UAD Beri Penghargaan untuk Dosen dan Karyawan

Tercatat, sebanyak 155 dosen dan karyawan diberikan penghargaan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Penghargaan diberikan kepada dosen yang masa kerjanya sudah mengabdi selama 20 dan 30 tahun, dengan jumlah 65 dosen. Sementara karyawan dengan masa kerja 15 dan 25 tahun, berjumlah 90.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., mengatakan bahwa lembaga ini ada pasang surutnya. Kadang dalam kondisi bagus, kadang surut. Hal itu dialami juga oleh para dosen dan karyawan. Adanya penghargaan ini untuk semakin menyemangati kinerja sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan UAD.

“Pemberian penghargaan ini merupakan apresiasi UAD atas loyalitas, kerja keras, serta pengabdian para dosen dan karyawan selama bertahun-tahun. Atas nama UAD, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kerja keras selama ini. Majunya universitas tidak lain usaha dari bapak dan ibu sekalian. Mari terus memajukan UAD,” pinta Kasiyarno saat acara pemberian penghargaan di auditorium kampus I UAD, Jumat (9/1/2015).

Drs. H. Kusno Effendi, M.Pd., M.Si.,  mewakili dosen dan karyawan juga mengucapkan terima kasih kepada UAD karena telah memperhatikan dan memberikan penghargaan. Ia berharap kepada para dosen dan karyawan yang masih muda agar lebih berkomitmen dalam mengembangkan UAD.

Acara ini merupakan bagian dari serangkaian Milad UAD ke-54. Penghargaan diberikan secara simbolis oleh Kasiyarno.

Sebelas Institusi Lokal Dukung UAD Jadikan Jamu-Spa sebagai Ikon Yogyakarta

 

“Ada 11 lembaga yang mendukung dan akan terus bertemu secara rutin membahas langkah-langkah mewujudkan Yogyakarta sebagai kota jamu-spa,” kata Kintoko, ketua panitia seminar internasional dengan topik “Herbal Medicines Industrialization as Complementary Therapy on Natural Disasters” dan lokakarya jamu-spa dengan topik “Yogyakarta Istimewa Menuju Kota Jamu-Spa” di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (7/1/2015) lalu.

Pihak yang hadir dalam lokakarya ini antara lain dari Dinas Pariwisata, Kesehatan, Perdagangan dan Perindustrian, Pertanian, Pendidikan, dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan. Selain itu, turut hadir Paguyuban Produsen Jamu DIY, Assosiasi Spa Theraphy Indonesia (ASTI) DIY, Ikatan Apoteker Indonesia, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD), serta Fakultas Farmasi UAD.

Menurut Kintoko, Yogyakarta sangat kaya ramuan dan tanaman berkhasiat obat yang sudah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun. Kota gudeg ini juga memiliki kekayaan aroma terapi yang dapat digunakan sebagai produk spa. Sayangnya, potensi ini belum dikelola secara baik dan di-brand secara khusus sebagai nilai jual tersendiri.

“Kita akan ada sekretariat bersama. Sebanyak 11 lembaga ini akan membahas konsepnya secara matang dan jenis produk yang menjadi ciri khas jamu-spa Yogyakarta.”

Produk tersebut akan diluncurkan secara resmi bersamaan dengan deklarasi Yogyakarta Kota Jamu-Spa pada Januari 2016 mendatang. Semua itu tidak terlepas dari peran Fakultas Farmasi. Mengenai penyusunan konsep dan implikasinya, sudah dibahas dengan berbagai pihak.

Tujuan lain diadakannya lokakarya tersebut adalah untuk menggelorakan konsumsi jamu tradisional dan spa. “Kami ingin warisan leluhur dijaga dan diberdayakan. Selain itu juga mengangkat budaya jamu dan spa asli Yogyakarta, bukan khas daerah lain,” kata Ketua DPD ASTI, Lastiani Warih Wulandari, dalam acara yang menghadirkan narasumber ahli obat-obatan tradisional asal Tiongkok dan Thailand itu.

Menurut Wulan, sebagai kota wisata dan budaya, Yogyakarta memiliki daya lain yang potensial untuk dikembangkan, yaitu spa. Selama ini, spa belum mengadopsi nilai-nilai luhur peninggalan Keraton Mataram.

Tercatat, ada sekitar 200 spa di Yogyakarta. Dari jumlah itu, hanya 30 persen saja yang mengadopsi nilai-nilai lokal wisdom, seperti penggunaan bahan terapi, pengelolaan manajerial spa, dan pakaian seluruh pegawai spa.

“Jika Bali memiliki spa yang khas, Yogyakarta sudah selayaknya turut mengembangkannya. Seluruh bahan terapi, metode, pengelolaan, dan pakaian yang digunakan terapi serta pegawai harus mengadopsi lokal wisdom,” papar pemilik Spa Putri Kedaton Group ini.

 

Seminar Internasional dan Lokakarya Jamu-Spa

Rabu (07/01/2015), Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selenggarakan seminar internasional dengan topik “Herbal Medicines Industrialization as Complementary Therapy on Natural Disasters” dan lokakarya jamu-spa dengan topik “Yogyakarta Istimewa menuju Kota Jamu-Spa”. Acara ini berlangsung di hotel Royal Ambarukmo.

Sebagai pembicara dalam seminar internasional tersebut adalah Prof. Oliver Keyser dari Jerman, Prof. Huang Renbin dari Tiongkok, dan Prof. Krisana Kraisintu dari Thailand.

Menurut Kintoko, S.F., M.Sc., Apt., pertimbangan mengundang pembicara dari ketiga negara tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, penelitian obat herbal di negara tersebut sudah sangat maju.

Sementara itu, peserta seminar meliputi seluruh wilayah, dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali, dan Sulawesi. Ada pula peserta yang berasal dari 3 benua,  seperti Belanda, Australia, Tiongkok, Thailand, dan Nigeria. Sebagai keynote speaker, diundang Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X. Selain panel utama, juga diadakan seminar pararel hasil-hasil penelitian bidang kefarmasian dan kebencanaan.

“Tindak lanjut dari seminar ini adalah akan dibentuk Pusat Saintifikasi Jamu di UAD. Target utama yang diraih adalah menguatkan UAD sebagai universitas kelas dunia yang fokus dalam pengembangan jamu menuju kemandirian bangsa,” ujar Kintoko.

Selain seminar internasional, lokakarya jamu-spa juga diikuti oleh para kepala dinas di lingkungan DIY. Di antaranya adalah Kepala Dinkes, Kepala Balai Besar POM, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Disperindagkop, Kepala Disdikpora, Kepala Dinas Kebudayaan, dan Kepala Dinas Pertanian. Hadir pula perwakilan dari LPP UAD sebagai representasi dari institusi penelitian.

Tak ketinggalan, para pelaku usaha yang diwakili Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Ketua Asosiasi Spa Terapis Indonesia turut meramaikan acara ini. Juga keterlibatan Ketua PD Ikatan Apoteker Indonesia.

“Setelah diadakan lokakarya ini, akan dibentuk sekretaris bersama (Sekber) Goal Jamu-Spa untuk menyiapkan konsep dan deklarasi Jamu-Spa. Target utama yang ingin dicapai adalah mengangkat jamu sebagai bagian dari keistimewaan Yogyakarta,” tambah Kintoko.

Acara seminar internasional dan lokakarya jamu-spa tersebut merupakan bagian dari rangkaian Milad UAD ke-54 yang mengusung tema “Saintifikasi Jamu menuju Kemandirian Bangsa”.

25 Desember 2015 | Libur Hari Raya Natal

25 Desember 2015 | Libur Hari Raya Natal

Milad Muhammadiyah ke-103 (Menurut Miladiah)

18 November 2015 | Milad Muhammadiyah ke-103 (Menurut Miladiah)

Libur Tahun Baru Islam 1437 H

14 Oktober 2015 | Libur Tahun Baru Islam 1437 H

Libur Hari Raya Idul Adha 1436 H

24 September 2015 | Libur Hari Raya Idul Adha 1436 H

Hari Raya Idul Adha 1436 H

23 September 2015 | Hari Raya Idul Adha 1436 H
(Menurut Hisab Hakiki Wujudul Hilal)
 

Milad Muhammadiyah ke-106 (Menurut Tahun Hijriah)

21 September 2015 | Milad Muhammadiyah ke-106 (Menurut Tahun Hijriah)