KKN UAD Perkenalkan Roket Air kepada SMP

Bergerak didasari berbagi. Melangkah karena mendamba perubahan. Perubahan barang tak bernilai menjadi sesuatu yang baru. Begitulah tema yang diangkat oleh  Mahasiswa KKN Reguler Periode LVIII Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta saat perkenalkan Roket Air ke SMP 7 Muhammadiyah Eromoko, Wonogiri .

“Sebanyak 100 siswa mengikuti kegiatan ini. Hasilnya, sekitar 50 roket air siap diluncurkan,” terang  Tri Wahono koordinator acara, Selasa, (9/2/2016) dalam berita acaranya.

Tri Wahono mengatakan, pelontar roket yang mereka buat sesuai dengan yang diinginkan panitia.

Setelah kurang lebih 2 jam berkutat dengan pipa paralon dan lem, akhirnya pelontar rokat air siap digunakan. Menggunakan halaman sekolah, para siswa mencoba untuk melontarkan roket airnya.

“Para siswa terlihat gembira melihat jerih payah yang mereka lakukan membuahkan hasil. Peluncuran roket air menjadi pananda bahwa tugas para mahasiswa KKN Reguler telah berakhir.

Melihat Persoalan dari Sudut Islam

Melalui pengajian yang diadakan oleh Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI), dosen dan karyawan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendapat informasi dan memahami masalah publik dari sudut Islam.

Pada Senin, (22/2/2016) di auditorium kampus I UAD, LPSI mengadakan pengajian yang menghadirkan Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. sebagai penceramah. Pada kesempatan tersebut, ia mengulas tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau yang bisa disingkat LBGT. 

Menurut Yunahar panggilan akrabnya, sangat aneh jika hari ini masih mempertanyakan tentang homoseksual. Padahal pada zaman Nabi Luth, perilaku tersebut sudah diazab oleh Allah swt.

Pengajian yang diikuti oleh semua dosen dan karyawan UAD ini diharapkan mendapatkan informasi yang tepat terutama dari al-Qur’an.

“Semoga pengajian ini bermanfaat bagi civitas UAD,” kata Tantowi S.Ag., M.Hum. selaku kepala LPSI di akhir pengajian yang rutin diadakan itu.

Pada kesempatan itu pula, Tantowi juga memandu doa agar 81 jamaah umrah dari keluarga besar UAD senantiasa diberi keselamatan dan mabrur.

Mengapa Ada LGBT?

Sangat aneh jika hari ini masih mempertanyakan persoalan homoseksual. Sebab hal ini sudah ada sejak zaman Nabi Luth. Kini, kita mengenalnya dengan sebutan lesbian, gay, biseksual, dan transgender, atau yang bisa disingkat LBGT,” kata Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. dalam pengajian dosen dan karyawan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Senin, (22/2/2016) di auditorium kampus I.

“Benar, tidak ada penjelasan untuk dilarang atau diperbolehkan orang yang menjalin hubungan sejenis. Tapi sudah jelas dalam al-Qur’an, Nabi Luth mengatakan ‘fahisyah’ yang artinya adalah perbuatan keji. Dalam hal ini adalah zina, lesbian/homo, dan lain sebagainya. Sebuah perilaku yang dilarang oleh agama dan ditolak oleh hati nurani dan akal sehat manusia.”

Dalam Islam, kata Yunahar, hukum yang melakukan zina bagi orang yang masih belum nikah, mereka akan dihukum cambuk. Jika yang melakukan zina orang yang punya istri atau janda mereka dihukum rajam atau dilempari batu hingga mati. Tapi bagi homoseksual atau sesama jenis, hukuman mereka adalah dibunuh.

Selain itu, LGBT bertentangan dengan fitrah manusia, bertentangan dengan agama, Pancasila, perkawinan, moralitas, budaya, serta banyak lagi.

“Tapi mengapa LGBT masih ada. Ini pasti ada sesuatu di belakangnya,” katanya.

“Apa agar populasi masyarakat Indonesia yang menjadi salah satu negara terbesar di dunia punah? Kalau begitu, ini bahaya!” lanjutnya.

Terlebih jika LGBT disambut sebagai gaya hidup. Ini akan berlanjut menjadi legalitas di dalam bentuk perkawinan yang disahkan. Lambat laun mereka akan menuntut-menuju pada itu. Dan yang paling menakutkan, jika LGBT dilindung oleh HAM, seperti yang terjadi di negara-negara lain seperti Amerika.

Menurut Yunahar, LGBT bisa menular karena mereka kaum minoritas. Mereka senantiasa kesepian dan cenderung mencari teman sebagai regenerasi karena tidak bisa menghasilkan keturunan. Ini bukan penyakit genetik, tetap watak yang dipengaruhi oleh lingkungan, terutama di media TV yang banyak sekali ditemui orang-orang yang melambai seperti perempuan, padahal dia laki-laki.

Menurut Yunahar, profesi yang rawan untuk menjadi LGBT adalah para perias artis dan peragawan.

Mahasiswa Farmasi Raih Juara 3 CPSE di Surabaya

Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali raih prestasi di tingkat nasional. Tim Farmasi UAD berhasil di posisi 3 juara Olimpiade Kefarmasian Tingkat Nasional di Bidang Farmasi Klinis, Clinical Pharmacy Skill Event (CPSE) di Universitas Airlangga Surabaya pada Sabtu (13/2/2016).

Corry Annissa, Suci Amalia Ramadayanti, dan Farras Ayu Setyaningtyas berhasil mengalahkan Universitas Indonesia dan Universitas Achmad Yani untuk mendapat posisi ketiga. Mereka meraih tropi dan uang pembinaan dalam acara yang mengangkat tema “Farmakoterapi dalam Studi Kasus HIV dan AIDS” itu.

Menurut Ichwan Ridwan Rais, S.Far., M.Sc., Apt., selaku humas Farmasi, keberhasilan mereka tidak lepas dari pembimbing atau dosen pendamping, Imaniar Noor Faridah, M.Sc., Apt. yang selalu ada bagi mereka.

Melalui rilis, Dekan dan Wakil Dekan Farmasi mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih. Mereka berharap prestasi ini menjadi contoh dan pemicu bagi prestasi lainnya.

CPSE adalah olimpiade kefarmasian tingkat nasional di bidang farmasi klinis yang diikuti oleh mahasiswa farmasi di seluruh Indonesia. Tim UAD harus melewati 3 tahap seleksi, babak penyisihan, semifinal, dan final.

Tahap penyisihan menyeleksi 40 tim dengan mengerjakan soal-soal tertulis. Sepuluh Tim yang lolos masuk babak semifinal dan harus melakukan konseling pasien dan presentasi media kefarmasian untuk dapat tembus ke final. Di babak final, lima Tim yang masuk bersaing dalam bentuk cerdas cermat dan debat kefarmasian.

Peserta CPSE merupakan mahasiswa program studi S1 Farmasi perguruan tinggi negeri atau swasta yang masih berstatus sebagai mahasiswa aktif yang dibuktikan dengan Kartu Mahasiswa.(doc)

Taekwondo UAD Raih 17 Medali di Jakarta

Taekwondo raih 4 emas, 8 perunggu, dan 5 perak dalam Kejuaraan SETU Taekwondo Competition 2016 di GOR Ciracas, Jakarta Timur 30-31 Januari 2016.

SETU Taekwondo Competition merupakan kejuaraan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Tahun ini merupakan tahun keempat dilaksanakannya kejuaraan tersebut.

“Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ikut berpartisipasi dalam acara dengan mengirimkan 20 atlet pada kejuaraan tersebut, dan berhasil meraih 17 medali,” terang Reza.

Di GOR Ciracas, para atlet penimbangan untuk kelas kyorugi prestasi. Setelah penimbangan selesai, semua kembali ke penginapan untuk latihan ringan dan briefing pertandingan. Keesokan harinya, semua atlet bertanding.

Berikut hasil nama dan medali UKM Taekwondo dalam pertandingan kejuaraan SETU Taekwondo Competition.

Kategori Poomsae       : Belvi Leronza Randa Lembah (Medali Perak)

Kategori Kyorugi        : Sidik Irwanto U-74 (Medali Perak)

(Prestasi)                       Jepri Lopes U-58 (Medali Perunggu)

                                      Rahmat U-54 (Medali Perunggu)

                                      Dini Wulandari U-53 (Medali Perunggu)

Kategori Kyorugi        : Janna Cendy Pertiwi U-57 (Medali Emas)

(Pemula)                        Diah Puspita Sari U-53 (Medali Perunggu)

                                      Pratama Rahmandha Yunizahara U-53 (Medali Perunggu)

                                      Nunuk Parwati U-49 (Medali Perunggu)

                                      Fitriadi Nur Alfakhri U-68 (Medali Emas)

                                      Riyanto U-58 (Medali Perak)

                                      Ghazi Arridha U-58 (Medali perak)

                                      Fajar Nur Ikhsan U-54 (Medali emas)

                                      Ahmad Safaga U-54 (Medali Perak)

                                      Reza Rizki Nur Ikhsan U-54 (Medali Perunggu)

                                      Imbang Raharjo U-54 (Medali Perunggu)

                                      Edi Setiawan U-63 (Medali Emas)

 

IMM UAD Pelopori KKN Anak Bangsa

“Ada 18 mahasiswa yang diterjunkan dalam KKN Anak Bangsa. Mereka adalah kader IMM UAD yang siap dan sanggup mencapai tujuan pengembangan dakwah melalui pendidikan,” terang Wakil Rektor III  Dr. Abdul Fadlil, M.T. dalam sambutan di upacara penerjunan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan (KKN-UAD) mewakili Rektor UAD  Jum’at, (29/1/2016).

Wakil Rektor III berpesan agar mahasiswa terus menjaga semangat perjuangan. Semoga dengan dipeloporinya KKN Anak Bangsa oleh IMM UAD ini mampu menjadi langkah dakwah UAD, IMM, dan Muhammadiyah yang lebih berkemajuan lagi.  

KKN-Anak Bangsa dilaksanakan dengan prinsip co-creation­ (gagasan dari pihak tertentu), ­co-financing (dukungan dari berbagai pihak terkait), flexibility (menyesuaikan dengan situasi kondisi lingkungan dan kebutuhan pemerintahan, mitra kerja, dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah), sustainability (kegiatan harus melahirkan pembangunan berkelanjutan di tengah masyarakat sasaran), dan research based community service (setiap kegiatan didasarkan atau dilaksanakan berdasarkan hasil kajian ilmiah).

KKN Anak Bangsa fokus pada pengembangan pendidikan di daerah yang menjadi tujuannya, yang kali ini dilaksanakan di desa Sempurna, Subah, Sambas, Kalimantan Barat. Pengembangan pendidikan pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, maka  dari itu pemberangkatan mahasiswa UAD yang pertama tersebut harus banyak menggali informasi berkaitan dengan potensi pendidikan dengan analisis yang mendalam.

Alasan pendidikan menjadi fokus KKN Anak Bangsa karena pendidikan merupakan suatu sarana penting dalam kehidupan bermasyarakat dalam mengembangkan potensi dan mencerdaskan bangsa. Maka dari itu, IMM UAD sebagai pelopor kerja sama dengan LPM UAD melalui KKN Anak Bangsa ini ingin mempersembahkan sebuah karya “anak bangsa” dalam pendidikan yang lebih mencerahkan. Di samping itu, dengan banyaknya potensi alam yang ada di desa Sempurna, ditambah dengan majunya pendidikan di daerah itu, maka desa Sempurna ini pun akan menjadi lebih sempurna dan dapat menginspirasi berbagai pihak.

Menurut Ella Yussy Dwi Astuti, Ketua Divisi KKN Anak Bangsa, KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian bagi mahasiswa untuk masyarakat. Dalam hal ini, penyaluran dan implementasi disiplin ilmu yang dimiliki mahasiswa. KKN Anak Bangsa adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pembelajaran dan pemberdayaan melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar

KKN-Anak Bangsa diterjunkan pada tanggal 29 Januari 2016. Mereka melakukan aktivitas hingga 26 Februari 2016.  Sebelumnya, pada tanggal 23 Januari 2016 Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dengan resmi melepas seribu lebih mahasiswa untuk melaksanakan KKN pada periode ini,  termasuk dengan KKN Anak Bangsa yang baru diterjunkan pertama kalinya.

“Kami, 18 mahasiswa KKN Anak Bangsa diantar Dosen Pendamping Lapangan; Beni  Suhendra Winarso, S.E.,M.Si.,  Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat; Drs. Jabrohim, M.M., dan Wakil Rektor III,” terang Ella.

8 Februari (Tahun Baru Imlek 2567 Kongzili)

8 Februari (Tahun Baru Imlek 2567 Kongzili)

Perpisahan dan Pelepasan Mahasiswa Malaysia

Setelah satu semester menuntut ilmu di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), tepatnya di program studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (BSA FTDI), tibalah bagi ketujuh mahasiswa student exchange UAD untuk kembali ke universitas asalnya, yakni Universitas Malaya, Malaysia.

Ketujuh mahasiswa itu adalah Abdul Hadi, M. Shahzuwan, Amin, Nur Shafwah, Nurul Afiqah, Bazlin, dan Siti Nurul Iman. Selain belajar di kampus, mereka juga difasilitasi untuk tinggal di Persada (Pesantren Mahasiswa KH Ahmad Dahlan) atau biasa dikenal dengan asrama UAD selama mengikuti program pertukaran pelajar tersebut.

Untuk itu, Persada memberikan persembahan terakhir bagi mereka dengan acara “Perpisahan dan Pelepasan Mahasiswa Malaysia” yang dilaksanakan di aula Islamic Center UAD, Jalan Ringroad Selatan, Banguntapan, Bantul pada Sabtu (23/01/2016).

Santri Persada pun memberikan penampilan sebagai kenangan terakhir. Seperti video dokumenter, menyanyi, drama, dan lain sebagainya. Setelah satu semester berbaur dengan mahasiswa UAD, tentunya ketujuh mahasiswa Malaysia merasa berat untuk berpisah.

“Saya senang bisa bergaul dengan kalian. Dapat bertukar pikiran, suka duka bersama dengan segala watak, juga beragam budaya yang dapat memperkaya pengalaman dan komunikasi kami,” kata M. Shahzuwan bin M. Razak dalam penyampaian kesan dan pesan.

Lebih jauh, Shahzuwan menyampaikan rasa terima kasih atas segala kebaikan yang diberikan. Dengan itu, rasa kekeluargaan dan kebersamaan dapat terjalin sehingga menimbulkan ukhuwah dan kemandirian.

Sementara itu, Anhar Anshary, M. Si. selaku direktur Persada berpesan dalam sambutannya, “Kami berharap mahasiswa Malaysia mendapat nilai tambah, baik dalam kognitif maupun pengalaman spiritual dengan ibadah bersama. Kami dari pemimpin memohon maaf atas kekurangan yang didapatkan. Silakan dinikmati dan diamalkan segala kebaikan yang telah didapat demi mewujudkan santri yang berilmu dan bermoral baik tapi tetap sederhana.” (AKN)

Persada Adakan Hunting Tourist dan Kunjungan Industri

Demi menyukseskan program tahunan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Persada (Pesantren Mahasiswa KH Ahmad Dahlan) mengadakan kegiatan Hunting Tourist dan Kunjungan Industri yang bertujuan untuk melatih berbicara menggunakan bahasa Inggris juga berwirausaha.

Kegiatan tersebut diadakan di kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya, Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu (24/01/2016). Seluruh pengurus Persada mulai Direktur, Kepala Asrama, Musyrif, dan Musyrifah, telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Juga para santri yang berjumlah sekitar 150 mahasiswa yang berasal berbagai fakultas di UAD bersemangat untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan ini dimulai sejak pukul 05.00-21.00 WIB dari keberangkatan sampai kepulangan. Dalam rentan waktu tersebut, santri diminta untuk melakukan wawancara dengan beberapa turis asing di Candi Borobudur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing bagi santri, terutama bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional.

Selain itu, untuk melatih mental berwirausaha, santri Persada berkunjung ke dua tempat usaha rumahan yang diharapkan mampu memotivasi santri untuk menjadi pengusaha demi membuka lapangan pekerjaan di masa depan.

Dua tempat tersebut adalah “Rumah Ketela” dan “Lidiya Art”. Rumah Ketela merupakan industri rumahan milik Ida. Di dalamnya terdapat pembuatan berbagai macam makanan hasil olahan ketela dan umbi-umbian. Hal ini tentu menjadi pengalaman baru bagi santri untuk lebih bisa mengolah makanan yang bermacam-macam dari ketela.

Sedangkan “Lidiya Art” adalah tempat usaha milik Haryanto, di dalamnya menghasilkan lukisan dan karya seni seperti patung dan ornament-ornamen. Bahan utama pembentuk karya seni ini adalah tanah liat serta pasir hasil erupsi Merapi pada tahun 2010 silam. (AKN)

Melihat Pemikiran dan Peradaban Islam

Senin (25/01/2016) diadakan seminar dengan tema “Pemikiran dan Peradaban Islam”. Acara tersebut diadakan di aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul sejak pukul 08.00-11.30 WIB.

Untuk kesekian kalinya, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) menjadi pelopor terselenggaranya acara Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (Unida) Gontor. UAD telah dipercaya sebagai wadah untuk menyukseskan program tersebut.

“Saya berterima kasih kepada UAD karena telah menerima PKU Unida Gontor untuk mempresentasikan hasil karya terakhir kami,” kata Imam Pambudhi, M. Hum. selaku pembimbing PKU Gontor.

Dalam seminar tersebut, diadakan presentasi dengan tiga judul. Yakni Konsep Relativitas dalam Pluralisme Agama, Konsep Hadits Shahih Persepsi Sunni-Syiah, serta Poligami dan Mut’ah. Sebanyak lebih dari 200 peserta yang berasal dari UAD dan umum berpartisipasi dalam acara tersebut.

Sebagai universitas yang peduli akan Islam dan peradabannya di dunia, UAD berharap seminar tersebut mampu menjadi pembelajaran bagi mahasiswa untuk lebih kritis dan peduli akan perkembangan Islam selama ini.

Thonthowi, S. Ag., M. Hum. selaku kepala LPSI bertutur dalam sambutannya, “Terima kasih kepada teman-teman PKU yang telah memberi kepercayaan kepada UAD untuk membantu perkembangan pemikiran dan peradaban Islam di dunia.” (AKN)