Periode Agustus UAD Luluskan Seribu Lebih Wisudawan

Sebanyak 1.057 wisudawan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) diwisuda pada periode Agustus 2016 ini.

“Sebenarnya yang wisuda tahun ini hanya 1.051, enam sisanya merupakan mahawiswa yang pada periode lalu tidak ikut wisuda,” kata Ridwan yang merupakan staf Biro Akademik dan Admisi (BAA) UAD.

Acara yang berlangsung di Hall A Gedung Jogja Expo Center pada Sabtu (20/8/2016) ini diikuti oleh 30 prodi S1 dengan IPK rata-rata 3,33 dan 6 prodi S2. Termasuk di dalamnya 28 wisudawan Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Inggris, 15 wisudawan Program Pascasarjana Pendidikan Fisika, 6 wisudawan Program Pascasarjana Psikologi Profesi, 58 wisudawan Program Pascasarjana Psikologi Sains Sekolah, 21 wisudawan Program Pascasarjana Farmasi, serta 9 wisudawan Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan.

“Hingga saat ini Program Pascasarjana UAD telah mewisuda 902 lulusan. Dengan demikian, alumni UAD sampai saat ini berjumlah 37.892 orang,” ucap Rektor UAD Dr. H. Kasiyarno, M.Hum. saat memberi sambutan di hadapan wisudawan.

Wisudawan S1 yang lulus tercepat dengan masa studi 3 tahun 5 bulan 17 hari, diraih oleh wisudawan Prodi Farmasi atas nama Evin Suci Mardani dengan IPK 3,54. Sementara itu, wisudawan termuda adalah Rakhmatul Ummah dari Prodi S1 Pendidikan Fisika dengan IPK 3,41 yang lulus pada usia 20 tahun 5 bulan 7 hari.

Selanjutnya, atas nama seluruh warga UAD, Kasyiarno mengucapkan selamat kepada wisudawan atas keberhasilan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana.

“Semoga sukses selalu menyertai Saudara. Khusus kepada Bapak/Ibu orang tua/wali wisudawan, dengan berakhirnya pendidikan putra/putri Bapak/Ibu di UAD, saya ucapan terima kasih atas kepercayaannya kepada UAD untuk mendidik dan mengantarkan putra/putri tercinta menjadi sarjana muslim di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ini. Semoga kesarjanaan dan kemuslimannya dapat menambah kebahagiaan keluarga Bapak/Ibu sekalian. Kami juga memohon kiranya silaturrahim yang telah terjalin selama ini, antara Bapak/Ibu dan UAD, terus tersambung dengan baik di masa-masa mendatang,” tukasnya.

Tax Amnesty

Amir Hidayatulloh

Dosen Prodi Akuntansi, Universitas Ahmad Dahlan

 

Undang-undang mengenai tax amnesty (pengampunan pajak) telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 28 Juni 2016 dan disahkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juli 2016, sebagai Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 mengenai Pengampunan Pajak. Kebijakan pengampunan pajak berlaku mulai tanggal 18 Juli 2016. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa pengampunan pajak merupakan penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, serta sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan harta dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2016. Sanksi administrasi berupa penghapusan bunga atau denda.

Tax amnesty mulai berlaku tahun 2016 dan hanya sekali diterapkan. Alasan pemerintah memberlakukan tax amnesty di tahun 2016 dan hanya sekali diterapkan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang menyetujui perjanjian sistem pertukaran informasi automatis (Automatic exchange System of Information/AEoI) antarnegara dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) G 20 di Turki. Konsekuensi yang ditanggung Indonesia dengan menyetujui perjanjian tersebut yaitu tahun 2018 pertukaran data perbankan untuk kepentingan perpajakan antarnegara tidak dapat terhindari lagi.

Kebijakan tax amnesty dilatarbelakangi oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami perlambatan, sehingga berdampak pada penerimaan pajak serta ketersediaan likuiditas dalam negeri. Selain itu, masih banyaknya harta warga negara Indonesia yang masih ditempatkan di luar negeri juga mendorong diberlakukan kebijakan tax amnesty. Tax amnesty sebenarnya tidak hanya berfokus pada penerimaan pajak, tetapi lebih berfokus pada pengembalian harta wajib pajak yang ada di luar negeri ke Indonesia.

Semua wajib pajak dapat memanfaatkan tax amnesty, kecuali wajib pajak yang sedang dilakukan penyidikan dan berkas penyidikan telah dinyatakan lengkap oleh kejaksaan, wajib pajak yang dalam proses peradilan, serta wajib pajak yang sedang menjalani hukuman pidana atas tindak pidana perpajakan. Wajib pajak dapat memanfaatkan tax amnesty dengan cara mengungkapkan harta yang dimilikinya dalam surat pernyataan. Hal yang perlu diungkapkan dalam surat pernyataan meliputi harta, utang, harta bersih, serta perhitungan dan pembayaran uang tebusan.

Uang tebusan dihitung dari besarnya harta yang diungkap dalam surat pernyataan. Terdapat tiga kelompok untuk menentukan tarif uang tebusan, yaitu periode Juli-September 2016, Oktober-Desember 2016, serta Januari-Maret 2017. Berikut ringkasan penentuan tarif uang tebusan.

Keterangan

Juli-Sept 2016

Okt-Des 2016

Jan-Maret 2017

Harta yang berada di dalam wilayah NKRI atau harta yang berada di luar wilayah NKRI yang dialihkan ke dalam wilayah NKRI dan diinvestasikan di dalam wilayah NKRI dalam jangka waktu paling singkat selama tiga tahun sejak dialihkan

2%

3%

5%

Harta yang berada di luar wilayah NKRI dan tidak dialihkan ke dalam wilayah NKRI

4%

6%

10%

Wajib pajak yang peredaran usahanya sampai dengan Rp4.800.000.000,00 pada tahun pajak terakhir

  1. 0,5% bagi wajib pajak yang mengungkapkan nilai harta sampai dengan Rp10.000.000.000,00 dalam surat pernyataan.
  2. 2% bagi wajib pajak yang mengungkapkan nilai harta lebih dari Rp10.000.000.000,00 dalam surat pernyataan.

Sumber: UU No. 1 Tahun 2016 Mengenai Tax Amnesty

Uang tebusan diadminitrasikan sebagai PPh non migas. Wajib pajak membayar dengan kode akun 41129 dan kode jenis setoran 512.

Wajib pajak dapat memanfaatkan fasilitas dari pengampunan pajak. Fasilitas tersebut yaitu penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, serta tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan; penghapusan sanksi administrasi berupa bunga dan denda; tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaaan bukti permulaan, dan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan; serta penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti pemulaan, dan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan dalam hal wajib pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan. Selain dapat memanfaatkan fasilitas pengampunan pajak, wajib pajak juga menanggung beberapa konsekuensi dari pengampunan pajak.

Konsekuensi dari memanfaatkan pengampunan pajak antara lain adalah investasi, wajib pajak yang akan mengalihkan hartanya ke Indonesia harus mengalihkan hartanya melalui bank persepsi yang ditunjuk secara khusus. Investasi tersebut dapat berbentuk surat berharga, obligasi BUMN, investasi keuangan pada bank persepsi dan sebagainya. Pembukuan, bagi wajib pajak yang diwajibkan menyelenggarakan pembukuan harus membukukan selisih antara nilai harta bersih yang disampaikan dalam surat pernyataan dikurangi dengan nilai harta bersih yang disampaikan dalam SPT tahunan PPh terakhir, saldo tersebut dalam neraca (laporan posisi keuangan) diakui sebagai tambahan atas saldo laba ditahan. Harta tambahan yang diungkapkan dalam surat pernyataan yang berupa aktiva tidak berwujud maupun aktiva berwujud tidak dapat disusutkan.

Wajib pajak yang tidak memanfaatkan tax amnesty atau tidak menyampaikan surat pernyataan sampai dengan 31 Maret 2017 dan Dirjen Pajak menemukan data atau informasi mengenai harta wajib pajak yang diperoleh sejak tanggal 1 Januari 1985 sampai dengan 31 Desember 2015, serta belum dilaporkan dalam SPT tahunan PPh, maka atas harta tersebut dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima oleh wajib pajak pada saat ditemukannya data atau informasi paling lama 3 tahun terhitung mulai berlakunya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2016. Oleh karena itu, harta tersebut dikenai pajak-pajak dan sanksi-sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Pemerintah Semakin Percaya kepada UAD Mahasiswa Bidikmisi Meningkat

Tercatat, ada 20 mahasiswa baru jalur Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa Berprestasi (Bidikmisi) yang sudah di UAD pada periode 2016/2017 ini.

“Tahun kemarin hanya 11 mahasiswa yang ada di UAD,” tutur Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Drs. Hendro Setyono, S.E., M.Sc. saat ditemui di kantornya, Senin (15/08/2016).

“Diberi jatah oleh pemerintah untuk mengolah 20 mahasiswa kurang mampu yang berprestasi, tentu saja amanah yang harus disyukuri,” lanjutnya.

Selain jalur Bidikmisi dari pemerintah, di UAD juga terdapat jalur Beasiswa Program Misi Kader Muhammadiyah (BPM-KP) dan Beasiswa Program Misi Seni Olahraga (BPM-SSO).

“Kuota BPM-KP dan BPM-SSO sebenarnya untuk 40 mahasiswa, hanya saja saat ini baru ada 31 mahasiswa,” terang Hendro.

Selain Bidikmisi yang meningkat, beasiswa dari UAD pun ikut mengalami peningkatan. Jika tahun sebelumnya hanya 30 mahasiswa yang mendapat beasiswa, tahun ini bertambah menjadi 40 mahasiswa. Bagi UAD, adanya beasiswa sebagai upaya pemerataan bagi siswa yang kurang mampu tetapi berprestasi agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada kesempatan berbeda, yakni ketika menyampaikan sambutan di hadapan calon mahasiswa jalur beasiswa di ruang sidang kampus I UAD, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, H.Hum. mengungkapkan, “Sejak 2007, UAD sudah mempunyai program khusus yang memberikan beasiswa. Baru setelah itu, Bidikmisi menyusul dan sudah berjalan empat tahun. Alhamdulillah, UAD mendapat jatah dan jatahnya semakin meningkat.

Menurut Kasyiarno, semakin banyak lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) yang melanjutkan ke Pergurua Tinggi (PT) setelah ada beasiswa. Sebelum ada beasiswa, dari 3 juta lulusan, hanya 1 juta yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dengan adanya beasiswa, minat meningkat menjadi 1250.

 

Rektor UAD Himbau Agar Memanfaatkan Kesempatan

Belajar… belajar belajar. Kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan mumtas (prestasi/kumloade) serta iklas untuk mencari ibadah. Jadilah mahasiswa yang unggul.

Manfaatkan dana-dana yang dari UAD dan pemerintah. Kunci nya hangus sungguh-sungguh. Hanya dengan sungguh-sunggu kalian akan mencapai cita-cita. Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) nanti yang diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ungul. Karena itu, jadilah yang unggul.” Pinta Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, H.Hum saat memberikan sambutan di hadapan calon mahasiswa jalur beasiswa di Ruang sediang kampus 1 UAD, Senin (15/08/2016).

Bagi Kasiyarno yang juga Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Wilaya V Yogyakarta,  pendidikan itu penting. Hanya dengan pendidikan yang baik dan bagus maka negara akan berkembang, Bangsa indonesia sangat kaya dan berpotensi untuk besar karena kekayaan alamnya. Tapi tentu saja perlu SDM yang berpendidikan yang baik untuk mengolahnya.

Tahun ini UAD menerim 20 mahasiswa baru jalur Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa Berprestasi (Bidikmisi) dan 31 jalur Beasiswa Program Misi Kader Muhammadiyah (BPM-KP) dan Beasiswa Program Misi Seni Olahraga (BPM-SSO) dengan jatah 40 mahasiswa.

Dihadapan penerima beasiswa rektor UAD menghimbau, buktikan bahwa anda mahasiwa pilihan. Buktikan bahwa anda punya prestasi, gunakan kesempatan ini dengan sungguh-sungguh. Buktikan bahwa anda tidak sia-sia datang dari jauh.

Dari 21 ribu mahasiswa yang ada di UAD, tidak hanya dari Aceh ke papua,tapi juga mancanegara.

Di UAD punya tradisi prestasi. Universitas Ahmad Dahlan juga membina mahasiwa yang punya keinginan berkembang. Jika anda ingin berkembang maka pilihan anda ke UAD sangat tepat.

Harapan Baru Dunia Penyiaran Tonggak Masa Depan Penyiaran Indonesia

Oleh: Fajar Dwi Putra S.PT., Mpsi

Staf Pengajar Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi  Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan Praktisi Pertelevisian

Terpilihnya 9 orang anggota (komisioner) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat membawa harapan baru bagi optimalisasi dunia penyiaran radio dan televisi. Wajah baru diharapkan menjadi satu ensitas penting bagi dunia penyiaran di Indonesia. Meskipun masih banyak yang menyangsikan kinerja KPI, setidaknya dengan adanya “polisi penyiaran” ini akan mampu membendung hal-hal negatif dari berbagai media, baik media televisi maupun radio di Indonesia, serta menyampaikan visi dan misi KPI.

Isu krusial yang cukup urgen dengan revisi UU Penyiaran adalah kejelasan tentang siapa sebetulnya regulator penyiaran. Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan klise yang sampai saat ini belum terjawab. Apakah regulator itu sebuah lembaga yang memiliki otoritas tunggal atau ganda? Opsi yang dipilih adalah, apakah KPI menjadi regulator tunggal?

Kita tentu tahu dan berharap bahwa perubahan pada lini manapun akan memberikan dampak psikologi dengan mewujudkan ekspetasi atau harapan tentang masa depan yang lebih baik. Ini yang menjadi acuan masyarakat Indonesia agar kinerja KPI lebih optimal lagi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa fungsi media adalah menyiarkan informasi kepada masyarakat secara luas dan masif, serta mencerdaskan masyarakat lewat tayangan-tayangan yang non-provokatif. Seiring dengan berjalannya fungsi media, di sisi lain berjalan juga tugas dan tanggungjawab KPI sebagai lembaga pemerintah yang mengawasi jalannya penyiaran di Indonesia.

Publik telah lama menunggu hasil revisi Undang-Undang Penyiaran No. 32 Tahun 2002 mencapai titik kesepakatan di antara stakeholders yang berkepentingan. Kejelasan nasib UU Penyiaran serta posisi hukumnya merupakan hal yang fundamental dinanti-nantikan berbagai pihak berkepentingan, terutama agar masyarakat dapat melihat ke arah mana sesungguhnya peta penyiaran nasional digambarkan melalui regulasi.

Harapan Baru

Berbagai harapan baru disematkan pada sembilan wali penyiaran ini. Mereka akan mengemban tugas negara, yaitu mengawasi jalannya penyiaran di Indonesia dari tahun 2016 hingga 2019. Meskipun dari sembilan anggota KPI yang baru ada yang tidak berpendidikan penyiaran, ini tentunya bukan suatu alasan untuk mengesampingkan tugas yang diembannya.

Masalah-masalah dunia penyiaran masih kompleks, masih menyisakan berjuta pertanyaan, dan tentunya tidak hanya menjadi sebuah pertanyaan besar. Namun, diharapkan ada tindakan dan penyelesaian, minimal adanya solusi. Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah mental dan kemauan atau etos kerja para anggota yang baru ini, sehingga apapun masalahnya diharapkan akan menghasilkan kinerja yang optimal.

Sifat Nasionalisme

Berkaitan dengan harapan baru dalam dunia kepenyiaran, maka tidak akan lepas dari sifat nasionalisme bangsa Indonesia, terlebih saat ini bangsa Indonesia akan merayakan hari jadinya yang ke-71. Sifat nasionalisme dalam dunia penyiaran adalah cara berjuang untuk menumbuhkan sifat kebangsaan melalui media massa. Masih banyak masyarakat yang masih perlu kita persuasif tentang pentingnya jiwa nasionalisme, tentunya ini dikaryakan melalui televisi atau radio.

Betapa kuatnya tarik menarik antara bisnis dan idealisme dalam dunia penyiaran di Indonesia. Masyarakat khawatir pasal-pasal penting yang selama ini dijadikan dasar untuk menyeimbangkan antara tarikkan bisnis dan idealisme justru akan hilang. Nasionalisme jangan hanya diformulasikan kedalam trendsenter yang sedang terjadi di media. Lebih dari itu, nasionalisme harus dimaknai sebagai semangat menyuarakan melalui konten yang berisi muatan nasionalisme. Lembaga penyiaran jangan hanya mengejar keuntungan komersil saja. Jadi, harus tetap mengedepankan budaya sopan santun semangat nasionalisme, serta yang paling penting adalah KPI jangan sampai ditunggangi oleh segelintir pemilik media yang berorientasi pada kepentingan individual saja.

Dekan Farmasi UAD Menerima Piala The Most Favorite Pharmacy Lecturers versi ISMAFARSI

Pada MUNAS XVI yang diselenggarakan di Universitas Tadulako, Palu,  Dekan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (FF UAD) menerima penghargaan The Most Favorite Pharmacy Lecturers versi ISMAFARSI. Penerimaan diwakili oleh mahasiswa utusan UAD, yakni Muhammad Imam, Akmal Maulana, Triliantari Siegar, dan Luthfia. Tidak hanya itu, Farmasi UAD juga mengirimkan perwakilan mahasiswa, Fikrirozi sebagai nominator dalam kategori Best Pharmacy Student.

Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si., Ph.D., Apt. mengalahkan 4 nominator lain dari ITB, UGM, dan UNPAD. Kategori ini ditetapkan ISMAFARSI berdasarkan pengambilan vote suara mahasiswa dan masyarakat umum melalui akun instagram terhadap nominator terpilih. Nominator terpilih setelah melewati seleksi administrasi (borang) oleh juri.

Dalam wawancara, Dyah mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang memberikan sumbangsih dan kepedulian pada kegiatan kemahasiswaan di acara tersebut.

“Penghargaan ini mengindikasikan kekompakan dan kepercayaan diri mahasiswa kami, semoga ke depan kontribusi mahasiswa Farmasi UAD akan lebih baik dan lebih berperan,” ungkapnya.

MUNAS XVI ISMAFARSI berlangsung pada tanggal 5-11 Agustus 2016 di Universitas Tadulako. Acara pembukaan dihadiri Gubernur Palu yakni Drs. H. Longki L. Djanggola, M.Si, Apt., Rektor Universitas Tadulako, serta Dekan. Peserta adalah 168 mahasiswa anggota BEM atau anggota legislatif lembaga kemahasiswaan dari 60 universitas dengan Fakultas Farmasi di Indonesia.

MUNAS kali ini memiliki rangkaian acara seminar nasional, pengabdian masyarakat, ISMAFARSI Care, dan pemilihan kepengurusan periode 2016-2018. Farmasi UAD mengirimkan 1 mahasiswa di kepegurusan nasional dan 3 mahasiswa lain di kepengurusan Daerah JogLoSePur (Jogja, Solo, Semarang, dan Purwokerto).

ISMAFARSI adalah Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi di seluruh Indonesia yang berdiri pada 22 Desember 1955 di Yogyakarta. Organisasi ini berlandaskan kesadaran untuk memecahkan permasalahan kefarmasian dan bertujuan membentuk lembaga yang bertanggung jawab dan menjunjung etik profesi. Kegiatan yang dilakukan berupa pengajian kemutakhiran ilmu kefarmasian, pengabdian mahasiswa farmasi kepada pengembangan kualitas hidup masyarakat, dan banyak kegiatan lain. (irrais)

Lulusan SMK Masih Tertatih-tatih dalam Memenuhi Kebutuhan Pasar Tenaga Kerja

“Untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja sekarang, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kita masih tertatih-tatih,” ujar Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, Drs. H.M. Mustaghfirin Amin, MBA. dalam seminar ‘Kebijakan dan Program Pengembangan SMK untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN’  pada Sabtu (13/8/2016).

Menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK yaitu dengan mendorong guru-guru SMK untuk terus belajar lagi. Sehingga, anak-anak tidak akan tergilas oleh persaingan ketat, terutama di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti sekarang.

Jika sekolah, kepala sekolah, maupun para guru SMK tidak siap, lanjut Mustaghfirin, jangan mengharapkan hasil yang optimal.

“Harus berani mengubah pendekatan pembelajaran dari pendekatan umum ke pendekatan kompetensi yang lebih mengerucut. Manajemen sekolah pun tentu harus mengikuti. Mulai sekarang semua itu harus dilakukan jika kita tidak ingin kalah secara berjamaah,” tandasnya kemudian.

Jadi, untuk menghadapi MEA, selain guru yang harus terus belajar, perlu pula ada teaching factory, pendidikan harus berbasis kompetensi, upayakan sertifikasi dan portofolio siswa, serta perlunya kolaborasi antar-SMK untuk kerjasama dengan industri.

“Hanya dengan langkah-langkah seperti itu lulusan SMK kita akan mampu bersaing.”

Senada dengan Mustaghfirin, Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Kasiyarno M.Hum., menyarankan agar para guru SMK bukan hanya meningkatkan pengetahuan umum dan kepentingan industri, tetapi jika perlu juga magang di industri. Dengan begitu, mereka dapat selalu mengikuti perkembangan, terutama kebutuhan industri.

UAD yang memiliki program S2 vokasi bagi para guru SMK telah bertekad tidak hanya akan menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan umum luas, tetapi juga memiliki perspektif industri.

“Tuntutan saat ini, terutama menghadap MEA, harus diperhatikan,” tutur Kasiyarno kemudian.

Di hadapan para kepala sekolah dan guru SMK peserta seminar, Kasiyarno pun berpesan, agar mereka memiliki sentuhan praktis industrial.

“Pengetahuan semacam itu tentu tidak bisa diperoleh di kampus, tetapi harus pula dikejar di luar kampus sehingga Anda semua dapat memenuhi harapan masyarakat maupun zaman,” tegasnya.

Direktur  Pascasarjana UAD, Prof. Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc., Apt. mengungkapkan bahwa  bidang vokasi sangat diperlukan untuk membina dan menghasilkan guru-guru yang mampu melahirkan siswa yang siap menghadapi MEA.

“UAD siap melahirkan guru-guru vokasi yang memiliki pengetahuan umum luas,” tukasnya.

Pelepasan Student Exchange UAD ke Malaysia

Setiap tahun, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengirimkan beberapa mahasiswa ke luar negeri untuk melakukan pertukaran pelajar (students exchange). Tahun ini, melalui Abdul Fadlil, M.T. selaku Wakil Rektor III, UAD melepas tujuh mahasiswanya.

Ketujuh mahasiswa tersebut akan menempuh pendidikan selama satu semester (September 2016-Januari 2017) di dua Perguruan Tinggi di Malaysia.

Ikhda Rahmatina, Emafa Agri Sativa, Muhammad Auzai, dan Abdu Rabbi Faqihuddin yang merupakan mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab akan menuntut ilmu di Universitas Malaya.

Sementara itu, mahasiswa dari Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi, yakni Anggi Nur Rachmasari, Rana Dani Respati, juga Indah Puspitawati, berkesempatan menimba ilmu di Universitas Teknologi Mara, Malaysia.

Pada acara pelepasan yang dilaksanakan Sabtu (13/8/2016) tersebut dihadiri pula oleh pimpinan UAD, seperti dekan, dosen, serta kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD, Ida Puspita.

Ida berujar, “Kegiatan AIMS ini merupakan upaya UAD untuk memberikan exposure internasional kepada para mahasiswanya. Dengan demikian, hal ini dapat membuka wawasan serta membekali kemampuan mahasiswa dalam rangka era menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.”

Hingga kini, UAD dikenal sebagai satu dari tiga Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia yang tergabung dalam ASEAN AIMS (Mobility for Students). ASEAN AIMS adalah program pertukaran pelajar di kawasan Asia, yang beranggotakan  8 negara. Di antaranya Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, Jepang, dan Korea Selatan. (AKN)

Waving Ceremony of UAD Student Exchange Participants to Malaysia

University of Ahmad Dahlan (UAD) annually sends its students abroad in a student exchange program. This year UAD as said by Deputy Rector III Abdul Fadlil, M.T., sends seven students

They will study at two universities in Malaysia for one semester (September 20161- January 2017)

Those students are Ikhda Rahmatina, Emafa Agri Sativa, Muhammad Auzai, and Abdu Rabbi of Arabic Letters department will study at University of Malaya while Anggi Nur Rachmasari, Rana Dani Respati, and Indah Puspitawati of Faculty of Letters, Culture and Communicationwill study at Mara University of Technology Malaysia.

The ceremony, which took place on Saturday (13/8/2016) was attended by top executives of UAD such as deans, head of International Cooperation Office (KUI) Ida Puspita, and lecturers.

Ida said, ‘This program is an effort to make an international exposure to UAD students. This makes it possible for the students to open perspectives of ASEAN Economic Community.’

So far, UAD is well known as Indonesian private university for its membership at ASEAN AIMS (Mobility students). The members of the organization are Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, Japan, and South Korea. (AKN)

Again UAD Won Out National-Level Competitions

Tueaday – Thursday (9 – 11 /8/2016) were meaningful days for University of Ahmad Dahlan’s (UAD’s) contingent for Al – Qur’an festival for it won 5 categories in it. Thus, it became 5 champions.

The festival was a medium for Universities under Muhammadiyah and Aisyiyah (PTM/PTA) all over Indonesia to show their capability to understand of Al –Qur’an. This event is done every two years.

This year it was held at University of Muhammadiyah Yogyakartka (UMY). A number of 56 higher education institutions under PTM/PTA from all over Indonesia took part in the event.

Coordinated by The Board of Islamic Study Development (LPSI), UAD sent some students from various faculties to take part in the event. As a result of long term learning and good preparation, UAD booked its champions at the national level event. Here are the champions in the event.

  1. Muhammad Zaid Adnan, Fist Male Champion of 5 chapter memorizing Al – Qur’an.
  2. Aisyah izzatunnisa , Second Female Champion of 5 chapter memorizing Al – Qur’an.
  3. Ardiansyah Mahmud, Second Male Champion of Correct Reading of Al-Qur’an.
  4. Diyan FaturahmanIlham Lukmanul Hakim, dan Suwandi, First Group Contender of Al – Qur’an understanding.
  5. Robit Wahyu Herlambang, Second Contender of calligraphy.

Mustofa Ahyar, as UAD’s official team coordinator thanked to all UAD’s academicians for their support and prayers. (AKN)

 

Bendera UAD Kembali Berkibar di Kancah Nasional

Selasa-Kamis (9-11/8/2016) merupakan hari bahagia bagi kontingen Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sebab, dari 5 kategori lomba yang diikuti dalam ajang kejuaraan Festival al-Qur’an, UAD dapat menyabet juara.

Festival al-Qur’an merupakan ajang perlombaan antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTM/PTA) se-Indonesia. Festival ini diadakan sekali dalam kurun waktu dua tahun.

Pada 2016 ini, Festival al-Qur’an diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sebanyak 56 PTM/PTA di seluruh Indonesia berpartisipasi dalam perlombaan tersebut.

Melalui Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI), UAD mengirimkan beberapa mahasiswanya yang berasal dari seluruh fakultas untuk mengikuti ajang kejuaraan bergengsi ini. Dari hasil pembelajaran dan berlatih, akhirnya UAD dapat kembali mengibarkan bendera di kancah nasional. Berikut adalah beberapa juara yang diraih oleh kontingen UAD.

  1. Muhammad Zaid Adnan, juara 1 Hifdzil Qur’an putra 5 juz.
  2. Aisyah izzatunnisa , juara 2 Hifdzil Qur’an putri 5 juz.
  3. Ardiansyah Mahmud, juara 2 Tartil Qur’an putra.
  4. Diyan FaturahmanIlham Lukmanul Hakim, dan Suwandi, juara harapan 1 Fahmul Qur’an.
  5. Robit Wahyu Herlambang, juara harapan 2 Kaligrafi.

Mustofa Ahyar, selaku official team UAD mengaku sangat berterima kasih kepada seluruh civitas akademika UAD yang telah memberikan dukungan dan doanya. (AKN)