Mengaktifkan Pikiran Melalui Organisasi

 

Mengubah cara berpikir, tentu membutuhkan latihan. Namun, banyak manfaat yang akan diperoleh. Mengaktifkan pikiran dengan ide-ide menarik akan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Selain itu juga dapat menambah motivasi untuk selalu berpikir positif dalam menjalani hidup.

Kajian keputrian FRESS diadakan pada Jum’at (27/3/2015), pukul 11.30-12.30 WIB di ruang 301 B Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara ini merupakan program rutin Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Psikologi. Pada kesempatan tersebut, tema yang dibahas adalah “Aktivis Yes, Kuliah Oke!”.

“Kalian mengaku anak muda, maka inner beauty-nya harus muncul dengan menghidupkan wajah yang selalu tersenyum agar membawa kesan baik bagi diri sendiri dan orang lain,” terang Rudi Yuniawati S.Psi. selaku pembicara yang juga merupakan dosen UAD.

Menurutnya, untuk tampil prima di hadapan orang lain maka harus ekspresif dengan menampakkan wajah berseri-seri. Sebab, itu akan menunjukkan suasana hati dan keadaan diri. Di samping itu, organisasi sangat bermanfaat, di antaranya menambah ilmu pengetahuan, menambah teman, dan yang paling utama adalah menambah pengalaman.

“Manusia memang tidak lepas dari masalah. Namun, jangan selalu berburuk sangka padanya karena  pasti terdapat hikmah di balik semua itu. Yang dibutuhkan adalah mencari sebab dari setiap permasalahan. Terlepas dari mudahnya mahasiswa di doktrin dan memiliki sifat idealis yang tinggi, organisasi sangat dibutuhkan dalam menuangkan ide-ide, menjalin komunikasi, serta berdiskusi dengan orang lain. Hal semacam ini dapat memunculkan konsep diri,” lanjutnya.

Organisasi merupakan bagian dari skala prioritas manusia. Dengan organisasi, seseorang dapat meninggalkan kemalasan dan berbuat sesuai aturan karena setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan kelak. (AKN)

Sejuta Manfaat Menjadi Aktivis

Organisasi dapat memberikan spirit mahasiswa untuk menjadi aktivis.”

Mahasiswa merupakan usia produktif untuk berkarya. Menjadi aktivis adalah salah satu wadah untuk menuangkan gagasan menjadi sebuah karya. Memang, tidak semua mahasiswa mau dan berminat untuk terjun dalam sebuah organisasi. Selain banyak peraturan, kedisiplinan juga sangat dituntut. Namun jika dicermati, manfaat menjadi aktivis sangat banyak.

“Sebagai kaum muda, harus melakukan sesuatu yang lebih karena banyak mimpi yang harus diwujudkan. Yang belum berorganisasi, bergabunglah di dalamnya. Yang sudah berorganisasi, lakukanlah hal baru yang lebih dari itu. Wujudkan skill-mu, banyaklah membaca karena buku merupakan jendela dunia,” kata Rudi Yuniawati S.Psi. selaku pembicara dalam acara kajian keputrian FRESS yang rutin diadakan hari Jum’at di kampus I UAD.

Seorang aktivis akan sangat mudah memperoleh inspirasi dan komunikasi dari variasi orang. Di sisi lain, juga dapat mempererat tali silaturahmi yang perlu diketahui dapat menambah usia, ilmu pengetahuan, pengalaman.

Selain itu, berorganisasi juga dapat menambah kepuasan hidup. Keadaan tersebut dapat mengonsep diri sehingga seseorang dapat menerima dirinya dan kemudian dapat mensyukuri. Menjadi aktivis merupakan ajang untuk meng-upgrade diri, berkomunikasi, dan beradaptasi sehingga mampu menjadi pribadi yang lebih fleksibel dengan bervariasi orang. Selain itu, dapat lebih mudah dalam mengaktifkan pikiran, menenangkan hati, dan meningkatkan motivasi hidup.

Di akhir acara Rudi berkata, “Mahasiswa dianjurkan untuk menjalin komunikasi dengan dosen, teman, atau siapa pun dengan cara berdiskusi agar semangat hidup menjadi tinggi. Marilah mencoba memahami orang lain.” (AKN)

Kebangkitan IMM dalam Membangun Bangsa

 

Terhitung sejak awal Maret, 15 rangkaian acara guna memperingati Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) telah diselenggarakan. Acara tersebut meliputi seminar farmasi, festival film pendek, dai IMM yang diterjunkan ke masjid-masjid di DIY, dan lain-lain.

Talk show pada Minggu (29/3/2015) merupakan acara terakhir dari serangkaian kegiatan tersebut. Kegiatan ini diadakan di auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta, dari pukul 09.00-12.00 WIB. Peserta yang hadir berjumlah sekitar 150 dari berbagai fakultas.

Hadir sebagai pembicara, di antaranya Farid Suryanto, S.Pd., Purnomo, S.T., dan Imam Mahdi, S.IP., M.A., dengan Juwanti, S.Pd. sebagai moderator. Tema yang diangkat adalah “Kiprah ke-51 Menuju Era Keemasan Kita Bangkitkan Peran IMM dalam Membangun Bangsa.’

“Pembicara yang dihadirkan merupakan alumni IMM yang masih berkontribusi di masyarakat, yang mampu memberi contoh baik kepada adik-adiknya untuk berjuang dalam Muhammadiyah,” kata M. Amirul selaku ketua panitia dalam sambutannya.

Sebagai putra bangsa yang berkewajiban membangun bangsa ini agar lebih baik, diperlukan adanya usaha untuk melakukan perubahan. IMM harus mampu berkarya dan membawa perubahan dengan melakukan dinamisasi, revitalisasi, dan fungsialisasi di bidangnya. Harapannya, kualitas negeri ini semakin meningkat.

Dalam talk show, diangkat beberapa pembahasan, seperti pendidikan yang dibutuhkan di Indonesia, gambaran tentang kondisi umum IMM selama 51 tahun ini, dan berbagai realita yang terjadi di masyarakat mengenai pendidikan, politik, maupun keadaan sosial lainnya. (AKN)

Filipina Membuat Pendidikan Dasar 12 Tahun

Orasi Ilmiah Atty Santiago D. Ortega, Jr.;

“Filipina telah mengubah sistem pendidikan dengan menambah 2 tahun di pendidikan dasar, yakni dari 10 tahun menjadi 12 tahun. Undang-Undang Peningkatan Pendidikan Dasar 2013 mengamanatkan bahwa TK dibuat wajib pada usia 5, ditambah 12 tahun pendidikan dasar. Angkatan pertama dari kelas 11 pada tahun 2016, menjadi tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan tinggi karena kekosongan dua tahun di pendidikan tinggi. Program pendidikan dasar 12 tahun Filipina akan membuat lulusan sebanding dengan lulusan lain di negara-negara ASEAN, dan dunia pada umumnya.”

Itulah yang dikatakan Atty Santiago D. Ortega, Jr., President Of University of Saint Anthony, Filipina, dalam orasi ilmiah wisuda Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (28/3/2015), di JEC.

Menurutnya, pada 2015, ASEAN Community telah dimulai. Situasi ini akan menghilangkan batas-batas bagi orang, produk, jasa dan barang, serta menghilangkan hambatan sehingga meningkatkan persaingan.

Bagaimana kita akan menyiapkan diri dalam tahun-tahun mendatang? Apakah bergerak maju, atau mundur? Apakah kita siap untuk menghadapi dunia di tengah-tengah menyusutnya batas?

Berkaitan dengan hal itu, Atty menghubungkan dengan mahasiswa yang sedang diwisuda. “Setelah lulus, persaingan akan dimulai. Anda akan menemui banyak tantangan. Beberapa orang mungkin memutuskan untuk bekerja di institusi pemerintah, sedangkan yang lain memutuskan untuk menjelajah ke dunia bisnis, mengelola atau usaha sendiri, dan menjadi bos. Di sini, saya ingin menekankan tentang kewirausahaan, menjadi seorang pengusaha-pengacara di Filipina.”

“Saya memuji Komisi Pendidikan Tinggi (CHED), lembaga yang mengelola lembaga pendidikan tinggi di Filipina. Pada tahun 2005, CHED berdasarkan Resolusi Nomor 184-2005 telah menyetujui Kebijakan, Standar, dan Pedoman Bachelor of Science dalam Kewirausahaan efektif S/Y 2006−2007. Tujuannya untuk mengembangkan wirausaha Filipina. CHED percaya bahwa semangat kewirausahaan adalah tulang punggung ekonomi apa pun, semakin kuat semangat wirausaha, maka semakin bergairah ekonomi. Di Filipina, jumlah terbesar pendaftar dan lulusan di perguruan tinggi adalah jurusan bisnis dan manajemen pendidikan,” tambahnya.

Di USANT, lulusan terbanyak pada 2015 berasal dari departemen pendidikan bisnis sekitar 40%. Populasi terbesar di sana adalah jurusan akuntansi. Sebanyak 34% dari seluruh perguruan tinggi adalah departemen pendidikan bisnis.

Mengapa program pendidikan bisnis menjadi pilihan siswa Filipina? Di USANT, biaya program tersebut lebih rendah dibandingkan program medis dan sains, serta sedikit praktik laboratorium. Selain itu, siswa percaya bahwa mereka memiliki pilihan yang lebih luas setelah lulus. Mereka bisa menjadi bos bagi dirinya sendiri atau mendapatkan pekerjaan di sektor swasta maupun publik. Persiapan akademis formal di perguruan tinggi akan membantu lulusan memulai bisnis mereka sendiri, untuk menjadi mandiri dan memperoleh gelar tanpa tergantung kepada pemerintah.

Memang ada urgensi untuk menceburkan diri dalam kegiatan kewirausahaan. Statistik Nasional Kantor Filipina melaporkan bahwa tingkat pengangguran di Filipina rata-rata 8,9% pada 1994−2014. Namun, data tersebut menurun menjadi 6,0% pada Oktober 2014. Di antara para pengangguran, 21,6% adalah lulusan perguruan tinggi.

Pada laporan yang sama, tingkat pengangguran di Indonesia adalah 5,94%, jauh sedikit lebih rendah dari Filipina. Ini merupakan bukti yang meyakinkan bahwa kewirausahaan, baik skala kecil atau skala besar, usaha kecil atau makro, bisa mengurangi pengangguran di kedua negara.

“Saya percaya UAD telah membekali Anda dengan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan untuk menghadapi dunia kerja yang nyata. UAD, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Yogyakarta, membekali Anda dengan soft skills dan hard skills untuk menjadi warga negara yang produktif dan pengusaha Indonesia yang sukses,” kata Atty.

Soft skill mengacu pada keterampilan interpersonal, sikap dan semangat terhadap pekerjaan. Sementara menurut Andrew Dubrin, penulis buku Essentials of Management, hard skill mengacu pada keterampilan teknis, konseptual, diagnostik, dan politik. Keterampilan ini akan membuat pengusaha meraih hasil maksimal dalam bisnis. Bill Gates, salah satu yang terkaya dunia adalah programmer komputer. Ia memiliki keterampilan teknis yang tidak dapat diragukan. Ia merupakan salah satu pengusaha paling terkenal, yang memiliki Microsoft.

“Di USANT, kami menganjurkan dan membangun kualitas mahasiswa dan karyawan atau CDCD atau yang disingkat dengan care (perhatian), dedication (dedikasi), commitment (komitmen),  dan discipline (disiplin). Jika Anda memiliki kualitas ini, Anda tidak akan pernah gagal. Sukses akan berada di ujung jari Anda.”

Buktinya, formula ini membawa USANT ke tempat yang sekarang, pemimpin dalam inovasi pendidikan dan keunggulan. USANT terus menyentuh dan meningkatkan kehidupan para pemangku kepentingan dan akan terus melakukan bahkan lebih berani, lebih baik, dan lebih bersinar. Seandainya bukan karena CDCD, USANT tidak akan seperti sekarang.

“Sebagai Presiden dan Ketua Dewan USANT, universitas mitra Anda, saya mendesak masing-masing dari Anda untuk membuat perbedaan. Selalu bawa cita-cita almamater. Hidup yang bermanfaat adalah saat Anda merangkul motto moral and intellectual integrity,” terangnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, “Rahasia sukses saya adalah kerja keras, tekun berdoa, dan berbagi dengan sesama. Ukir masa depan Anda dengan integritas moral dan intelektual, disiplin, perhatian, dan dedikasi,” tutupnya.

 

Melihat Kerja Sama UAD dengan Filipina

“Saya merasa senang bahwa 5 mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan menyelesaikan tesis mereka di Graduate School USANT telah lulus,” kata Atty Santiago D. Ortega, Jr. President of University of Saint Anthony, Filipina, dalam orasi ilmiah wisuda Universitas UAD, Sabtu (28/3/2015), di JEC.

“Mereka tinggal bersama kami selama 4 bulan, yakni pada September hingga Desember 2014. Selamat untuk Awaludin Arifin, Balqis Husain, Ratih Kesuma Dewi, Aditya Dwi Saputri, dan Desi Hidayanti yang telah di wisuda periode ini,” tambahnya.

Atty merasa sangat tersanjung karena dapat berperan sebagai ayah kedua, menjadi presiden, Ketua Dewan Pembina Universitas Saint Anthony pada wisuda Maret 2015, serta berada di hadapan 796 wisudawan.

Sejak Oktober 2013, kerja sama UAD dengan Fakultas Seni Liberal sudah terjalin. Hal ini selanjutnya diangkat ke tingkat universitas setelah penandatanganan resmi Nota Kesepahaman antara Universitas Saint Anthony (USANT) dan UAD pada Desember 2014.

Tercatat, sudah banyak kerja sama yang dilakukan oleh kedua universitas ini. Di antaranya pada 25 Oktober 2013, Fakultas Psikologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi, menandatangani MoU dengan College of Liberal Arts USANT.

Bulan September 2014, UAD mengirimkan 5 mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris dalam program Credit Transfer System untuk menulis dan melakukan penelitian tesis di USANT. Satu bulan selanjutnya, Pascasarjana UAD menandatangani MoU dengan Graduate School USANT sekaligus menyelenggarakan seminar on Educational Exchange.

Selain itu, Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD menandatangani MoU dengan Health Care Education Department USANT dan menyelenggarakan Seminar on Health Care Policy, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD bekerja sama dengan College of Education USANT menyelenggarakan seminar dengan tema Code of Ethics For Teachers: A Comparison Between Indonesia-Philippines, serta Fakultas Ekonomi UAD menandatangani MoU dengan Business School USANT dan menyelenggarakan Seminar on ASEAN Economic Community.

Pada 15 Desember 2014, Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dan Presiden USANT, Atty Santiago D. Ortega, Jr. juga menandatangani MoU tingkat universitas.

Intan Dwi Isparulita; Lulusan Terbaik dengan IPK 4.00

 

Belajar dengan rajin dan selalu memiliki motivasi diri yang kuat, terutama dari keluarga dan sahabat. Barang siapa bersungguh sungguh pasti akan berhasil.”

Begitulah motto Intan Dwi Isparulita, lulusan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang mendapat IPK 4 pada wisuda periode 28 Maret 2015. Ini adalah prestasi luar biasa yang ditorehkan oleh alumnus  Program  Studi  Teknik  Kimia  Fakultas  Teknologi  Industri  (FTI).  Intan  panggilan akrabnya, merupakan wisudawan lulusan terbaik sekaligus lulusan yang penuh prestasi.

Saat ditemui, putri pasangan Purwanto dan Purwati ini berbagi pengalamannya saat menempuh studi. “Banyak hal yang saya peroleh selama  kuliah  di  UAD, terlebih  di  FTI.  Mulai  dari pengalaman akademik, sampai nonakademik. Saya pernah 3 kali mewakili UAD dalam mengikuti Olimpiade Sains Nasional di Tingkat  Kopertis  Wilayah  V.  Memperoleh  dana  hibah  penelitian  dikti  dengan  judul Pemanfaatan  Japanese  Crystal  Algae  sebagai  Penurun Obesitas,” terang perempuan kelahiran Bogor 31 Juli 1992 itu.

Prestasi lainnya adalah menjuarai pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat fakultas dan finalis pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas tahun 2014. “Pengalaman  yang  sangat  terkesan  adalah  mewakili  UAD ke  tingkat  internasional, yaitu dalam Student Exchange ke Khon Kaen University Thailand pada 4−9 Maret 2015 lalu. Syukur alhamdulillah saya berhasil menjuarai Outstanding Presentation Award dengan judul Synthesis Japanese Crystal Algae To Reduce Obesity,” kenangnya.

Intan berharap, FTI semakin maju, semakin banyak mengukir prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Ia juga berpesan kepada adik-adik angkatan untuk terus giat belajar dan gali terus potensi diri. Jangan pernah menyerah karena kegagalan merupakan motivasi kekuatan untuk bangkit meraih prestasi.

“Saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, pemimpin fakultas, ketua program studi, dosen  pembimbing, bapak dan ibu  dosen  Teknik  Kimia,  teman-teman  Teknik  Kimia,  kepala kantor fakultas dan staff tata usaha, serta kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Mereka telah membantu saya dalam meraih prestasi selama ini,” tutup perempuan yang berencana untuk segera mencari kerja ini. (dok)

Kobaran Semangat Kesuksesan

 

Jika ada orang yang ingin sukses, maka ia tidak segan untuk selalu di depan.”

Sangat menarik kalimat tersebut. Ya, itu merupakan salah satu ungkapan yang diberikan Budi Jaya Putra, S.Th.I selaku pemateri dalam acara training motivasi dan peluncuran buku Sejuta Cara untuk Bisa.

Menurutnya, segala sesuatu yang dilakukan harus membutuhkan alasan. Sebenarnya, hambatan terbesar untuk sukses adalah rasa takut kegagalan. Jika manusia tidak mampu dalam suatu hal, pasti ia mampu melakukan sesuatu yang lain.

“Kita harus selalu optimis. Mengenai keputusan, biarkan Allah yang menentukan,” ucap Budi dalam acara yang berlangsung Minggu (22/3/2015) di auditorium kampus II UAD itu.

Rasa optimis akan memberikan pengaruh untuk kejadian sebenarnya, tidak ada yang tidak bisa.  “Buktikan omonganmu, maka kepercayaan itu akan selalu mengikutimu. Ketika kita melakukan sesuatu,  jangan pernah takut  jika  orang lain  mengikutinya. Malah, kita  akan menjadi satu contoh baik bagi orang lain,” katanya.

Lebih lanjut ia menuturkan, setelah rasa optimis digenggam, maka lakukan dan buktikan suatu hal yang dapat dikerjakan. Selain itu, yang tidak dapat disepelekan adalah menanamkan keyakinan terhadap kemampuan diri. Sesuai dengan firman dalam QS. al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Apa pun yang diterima, anggap sebagai sebuah amanah. Jangan takut gagal  karena kegagalan  adalah awal kesuksesan. Yakinlah bahwa setiap orang pasti bisa melakukannya.

“Kita juga dituntut untuk kreatif. Ketahuilah, hanya orang-orang kreatif yang  dapat menjalani hidup dengan baik. Manusia adalah agent of change yang bisa dipengaruhi keinginan. Namun jika manusia kreatif dalam menjalani hidup, jalan pun akan terbuka. If there are will, there are way.”

Di samping itu, manusia harus berani bermimpi. Bukan sejauh mana mampu bermimpi, tetapi mampu mewujudkannya. Di akhir acara, Budi Jaya Putra mengobarkan semangat kesuksesan dengan kalimat motivasinya, “Jangan terpenjara oleh literatur, pengalaman, prasangka negatif, dan prinsip hidup. Yakinlah bahwa hanya orang-orang yang mau berjuang, berikhtiar, dan bekerja keraslah yang dapat mencapai kesuksesan.” (AKN)

Sejuta Cara untuk Bisa

Itulah  tema  dalam  training  motivasi  yang  diadakan  oleh  Badan  Eksekutif Mahasiswa Universitas  Ahmad Dahlan  (BEM UAD) Minggu (22/3/2015) pukul 09.00−11.30 WIB di auditorium kampus II. Acara ini menghadirkan  pemateri  Budi  Jaya  Putra,  S.Th.I.  yang merupakan  motivator,  penulis,  dosen  UAD,  dan  dosen  Putusan  Ulama  Tarjih Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PUTM PP Muhammadiyah).

Selain training, kegiatan tersebut juga menjadi ajang peluncuran buku Sejuta Cara untuk Bisa karya Budi Jaya Putra. Ia menuturkan,  hanya  membutuhkan  waktu  satu  bulan  dalam proses penggarapan buku dengan tebal sekitar 200 halaman itu. Tujuannya adalah untuk berdakwah.

“Kebutuhan sering kali diabaikan karena mengejar sesuatu yang belum tentu terjadi. Hargailah masa sekarang untuk menjalani  proses masa depan,” ujarnya.

Audiens sangat antusias dalam mengikuti acara ini. Mereka adalah mahasiswa dari berbagai fakultas di  UAD yang berjumlah lebih dari 200. Khodi Prayitno selaku ketua panitia berharap agar training motivasi tersebut dapat  memberi  perubahan  positif dalam diri. Sebab, setiap ada kemauan pasti ada cara. (AKN)

Strategi Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ekonomi (IMM FE) Universitas Ahmad Dahlan  (UAD)  menyelenggarakan  seminar  nasional  dengan  tema  “Strategi  Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015” pada   Sabtu,  (28 /3/2015) di auditorium kampus 1.

“Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengembangkan kualitas akademis civitas FE UAD  pada  khususnya,  serta  menambah  jaringan  dan  kerja sama.  Ini juga merupakan ajang untuk diskusi  dan  sharing  kesiapan Indonesia menghadapi  MEA,”  tutur Dewi Amalia, SE., M.Si., selaku Kaprodi Akuntansi dalam sambutan.

Sebagaimana diketahui, pada KTT ke-21 di Cebu-Filipina tahun 2007, ASEAN telah membulatkan tekad untuk menjadi kawasan yang terintegrasi, seperti termaktub dalam dokumen Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015.

Komunitas ASEAN, sesuai dengan Bali Concord II tahun 2003, terdiri atas 3 pilar, yaitu Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN/KEA (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural  Community/ASCC).  Melalui  kegiatan  ini, para  akademisi  dapat  saling  berdiskusi  dan  berinteraksi  membahas  isu  tersebut.

Selain dosen dan mahasiswa, hadir  pula  Sukarman, S.Si., M.Ec.Dev., M.Sc. yang menjabat sebagai Kasubbid Analisis Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, HR Gonang Djuliastono yang merupakan Kadin DIY, dan RaiRake  Setyawan,  SE.,  Gd Bus., MSA. selaku Dosen  FE  UAD. Mereka bertindak sebagai  pembicara  dalam  seminar tersebut.(doc)

Kolaborasi Mahasiswa UAD Raih Peringkat IV

Sebagai perguruan tinggi yang selalu melakukan inovasi, Universitas Ahmad Dahlan berhasil melakukan kolaborasi yang sangat bermanfaat di dalam ilmu medis. Adalah Wisnu Arisandy mahasiswa Teknik Informatika, dan Dwi Kurnia Putri mahasiswa Fakultas Farmasi. Mereka berhasil menciptakan alat bernama Meditech Reminder (Alat Pengingat Minum Obat Potable).

Selama ini, banyak dijumpai ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat. Ini dapat dilihat terkait dengan dosis, cara minum obat, waktu minum obat, dan periode minum obat yang tidak sesuai dengan aturan. Memperhatikan kondisi tersebut, kepatuhan dalam mengkonsumsi obat harian menjadi fokus dalam mencapai derajat kesehatan pasien sehingga perlu adanya pengaturan minum obat melalui sebuah aplikasi. Kehadiran Meditech Reminder inilah sebagai pengingat minum obat portable. Harapannya, keberhasilan pasien selama pengobatan akan meningkat.

Meditech Reminder dirancang untuk membantu pasien mengkonsumsi obat secara teratur sesuai masa pengobatan. Alat ini juga dapat digunakan oleh keluarga pasien untuk memudahkan aturan dalam terapi minum obat.

Alat ini digunakan untuk mengingatkan jadwal minum obat dengan aturan minum obat sehari, yaitu dengan cara memberikan sinyal alarm kepada pengguna secara otomatis pada saat waktunya minum obat. Selain itu, obat yang akan dikonsumsi dapat disimpan langsung ke dalam Meditech Reminder untuk kemudahan pasien dalam minum obat.

Sebelumnya, Meditech Reminder telah meraih peringkat IV dalam Kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah Riau, Rabu, (26/11/2014) bertempat di Hotel Ameera, Jl. Ahmad Yani No.43 Pekanbaru Riau.

Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa UAD diberi kesempatan di hadapan dewan juri untuk mempresentasikan cara kerja Meditech Reminder.

“Setiap peserta atau tim harus mempresentasikan laporannya di Universitas Muhammadiyah Riau. Penentuan peraih penghargaan kompetisi PKM-PTM Nasional di setiap jenis, ditentukan berdasarkan akumulasi nilai secara keseluruhan. Alhamdulillah tim dari UAD menempati peringkat IV serta berhak mendapat uang pembinaan satu juta rupiah dan Piagam Penghargaan,” tutur Kartika Firdausy selaku Dekan FTI melalui surat elektronik. (Dok)