Mengenal Qalbun Salim
“Qalbun salim adalah hati yang memiliki spiritualitas sangat tinggi sehingga sangat peka terhadap Asma Allah dan bacaan ayat-ayat al-Qur’an,” kata Yusuf A. Hasan dalam pengajian rutin di Masjid Darussalam kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (11/4/2015).
Lebih lanjut Yusuf menyampaikan, pada hati itulah terkandung ruh setiap manusia. Di dalam ruh terdapat spirit yang menggerakkan kesadaran manusia untuk melakukan apa pun. Ia jugalah yang menggerakkan kesadaran, kesengajaan, atau niat kuat, untuk bekerja keras mengembangkan dan mempertahankan hidup serta kehidupan diri maupun keluarga. Tujuannya agar dapat mencapai kebahagiaan sesuai dengan yang disyariatkan agama dan ketentuan-ketentuan hukum lain yang berlaku. Bagi orang yang hatinya kosong dari kesadaran mengenai kepentingan hidup dan kehidupan ini, tentu tidak tebesit sedikit pun untuk hidup dengan bekerja keras serta sesuai dengan tuntunan syariat serta hukum.
“Untuk mengenal qolbun salim, maka perlu perhatikan tiga hal. Pertama, qalbu salim berarti salamatul qalb ’anisy-syirk awil-aqa’id al-fasidah, yakni selamatnya hati dari syirik atau kepercayaan-kepercayaan yang sesat. Hati yang sehat berarti memiliki akidah yang benar, lurus, serta bebas dari segala bentuk kemusyrikan,” tutur Yusuf.
Lebih lanjut ia menjelaskan poin lainnya. Kedua, qalbin salim berarti salim min amradhil-qulub, yakni bersih dari penyakit-penyakit hati. Ketiga, qalbun salim berarti hati yang sehat dan memiliki kesempurnaan serta kekuatan melakukan yang menjadi tugas dan fungsinya sesuai maksud penciptaan manusia di dunia. Dalam hal ini, fungsi hati yang paling utama adalah mengenal Allah atau iman, lalu menggerakkan si pemilik hati untuk mewujudkan keimanannya itu dalam sikap dan perilaku konkret kehidupan sehari-hari.
“Oleh sebab itu, Rasulullah Saw dalam hadits riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah bersabda, ‘At-tagwa ha-huna, takwa itu di sini,” ucap Yusuf sambil menunjuk ke dada tiga kali.
Secara bahasa, qolbun salim berasal dari dua kata bahasa Arab, yaitu qolbun yang berarti ‘hati’ dan salim yang berarti ‘bersih, suci, dan lurus’. Jika kedua kata ini digabungkan, maka akan membentuk arti ‘hati yang lurus, bersih, suci, dan ikhlas dalam segala gerak, pikiran, perasaan, perbuatan dan lain sebagainya hanya kepada Allah Swt’. Dalam al-Qur’an, Allah menyebut istilah qolbun salim sebanyak dua kali. Keduanya menggambarkan tentang hati Nabi Ibrahim As.
“Semoga hati kita senantiasa diberikan pencerahan dan bersih dalam menghadapi segala kemungkaran yang ada di hadapan kita. Amin,” tutup ustadz Yusuf dalam pengajian yang diikuti dosen serta karyawan UAD kampus I itu.

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UAD bertempat di Gedung Asri Medical Center (AMC) sukses menyelenggarakan kegiatan Simposium Nasional (Symbion 2015). Kegiatan tersebut mengangkat tema “Edubiodiversity: Inspiring Education with Biodiversity”.
Sesi pemaparan materi oleh keynote dibagi menjadi 2 sesi, yaitu sesi pertama Prof. Dr. Yayuk Rahayuningsih S, M.Sc dan Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dengan moderator Trianik Widyaningrum, M.Si. Sesi kedua oleh Dr. H. Sulistiyo, M.Pd dan Dr. H. Sulistiyo, M.Pd dengan moderator Irfan Yunianto, M.Sc.
Forum Apresiasi Sastra (FAS) #45 yang diselenggarakan pada Rabu (8/4/2015), di hall kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menampilkan para perempuan pecinta sastra. Mereka adalah mahasiswi, alumni UAD, serta beberapa penampil dari luar UAD yang turut membacakan karya dari para penulis perempuan yang diapresiasi oleh para perempuan.
