Peringatan Hari AIDS oleh Sahabat Mentari

                Dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada (1/12) lalu, Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKM) Sahabat Mentari yang berada di bawah naungan Program Studi  Bimbingan Konseling (Prodi BK) UAD dan BKKBN, mengadakan Talk show mengenai anti diskriminasi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Acara ini berlangsung pada Jumat (5/12) di hall kampus II.

Pembicara dalam Talk show tersebut adalah Ewang Sewoko dari BKKBN DIY dan Diyah yang merupakan salah satu aktivis di sebuah LSM peduli ODHA.

“Acara ini sebagai bentuk solidaritas kami kepada teman-teman yang divonis mengidap penyakit AIDS. Saat ini, Yogyakarta termasuk kota dengan jumlah ODHA cukup banyak. Hal ini tentu sangat memprihatinkan,” ujar Nindiya selaku panitia saat ditemui seusai acara.

                Talk show ini merupakan acara puncak dari serangkaian acara untuk memperingati hari AIDS. Sebelumnya, telah diselenggarakan lomba pembuatan sosiodrama dengan tema mencegah, menanggulangi, serta peduli terhada ODHA. Pemenang lomba telah diumumkan. Juara 1 diraih oleh kelas E semestar 3, juara 2 kelas B semester 3, juara 3 kelas C semester 1, dan juara harapan 1 kelas D semester 3.

                Acara tersebut diharapkan dapat menjadi agenda tahunan PIKM Sahabat Mentari dan acara tahun depan depat lebih baik dari tahun ini. “Yang paling penting, jauhi penyakitnya, bukan orangnya,” pesan Nindiya.

Sameya-Ceuma (Thailand): Aktif Berorganisasi dan Tak Suka Jam Karet

            Makrab anggota baru Kreativitas Kita (Kreskit) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang telah dilaksanakan pada (29-30/11) di Wisma Merbabu, Kaliurang, menyisakan cerita unik. Pada angkatan baru kali ini, Kreskit memiliki anggota  yang berasal dari Thailand. Sameya-Ceuma, namanya. Ketika ditanya mengenai alasannnya mengikuti Kreskit, ia menjawab, “Saya suka menulis.”

Di Kreskit, ia sempat mengalami kesulitan. “Mungkin karena bahasa Indonesia yang sangat berbeda sehingga saya kesulitan untuk mengungkap pikiran saya dalam bentuk tulisan,” ungkap gadis yang memiliki senyum manis ini.

            Selain mengikuti Kreskit, Sameya juga mengikuti Tapak Suci dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). “Saya ingin punya banyak teman. Sekarang banyak yang mengetahui nama saya. Cara membagi waktu tidak sulit kok. Pada malam Senin saya berlatih Tapak Suci di kampus 1, kemudian IMM rapat hari Kamis dan Sabtu, lalu Kreskit di hari Jumat. Kalau kita pandai membagi waktu, pasti semuanya menjadi mudah.”

Sameya sempat merasa kesulitan saat mengikuti kebiasaan mahasiswa Indonesia. Namun di sisi lain, ia mengakui bahwa mahasiswa Indonesia sangat ramah dan suka membantu sehingga hal itu memudahkan dirinya untuk menyesuaikan diri dengan cepat. Saat ini, ia mencoba beradaptasi dengan budaya Indonesia, terutama tentang “jam karet”.

“Nanti jika saya sudah berada di tingkat atas, saya akan menghilangkan budaya jam karet tersebut,” janjinya.

Melihat Para Peserta Lomba DAI Muda

            Orange Festival yang diadakan untuk memeriahkan Milad UAD ke-54 di buka  pada 1 Desember 2014 di kampus 2. Festifal yang di mulai dengan lomba keagamaan ini akan berakhir bersamaan dengan malam puncak peringatan Milad UAD pada tanggal 19 Desember. “Pada tanggal 1, 2, dan 3 festival ini dimulai dengan lomba-lomba keagamaan, lomba yang pertama yaitu lomba Qiroah, kemudian lomba DAI muda, lalu di tutup oleh lomba kaligrafi.” Ungkap Intan selaku panitia acara ini.

            Intan menjelaskan bahwa terdapat 26 peserta dalam lomba DAI muda dari berbagai fakultas. “Penilaian dalam lomba DAI kali ini yaitu muatan yang disampaikan peserta dan penampilan.” Terangnya.

Nur, mahasiswi Teknik Elektro semester 1, salah satu peserta lomba mengungkapkan bahwa dia mengalami demam panggung dalam menghadapi lomba ini, “Saya gerogi.” Ungkapnya ditemui di tengah-tengah acara.

Sementara itu Maulida, mahasiswi PG PAUD semester 1 mengungkapkan persiapannya sebelum mengikuti lomba ini, ”Saya menghafal teks dengan kata-kata yang saya kuasai, agar di panggung mudah mengembangkannya. Selain itu, saya rajin menghafal dalil-dalilnya, dan saya sering berlatih di depan kaca agar tahu bangaimana penampilan saya.” Diungkapkannya pula bahwa ini bukan pengalaman pertama mengikuti lomba DAI, “Dulu waktu di pondok saya sudah pernah ikut lomba seperti ini tapi rasanya masi gerogi.” Ujar mahasiswi asal Kalimantan tersebut.

Pemenang lomba ini akan diumumkan pada tanggal 19 Desember, bersamaan dengan malam puncak perayaan Milad UAD yang ke-54.  Nur dan Maulida mengungkapkan bahwa, mereka tidak kecewa jika tidak menjadi juara, mereka hanya berharap lomba ini dapat menjadi pengalaman dalam hidup.

Setetes Darah Wujud Cinta untuk Negeri

Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM UAD) mengadakan donor darah. Acara ini diselenggarakan berdasarkan arahan advokasi Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) wilayah III pada Minggu (30/11) di kampus III.

Acara yang dibantu olah Palang Merah Indonesia (PMI) Kulonprogo ini mengusung tema “Setetes Darah Wujud Cinta untuk Negeri”. Antusias pendonor terlihat dari 26 kantong darah yang berhasil dikumpulkan. Hasil ini hampir memenuhi target awal, yakni sebanyak 30 kantong darah.

“Kita ketahui bahwa setetes darah sangat membantu untuk saudara kita yang membutuhkan. Selain itu, melakukan donor darah baik untuk menjaga kesehatan jantung, meningkatkan produksi sel darah merah, menjaga kesehatan jiwa, dan dapat mendeteksi adanya penyakit serius,” ungkap Nur Arivianti selaku ketua Pokja ISMKMI FKM UAD.

Farmasi UAD Raih Perunggu di Padang

Fakultas Farmasi UAD memperoleh juara 3 dalam Olimpiade Farmasi Indonesia (OFI) yang ke-6 di UNAND Padang. Mahasiswa atas nama Muhammad Zainudin Meiyanto Saputra berhak atas perunggu di bidang Farmasetika. Acara yang berlangsung selama 4 hari (26-29/11) diikuti lebih dari 100 mahasiswa berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Farmasi UAD mengirimkan 5 mahasiswa delegasi, Faisal Rahman, M Zainudin Meiyanto Saputra, Meta Damaharyuningtyas, Nina Nuraini dan Faradita Natalie didampingi dosen pembimbing Ichwan Ridwan Rais. OFI terbagi menjadi 2 bidang yaitu, Farmasetika dan Farmakologi. Setelah melalui babak penyisihan dan menyingkirkan puluhan delegasi PT lain, Zainudin masuk babak final dengan PT ternama lain. Usai menerima penghargaan, putra seorang guru di Bantul ini menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada pengajar dan rekan di Farmasi UAD. “Saya bersyukur memperoleh perunggu, saya hanya dikalahkan oleh Universitas Indonesia di acara ini,” ucapnya berkias. Satu mahasiswa UAD lain yang masuk sebagai finalis adalah Nina Nuraini di bidang Farmakologi.

OFI 6 diikuti puluhan PT di seluruh Indonesia, hadir beberapa PT ternama antara lain UI, ITB, UNAND, USU. Beberapa PTS yang memiliki Prodi Farmasi, yaitu Pancasila, UBAYA, UAD, UII, UMI dan UHAMKA. (Doc)

Expo Ekonomi: Wujud Nyata Membentuk Wirausaha Muda

Kamis (27/11) tampak berbeda dari biasanya. Suasana di green hall kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta, sangat ramai. Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan (FE UAD) saat itu sedang mengadakan agenda rutin tahunan, yakni Expo Ekonomi.

Acara yang menampilkan berbagai macam bentuk unit usaha yang dimiliki mahasiswa FE tersebut diprakarsai oleh Dekanat FE yang bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM-FE) serta alumni FE UAD.

Di sela-sela acara, Badrus Sholeh selaku ketua panitia acara mengungkapkan, “Acara ini diadakan selama tiga hari, dari tanggal 25 sampai 27 dan diikuti oleh beberapa stand dari tiga program studi, yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi Pembangunan.”

Lebih lanjut disampaikan,“Kegiatan Expo Ekonomi tersebut diadakan untuk mendukung matakuliah Ekonomi Praktik. Selain itu, di akhir periode, BEM FE ingin memberikan sebuah persembahan yang dapat meninggalkan kesan baik untuk ekonomi dan UAD.”

Berbeda dengan acara tahun lalu, pada Expo Ekonomi tahun ini terdapat perlombaan Putri Ekonomi yang diikuti oleh mahasiswi FE. Bukan hanya talenta yang ditampilkan, kecerdasan tentang syariah juga diutamakan. Sebab, kecerdasan inilah yang dapat menunjukkan pribadi seorang muslimah, sesuai dengan jargon UAD “moral and intellectual integrity”.

“Harapan yang paling besar dengan diadakannya Expo Ekonomi tidak lain untuk menciptakan kader-kader baru dalam bidang wirausaha,” tutup ketua panitia yang juga merupakan wakil gubernur BEM-FE UAD. (A/H)

Menulis Harus Praktik, Tidak Hanya Teori

 

Menulis itu praktik. Tentang sesuatu yang terjadi dan yang disampaikan oleh narasumber sebagai bahan berita.”

Begitulah yang disampaikan oleh Sule Subaweh saat memberikan materi jurnalistik dengan tema “Menjalin Kebersamaan dengan Jiwa Jurnalistik” di Wisma Merbabu, Kaliurang, Minggu, (30/11). Acara ini diadakan oleh Kreativitas Kita (Kreskit) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dalam malam keakraban (Makrab). Selain anggota baru dan anggota lama, acara tersebut juga menghadirkan para alumni.

Menurut Rendi, salah satu anggota baru Kreskit menyampaikan, “Selain materi jurnalistik, acara ini lebih mengakrabkan anggota baru dan anggota lama dengan permainan dan kerja sama. Mereka (anggota lama dan alumni) juga banyak membagi ilmu dengan anggota baru.”

Evi menambahkan, “Makrab tersebut banyak memperkenalkan kami sebagai anggota baru tentang dunia jurnalistik. Di sini juga ada permainan yang tidak main-main, yakni menyimpan banyak manfaat.”

Pada kesempatan tersebut, setelah diberikan materi jurnalistik, anggota baru diterjunkan langsung untuk mencari berita di sekitar wisata Telaga Putri.

“Setelah berita ditulis. Selanjutnya dievaluasi oleh Sule Subaweh. Di sini kekurangan dan kelebihan berita yang dibuat oleh para anggota baru disampaikan. Tujuannya agar mereka banyak belajar dari kesalahan yang ditulis,” jelas Ari Prasetyo Nugroho selaku Pemimpin Umum Kreskit.

Selanjutnya menurut Sule Subaweh, ada beberapa kesulitan yang dialami oleh para anggota baru. Di antaranya kesulitan membuat judul berita, penggunaan konjungsi yang kurang tepat, pemborosan kata, serta cara mengambil sudut pandang dalam menuliskan berita. Namun di samping itu, cara mereka membangun alur menulis sudah bagus dan mudah dipahami. Itu modal bagus bagi penulis awal.

Selamat datang para jurnalis muda Kreskit!

Mahasiswa Asing UAD Raih Juara II dalam International Student Summit 2014

Yulia, begitu mahasiswa cantik dari Tiongkok ini biasa dipanggil. Bernama asli Wang Yan, Yulia merupakan mahasiswa peserta program 3+1 yang belajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan selama satu tahun. Sebelumnya, ia telah belajar selama tiga tahun di universitas Xiangsihu College, Guangxi University for Nationalities, Tiongkok.

Yulia bersama dua mahasiswa internasional lain dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yaitu Phuong Uyen Le (Yeni) dan Thanh Thao Truong (Tika) dari Vietnam, menjadi perwakilan mahasiswa asing UAD dalam agenda International Student Summit (ISS) 2014 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Grand Quality Hotel, Yogyakarta, pada 13-16 November 2014. Salah satu program ISS adalah lomba esai dengan tema “Kiprah Negara Berkembang dalam Memainkan Peran dan Kepemimpinan Global” yang diikuti oleh sekitar 60 mahasiswa asing dari 20 perguruan tinggi Indonesia.

“Dalam ISS tahun ini, UAD mengirimkan tiga esai yang ditulis oleh tiga mahasiswa asing. Satu dari Tiongkok dan dua dari Vietnam. Selain lomba esai, ada juga focused group discussion, presentasi, pemilihan pengurus Indonesia International Student Association (IISA), dan kunjungan ke Borobudur,” papar Dessy Kamila Sari, S.S., bagian Kemahasiswaan Asing KUI UAD.

Dari tiga esai, terpilih 2 yang menjadi 10 esai terbaik. Kedua esai itu ditulis oleh Yulia dan Tika. Selanjutnya, mereka bersama delapan mahasiswa lainnya diberi kesempatan untuk mempresentasikan esainya dan harus menjawab dua pertanyaan dari dewan juri. Sebagai hasil akhir, Yulia terpilih menjadi juara II dalam lomba tersebut.

“Dalam esai itu, saya bilang kalau Indonesia dan Tiongkok adalah negara berkembang. Tetapi ekonomi Tiongkok saat ini sudah banyak berkembang dari negara-negara lain karena Tiongkok lebih open kerja sama dengan perusahaan asing. Saya mendengar presiden baru Indonesia, Pak Joko Widodo, juga open investasi dari luar. Saya yakin ekonomi Indonesia juga bisa lebih maju dan lebih baik,” ujar Yulia.

Yulia mengaku terkejut dan tidak menyangka bisa menjadi juara II karena ia merasa teman-teman mahasiswa asing lain memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang lebih baik darinya.

“Saya berterima kasih kepada UAD karena memberi saya kesempatan untuk ikut acara ini. Saya tidak menyangka mendapat juara II. Saya merasa senang sekali.”

Selain menceritakan pengalamannya mengikuti lomba esai, Yulia juga menceritakan kuliahnya di UAD. Ia merasa senang kuliah di UAD karena para dosen sangat peduli dan perhatian kepada mahasiswa.

“Di Tiongkok, saat kuliah banyak mahasiswa senang bermain handphone, tidur, atau bermain QQ. Mereka tidak mendengarkan dosen, tetapi banyak juga dosen yang tidak peduli dengan mahasiswa, dosen hanya berbicara sendiri. Di UAD berbeda, satu kelas hanya 20 mahasiswa dan dosen sangat perhatian kepada mahasiswa. Mahasiswa harus mendengarkan dosen, tidak boleh tidur atau bermain sendiri,” tutur Yulia. (Dok)

Teknik Informatika UAD dan Information and Computer Science Gxun tanda tangani Cooperative Agreement Joint Degree 2+2

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta memperoleh dana hibah bantuan fasilitas kerja sama internasional 2014 dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam program hibah tersebut, UAD mengajukan program gelar bersama (joint degree) 2+2 dengan menggandeng universitas dari Tiongkok, Guangxi University for Nationalities.

            Rektor Universitas Ahmad Dahlan Dr. Kasiyarno, M.Hum. dan Presiden Guangxi University for Nationalities (GXUN) Prof. Dr. Xie Shangguo menandatangani Kesepakatan Kerja Sama (MoA) Joint Degree 2+2 antara Teknik Informatika (TIF) UAD dan Information and Computer Science GXUN. Bertempat di kampus Guangxi University for Nationalities, acara  tersebut dihadiri pula oleh pejabat dari kedua belah pihak. Dari UAD, turut hadir Ketua BPH UAD Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag., Wakil Rektor I Dr. Muchlas, M.T., Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Ida Puspita, M.A.Res., dan Kaprodi TIF Sri Winiarti, M.Cs. Sementara itu, dari GXUN dihadiri oleh para Wakil Presiden, Dekan Fakultas yang telah memiliki kerja sama dengan UAD dan Kepala KUI.

            Selain agenda penandatanganan MoA, delegasi dari UAD juga melakukan diskusi dengan jajaran dekanat School of Mathematics and Computer Science jurusan Information and Computer Science untuk membahas kurikulum dan format ijazah bagi peserta joint degree. Dari hasil diskusi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum TIF UAD dan ICS GXUN memiliki kesamaan sekitar 90%. Selanjutnya, kedua jurusan akan mengurus izin joint degree ke pemerintah masing-masing dan direncanakan 2016 UAD akan mulai mengirim mahasiswa untuk belajar di ICS GXUN. Mahasiswa UAD juga akan disiapkan untuk belajar bahasa Mandarin.

            Sebelumnya, UAD dan GXUN telah menandatangani MoU sejak 2008 dan selama lebih dari 6 tahun melakukan kerja sama. Fakultas-fakultas yang terlibat pun semakin banyak, yakni 3 fakultas dari UAD dan 5 fakultas dari GXUN. Kerja sama ini semakin baik. Hal tersebut dilihat dari semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang dikirim GXUN ke UAD dan dari UAD ke GXUN. Di samping itu, GXUN terus mempercayai UAD untuk mengirimkan dosen-dosennya untuk mengajar bahasa Indonesia di sana.

“Ini sudah ke sekian kalinya UAD dan GXUN membahas kerja sama, dan kerja sama yang terjalin semakin baik serta semakin melebar. Yang awalnya hanya segelintir jurusan dan fakultas yang terlibat, kini semakin banyak. Dan kali ini adalah fakultas kelima GXUN yang membuka kerja sama dengan UAD,” ungkap Ida Puspita, Kepala KUI UAD.

            Kedatangan delegasi UAD ke kota Nanning juga untuk menghadiri perayaan Milad ke-80 Guangxi Medical University. Selain itu, para delegasi berkunjung ke Qinzhou University, universitas yang belum memiliki MoU dengan UAD untuk membahas inisiasi kerja sama. (doc)

Teater JAB Kembali Berkarya dalam Pentas Produksi

Setelah pentas produksi Drama Musikal Puisi dengan judul “Ekulibrium Cinta” awal tahun lalu di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Teater JAB kembali suguhkan karyanya dalam pentas produksi yang berjudul “Sofa Tua”. Pentas yang disutradarai Anggyta Ryandika Rusman didampingi asisten sutradara (astrada) Kurniaji Satoto ini diselenggarakan pada Sabtu (22/11) di auditorium kampus II UAD.

Sesuai dengan tema “Akar Cinta di Keabadian yang Istimewa”, kisah yang ditampilkan dalam lakon “Sofa Tua” karya Badron NS ini mengusung kisah cinta sepasang suami istri yang sudah lanjut usia, tetapi tetap memegang teguh kesetiaan. Mereka menjalani hari-hari dengan harmonis meskipun tidak dikaruniai anak.

Naskah yang digarap dengan waktu yang cukup singkat, hanya empat efektif untuk latihan, tersebut telah mampu memukau para penonton.  

“Pentas ini  bisa dibilang sukses. Keren, karena dalam satu set panggung ada rasa yang berbeda-beda. Ada terharunya, ada lucunya. Pokoknya seru,” tutur Yeyen, salah satu penonton. 

Lain lagi dengan komentar Devi, “Pentasnya bagus banget, atmosfer pergantian waktu dari masa tua ke masa muda maupun sebaliknya terasa sangat nyata dan mengagumkan. Akting para aktor juga sangat bagus dan mendukung!” (idj)