Tips dan Trik Melamar Kerja

How to be a great candidate?”

Pertanyaan inilah yang pertama kali disampaikan oleh Wina, pemateri dari PT Garuda Nusantara Kencana, Jakarta. Seminar yang dilaksanakan Senin, (15/12) di auditorium kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta ini dihadiri oleh alumni dari UAD maupun universitas lain di Yogyakarta. Dalam seminar, diterangkan tentang tata cara, tips, dan trik untuk melamar pekerjaan serta tahap-tahap dalam menulis resume (CV) dan cara wawancara (interview) yang baik dan benar.

Wina mengungkapkan bahwa terdapat 2 faktor utama yang dicari dari seorang pekerja, yakni hard skills yang mencakup kemampuan dan pengetahuan, serta soft skills yang memuat tentang karakter dan kepribadian. Faktor tersebut sangat penting dan pasti dibutuhkan bagi karyawan untuk dapat menjalin kerja sama yang baik dengan perusahaan.

“Satu hal yang harus disadari bahwa bekerja adalah dunia nyata yang notabenya manusia akan menjadi seorang individu yang dapat menentukan siapa dirinya,” terang Wina yang merupakan HRD PT Garuda Nusantara Kencana.

“Ada beberapa kunci untuk menjadi kandidat yang tepat. Pertama, harus memiliki perspektif utama yaitu employers. Kedua, ketahui kepribadian dan karakter pada diri sendiri. Ketiga, melakukan pencarian mengenai informasi pekerjaan dengan melakukan metode-metode yang tepat, seperti mencari informasi dari media cetak, referensi, bursa kerja, dan lain-lain. Keempat, harus dapat menyajikan resume terbaik agar perusahaan dapat tertarik sehingga dapat segera dipanggil untuk kemudian ke tahap berikutnya yakni interview. Kelima, berikanlah show terbaik saat interview karena hal itu penting untuk menarik apresiasi pihak perusahaan,” lanjutnya.

Selain itu, Wina juga mengungkapkan hal-hal yang harus dilakukan ketika menjadi karyawan. Di antaranya fokus, yakni fokus dalam bekerja, dan dapat bertanggung jawab. Tanggung jawab karyawan sangat diperlukan dalam mengatur pekerjaan yang diserahkan sepenuhnya oleh perusahaan. Selain itu, karyawan juga harus menyiapkan mental yang baik dalam menjalin kerja sama dengan atasan maupun rekan kerja yang lain.

Di akhir acara, Wina menambahkan, “Jangan takut untuk mengembangkan diri Anda karena mungkin ada sesuatu yang lebih baik tertanam di dalamnya. Sedangkan yang membuat segala sesuatu menjadi indah dan mudah adalah semangat serta kegigihan Anda sendiri.” (AKN)

Revitalisasi Budaya Melalui Orange Festival

Berbagai cara dilakukan untuk memeriahkan Milad UAD ke-54. Salah satunya dengan mengadakan Orange Festival pada (1-20/12). Kali ini, terdapat empat stand perlombaan, di antaranya keagamaan, IPTEK, kesenian, dan festival kuliner yang akan diadakan pada puncak perayaan Sabtu (20/12) mendatang.

Orange Festival tahun ini lebih menekankan pada revitalisasi budaya dan pengembangan jati diri mahasiswa. “Penekanan terhadap revitalisasi budaya dilakukan karena sejauh ini bangsa Indonesia belum memahami secara dalam tentang budaya negerinya sendiri,” kata Adhitya Rechandy Christian Santoso selaku ketua panitia Orange Festival.

“Semua fakultas di UAD akan diaktifkan untuk mengikuti perlombaan-perlombaan dalam Orange Festival yang akan dilaksanakan di kampus II dan III.” Lanjutnya.

Dengan diadakannya Orange Festival ini, diharapkan seluruh mahasiswa dapat memiliki jati diri yang sesungguhnya, juga dapat memiliki nilai moral dan budaya yang tinggi, sesuai dengan motto UAD, Moral and Intelectual Integrity.

“Semoga perayaan ini dapat menjadi wadah untuk menjalin kebersamaan antarmahasiswa dan seluruh warga UAD,” tutup Adhitya yang juga bergelut di bidang Tata Usaha Fakultas Ekonomi ini.(AF)

 

Berkarya dalam Rumah Penyair 2

 

            Forum Apresiasi Sastra (FAS) ke-41 yang rutin diadakan setiap Rabu pada minggu kedua menghadirkan Iman Budhi Satosa dan Latief S. Nugraha sebagai pembicara. Acara yang terselenggara berkat kerja sama dengan LSBO PP Muhammadiyah ini mengadakan peluncuran Antologi Puisi Rumah Penyair 2 karya mahasiswa semester 5 kelas C dan D PBSI.

            “Kita harus terus membaca untuk dapat menciptakan suatu karya,” kata Latief yang merupakan salah satu penggerak Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta. Menurutnya, di dalam Rumah Penyair 2 sudah ada beberapa puisi cukup baik, tetapi ada pula yang belum dapat disebut puisi.

            Sementara menurut Iman Budhi Santosa, “Menulis puisi berbeda dengan menulis makalah atau karya ilmiah lainnya. Tidak ada hubungannya menulis puisi dan intelektualitas. Dalam menulis puisi, dibutuhkan momentum puitik, yakni hasil perenungan seorang pencipta,” ujar pendiri Persada Studi Klub (PSK) tersebut.

            Iman juga menyinggung tentang penulisan judul puisi, “Judul merupakan mahkota sajak. Di dalam Puisi Rumah Penyair 2, banyak yang menggunakan satu kata dalam memberi judul. Hal ini sedikit membingungkan karena satu kata dapat menunjukkan dimensi yang luas.”

            FAS yang bertempat di hall kampus II UAD itu ditutup dengan pembagian dua buku Rumah Penyair 2 kepada dua mahasiswa yang bersedia membacakan puisi di yang ada di dalam antologi tersebut. (Rh)

Kepatuhan Pasien: Faktor Penting dalam Keberhasilan Terapi

Oleh: Risa Umari Yuli Aliviyanti

Mahasiswa Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

 

Menurut laporan WHO, pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi, terutama pada terapi penyakit tidak menular. Seperti diabetes, hipertensi, asma, kanker, gangguan mental, penyakit infeksi HIV/AIDS, dan tuberculosis.

Dari laporan tersebut, dapat diketahui bahwa diagnosa yang tepat, pemilihan serta pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan, ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan suatu terapi jika tidak diikuti dengan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.

Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit nyatanya dapat memberikan efek negatif yang sangat besar. Sebab, persentase kasus penyakit-penyakit tersebut di seluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020 mendatang.

Di samping itu, ada beberapa hal penting yang mempengaruhi kepatuhan. Di antaranya pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan, dan faktor sosial ekonomi. Maka tidak hanya pasien, pembenahan dalam sistem kesehatan dan petugas pelayanan kesehatan pun turut mempengaruhi. Selain itu, diperlukan strategi khusus terhadap pasien dengan penyakit tertentu untuk mengembangkan meningkatkan kepatuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain faktor sistem kesehatan dan petugas pelayanan kesehatan, faktor lingkungan dan keluarga pasien juga berpengaruh dalam menumbuhkan kepatuhan pasien.

Di atas semua faktor itu, diperlukan komitmen yang kuat dan koordinasi yang erat dari seluruh pihak, yakni profesional kesehatan, peneliti, tenaga perencanaan, dan para pembuat keputusan. Secara umum, hal-hal yang perlu dipahami dalam meningkatkan kepatuhan adalah bahwa:

1. pasien memerlukan dukungan, bukan disalahkan,

2. konsekuensi dari ketidakpatuhan terhadap terapi jangka panjang adalah tidak tercapainya tujuan terapi dan meningkatnya biaya pelayanan kesehatan,

3. peningkatan kepatuhan pasien dapat meningkatkan keamanan penggunaan obat,

4. kepatuhan merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam mencapai efektivitas suatu sistem kesehatan,

5. memperbaiki kepatuhan dapat merupakan intervensi terbaik dalam penanganan

secara efektif suatu penyakit kronis (jangka panjang),

6. sistem kesehatan harus terus berkembang agar selalu dapat menghadapi berbagai tantangan baru, serta

7. diperlukan pendekatan secara multidisiplin dalam menyelesaikan masalah ketidakpatuhan.

Banyak faktor berhubungan dengan kepatuhan terhadap terapi penyakit kronik (jangka panjang) yang dijalani pasien, yaitu:

  • Faktor pasien

Umur, jenis kelamin, dan suku atau ras berhubungan dengan kepatuhan pasien di beberapa tempat. Pengetahuan mengenai penyakit tuberkulosis dan keyakinan terhadap efikasi obatnya akan mempengaruhi keputusan pasien untuk menyelesaikan terapinya atau tidak.

  • Kompleksitas regimen

Banyaknya obat yang harus diminum, toksisitas, serta efek samping obat dapat menjadi faktor penghambat dalam penyelesaian terapi pasien.

  • Dukungan dari petugas pelayanan kesehatan

Empati dari petugas pelayanan kesehatan memberikan kepuasan yang signifikan pada pasien. Untuk itu, petugas harus memberikan waktu yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada setiap pasien.

  • Cara pemberian pelayanan kesehatan

Sistem yang terpadu dari pelayanan kesehatan harus dapat memberikan sistem pelayanan yang mendukung kemauan pasien untuk mematuhi terapinya. Dalam sistem tersebut, harus tersedia petugas kesehatan yang berkompeten melibatkan berbagai multidisiplin, dengan waktu  pelayanan yang fleksibel. Pasien yang dilayani pada klinik dokter keluarga, lebih banyak mengunjungi dokternya dengan tujuan untuk mendapatkan konseling terapi daripada untuk memeriksakan diri karena terserang penyakit yang akut. Masalah biaya pelayanan juga merupakan hambatan yang besar bagi pasien yang mendapat pelayanan rawat jalan dari klinik umum. Hambatan terhadap akses pelayanan juga berhubungan dengan buruknya kontrol metabolik.

Sementara itu, tujuh faktor intra personal penting yang berhubungan dengan kepatuhan meliputi umur, jenis kelamin, penghargaan terhadap diri sendiri, disiplin diri, stres, depresi, dan penyalahgunaan alkohol.

Umur berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menerapkan terapi non farmakologi berupa aktivitas fisik. Pada kasus diabetes misalnya, pasien dengan usia muda lebih banyak melakukan terapi fisik sehingga mengeluarkan kalori lebih banyak daripada pasien usia lanjut.

Untuk faktor inter personal, ada hal penting yang harus diperhatikan, yakni faktor kualitas hubungan antara pasien, petugas pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga. Komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan juga sangat memperbaiki kepatuhan pasien.

Sementara itu, faktor lingkungan terdiri atas sistem lingkungan dan situasi dengan risiko tinggi. Perilaku pengaturan pengobatan oleh diri sendiri terjadi dalam lingkungan yang berubah secara rutin. Misalnya dari lingkungan rumah, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat yang berhubungan, dengan kebutuhan serta prioritas yang berbeda-beda. Setiap ada perubahan lingkaran kegiatan rutin, setiap orang perlu melakukan penyesuaian. Situasi yang menyebabkan terjadinya ketidakpatuhan disebut situasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, situasi lingkungan yang cenderung membuat pasien diabetes melanggar aturan diet makanannya adalah pada saat liburan karena adanya kegiatan pesta.

Oleh karena itu diperlukan kerja sama yang saling menguatkan antara pasien, tenaga professional kesehatan, dan keluarga untuk membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Rendahnya kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat menjadi salah satu penyebab utama kegagalan pengobatan yang ada selama ini.

Mencicipi Makanan Khas 9 Negara di UAD

Para pengunjung yang hadir langsung bergerombol menuju stand makanan yang berjajar menggiurkan di halaman UAD kampus I, (6/12/2014). Sebelum mencicipi, pengunjung harus mengisi daftar hadir dan mengambil kupon yang disediakan panitia. Satu mahasiswa mendapat 3 kupon makan gratis. Kupon yang disediakan pun terbatas.

“Enak rasanya,” begitulah komentar Ayu, mahasiswi Akuntansi setelah mencicipi makanan khas Malaysia, India, dan Ukraina.

 Terhitung, ada sembilan negara−termasuk Indonesia−yang mengikuti acara Festival Kuliner yang diikuti sekitar 200 mahasiswa asing UAD.  Acara yang diadakan oleh Kantor Urusan Internasional (KUI) ini merupakan agenda tahunan. “Kami muter dari kampus ke kampus. Acara ini sudah masuk tahun kelima,” jelas Danang, panitia acara dari KUI.

Makanan yang disediakan bermacam-macam, sesuai khas negaranya. Seperti dari Thailand dengan Tomyam-nya, Vietnam dengan Bapxao, Cha Gio, dan Che Dau, serta Ukraina dengan salad-nya. Para peserta mengaku memasak sendiri makanan tersebut.

Stand makanan juga dihias dengan meriah. Mulai dari bendera, foto, sampai menghadirkan aksesori dari negara masing-masing. Beberapa mahasiswa asing pun menggunakan baju khas. Seperti mahasiswi asal India yang memakai sari, pakaian tradisional India. Selain itu, Anastashia menggunakan vishyvhanka, kemeja khas Ukraina.(mW)

Wisuda Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Wisuda Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Jogja Ekspo Center (JEC) Sabtu 13 Desember 2014.

The 5th Uad International Day 2014 “Wonderful Indonesia”

International Day merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional (KUI) sebagai wadah untuk saling berinteraksi antara mahasiswa asing, mahasiswa lokal, serta civitas akademika UAD. Selain itu, ajang ini juga dijadikan para mahasiswa asing untuk menunjukkan kebudayaan Indonesia yang telah mereka pelajari  sekaligus menampilkan budaya negaranya masing-masing.

Wakil Rektor IV, Prof. Sarbiran, Ph.D., yang membuka acara ini menyebutkan bahwa Internasional Day kelima ini mengambil tema “Wonderful Indonesia” yang juga menjadi branding pariwisata Indonesia 2014. Tema tersebut diambil karena ingin lebih memperkenalkan budaya dan pariwisata Indonesia kepada para mahasiswa asing dan juga para pengunjung.

Di akhir sambutannya, Sarbiran memotivasi para mahasiswa asing, “Ayo semua ikuti saya, saya pikir (menunjuk kepala), saya rasa (menunjuk dada), saya bisa (mengangkat tangan).”

Ada beragam program dalam rangkaian agenda International Day. Dimulai sejak (22/11) dengan babak seleksi Lomba Bercerita dalam Bahasa Indonesia, lomba olah raga yang terdiri atas Lomba Futsal, Basket, Tarik Tambang, dan Lari Estafet, serta puncak agenda yaitu Festival Kuliner yang diselenggarakan pada (6/12).

Festival Kuliner terdiri atas berbagai program, yaitu Lomba Memasak Bakmi Jawa, Lomba Asing Star, Final Lomba Bercerita, dan pengumuman pemenang lomba. Serangkaian acara International Day tersebut diikuti oleh semua mahasiswa asing UAD yang berjumlah sekitar 200 orang.

“Festival Kuliner tahun ini diikuti oleh 12 stand kuliner dari 9 negara, yaitu 3 stand Tiongkok, 2 stand Thailand, 1 stand Malaysia, 1 stand Filipina, 1 stand Vietnam, 1 stand Timor Leste, 1 stand India, 1 stand Ukraina, dan 1 stand Indonesia. Setiap stand menyediakan 3 menu makanan atau minuman khas dari negaranya. Para pengunjung dapat menikmati menu makanan tersebut dengan menukarkan kupon yang dibagikan oleh panitia,” terang Ida Puspita, M.A.Res., kepala KUI UAD.

Seperti tahun sebelumnya, makanan yang disajikan habis dalam waktu kurang dari setengah jam. Setelah itu, panitia akan menghitung stand yang mendapat kupon paling banyak sehingga akan mendapat predikat dan hadiah sebagai stand terlaris. Selain itu, bagi stand yang didekorasi dengan apik akan mendapat predikat dan hadiah sebagai stand terkreatif, dan kelompok stand paling kompak akan mendapat predikat dan hadiah sebagai stand terkompak.

Sementara itu, Lomba Memasak Bakmi Jawa diikuti oleh tiga kelompok. Lomba ini menguji mahasiswa asing dalam keahlian memasak serta menginovasikan makanan khas Indonesia. Pemenang akan diambil juara I, II, dan III.

Untuk Lomba Asing Star, para mahasiswa asing menunjukkan kemampuannya dalam menyanyi, menari, teatrikal puisi, dan bela diri. Pertunjukan budaya ini tidak terbatas pada budaya Indonesia saja, tetapi juga budaya dari negara mereka. Dari pertunjukan tersebut akan dipilih penampilan terfavorit, terkreatif, dan terheboh.

Dalam Lomba Bercerita dalam Bahasa Indonesia, para peserta menunjukkan kemampuannya sebagai pencerita dengan membawakan cerita-cerita rakyat asli Indonesia, seperti legenda Candi Prambanan, Keong Mas, ataupun Bawang Merah Bawang Putih. Dari lomba ini juga dipilih juara I, II dan III.

Hadir sebagai Juri yaitu Dekan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi Drs. Umarino, M.Hum., Kepala Kantor Urusan Internasional Ida Puspita, M.A.Res., dan pengajar Drama Program Darmasiswa UAD Dinar Setyawan, S.Pd. Acara ini turut dihadiri pula oleh Rektor UAD, para wakil rektor, dekan, kepala program studi, dosen, mahasiswa, serta beberapa mahasiswa asing dari perguruan tinggi lain.(doc)

Gebyar Apresiasi Puisi dan Drama PBSI

         

Gebyar Apresiasi Puisi dan Drama merupakan wadah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) semester 1 dan 3 untuk menunjukkan bakatnya di bidang seni, khususnya puisi dan drama. Acara yang dimulai pada Sabtu (6/12) di hall kampus II ini dibuka dengan kegiatan bedah buku antologi puisi yang berjudul Sajak Hati Sang Mahasiswa. Antologi ini berisi 188 puisi dari 94 mahasiswa PBSI semester 3 kelas C dan D.

Abdul Wahid B. S. mengatakan, “Jangan berhenti berkarya. Antologi ini adalah awal.” Selain itu, ia juga menantang mahasiswa untuk menulis puisi agar dapat dimuat di media massa.

Sementara itu, Rina Ratih selaku dosen pengampu matakuliah Apresiasi Puisi dan Apresiasi Sastra mengatakan bahwa antologi puisi harus dijadikan karya yang membanggakan untuk setiap mahasiswa.

            Acara kemudian dilanjutkan pada hari Senin (8/12), yakni pementasan drama oleh mahasiswa PBSI semester 1. Drama yang ditampilkan berasal dari cerita rakyat. Malam harinya, mahasiswa semester 3 mengadakan acara apresiasi puisi. Mereka menampilkan berbagai kreativitas dalam menyampaikan puisi. Mulai dari musikalisasi puisi hingga dramatisasi puisi.

            Gebyar Apresiasi Puisi dan Drama akan dilanjutkan pada Senin (15/12) dengan penampilan drama oleh mahasiswa PBSI semester 1 dan kegiatan apresiasi puisi oleh mahasiswa semester 3 pada malam harinya. Kemudian Senin (22/12) acara akan ditutup dengan pementasan drama oleh mahasiswa semester 1. Siapa pun dapat menyaksikan acara ini tanpa dipungut biaya. Datang saja ke hall kampus II pada Senin (6-22/12) pukul 08.00 WIB dan 19.00  WIB.

Malam Meriah Economic Expo 2014

Rangkaian acara Economic Expo 2014, Jum’at (28/11), telah memasuki bagian pencarian bakat. Acara yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan (BEM FE UAD) ini merupakan salah satu program kerja divisi Sumber Daya Manusia (SDM). Agenda yang juga berisi Lomba Putri Ekonomi, Lomba Futsal, dan Bazar tersebut berlangsung sejak (24-29/11).

            Berbeda dengan tahun lalu yang berlangsung pada pagi hari, kali ini pencarian bakat mahasiswa ekonomi justru dilaksanakan malam hari. Rohandi Yusuf selaku Koordinator Divisi SDM sekaligus ketua panitia penyelenggara Economic Expo 2014 sempat pesimis.

“Ini tahun kedua Economic Expo diadakan. Untuk konsep acara, awalnya panitia ragu menentukan karena jadwal kuliah mahasiswa justru banyak berlangsung pada pagi hari. Namun jika acara berlangsung malam, tidak ada peran dosen yang mengarahkan mahasiswa untuk menyaksikan acara ini. Dikhawatirkan banyak mahasiswa yang sudah pulang ke rumah atau kosnya masing-masing. Di luar dugaan, peserta menyanggupi sehingga diputuskan bahwa acara berlangsung malam hari.”

            Berlangsung dari pukul 18.30-21.00 WIB dan bertempat di ruang auditorium kampus I, acara yang dikhawatirkan akan minim penonton, justru sebaliknya. Semakin malam, semakin banyak mahasiswa yang datang. Sontak, gemuruh suara dan tepuk tangan penonton meramaikan acara tersebut.

Alhamdulillah acaranya berlangsung meriah. Ini jelas berbeda dengan antusias tahun lalu. Sekarang lebih ramai. Dapat dilihat penonton hampir memenuhi seisi ruangan. Acara meriah tidak terlepas dari peran para peserta yang terdiri atas penyanyi, penari, pemain melodi gitar, stand up comedy, dan pesulap yang tampil sangat memukau,” tambah mahasiswa program studi manajemen ini.

BK UAD Raih Juara 3 Olimpiade Nasional

Program Studi Bimbingan dan Konseling (Prodi BK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meraih juara 3 dalam Olimpiade Bimbingan dan Konseling Nasional yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang bekerja sama dengan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Acara yang berlangsung sejak (26−27/11) tersebut diikuti oleh 74 mahasiswa dari 32 perguruan tinggi negeri dan swasta seluruh Indonesia.

Prodi BK mengirimkan 8 mahasiswanya, yaitu Astri Komaladewi, Sitti Ummi Novirizka Hasan, Anisa Mawarni, Rahmat Pamuji, Isfi Iswari Nilakandi, Abdan Syakoro Suganti, Iman Rohiman, dan Ulvi Windiardani. Mereka dibimbing langsung oleh Caraka Putra Bahkti dan Ariadi Nugra.

“Delapan mahasiswa yang dipilih tidak hanya mempunyai IPK tinggi, tetapi mempunyai wawasan yang luas dan aktif di organisasi. Sebelum lomba, tim langsung menyusun strategi dan penguatan dalam teknik konseling selama kurang lebih dua minggu,” kata Ariadi.

Olimpiade BK Nasional kali ini dibagi menjadi 2 bagian. Pertama tes tertulis tentang wawasan BK, dilanjutkan dengan tes teknik konseling dalam menangani sebuah kasus.

“Setelah melalui babak penyisihan, Astri Komaladewi berhasil masuk ke semifinal dan mahasiswa yang lain masuk 13 besar mengalahkan puluhan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya,” terang Ariadi.

Dody Hartanto, S.Pd., M.Pd. selaku Kaprodi BK, saat melepas rombongan di Laboratorium BK kampus II berpesan, “Bukan piala ataupun meraih juara, tetapi lebih pada bagaimana membuktikan kepada dunia bahwa kalian adalah kebanggaan dan mempunyai rasa bangga sebagai konselor, cost we are a fighter. Jadi, berjuanglah sampai kalian berkata, ‘tidak ada yang lagi aku takuti dan kuharapkan kecuali ridho Allah dan kebanggaan orangtua serta almamater’.”

Selain untuk berkompetisi antar-perguruan tinggi, acara ini juga merupakan ajang silahturahmi antara Ikatan Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Indonesia (IMABKIN) sebelum Rakernas di Universitas Tadulako Palu pada (5−11/12) mendatang. Acara tersebut turut dihadiri oleh perwakilan mahasiswa UNP, UPI, USD, UNY, UHAMKA, UNJ, dan perguruan tinggi lainnya.(Doc)