Pengembangan Mahasiswa UAD pada 27 Agustus 2016.

Dilansir dari web http://osc.metrotvnews.com, OSC 2016 merupakan kompetisi beasiswa online pertama di Indonesia ini diadakan oleh situs berita dan video MetroTVNews.com. Melalui OSC kini putra-putri Indonesia dapat dengan mudah melanjutkan pendidikan hingga S1 dengan menggunakan beasiswa yang ada di setiap universitas favoritnya.

Dengan sistem online peserta tidak lagi perlu datang ke universitas untuk mendaftarkan diri dan mengikuti tes secara langsung, sehingga dapat mempermudah proses pendaftaran dan tes tahap awal.

OSC kini telah memasuki tahun kedua, dengan melibatkan sepuluh PTS ternama di Indonesia dari 3 kota yang berbeda (Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta), dan menyediakan 200 beasiswa S1 yang dapat diperebutkan oleh setiap siswa/i SMA/SMK Sederajat di Indonesia. OSC diharapkan dapat menjadi daya dukung pendidikan tinggi yang mampu memfasilitasi anak-anak berprestasi dari berbagai kalangan di seluruh Indonesia.

Nantinya bagi yang mendaftar OSC ini akan menjalani beberapa tahapan seleksi baik online maupun offline. Hingga pada akhirnya akan diumumkan peserta yang berhak mendapatkan beasiswa ini, tentunya sesuai PTS favorit pilihannya. UAD sendiri menyediakan 20 kursi beasiswa bagi calon mahasiswa pendaftar OSC 2016. 

 

 

Sinergi Dua IMM dalam Satu Fakultas

Adalah Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (FTDI), satu-satunya fakultas di UAD (Universitas Ahmad Dahlan) yang memiliki dua IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Kedua IMM tersebut yakni, IMM Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (TDI) dan IMM Buya Hamka.

Pada tahun 2014, FAI UAD melebur bersama STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Wates. Dari peleburan inilah, terbentuk FTDI. Jika sebelumnya FAI (Fakultas Agama Islam), terdiri dari Program Studi (Prodi) Tafsir Hadits dan Bahasa dan Sastra Arab, dan prodi Pendidikan Agama Islam di STIT Wates, maka saat ini, ketiga prodi tergabung dan bersinergi dalam FTDI.

Untuk mengintensifkan mahasiswa dalam wadah kreativitas, IMM di FTDI tetap berjumlah dua. Sedangkan dalam Organisasi Mahasiswa (Ormawa), yang terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa, dan Himpunan Mahasiswa Program Studi, tetap bersinergi dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) FTDI.

Saat ditemui Humas di sela kegiatan P2K, Irfan Zamzani, selaku ketua umum IMM TDI menuturkan, “Alhamdulillah, meskipun IMM di FTDI ada dua, tapi kami tetap bersinergi dalam hal program kerja. Pemisahan dua IMM ini hanya untuk mewadahi kreativitas mahasiswa. IMM TDI dengan mahasiswa Jogja-nya, dan IMM Buya Hamka dengan mahasiswa Wates-nya.”

Sedangkan untuk capaian terbesar, tambah Irfan, kedua IMM ini telah bekerja sama dalam mengadakan qurban Idul Adha dan Bakti Sosial (Baksos). “InsyaAllah, di tahun ini kami kembali bersama-sama menyukseskan program kerja qurban dan Baksos di Kulonprogo. Jika IMM Buya Hamka menyiapkan hewan qurban, maka kami menyiapkan sembako untuk baksos.” pungkas Irfan, mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab semester 5 tersebut.

Dengan kerja sama dan sinergi dari kedua IMM ini, dapat disimpulkan bahwa memang, sesuatu yang berat, akan terasa ringan jika dilakukan bersama-sama. (AKN)