Peksimida DIY 2018 Usai, UAD Kirim Wakil ke Peksiminas

Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) XIV 2018 telah usai dilaksanakan. Hasilnya, beberapa kontingen dari berbagai perguruan tinggi se-DIY berhak mewakili DIY ke ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) yang akan berlangsung Oktober 2018.

Pada ajang ini Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengirimkan kontingennya dalam 21 tangkai lomba yang dipertandingkan. UAD berhasil memperoleh juara dari beberapa tangkai lomba, namun hanya pada tangkai penulisan puisi UAD menyabet juara satu. Pemenang penulisan puisi atas nama Alfiandana Susilo Aji.

Atas keberhasilannya, mahasiswa dari Program Studi Sastra Indonesia ini berhak mewakili DIY di ajang Peksiminas 2018. Ditemui saat penutupan Peksimida 2018 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Senin (10/9/2018), ia mengungkapkan kebanggaannya menjadi satu-satunya perwakilan dari UAD.

Senang, bangga, saya mohon dukungannya kepada semua keluarga UAD supaya dapat bersaing di Peksiminas. Ini semua berkat kerja keras dan usaha serta dukungan dari UAD,” jelasnya sesaat setelah menerima trofi dan sertifikat penghargaan.

Pada acara penutupan ini juga dilakukan peluncuran logo Peksiminas 2018. Yogyakarta akan menjadi tuan rumah setelah terakhir kali tahun 2002. Biasanya Peksiminas dilaksanakan di satu perguruan tinggi saja. Tetapi, di DIY rencananya delapan perguruan tinggi akan bahu membahu menyelenggarakan 21 tangkai lomba. (ard)

Teknologi Pangan UAD Fokus pada Kearifan Lokal

Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk keberlangsungan hidup manusia. Permasalahannya, tidak semua makanan memiliki kandungan gizi yang baik. Bahkan, cenderung memiliki zat-zat yang berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak faktor yang menentukan kelayakan konsumsi, dua di antaranya bahan baku dan cara pengolahan.

Menyinggung dua hal tersebut, Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menempatkan kearifan lokal sebagai salah satu fokus utama dalam hal rekayasa pangan. Ika Dyah Kumalasari, Ph.D. Ketua Program Studi Teknologi Pangan menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi fokus perhatian program studi ini, lokal, halal, dan fungsional.

Indonesia sebagai negara tropis memiliki banyak bahan dasar makanan yang melimpah. Oleh karenanya, kami mengajarkan kepada mahasiswa terkait bahan dasar dan cara pengolahannya berdasar kearifan lokal. Tujuannya untuk mengangkat potensi lokal Indonesia supaya dikenal masyarakat luas,” jelasnya ketika diwawancarai di kampus 3 UAD, Senin (3/9/2018).

Selain itu, Teknologi Pangan juga banyak melakukan riset dan pengabdian kepada masyarakat terkait potensi bahan pangan. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak bergantung pada produk pangan instan dan dari luar negeri.

Kami melakukan riset terhadap bahan-bahan dasar pangan lokal. Mulai dari kandungan gizi hingga cara pengolahan supaya kandungan zat-zat di dalamnya tidak rusak. Inovasi rekayasa pangan berdasar kearifan lokal harus terus dikembangkan supaya Indonesia menjadi negara yang mandiri pangan,” tandasnya.

Ika menambahkan, banyak bahan dasar pangan lokal banyak yang belum dieksplorasi. Misalnya dari umbi-umbian, kacang-kacangan, hingga buah dan sayuran. Menurutnya, sumber bahan pangan lokal perlu diangkat agar tidak punah. Dari segi gizi pun bahan-bahan asli Indonesia memiliki manfaat yang bagus bagi tubuh.

Teknologi Pangan UAD melihat peluang pasar dari kearifan lokal. Kami ingin mengembangkan variasi produk pangan Indonesia yang terstandar internasional dan memiliki nilai jual tinggi. Jadi, bisa diekspor sekaligus mengenalkan pangan asli Indonesia.”

Let’s Find Out about Functional Local Foods

 

Indonesia, as a tropical country, has an abundant amount of local food ingredients. Proper processing of local food ingredients will optimize the function and benefits of the food.

"Getting functional foods from local food ingredients can be done by analyzing the food ingredients and determining the processing techniques. Knowing the characteristics of the ingredients is very important to determine the contents and benefits of the foods. In addition, the proper processing of food ingredients can maintain the contents of the nutrients and active compounds to prevent them from being damaged. This is the basis for getting functional foods, especially those beneficial for health," said the Chairman of the Food Technology Study Program, Ika Dyah Kumalasari, Ph.D.

"Flour from local tubers does not contain gluten protein. That kind of flour is very well consumed by people suffering from allergies and those with autism who cannot consume gluten, unlike wheat flour which contains gluten protein," explained the woman who had studied at Ehnime University, Japan.

Gluten can affect the working system of the stomach, intestines, and often cause allergic reactions in autistic patients. The content of gluten in certain foods, such as whole-grain bread or cereal processed from wheat, can result in the loss of important nutrients for the body. Gluten with peptide compounds can cause immune system disorders, especially for those with high levels of obesity, fatigue, or those who are gluten allergic.

"In Indonesia, there are a lot of local food ingredients that have high functional value, but not yet known by the public, like arrowroot, that can be used as carbohydrate source which is also rich in fiber and probiotic content. Probiotics are good microorganisms or bacteria that can be found in human intestine. It is good for health, both for digestion and improving the immune system. In addition, probiotics are useful to help overcome inflammatory bowel disease, prevent certain allergic symptoms, reduce symptoms of lactose intolerance, and much more," said the lecturer when interviewed at Jl. Prof. DR. Soepomo Sh, Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

"Besides, jicama is also good for diabetics because it contains inulin. Inulin can reduce cholesterol level in diabetic patients," said the woman who had studied jicama as an alternative food for diabetic patients when interviewed on Monday (04/09/2018).

Inulin is a polymer of fructose units which generally have a glucose terminal. In the food industry, inulin is widely used as a substitute for fat and sugar in low-calorie food products and as a raw material to make fructose syrup.

He further said that it is better to eat foods by steaming or baking them. This is done to maintain nutrients and active substances contained in these foods. (Ami)

MPR RI Sosialisasi Empat Pilar di UAD

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) menyelenggarakan sosialisasi empat pilar MPR RI.

Sosialisasi ini mengangkat tajuk “Pemahaman Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah” dengan pembicara Muhammad Afnan Hadikusumo selaku Anggota DPD RI DIY dan Dikdik Baehaqi Arif, S.Pd.,M.Pd. yang merupakan dosen PPKn UAD.

Acara yang berlangsung Sabtu (8/9/2018), di auditorium kampus 2 UAD, Jln. Pramuka 42, Yogyakarta, ini dipelopori oleh alumni PPKn. Empat pilar yang dibahas terkait Pancasila, Undang-Undang Dasar RI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Pada sambutan sekaligus membuka acara, Wakil Rektor I UAD Dr. Muchlas, M.T. menyampaikan pentingnya memahami Pancasila bagi sivitas akademika UAD. “Kami berharap seluruh sivitas UAD memiliki komitmen yang lebih mantap dalam meyakini NKRI yang berdasar pada Pancasila,” ujarnya.

Sementera, terkait tajuk, Muchlas menjelaskan Pancasila dalam pandangan Muhammadiyah sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah sudah final. Pancasila sebagai dasar negara yang merdeka. Untuk itu, saat ini kemerdekaan harus dirawat dengan mengisi melalui berbagai gerakan untuk menyejahterakan masyarakat.

“Konsep pandangan kenegaraan Muhammadiyah tentang Pancasila ini harus terus disosialisasikan agar seluruh kader mengetahuinya.” (ard)

Ilkom UAD Gelar Temu Alumni dan Workshop

Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan FIF Group menyelenggarakan workshop bertema “Youth Innovation”. Selain workshop juga berlangsung temu alumni Ilkom yang dilaksanakan untuk pertama kalinya.

Acara yang dilangsungkan di Aula Islamic Center UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, Senin (10/9/2018) ini dihadiri dosen, mahasiswa, dan alumni Ilkom. Pada kesempatan tersebut Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) UAD dan FIF menandatangani Memorandum of Understanding (MoU).

Choirul Fajri, S.I.Kom.,M.A. Ketua Program Studi Ilkom, pada sambutannya mengungkapkan, mahasiswa saat ini harus kreatif dan inovatif dalam menghadapi era digital, era disruptif.

“Kami ingin membekali mahasiswa Ilkom supaya bisa membuka peluang usaha. Jadi tidak hanya bekerja kepada orang lain. Misalnya bisa membuka perusahaan yang bergerak di industri kreatif, seperti yang sedang menjamur saat ini,” terangnya.

Sementara Dekan FSBK, Drs. Nizam Ahzani, M.Hum. saat memberi sambutan dan membuka acara mengungkapkan pentingnya workshop bagi mahasiswa maupun perkembangan program studi.

“Seperti tema yang diangkat, mahasiswa maupun alumni harus menjadi pilar muda yang memiliki inovasi-inovasi. Ini penting untuk memajukan masyarakat, UAD, maupun bangsa,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Ketua Keluarga Alumni Mahasiswa Ahmad Dahlan (Kamada) Ilkom, Ayu Nuangsari, S.I.Kom., menyerahkan uang sebesar lima juta rupiah, tanaman hias, dan buku pembelajaran untuk mendukung peningkatan program studi. Bantuan langsung diserahkan kepada Ketua Program Studi Ilkom. (ard)

P2K UAD Tahap Dua Diikuti 2.800 Mahasiswa

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyelenggarakan Program Pengenalan Kampus (P2K) 2018 tahap dua bagi 2.800-an mahasiswa yang berlangsung 3 hingga 5 September 2018. Total, mahasiswa baru UAD tahun akademik 2018 berjumlah sekitar 7.200-an.

Pada P2K tahap dua, diisi kuliah umum oleh Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpmpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Chairil Anwar. Chairil menyampaikan kuliah umum sesuai dengan tajuk P2K “Bersama UAD Kita Tingkatkan Jiwa Kepemimpinan untuk Memperkokoh Kebersamaan dan Kebhinekaan di Era Milenial”.

“Generasi milenial adalah seseorang yang dewasa pada abad 21. Salah satu cirinya bergantung pada teknologi seperti gawai dan media sosial. Era milenial dekat dengan revolusi industri 4.0 dengan orang-orangnya yang lebih soliter,” terangnya di hadapan mahasiswa di Masjid Islamic Center UAD, kampus 4, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta.

Menurutnya, yang diperlukan oleh generasi muda saat ini adalah semangat kebersamaan. Menyadari bahwa diri sendiri adalah bagian dari bangsa Indonesia. Di era milenial juga dibutuhkan jiwa kepemimpinan.

Selain itu, Chairil juga menyinggung potensi mahasiswa milenial untuk terjun di dunia politik. Oleh karenanya, pembelajarannya harus dimulai dari ikut organisasi kemahasiswaan di kampus.

“Ikut organisasi untuk menempa jiwa kepemimpinan. Ke depan, terjun ke dunia politik bisa menjadi peluang yang bagus. Terbukti saat ini ada banyak anak muda yang tergabung ke dalam partai politik,” tandasnya.

Sejalan dengan Chairil, Wakil Rektor III UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T. menyampaikan bahwa mahaisiswa UAD diberi kebebasan berpolitik di kampus. “Di UAD ada Pemilwa, KPU mahasiswa, ada sistem partai juga. Ini sebagai latihan untuk mengasah demokrasi dan jiwa kepemimpinan,” ungkapnya.

Sementara Dr. Kasiyarno, M.Hum. berharap para Dahlan Muda memiliki jiwa kritis, kreatif, kolaboratif. Hal ini bertujuan supaya mahasiswa bisa bersaing di era milenial yang merupakan era dengan tingkat persaingan tinggi. Menurutnya mahasiswa harus aktif berkegiatan di dalam maupun di luar kampus agar keterampilan dan potensinya terasah. (ard)

Kamada Farmasi UAD Dirikan Posko Kesehatan di Lombok

 

 

Keluarga Alumni Mahasiswa Ahmad Dahlan (Kamada) Farmasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) mendirikan posko kesehatan bagi korban bencana alam gempa bumi di Lombok. Posko ini didirikan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Mataram.

Dari keterangan Dzun Haryadi Ittiqo, M.Sc.,Apt. Ketua Kamada Farmasi NTB, posko didirikan untuk memberikan akses kesehatan bagi para korban gempa. “Bencana memberikan banyak hikmah, di antaranya meningkatkan solidaritas dan kepedulian terhadap sesama, membangun rasa empati, serta simpati di masyarakat,” jelasnya.

Dosen Universitas Muhammadiyah Mataram ini menambahkan, banyak pengetahuan dan keilmuan yang dipelajari sewaktu kuliah, bisa diimplementasikan di masyarakat, khususnya di lokasi bencana. Ia bersama tim bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk memudahkan akses kesehatan.

Dalam memberikan pelayanan, ditekankan untuk selalu sabar, senyum, dan ramah, sehingga para korban merasa memiliki saudara baru di tempat pengungsian. “Banyak ilmu baik akademik maupun nonakademik yang saya dapatkan dulu di UAD yang bermanfaat dan bisa diaplikasikan di lokasi bencana,” tandas laki-laki yang aktif di Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) NTB ini.

Menurut keterangannya, karena tenaga farmasi tidak bisa intervensi penyakit, sehingga harus bekerja sama dengan (FK) UNRAM. Kendala yang dihadapi saat di lokasi bencana adalah logistik obat yang terbatas. Kemudian akses medan jalan yang sulit menyebabkan sulit menjangkau tempat-tempat yg terisolir. Saat ini Dzun dan Kamada Farmasi UAD masih terus memberikan pelayanan kesehatan untuk memulihkan korban gempa bumi di Lombok. (ard)

Culinary Adventures Workshop

Learning activities in the Vocational Study Program are not only done in the classroom. On July 21st and 23rd, 2018, the D-IV Food Services Business (Bisma)  study program held a "Culinary Adventures" Student Activity Workshop. This was a student visit activity to a food processing company. In that place, students got new knowledge,  which was usually delivered by the industry owner, saw the production process, and were even given the opportunity to directly practice in the production process.

On the first day, the activity was held in Khansa Snack and Food fish processing industry and Resto jeJamuran. Khansa Snack and Food is located in Dusun Kayen, Sleman, Yogyakarta. Endah, as the owner, explained everything about her business, starting from the background, history, struggle, production process, marketing, to the success of her business to date. In addition, she also invited students to have a tour on the production floor and practice cooking catfish floss which was one of the products of Khansa Snack and Food.

The next destination was jeJamuran Resto, located at Jl. Magelang km. 11, Sleman, Yogyakarta. They have mushroom cultivation business and a restaurant that provides processed foods from various types of mushrooms. Students were given assignments by the lecturer to identify the taste, appearance, and processing method of each dish so that it could be used as reference materials for the lecture process in the classroom.

On the second day, the Culinary Adventures continued to Ndalem Katelan and Ngudi Rejeki Kelorida. Ndalem Katelan purple sweet potato and Shasa Egg Roll products are produced in Pleret, Bantul, Yogyakarta. While in this place, the students were invited by the owner to try making purple sweet potato egg rolls.

Thee second destination was moringa leaf processing production house, namely Ngudi Rejeki Kelorida, located in Trirenggo, Bantul, Yogyakarta. Processed kelor leaves products they produce include moringa leaf cracker, egg roll, stick, noodle, lodeh (a type of dish with coconut milk), bothok (a steamed dish with leaf wrapper), chocolate, tea, date chocolate, and even Moringa face mask.

Culinary Adventures provides many benefits, knowledge, and experiences that can be used as learning or reference for students, especially related to culinary business in the future. In addition, emotionally, the experience delivered by the owners of each industry in building the industry from scratch even without capital, promoting its products, and developing and maintaining its business to be successful, can be an important point for students. This activity may help students have a sense of enthusiasm as well as the desire to take part in the world of culinary business.

UAD FKIP Shares Qurbani Animals to the Community

 

At the moment of Eid al-Adha 1439 H, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) distributed 3 cows and 24 goats to the community. These sacrificial animals were obtained from voluntary contribution from students and lecturers on Qurbani.

Dr. Suparman, M.Si., D.E.A., the Vice Dean of FKIP revealed that the handover of the sacrificial animals was an effort made by UAD to realize the true Islamic community. With this activity, he stated that he wanted all UAD academic families to be always moved to give charity to the community. "What UAD is doing is a form of real charity," said Suparman.

On this occasion, Biology Education study program gave 3 goats to Serut Village, Gedangsari, Gunungkidul. Physics Education study program gave the charity in the form of 3 goats and 86 food packages. Meanwhile, Mathematics Education study program gave 4 goats, 25 packages. and 5 water tanks to Klepu Village, Hargosari, Tanjungsari, Gunungkidul. English Language Education (PBI) study program gave 3 goats as well as basic needs, and appropriate clothes to Muhammadiyah 2 Kalibawang Junior High School, Kulonprogo.

On the other hand, Indonesian Language and Literature Education (PBSI) study program sent 2 goats and held social services in Bulu Village, Gedangsari, Gunungkidul. Counseling Guidance (BK) study program gave 6 goats to Melikan, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul.

Civics Study Program gave 2 goats to Nglegi village, Patuk, Gunungkidul. PGSD study program, on the other hand, distributed 2 cows to the community around campus 5 of UAD in Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta, as well as Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) of Wonosobo and UAD labschool in Tanjungsari, Gunungkidul. Finally, PGPAUD study program sent 1 cow to Sidomulyo Village, Sampang, Gedangsari District, Gunungkidul.

The giving of animals and sacrificial meat to the community is a routine event that has been done for years by UAD and will continue to be carried out in the coming years. (doc/ard)

P2K of UAD to Showcase Creativity

The first stage of Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Student Orientation and Campus Recognition Program (P2K) was officially closed on Saturday (1/9/2018). The closing ceremony took place spectacularly by presenting a guest star, an Indonesian band, Letto.

However, what deserved attention and interest was the performance by the new students of UAD 2018. There were a total of ten faculties competing for creativity and to get UAD P2K rolling trophy.

Vice Rector III of UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T. explained that the aim of the performance stage was to explore the potential of new students. "We really appreciate new students who, in a short time, could show extraordinary performances. In the midst of fully-packed schedule of P2K, they were able to present entertaining performances," said Fadlil.

The art performances that were shown were inseparable from the themes raised by UAD P2K regarding leadership, togetherness, diversity, and millennial era. The majority of performers presented culture before and during millennial era with technological sophistication.

"We hope new UAD students are active in the student activity unit (UKM) or community to improve their talents and channel their interest so they can develop to their full potential. UAD gives students the opportunity to showcase their creativity and innovation," he said.

Meanwhile Dr. Dedi Purnomo, M. Hum., the Head of Bureau of Student and Alumni Affairs (Bimawa) of UAD revealed that P2K is the beginning for students to show their creativity. "New UAD students have tremendous potential. We will continue to assist and direct students to excel and make a name for UAD," he explained.

In UAD P2K 2018, Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) managed to be the best to surpass the other nine faculties. With this victory, FKIP has the right to get the rolling trophy that was won by Faculty of Economics and Business (FEB) in the previous year. (ard)