Musyawarah Daerah Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia (IMABKIN) DIY

Program Studi Bimbingan dan Konseling (Prodi BK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah Musyawarah Daerah (Musda) Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia (IMABKIN) Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang dilaksanakan bertempat di Grand Sargede UAD pada Sabtu-Minggu, (29-30/11/15) dikuti Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta dan dihadiri oleh mahasiswa Prodi BK, Kaprodi BK, serta Dosen BK di lingkungan UAD.

Dian Hasfi, ketua panitia dalam laporannya menyampaikan, “Kegiatan ini berlangsung untuk menindaklanjuti Rapat Pimpinan Nasional, baik yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka Jakarta maupun yang terakhir pada beberapa bulan yang lalu diadakan di Universitas Negeri Semarang.”

“Musda IMABKIN dihadiri perwakilan Himpunan Mahasiswa dari 6 Perguruan Tinggi antara lain UAD, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga, Universitas PGRI Yogyakarta, IKIP PGRI Wates, dan Universitas Teknologi Yogyakarta. Harusnya masih ada satu perguruan tinggi yang hadir, yakni Universitas Sanata Dharma. Namun karena ada kegiatan internal di kampus, maka meminta izin untuk tidak bisa mengikuti kegiatan ini.”

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan FKIP Dr. Suparman, M.Si., DEA. Ia menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan kegiatan yang positif dan harus mendapatkan hasil yang positif.

“Musyawarah daerah yang diadakan ini tidak hanya mempererat mahasiswa BK yang ada di DIY, tetapi mari kita tingkatkan ke internasional. Ini dengan melihat kenyataan bahwa kita sudah akan menuju masyarakat ekonomi Asean,” ujarnya.

Dr. Suwarjo, M.Si., selaku Pengurus Daerah Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan arahan bahwa dengan musyawarah IMABKIN ini tidak hanya bersaing antarperguruan tinggi, tetapi juga harus saling melengkapi sesuatu yang tidak ada di kampus A tetapi ada di kampus B atau sebaliknya. Harapannya, akan menghasilkan konselor yang profesional dan bermartabat.

Kegiatan yang berakhir pada pukul 1.30 pada Senin dini hari ini ditutup oleh Dosen Pembimbing Mahasiswa Ariadi Nugraha dengan menetapkan Aiz Suryaman dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai Ketua Daerah IMABKIN DIY periode 2015-2017.  (Ari)

 

Perkara yang Menghambat untuk Mendekatkan diri Pada Tuhan

“Ada beberapa perkara yang menghambat kita untuk mendekatkan diri pada Tuhan,” kata Agus Budiantoro, S.Ag. dalam pengajian yang berlangsung di masjid Darussalam kampus I Jum’at (4/12/2015).

Pengajian yang rutin dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) bekerja sama dengan takmir masjid ini dihadiri oleh karyawan dan dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kampus I.

Menurut ustadz Agus, faktor internal yang menghambat kita untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Salah satunya adalah sifat dalam jiwa seseorang yang sering mendorong untuk melakukan kedurhakaan atau keburukan (fujur). Biasanya, sifat ini muncul ketika kita ingin melakukan kebaikan, tetapi diikuti rasa malas.

“Untuk menghilangkan sifat fujur, yaitu dipaksa atau dibiasakan dulu. Tentu proses membiasakan ini yang tidak gampang,” terang ustadz Agus.

Seperti kata pepatah, bisa karena biasa. Maka jika orang sudah biasa melakukan atau memaksakan diri untuk melakukan kebaikan dia akan mengatakan apa yang dilakukannya terasa ringan.

Selain itu, fujur adalah hawa nafsu yang tidak terkendali. “Manusia yang dikendalikan atau dikuasai hawa nafsunya akan buas seperti hewan,” kata ustadz Agus sambil menyusupkan humor dalam ceramahnya.

Dia bercerita, seorang ulama dari India mengibaratkan hati kita seperti halaman. Jika halaman itu tidak pernah dibersihkan atau dirawat, maka dia akan ditumbuhi rumput yang secara alami akan mengundang para hewan. Begitulah orang yang tidak bisa merawat hati, dia akan tak terkendali dan rimbun sehingga yang sering muncul hawa nafsu seperti hewan.

Selanjutnya, hal yang menghambat kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan adalah cinta kepada dunia yang berlebihan. Inilah yang sering dilupakan oleh banyak orang. “Padahal, ada kehidupan selanjutnya atau akhirat yang kekal, tetapi tetap saja orang-orang mencintai dunia yang sifatnya sementara itu.”

“Boleh saja kita cinta dunia, tapi ingat dunia adalah sarana dan akhirat adalah tujuan.”

Selain tiga faktor tersebut, juga ada pula faktor ekstern lainnya yang juga menghambat kita untuk mendekatkan kita pada Allah.

 

 

 

 

 

Semakin Sepi, Perpustakaan Semakin Bagus

“Perpustakaan yang sepi adalah perpustakaan yang bagus,” begitulah yang dikatakan Tedi Setiadi, M.T., kepala Pusat Sumber Belajar (PSB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat menjadi juri dan menyeleksi tahap dua dalam lomba karya tulis yang bertema “Optimalisasi Perpustakaan UAD”, Selasa (1/12/2015) di ruang Literasi kampus III.

Menurutnya, perpustakaan tidak perlu luas juga. Perpustakaan modern adalah perpustakaan yang tidak hanya membaca di dalam perpustakaan, tetapi juga bisa membaca di luar perpustakaan.

“Seperti konsep yang dilakukan UAD saat ini. Perpustakaan UAD sekarang menggunakan digital perpustakaan yang bisa diakses oleh mahasiswa di luar ruang perpustakaan.”

Kata Tedi, saat ini UAD mulai mengarsipkan skripsi dalam bentuk digital. Selanjutnya juga akan mengoptimalkan jurnal dosen dan mahasiswa. Dosen dan mahasiswa juga bisa memasukkan sendiri ke portal yang sudah disediakan oleh UAD dengan menggunakan IP-nya sendiri.

Untuk memberikan pelayanan dan memperbanyak link, perpustakaan UAD dalam dekat ini akan menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Nasional Yogyakarta.

“Kami akan saling menukar informasi tentang perkembangan buku. Nantinya mahasiswa akan tahu buku apa saja yang ada di perpustakaan nasional sehingga mereka lebih gampang mencari buku yang dibutuhkan,” ujarnya.

Selain Tedi Setiadi, ada juga Dr. Rina Ratih S, M.Hum. dan Nanik Rakitan, MP. sebagai juri lomba tersebut. Rina Ratih mengusulkan ke depan lomba-lomba seperti ini tetap diadakan dan kalau bisa kerja sama dengan penerbit.

“Sangat menarik jika ada buku game dan hiburan seperti buku fiksi agar pembaca tidak jenuh. Terlebih di kampus III yang lebih banyak prodi keilmuan eksakta,” sarannya kemudian.

M Darmawan, salah satu peserta menyarankan, agar komunikasi antara pengguna dan pelayanan harus harmonis, agar pengguna perpustakaan senang sehingga mereka tidak malas perpustakaan.

Dalam lomba esai tersebut, Juara 1 diraih oleh Supriadi, Juara 2 oleh Nindia, Juara 3 oleh Topik Nurocman, Juara Harapan 1 oleh Adhi Susanto, dan M Darmawan sebagai Juara Harapan 2.

 

Kuatkan Ukhuwah dengan Berbagi Cerita

Menjalin silaturahmi antar sesama manusia sangat diperlukan untuk memperkuat rasa persaudaraan dan menjaga kebersamaan. Begitu pula upaya yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Ahmad Dahlan (HMPS SI UAD).

Acara bertajuk “SI Gathering” diadakan pada Sabtu (21/11/2015), bertempat di kampus III UAD Jalan Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta. Acara tersebut merupakan program kerja bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) HMPS SI yang rutin diadakan setiap tahun. Pada 2015 ini, menjadi tahun keempat dalam penyelenggaraannya.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 19.00-22.30 WIB ini berisi sharing antar mahasiswa, dosen, dan alumni SI. Terdapat pula pembagian doorprize, dan pemilihan dosen terbaik melalui kuesioner yang dibagikan sebelum acara berlangsung.

Tidak hanya itu, yang paling menarik adalah sharing dengan alumni SI yang sukses dan saat ini tengah bekerja di Filipina, yakni Abdul Latif. Ia membagikan pengalamannya selama menempuh pendidikan di SI UAD sampai pada akhirnya dapat bekerja di luar negeri.

Berbeda dari tahun lalu, peserta “SI Gathering” tahun ini membludak. “Saya tidak menyangka peserta bisa sebanyak ini. Semoga ke depannya mahasiswa SI dapat berantusias dalam mengikuti setiap kegiatan kampus, sehingga dapat berjalan beriringan secara erat demi kemajuan SI,” ujar Kurnia Taat Junanto, mahasiswa SI semester 5 selaku ketua panitia.

“Semoga tahun depan HMPS SI bisa mengadakan acara seperti ini lagi yang lebih meriah. Tetap semangat buat teman-teman. Pilihan Prodi SI merupakan takdir dari Allah. Sekarang hanya bagaimana kita dapat mendalami ilmu yang kita dapatkan,” terang Tifany Nurfadilla selaku peserta. (AKN)

PGSD UAD Kembangkan Potensi Anak Melalui Lomba

 

Membangun dan mengembangkan potensi anak-anak SD, khususnya di bidang keagamaan, tentu saja tidak mudah. Namun, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (HMPS PGSD) punya cara sendiri untuk merealisasikannya.

Salah satu yang dilakukan mereka adalah mengadakan “Parade Anak Sholeh”. Kegiatan tersebut diisi dengan lomba yang melibatkan anak-anak SD dari 23 SD se-kecamatan Umbulharjo. Ada Lomba Pemilihan Dai Cilik (Pildacil), Lomba Adzan, Lomba Hafalan Doa Sehari-hari, Lomba Hafalan Surat Pendek, dan Lomba Mewarnai.

Rahayu Ika, penanggung jawab acara lomba tersebut menjelaskan bahwa ini merupakan salah satu upaya mahasiswa PGSD UAD untuk mengembangkan potensi anak-anak SD.

“Dengan adanya acara tersebut, kami akan mengenal anak-anak lebih dekat,” katanya saat ditemui, Ahad, (22/11/15) di gedung baru kampus IV UAD.

Kegiatan yang diikuti 70 anak ini menghadirkan Dholina Inang Pambudi, M.Pd., dan Fitri Indriani, M.Pd.I. sebagai juri lomba, dan disambut oleh Aprida Agung Priambadha, S.Pd.Jas., M.Or.

Acara dimeriahkan Music Vocal (MUVO) DANCE yang menggunakan alat kulintang. Setelah hiburan tersebut, hasil lomba langsung diumumkan. Bagi yang belum tahu para juaranya, berikut ini nama-nama mereka.

Pemenang Lomba Adzan: Juara 1 M. Bagas Satria Annafi (SD Muh Warung Boto); Juara  2 M. Yussila (SD N Balirejo); Juara 3 M. Rangga Ramadhan (SD Muh. Pakel Program Plus).

Juara Lomba Hafalan Surat: Juara 1 Alif Firstdy (SD IT Lukman Al-Hakim); Juara 2 Abdurrahman Tsabit (SD IT Al-Khairat); Juara 3 Salma Anfatunnisa (SD IT Al-Khairat).

Juara Lomba Pildacil: Juara 1 Ihza Mahendra (SD N Mendungan 2); Juara 2 Nabila Maisyaroh (SD Muh. Warungboto); Juara 3 Yoga Alviananda (SD N Mendungan 2).

Kemudian, Lomba Hafalan Doa Sehari-hari: Juara 1 Wardah Gawsa (SD IT Al-Khairat); Juara 2 Nimas Wukir Wulandari (SD Muh. Warungboto); Juara 3 Hilmi Abdurrahman (SD IT Al-Khairat).

Lomba Mewarnai: Juara 1 Aldyth Areon Andra Dewa (SD Terpadu Ma’arif); Juara 2 Ghazy Fatista (SD N Rejowinangun), dan Juara 3 Marsya Rifqia S. (SD Muh. Sukonandi).

Seminar Rahasia Peradaban Islam di Indonesia bersama Herman Sinung J

Penulis buku Majapahit Kerajaan Islam, Herman Sinung Janutama akan mengisi acara di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam acara Opening Rising Orange dalam Menyambut Milad UAD ke-55.

Pada kesempatan tersebut, Herman Sinung Janutama akan berbicara tentang rahasia peradaban Islam di Indonesia. Kita akan diajak mengenal Islam di zaman Majapahit dan cara Islam masuk Indonesia. Selain itu juga tentang para Wali Sanga dalam menyebarkan Islam di Jawa, serta masuknya melalui budaya. 

Benarkah Islam di Nusantara adalah keturunan para durriyah nabi atau para keluarga nabi dari sahabat Ali dan putri Rasul, Fatimah Az-Zahra?

Ingin tahu jawaban dari pertanyaan tersebut dan alur cerita Islam di Nusantara? Hadirlah seminar pada hari Minggu 06 Desember 2015 di auditorium kampus I UAD pukul 19.30-23.00 WIB, gratis!

“Ketahui jati dirimu, ketahui musuhmu dan bangkit” begitulah tagline dalam poster yang mengisyaratkan bahwa sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui jati diri sendiri, khususnya dalam hal agama.

 

Peran UAD kepada Anak Berkebutuhan Khusus

Gangguan kesulitan belajar membaca dan menulis atau sering disebut disleksia, bisa dialami oleh anak usia enam tahun ke atas. Jika tidak diterapi dengan baik, hal ini jelas memengaruhi tumbuh kembang bahasa si anak, serta pertumbuhan anak secara utuh.

“Peran orang tua dalam pendampingan terhadap penyandang disleksia sangat penting,” kata peneliti British Dyslexia Association Emeritus Profesor Angela Fawcett dalam Seminar Nasional betajuk “Mengenal dan Memahami Disleksia” di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Ringroad Selatan, Jum’at (27/11/2015).

Pembicara lain acara ini adalah Ketua Umum Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) Pusat yang juga Spesialis Anak dr. Kristiantini Dewi Sp.AK., dan Konsultan Syaraf Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad) Bandung, Dr. Purboyo Solek Sp.A (K).

Saat membuka dan memberikan kata pengantar, Rektor UAD yang juga merupakan Ketua ADI Cabang Yogya, Dr. Kasiyarno M.Hum. menyatakan, banyaknya kasus disleksia pada anak menjadikan UAD di tahun 2016 akan mendirikan Integrated Development Children Center (IDCC).

“Pendirian IDCC secepatnya direalisasikan pada tahun 2016,” ucapnya. Menurutnya, lembaga ini bekerja sama dengan Pusat Studi Pendidikan Anak dan Keluarga UAD, yang sebelumnya sudah berdiri, serta dikhususkan untuk menangani disleksia. Hal ini bekerja sama dengan berbagai prisi dan fakultas.

“Kita tahu ternyata banyak masalah dalam perkembangan anak-anak. Mereka bahkan butuh penanganan dan pendekatan khusus. Masalah ini juga butuh kajian secara akademis sehingga dihasilkan solusi bagi mereka,” kata Kasiyarno usai dilantik sebagai Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) Kota Yogyakarta.

Pengukuhan pengurus ADI Kota Yogyakarta dilakukan oleh Ketua ADI Pusat, Kristiantini Dani. Kasiyarno menjadi ketua pertama asosiasi tersebut di Yogyakarta.

Menurut Kasiyarno, masalah tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus seperti disleksia dan kasus lainnya selama ini belum tertangani dengan baik di Yogyakarta. “Kita memang memiliki SLB (Sekolah Luar Biasa), tapi itu untuk difabel, sementara anak-anak berkebutuhan khusus ini bukan difabel. Mereka butuh penanganan khusus beda dengan anak pada umumnya,” ujarnya.

UAD yang memiliki Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Psikologi, merasa terpanggil untuk ikut menangani masalah ini. Melalui pusat studi tersebut, akan diteliti berbagai hal terkait anak-anak kebutuhan khusus. Kurikulum pendidikan di PGPAUD, PGSD, dan Psikologi ke depan juga akan mengintegraskan pendekatan untuk anak berkebutuhan khusus.

“Kita sudah memiliki children and family education center. Nanti, lembaga ini akan berkolaborasi dengan pusat studi baru tersebut,” terangnya.

Kasiyarno mengatakan, disleksia atau kesulitan dalam berbahasa ini memang secara fisik tidak terlihat nyata atau kentara, tetapi saat berbicara akan terlihat dengan jelas. Ada yang susah mengingat nama, melafalkan konsonan, menyimak, sampai bingung memahami konsep waktu.

Menurut Angela Fawcett, karena disleksia pengaruhnya juga berkaitan dengan kematangan gerak motorik mata dan tahap perkembangan kognitif anak, sehingga peranan orang tua sangat penting.

Band Letto Merihakan Gebyar FKIP

Dibuka dengan lagu “Kepastian Janji”, Band Letto menghibur mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Senin (29/11/2015) dalam acara Closing Gebyar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendirikan (FKIP) di green hall kampus III.

Letto membawakan 10 lagu, termasuk lagu nasional “Bendera Merah Putih” dan lagu dolanan “Gundul Gundul Pacul”.

“Untuk para calon guru, saya salut….” teriak Noe, vokalis Letto.

Anak dari seniman dan budayawan, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) ini mengungkapkan bahwa para calon guru adalah masa depan bangsa.

Selain Band Letto acara yang rutin diadakan setiap tahun ini dibuka oleh PPDC (PG PAUD Dance Community) dan Band Elmost UAD.

Acara  dilanjutkan dengan pengumuman Lomba Stand Up dan Lomba Esai. Pada kesempatan tersebut, Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) juga membawakan dua musikalisasi puisi berjudul “Lagu Anak Bangsa” karya Hari Leo dan “I’tikaf” karya Jabrohim.

Tak ketinggalan, hadir pula memeriahkan acara comic Hifdzi yang merupakan jebolan SUCI 4, dan band Saturday Ice Cream yang menyanyikan lima lagu.

“Saya berharap potensi mahasiswa FKIP lebih terlihat dalam ajang seperti ini,” ujar Dekan FKIP Suparman saat memberikan sambutan.

Sharing KUI PTM/PTA untuk Memupuk Solidaritas

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengikuti kegiatan Forum Kantor Urusan Internasional (KUI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan PTA se-Indonesia yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya pada 27-29 November 2015. 

“Internasionalisasi perguruan tinggi saat ini, telah menjadi tren global yang sudah hampir tidak bisa kita tolak keberadaannya,” kata Ida Puspita, MA.Res., ketua Forum KUI PTM/PTA periode 2015-2016.

Menurutnya, tahun 2015 ini telah dicanangkan sebagai tahun diberlakukannya Asean Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebelumnya, workshop semacam ini telah diselenggarakan, yakni pada tahun 2010 lalu di Uhamka, lalu di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada tahun 2011, di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) pada tahun 2012, di UM Palembang pada tahun 2013, di UAD dan UM Palangkaraya pada tahun 2015.

Pada periode kepengurusan Forum KUI PTM/PTA se-Indonesia tahun 2014-2015, salah satu program kerjanya adalah menyelenggarakan workshop dua kali selama satu tahun di UM Palangkaraya dan UM Jakarta tahun 2016. Workshop kali ini bertujuan untuk mematangkan aktivitas-aktivitas kerja sama yang dapat dilakukan dengan model konsorsium PTM/PTA, misalnya joint KKN, PPL internasional, dan joint summer course program.

Pada kesempatan itu, Kepala Subdirektorat Kerja Sama Antar Lembaga Dikti, Purwanto Subroto, Ph.D., menyampaikan bahwa penyusunan naskah akademik kerja sama perguruan tinggi dan implikasinya terhadap pemeringkatan perguruan tinggi. Prof. John Lee (President Kyung Dong University Korea Selatan), menyampaikan tentang possible collaborative activities between universities in Indonesia and South Korea. Selain itu, ada pula pembicara dari internal PTM yang membahas tentang KKN/PPL internasional dan joint summer course program.

Ida Puspita berharap, kegiatan ini bisa menjadi ajang sharing best practice dari beberapa PTM yang sudah maju dalam internasionalisasi untuk menggandeng beberapa PTM yang masih dalam tahap belajar serta menyusun langkah-langkah strategis untuk kegiatan internasional yang bersifat konsorsium. Internasionalisasi di PTM/PTA yang dilakukan secara bersama-sama akan semakin memupuk solidaritas di antara sesama keluarga Muhammadiyah.

Sebanyak 50 peserta dari PTM/PTA se-Indonesia disambut Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Drs. H. Bulkani, M.Pd. dan Prof. Bambang Setiaji dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, serta Walikota Palangkaraya, HM. Riban Satia, S.Sos, M.Si.  Workshop ini terselenggara atas kerja sama Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah, yang diketuai KUI UAD Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Menyambut Pesta Politik UAD

Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tinggal menghitung hari. Persiapan untuk menyambut pesta politik yang akan diadakan serentak pada Rabu (2/12/2015), telah banyak dilakukan oleh warga UAD yang terdiri atas 10 fakultas. Di antaranya fakultas Psikologi, Ekonomi, Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Hukum, FSBK (Fakultas Sastra, Budaya, dan Ilmu Komunikasi), Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, juga Teknologi Industri.

Seluruh fakultas tersebut telah melaksanakan beberapa kegiatan untuk menyambut pemilwa Ormawa (Organisasi Mahasiswa) yang terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).

Begitu pula dengan FTDI (Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah) yang terdiri atas program studi Tafsir Hadits, Bahasa dan Sastra Arab, dan Pendidikan Agama Islam, pada Jum’at (20/11/2015), telah melaksanakan Debat Kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2015-2016 yang terdiri atas 2 pasangan calon, yakni Ahmad Hamidi Lubis- Ediwan Widodo dan Abdurrabbi Faqihuddin-Auladun Abror.

 Acara tersebut dilaksanakan di hall lantai II Kampus 1 UAD Jalan Kapas 09, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta pada pukul 13.00-15.00 WIB. Di dalamya dipaparkan visi dan misi dari kedua pasangan calon, dengan mendatangkan Mr. Zamzuri yang merupakan dosen pengampu mata kuliah Bahasa Inggris FTDI sebagai moderator.

Dalam acara tersebut, terjadi perdebatan yang cukup memukau, “Debat cagub dan cawagub cukup panas, karena kedua kandidat saling menguatkan visi-misinya untuk kemajuan FTDI ke depannya.” tutur Irfan Zamzani, mahasiswa semester 3 prodi Bahasa dan Sastra Arab.

Sekitar 100 mahasiswa FTDI menghadiri acara debat tersebut guna meyakinkan pilihan mereka demi masa depan FTDI. Tidak hanya itu, mahasiswa dari fakultas lain pun, seperti dari Psikologi dan Ekonomi turut menghadiri acara tersebut. Peserta tidak hanya mengamati jalannya debat, mereka turut melontarkan beberapa pertanyaan terkait nasib dan kemajuan FTDI di masa mendatang. (AKN)