Rektor UAD: Jangan Terlalu Sering Main Game

 

“Kurangi main game,” ungkap Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat membuka Program Pengenalan Kampus (P2K) yang diikuti oleh lima ribu lebih mahasiswa baru (maba) di GOR Amongrogo Senin, (31/8/2015).

Kasiyarno menambahkan bahwa bermain game bisa merugikan dan menghilangkan waktu yang seharusnya bisa diisi dengan hal yang bermanfaat.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut menganjurkan kepada maba untuk perbanyak baca buku dan diskusi dengan mahasiswa lainnya. Ia juga menambahkan bahwa yang paling penting adalah mengikuti organisasi kemahasiswaan yang ada.

Mahasiswa harus kerja keras dan kerja cerdas untuk mengukir prestasi. Jangan terlalu banyak main game, nanti bisa merusak otak. Syarat menjadi sukses adalah masuk perguruan tinggi, belajar, perbanyak baca buku.

“Mahasiswa harus tekun dan mampu meraih prestasi,” tuitupntya mengakhiri pidato yang diikuti tepuk tangan.

Saat ini, ada sekitar lima ratus maba yang tidak bisa ikut P2K karena keterbatasan tenaga dan alokasi waktu. (Doc:Pors)

Tips Sehat Menjalani P2K

         

“Jangan lupa sarapan dan jangan membiarkan perut dalam keadaan kosong. Manfaatkan semaksimal mungkin waktu istirahat yang disediakan, olahraga, juga mengonsumsi vitamin jika diperlukan.”

Hendy Ristiono, S.Far., Apt., selaku koordinator Tim Kesehatan (Timkes) Program Pengenalan Kampus (P2K) mengungkapkan bahwa gangguan kesehatan yang akan dialami oleh mahasiswa baru (maba) adalah gangguan fisik dan psikis.

“Aktivitas yang cukup padat dari pagi hingga sore, bahkan malam, akan mengakibatkan tubuh berontak dan mengalami keluhan fisik. Mahasiswa juga harus menyiapkan diri untuk kegiatan esok hari. Secara psikis, maba akan stres karena berada pada kondisi asing. Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar mereka harus beradaptasi dengan lingkungan yang serba mandiri karena jauh dari orang tua,” ujarnya.           

            Jika menderita penyakit tertentu, jangan lupa membawa obat-obatan pribadi yang diperlukan. Sementara yang berhubungan dengan kesehatan psikis, hendaknya dengan melakukan refreshing atau berkumpul bersama teman-teman, karena sharing dapat mengurangi kejenuhan.

            Tahun ini, sebanyak 51 tim kesehatan disediakan untuk P2K Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Tim ini terdiri atas 45 mahasiswa KSR, Pramuka, IMM, serta 6 dosen. Selain itu, ada pula tim kesehatan dari PKU Muhammadiyah yang akan menyediakan beberapa fasilitas, mulai dari tim medis hingga obat-obatan.

            “Diharapkan kerja sama antara panitia dan Timkes. Selain itu, yang menjadi ujung tombak adalah panitia fakultas karena lebih dekat dan memahami kondisi maba di fakultas masing-masing sehingga dapat mendeteksi sejak awal kondisi fisik dan psikis mereka. Kerja sama akan berjalan lebih baik jika maba ikut ambil andil seperti saat mengisi form data diri, berlaku jujur menuliskan penyakit yang dimiliki,” terang dosen kelahiran Tegal, 14 April tersebut. (doc)

Menjadi Mahasiswa Berkemajuan

      

“Agar menjadi mahasiswa berkemajuan, maka jadilah generasi terpelajar muslim berkarakter Muhammadiyah, mau bekerja keras dan keras kepada diri sendiri, harus mempunyai semangat untuk berilmu, harus menjadi orang yang mau mengamalkan ilmu, jadilah pemimpin bangsa di masa yang akan datang, serta jadilah anak panah Muhammadiyah yang tumbuh dalam kebersamaan untuk mencerahkan umat dan bangsa.” Itulah yang diucapkan Haedar Nashir dalam Stadium General dalam Program Pengenalan Kampus Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (P2K UAD).   

            Sebelumnya, ia mengucapkan selamat datang dan mengimbau kepada mahasiswa baru (maba) agar  menjadikan P2K sebagai awal mendidik diri menjadi kader Muhammadiyah, kader persyarikatan, dan kader bangsa yang cerdas serta mencerahkan. Ia mengajak maba untuk merenungkan, lalu berpikir tentang negeri tercinta Republik Indonesia. Mahasiswa adalah bagian dari pewaris bangsa dan negara di masa yang akan datang yang patut bersyukur karena mempunyai sejarah negeri dan tanah air. Kekayaan alam yang luar biasa, negeri yang luasnya luar biasa.

“Kita bersyukur karena negeri ini merdeka atas izin Allah Swt. dan kerja keras dari bangsa kita. Jadikanlah sejarah ini sebagai pelajaran sehingga menjadi bangsa yang berkemajuan sebagai mana yang di cita-citakan gerakan Muhammadiyah yang sangat mencintai negara ini. Jadilah penerus cita-cita Ahmad Dahlan yang membawa visi Islam yang berkemajuan yang ingin mencerdaskan bangsa dan negara, serta berbakti sepenuh hati dan penuh penyerahan dini. Ahmad Dahlan yang namanya di ambil dan dikutip oleh UAD, merupakan sosok mujahid pembaru bangsa dan umat, sekaligus pembawa panji Islam berkemajuan. Selain itu, ia disebut sebagai sang pencerah karena hadir mencerahkan bangsa dan dunia,” ucap Haedar.

“Jadilah para mujahid dan para pencerah yang akan menoreh pencerahan di masa yang akan datang,” lanjut Ketua Umum PP Muhammadiyah kelahiran 14 Juli 1963 ini.

            Terakhir, ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap negara ini. “Saya sangat prihatin dengan kondisi negara kita saat ini karena jauh tertinggal dari negara lain, khususnya negara tetangga. Saya harap, maba bisa menjadi pembawa perubahan yang berlandaskan al-Qur’an dan Hadits sehingga perubahan manis itu dapat kita rasakan.” (Nun)

 

P2K UAD Usung Tema Membentuk Entrepreneur Muda

Kita belajar dengan cara yang dewasa, dengan membentuk jiwa wirausaha sejak awal.” 

Ada hal menarik dan berbeda dalam Program Pengenalan Kampus (P2K) tahun 2015 ini. Salah satunya dengan penghapusan atribut topi dan menggantikannya dengan kopiah. Hal ini dimaksudkan supaya lebih berkarakter dan memiliki ciri khas sebagai kampus yang berbasis Islam.

Faisal Ramdani selaku mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)  sekaligus Ketua Panitia Pusat P2K menjelaskan bahwa yang terpenting dalam P2K ini adalah “servis”, yakni memberikan layanan yang optimal dan menyenangkan para peserta untuk memperkenalkan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ibarat berkunjung ke rumah, peserta P2K adalah tamu yang harus dilayani dan dihormati, tidak untuk diplonco. 

            Salah satu dosen di Fakultas Psikologi UAD, Triantoro Safaria, S.Psi., M.Si., Ph.D.Psi. yang menjadi ketua panitia pusat P2K menyadari betul bahwa praktik perploncoan tidak memberikan dampak yang positif.

            Panitia pusat yang terdiri atas dosen dan karyawan UAD dibantu oleh panitia mahasiswa melakukan berbagai inovasi untuk menghapuskan praktik perploncoan itu.

            “Kita belajar dengan cara yang ‘dewasa’. Dengan membentuk jiwa wirausaha sejak awal, calon mahasiswa diharapkan benar-benar mampu bersaing di dunia kerja dan juga mampu menciptakan peluang kerja,” tutur Triantoro yang menjadi salah satu Staf di Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) UAD.

            Hal tersebut sesuai dengan tema umum yang diangkat pada P2K tahun ini, yaitu “Bersama UAD Kita Bangun Jiwa Kewirausahaan untuk Menghadapi Tantangan Global”. Para peserta P2K diharapkan mampu menjadi lulusan yang mandiri, memiliki kekompakan, dan kebersamaan. Ketiga poin ini yang paling diutamakan dalam kegiatan P2K. sebab, ketiganya merupakan kunci menuju kesuksesan dalam berwirausaha.

            Di akhir acara, kata Faisal, akan ada bintang tamu yang sangat spesial tahun ini, artis yang benar-benar merintis karier dari nol dan merupakan orang yang awalnya tidak diperhitungkan. (Ard, Idj)

 

Masyarakat Ekonomi Asean Menginspirasi P2K

 “Berangkat dari tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), tema Program Pengenalan Kampus (P2K) tahun ini memang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan kepada mahasiswa baru,” tutur Dr. Abdul Fadlil, M.T. selaku Wakil Rektor III Bidang Pengembangan Mahasiswa dan Alumni.

Ditemui di ruang sidang rektorat, Jum’at (28/8/2015), Fadlil menjelaskan bahwa P2K adalah ajang penyambutan mahasiswa baru. Seperti halnya keluarga baru yang harus disambut dengan baik, seluruh panitia dari pihak dosen, karyawan, civitas akademika, maupun mahasiswa, melakukan persiapan sejak tiga bulan yang lalu demi kesempurnaan acara.

“Saya rasa alasan utama para mahasiswa baru mendaftar di UAD bukan hanya karena fasilitas dan gedung yang ada di mana-mana, tetapi UAD memang sudah dikenal oleh masyarakat karena prestasinya. Di balik itu, UAD pun menawarkan kualitas pendidikan yang selalu meningkat setiap tahun, diiringi dengan fasilitas yang terus ditingkatkan dan yang paling utama UAD selalu mendukung kegiatan mahasiswa yang bersifat positif dan berprestasi.”

Saat ini, UAD menerapkan pameran wirausaha bagi mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan. Hal tersebut diharapkan dapat menggugah jiwa berbisnis para mahasiswa. Selain itu, UAD juga menggiring mahasiswa untuk ikut PKM dan lomba-lomba yang sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa.

Pria kelahiran Pati, 10 Juli 1967 ini berharap dengan mengikuti P2K, mahasiswa baru dapat lebih mengenal dan mencintai UAD. Dengan begitu, semangat belajar akan lebih terpompa dan mahasiswa baru dapat menjadi pribadi mandiri yang sukses menanggapi tantangan global di kemudian hari. (Dev)

Teater JAB Launching Rampak

“Penulis yang baik, bukan yang membuat pembaca cerdas, tetapi yang menganggap pembaca cerdas,” Kata Asef Saeful Anwar saat bedah buku Rampak karya anggota Teater Jaringan Anak  Bahasa (JAB) dan para alumninya di hall kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Selasa, (25/08/2015).

Kata Asef, penulis harusnya lebih dekat dengan realitas. Jika seorang penulis atau penulis pemula tidak berbaur, maka karya yang dihasilkan tidak akan jauh dari kamarnya sendiri.

Menurutnya, ada tiga hal yang harus diketahui dalam puisi, yaitu mereka yang menikmati puisi, mereka yang mencintai puisi, para pelaku atau penulis puisi.

Rampak yang berisi puisi, cerpen, dan syair atau teks musikalisasi puisi karya Teater JAB merupakan buku keempat. Teater JAB setiap tahun selalu melahirkan karya anggotanya. Karya sebelumnya berjudul Wajah.

Dalam Rampak, tidak hanya anggota JAB yang berkarya, tetapi juga memuat karya alumni yang aktif dalam menulis, seperti S Arimba, Sule Subaweh, Anes PS, Iqbal H Saputra, Latief S Nugraha, Gyta, Bandrun, dan lain-lain.

Menurut Ihsan, ketua divisi sastra yang juga menyusun karya, makna Rampak merupakan bentuk kebersamaan yang bertujuan untuk keselarasan hidup.

“Makna rampak tersebut mewakili semangat yang didasari keikhlasan, kesabaran, kekeluargaan, dan saling mendukung di setiap proses,” ucap Ihsan.

Acara yang dihadiri oleh para penulisnya itu juga dimeriahkan oleh penampilan Jab, Teater PeBei, Teater 42, dan beberapa komunitas di luar UAD.

 

Tiga Agenda Besar Korkom IMM UAD

 

 

Koordinator Komisariat (Korkom) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Ahmad Dahlan UAD periode 2015/2016 pada Senin, (24/08/2015) resmi dilantik oleh Pimpinan Cabang IMM Djazman al-Kindi Kota Yogyakarta di Aula Islamic Center UAD.

Pelantikan sekaligus talk show pergerakan yang mengusung tema “Meneguhkan Substansi, Ciptakan Manuver Ideologis” ini dihadiri oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UAD, BEM Universitas, Ortom, dan kader IMM se-UAD. Mereka bersatu padu untuk menunjukkan keharmonisan demi kelancaran IMM UAD dalam satu periode ke depan.

Unsur Pembantu Pimpinan selama satu periode akan membawahi 11 komisariat IMM. Immawan Showab, selaku Ketua Korkom menyampaikan bahwa perlu adanya sinergitas antarpemimpin yang akan membawa misi IMM sampai kepada jalur yang diinginkan. PC IMM, Korkom, Komisariat, Rektorat, dan pihak-pihak yang nantinya akan banyak terlibat di IMM UAD, akan banyak dilibatkan demi tercapainya progresif gerakan.

Ketua PC IMM Djazman al-Kindi, Lady Farhana, juga menyampaikan bahwa terdapat tiga agenda besar. Harapannya hal itu dapat di break down oleh Korkom dalam pelaksanaan fungsi, tugas, dan perannya. Tiga pokok itu adalah penguatan ideologi yang akan mulai dibangun di forum rutin pemimpin dengan selalu meng-upgrade pengetahuan kader IMM, pengejawantahan profil kader ikatan yang dilakukan dengan amal-amal nyata bagi masyarakat, dan dakwah media.

“Kita sudah sama-sama menyadari, dalam tataran global, media berperan besar menentukan nilai bahkan sudah sampai tataran doktrin. Hal yang sangat disayangkan. Ternyata, media kemungkaran telah berdiaspora dan menguasai. Oleh karenanya, menjadi kewajiban kita, sebagai kader IMM, untuk mulai menguasai media untuk ber-fastabiqul khoirot, menularkan benih-benih kebaikan dan melawan kemungkaran dengan mencoba mengeluarkan gagasan-gagasan yang diyakini IMM,” ujar Lady Farhana.

Sucipto, M.Pd., BI. selaku pembina IMM UAD menyampaikan bahwa Korkom perlu mengawal keteguhan ideologi bagi pemimpin dan kader yang pernah masuk IMM. Ke depan, Korkom juga mulai mengenalkan forum-forum kajian pemimpin dan akan banyak mengenalkan Muhammadiyah maupun IMM. Setelah memahami sebagai ide yang telah melangit, IMM tinggal membumikan gerakan.  “Korkom juga harus menyadari bahwa IMM bukanlah sekadar organisasi, tetapi sebagai gerakan.” tambahnya.

 

Sumber: Sangpencerah

 

Membaca Budaya Indonesia dalam Buku Kumpulan Puisi Oranye Mahasiswa UAD

Menyatukan budaya Indonesia dalam kumpulan puisi Oranye. Begitulah yang terlintas jika membaca buku tersebut. Buku yang di luncurkan pada Rabu, (19/08/2015) di hall kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini menghadirkan Penyair terkemuka Iman Budhi Santosa dan Penyair muda Latief S. Nugraha, yang juga memberikan catatan penutup pada antologi tersebut.

“Lewat 76 puisi karya 17 penyair yang terhimpun dalam buku ini, proses simbolis di masyarakat yang saling berkait-kelindan ditunjukkan dengan khas sesuai latar belakang kebudayaan daerah masing-masing penyairnya,” terang Latief dalam catatan penutupnya.

Menurutnya, mereka berhasil menjadi penerus, penyambung kegelisahan-kegelisahan masyarakat yang tak sampai dan terputus. Semangat mengangkat dan mencatat nilai-nilai dari lekuk-liku tubuh gadis perawan bernama lokalitas di hampir keseluruhan puisi para penyair terasa begitu kuat. Melalui mereka, kita bisa bertualang dari dunia sosial ke dunia kultural, dari dunia satu ke dunia lain, yang ternyata begitu luas dan tak ada habis-habisnya ditulis sebagai puisi.

Acara rutin Forum Apresiasi Sastra (FAS) yang diadakan oleh Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) bekerja sama dengan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PSBI) tersebut, juga dihadiri oleh 17 penyair yang karyanya ada di dalam Orange.

Semoga kata “oranye” judul buku ini bermakna semburat bang-bang wetan sebagai penanda terbitnya matahari pagi, bukan semburat senjakala sebagai penanda terbenamnya matahari.

Latief berharap, antologi ini dapat menjadi pemantik bagi karya-karya para penyair, khususnya di UAD, agar terus bersinar menyala menghiasi jalan sunyi bernama puisi dalam arena sastra di Indonesia. Tentunya, semua tidak mau jika hanya “sekali berarti, sudah itu mati”, bukan? 

Kumpulan puisi yang diterbitkan oleh Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Masyarakat Puitika Indonesia (MPI) tersebut semoga dapat menjadi generasi sebagai saka guru tegaknya kebudayaan di Indonesia dan mampu menjadi agen kebudayaan bangsa.

“Buku Oranye ini sebuah harapan atas dunia yang amat luas yang bernama puisi,” kata Drs. Jabrohim, M.M. selaku kepala LSBO.

MPI merupakan komunitas yang didirikan pada dekade 80-an dan dikembangkan oleh Prof. Dr. Suminto A. Sayuti serta Jabrohim dkk.

Menurut Iman Budhi Santosa, munculnya komunitas Jejak Imaji (JI) yang turut membantu mendampingi mahasiswa UAD dalam proses menulis sastra tersebut perlu diacungi jempol. Komunitas yang digawangi oleh Sule Subaweh, Iqbal H Saputra, serta Angga T Sanjaya ini telah banyak menorehkan prestasi, baik menulis puisi, baca pusi, dan musikalisasi puisi.

Melihat Tantangan Muhammadiyah

“Ada 4 hal yang menjadi tantangan Muhammadiyah,” kata Rujito, S.Ag. saat memberikan ceramah di masjid Darussalam Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kampus I pada Sabtu, (22/08/2015).

Menurut pengelola panti asuhan di Kulon Progo ini, tantangan tersebut datang dari kaum adat yang cenderung menyekutukan Allah Swt. Selain itu juga datang dari kaum jumud. Mereka adalah orang yang hanya ikut-ikutan tetapi tidak paham yang dilakukan, kaum sekuler, dan kaum agama lain yang cenderung syirik.

Jika tidak berhati-hati, hal tersebut akan sangat berbahaya. Ia juga mengimbau agar lebih santun menghadapinya, jangan memakai amarah.

“Kita harus melakukan sesuatu dengan akal sehat. Kita perlu makan sebelum bekerja. Setelah itu bekerjalah. Jangan lupa olah pikir, olah dzikir, olah rasa. Kunci untuk menuju bermuhammadiyah adalah niat, pengorbanan, dan ikhlas.

Pengajian yang rutin diadakan oleh takmir masjid Darussalam tersebut menghadirkan semua civitas UAD kampus I. Selain pengajian, takmir juga mengadakan kajian pagi di masjid center  UAD di kampus IV.

Robot UAD Raih Juara di Korea

Setelah Juara 2 dalam Kontes Robot Sepak Bola Indonesia, Juara Inovasi Terbaik, dan Juara 3 dalam Kontes Robot Seni Indonesia pada acara Kontes Robot Indonesia yang diadakan DP2M DITJEN DIKTI di Universitas Semarang, 16 Mei 2015 lalu, tim robot mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kini kembali menyabet juara.

Tidak tanggung-tanggung. Jika sebelumnya tingkat nasional, sekarang mereka meraih prestasi pada tingkat internasional.  Adalah R-Squad, berhasil meraih juara 3 dalam ajang Kontes Robot Internasional di Korea.

Tim UAD meraih juara di dua kompetisi yang digelar Ferederation Of International Robot-Soccer Association (FIRA) di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAITS), Korea pada 4-9 Agustus lalu.

Wakil Rektor III Bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Pemberdayaan Alumni UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T. mengatakan, prestasi mahasiswa UAD di ajang internasional tersebut sangat membanggakan. Sebab, hanya dua perguruan tinggi di Indonesia yang ikut dalam ajang bergengsi itu, yaitu ITB dan UAD.

“Bagi kami, ini pengalaman pertama di ajang robot internasional dan ternyata bisa menang,” kata Fadlil, Sabtu (22/8/2015) di ruang sidang utama kampus I.

Nuryono Satya Widodo, S.T. dosen pendamping robot mengatakan, ada 50 tim robot yang berlaga dari 25 negara di dunia. Ada 6 kategori lomba yang digelar di ajang tersebut, dan tim UAD meraih juara 3 di dua kategori lomba. FIRA Robot World Cup tahun ini merupakan ajang ke-20 yang sudah digelar asosiasi robot internasional.

Tim R-Squad UAD yang dikirim ke ajang itu beranggotakan tiga mahasiswa, yaitu Teuku Makmur Tsani, Watra Arsadianto, dan M Faiq Hatta. “Dari sisi sumber daya, kita sangat terbatas karena hanya tiga mahasiswa dengan tiga robot saja,” kata Nuryono.

Dari 6 kategori lomba di ajang robot tersebut, tim UAD hanya mengikuti 4 kategori. Keempatnya adalah weight lifting, wall climbing, sprint, and marathon. “Pertimbangannya karena kurang personel saja,” ujarnya.

Dari 4 kategori lomba tersebut, tim UAD menyabet juara 3 di kategori weight lifting dan juara 3 di kategori wall climbing.

Koordinator tim R-Squad UAD, Teuku Makmur Tsany mengatakan, meski meraih juara 3, tetapi pihaknya merasa bangga karena UAD baru pertama mengirimkan timnya di ajang ini.

“Yang membanggakan lagi, robot kita merupakan rakitan sendiri hasil karya tim, sedangkan robot-robot tim lain banyak yang pabrikan.
Ke depan, kami akan terus berlatih untuk menghadapi event robot internasional lainnya,” ujar Tsany.

Wakil Rektor I UAD, Muchlas M.T. mengatakan, ke depan pihaknya akan terus melakukan pembinaan bidang penalaran di UAD. Sebab, bidang ini memberikan peluang besar bagi mahasiswa untuk terus berprestasi. Dari sana, tiap tahun mahasiswa dapat maju ke tingkat nasional, bahkan menang di ajang internasional.

Pada 2014, tim robot UAD meraih 5 penghargaan di berbagai bidang. Di antaranya Juara 1 KRSI Kontes Robot Indonesia Regional 3 dan Juara Robot dengan Desain Terbaik (Best Design) KRPAI BERODA; Juara Harapan KRSBI yang  diadakan oleh DITJEN DIKTI & UNISULA di GOR Jatidiri Semarang Mei 2014; Juara 1 Kategori Speed Racer, Juara 1, dan Juara 2 Kategori Mikrokontroler pada acara Line Tracer Design and Contest (LTDC) di Universitas Negeri Malang, September 2014; Juara 2 pada acara Line Follower Robot Competition Elektro Open Robotic V di Universitas Negeri Jakarta pada November 2014; Juara 1 dan Juara 3 pada acara Line Tracer Soedirman Lomba Robot Line Follower di Universitas Jenderal Soedirman pada November 2014; serta Juara 2, 3, 4 Robot Race pada acara Electronics and Informatics (ELINFO) Competition di Universitas Negeri Yogyakarta, Gedung KPLT FT UNY pada November 2014.