Wisuda UAD 22 Maret 2014 Hadirkan Prof. Pamela Allen dari Australia

Sabtu, (22/03/2014) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar wisuda bagi 663 lulusan sarjana dan magister di Jogja Expo Centet (JEC). Acara wisuda turut dihadiri oleh Assoc/Prof. Pamela Allen, M.A., Ph.D.. pengajar di University of Tasmania Australia. Seorang Associate Dean di bidang Asian Studies khususnya tentang Indonesia.

Pada kesempatan tersebut Prof. Pamela memberikan semangat tersendiri kepada seluruh lulusan dan kepada keluarga besar UAD pada umumnya. Dia memberikan ceramah mengenai keutamaan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia, knowledge is power (Pengetahuan adalah kekuasaan).

Dalam ceramahnya dia menyampaikan bahwa di masa yang penuh persaingan ini, pengetahuan adalah sarana yang paling penting untuk mendapatkan kekuasaan. Kekuasaan yang dimaksud adalah kekuasaan dalam berbagai hal. Kaitannya dengan para lulusan, kekuasaan berarti kemampuan para lulusan mendapatkan posisi terhormat di masyarakat. Para lulusan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak,  menciptakan pekerjaan atau bisa juga kaitanya dengan kemampuan para lulusan mendapatkan posisi-posisi strategis yang memungkinkan setiap lulusan berkiprah dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

Doktor lulusan Sydney ini menekankan bahwa kelulusan adalah tonggak awal perjuangan hidup yang lebih berat. Dari sinilah seorang sarjana dituntut mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapatkannya. Para sarjana diharapkan mempergunakan pengetahuan yang dimiliki dengan niat untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia. Niat baik ini menjadi penting karena disinilah kepribadian seorang lulusan Perguruan Tinggi yang akan diuji untuk bisa menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Karena jika salah niat, maka bukan kemanfaatan yang dihasilkan tetapi kehancuran manusia itu sendiri.

Lebih lanjut, Asscociate Dean di University of Tasmania Australia ini berpesan kepada para lulusan UAD agar memanfaatkan pengetahuan yang sudah didapat dengan sebaik-baiknya bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi bagi masyarakat, bangsa, dan negara bahkan dunia. Seorang sarjana harus bijaksana menggunakan segala titel yang dimilikinya. Sikap bijaksana ini hanya bisa diperoleh dari latihan dan pengalaman hidup dalam setiap diri manusia.

Akhirnya Prof. Pamela Allen berpesan untuk meningkatkan kerjasama antar bangsa agar bisa saling mengenal sehingga kita akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Dengan demikian kita akan mencapai puncak kejayaan yang bisa memberikan manfaat yang lebih luas (doc).

β€œUnderstanding Indonesia Through Literature” bersama Assoc./Prof. Pamela Allen, M.A., Ph.D.Dalam Kuliah Tamu

Jum’at, 21/03/2014, Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi (FSBK) UAD menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan tema “Understanding Indonesia through Literature”, Memahami Indonesia melalui Sastra. Hadir sebagai pembicara, Assoc./Prof. Pamela Allen, M.A., Ph.D., Assoc. Dean of Faculty of Arts, University of Tasmania, Australia, dengan moderator was Ida Puspita, M.A.Res., Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD yang sekaligus dosen di Program Studi Sastra Inggris.

Diselenggarakan di auditorium kampus II UAD, kuliah tamu ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta yang terdiri dari dosen FSBK dan para mahasiswa. Para mahasiswa yang hadir tidak hanya mahasiswa lokal Indonesia tetapi juga mahasiswa asing yang sedang belajar di UAD khususnya dari Thailand dan Cina. Tri Rina Budiwati, M.Hum., ketua Program Studi Sastra Inggris UAD, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Pamela karena sebagai orang asing Pamela mau mempelajari dan bahkan memiliki pengetahuan yang luas mengenai Sastra Indonesia.

Dalam pidatonya, Assoc./Prof. Pamela Allen mempresentasikan pengalaman dan pemahamannya tentang karya sastra Indonesia sejak era kolonialisme, era orde lama, sampai orde baru. Pamela juga secara khusus membahas karya sastra Indonesia yang bertemakan Perempuan dan Islam.

Kuliah umum tersebut semakin menarik dengan sesi tanya jawab, para mahasiswa menunjukkan pemikiran kritisnya terhadap presentasi Pamela dengan bertanya berbagai permasalahan yang menarik. Selain memberikan kuliah di FSBK, Pamela juga menjadi pembicara tamu pada acara wisuda sarjana dan pascasarjana UAD pada Sabtu 22 Maret 2014.(Doc)

Apresiasi Puisi dengan Drama Musikal Puisi

Setelah Parade Monolog di tahun 2013 lalu, Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB), Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD Yogyakarta kembali suguhkan pertunjukan dalam pementasan drama musikal puisi. Pementasan drama musikal puisi tersebut akan diselenggarakan pada Sabtu, 22 Maret 2014 di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dengan judul “Ekuilibrium Cinta”.

 Ketua Teater JAB, Nasirin, mengungkapkan pementasan drama musikal puisi ini sengaja dirancang untuk mengapresiasikan karya sastra terutama puisi. Tidak dapat dielakkan, Teater JAB merupakan bagian dari PBSI yang lekat dengan karya sastra.

“Ini juga merupakan pementasan drama musikal puisi pertama di UAD, bahkan Indonesia,” tutur Nasirin. Dia juga mengungkapkan bahwa drama musikal ini wujud keikutsertaan Teater JAB dalam menggagas kreativitas kesenian sebagai usaha pelestarian kebudayaan secara utuh.

Naskah karya Sule Subaweh (Suliman) ini mengutip sebuah keseimbangan sifat yang melekat pada diri manusia. Naskah tersebut diambil dari 35 lebih judul puisi dan 25 penyair. Isinya mengutarakan tentang titik kesimbangan yang menjadi naluriah dan hasrat manusia dalam menentukan jalan kehidupan melalui cinta. Tidak hanya cinta pada sesama tetapi juga cinta pada Tuhan dan makhluk lainnya yang dibungkus halus melalui pertunjukan drama musikal. Untuk informasi lebih lanjut tentang acara ini, Anda dapat menghubungi Faijah (085643565232) atau Nasirin (085643049838).(idj)

Informasi Penyedia Beasiswa Penuh Luar Negeri

Sekretariat Kabinet RI

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan informasi daftar beasiswa penuh studi di luar negeri, silakan kunjungi web setkab.go.id

 

ASI DI KALA BENCANA

 

Lina Handayani

Dosen  Fakultas Kesehatan Masyarakat

 Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

 

Menyusui menurunkan risiko infeksi akut seperti diare, haemophilus influensa, meningitis, infeksi saluran kemih. Menyusui juga melindungi bayi dari penyakit kronis masa depan seperti diabetes tipe satu. Menyusui menunda kembalinya kesuburan wanita dan mengurangi risiko pendarahan pasca melahirkan, kanker  payudara, pra menopause dan kanker ovarium (Kemenkes RI, 2012).

The American Academy of Pediatric merekomendasikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan selanjutnya minimal selama satu tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama enam bulan, menyusui dalam satu jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan dot (Proverawati & Rahmawati, 2010). ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, kecuali obat dan vitamin (Depkes RI, 2003).

 

        Mempertahankan ASI Eksklusif di kala bencana

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana dapat disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia. Timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis dapat terjadi sebagai akibat dari bencana(UU No. 24 tahun 2007).

Kondisi psikologis dan perasaan ibu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Semakin tenang, yakin dan percaya diri si ibu, maka kemungkinan besar  semakin sukses menyusui sang bayi. Hal ini karena perasaan dan emosi yang positif akan meningkatkan produksi hormon oksitosin (yang sering disebut hormon kebahagiaa) sehingga memperlancar produksi ASI.

Selain menjaga kondisi psikologis, ibu juga perlu dibantu untuk mendapat asupan makanan yang cukup di kala bencana. Asupan tersebut tidak harus mahal, yang penting bersih dan memenuhi unsur nutrisi seimbang. Bahkan nasi bungkus beserta sayur dan lauk tahu dan tempe pun masih mencukupi. Tidak lupa, asupan cairan juga perlu diperhatikan; bisa berupa air putih, yang penting bersih. Sedapat mungkin asupan ibu diusahakan agar tidak mengandung zat berbahaya seperti zat pengawet, pewarna sintetis atau penyedap rasa. Perlu diketahui bahwa salah satu ‘keajaiban ASI’ adalah bila ada suatu nutrisi yang kurang dalam ASI, maka akan diambil dari cadangan pada tubuh ibu.

Pemberian ASI eksklusif tetap harus dipertahankan di kala bencana. Hal ini sangat penting karena selain besarnya manfaat ASI tersebut, juga di saat bencana higiene dan sanitasi biasanya kurang memadai. Hal ini dapat berakibat fatal, jika sampai bayi beralih ke susu formula atau pemberian makanan pendamping asi yang terlalu dini. Higiene dan sanitasi yang buruk, sangat berisiko untuk timbulnya berbagai penyakit yang sangat berbahaya bagi bayi, seperti diare.

Dukungan sosial dari suami, orang tua, tetangga, teman, relawan, dan tenaga kesehatan sangat diperlukan ibu untuk mempertahankan ASI eksklusif. Hal ini sangat penting, terutama untuk mengurangi stres ibu, dan juga untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif (American Academy of Pediatrics, 2007).

ASI eksklusif sangat penting bagi bayi dan juga memberi keuntungan bagi ibu, keluarga, dan masyarakat. Mempertahankan pemberian ASI eksklusif di kala bencana tidak lepas dari dukungan sosial yang ada di sekitar ibu. Semua pihak diharapkan dapat berperan dalam mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif di setiap waktu dan setiap saat.

MK dan Penundaan Produk Hukum

 

Dani Fadillah, M.A.*

Akhirnyan Mahkamah Konstitusi (MK) membuat keputusan tentang pelaksanaan pemilu presiden dan parlemen yang akan dilaksanakan secara serentak, tujuannya tak lain adalah untuk menghindarkan bangsa ini perilaku saling sandra politik antar partai dan aktor politiknya. Dan teknisnya akan dilaksanakan pada pemilu yang akan datang pada tahun 2019. Akan tetapi sebagaimana putusan yang bersfat politis lainnya pro-kontra terkait kebijakan ini, dan penulis tidak ingin mengajak publik untuk membahas ayat-ayat hukum dan tafsir-tafsirr politik terkait kebijakan MK ini karena palu telah diketuk dan semua kalangan haruslah menaatinya.

Yang ingin penulis diskusikan adalah kenapa produk hukum ini baru disahkan sekarang. Kita semua tentu percaya, minimal masih mau percaya bahwa MK masih memiliki semangat untuk menghadirkan perundang-undangan yang baik dinegeri ini, dan kebijakan pelaksanaan pemilu serentak antara pileg dan pilpres ini adalah salah satunya. Padahal pengajuan tuntutan atas pengujian kembali Undang-Undang No 42/2008 tentang Pilpres telah dilontarkan sejak MK masih dipimpin Mahfud MD dan telah melakukan judicial review terhadap tuntutan tersebut. Namun kenapa kemudian pembacaannya baru dilakukan ketika pemilu telah akan dilaksanakan? padahal UU mengenai pilpres adalah sesuatu hal yang sangat mendesak dan harus segera menemui titik jelasnya.

Para aktor kebijakan di MK dan pihak-pihak lain yang turut terlibat dalam kebijakan tersebut boleh saja beralasan karena banyak alasan yang menjadi pertimbangan kenapa keputusan tersebut baru diumumkan sekarang, akan tetapi bukankah MK seharusnya memiliki sistem yang dapat mempercepat sebuah proses hukum, terlebih sebuah hukum yang mendesak sekelas pemilu oleh karena tentu tudak heran jika ada yang curiga bahwa MK yang ingi membebaskan bangsa ini dari praktek saling sandra politik jangan-jangan sedang saling sandra dan melakukan praktik transaksional dengan sebuah kekuatan politk juga. Apakah kecurigaan itu benar adanya wallahu’alam, karena yang pasti berlama-lama dalam menelurkan sebuah pbuah produk hukum dalam dunia peradilan seharusnya jangan sampai terjadi karena banyak yang akan dikorbankan dang ongkos sosialnya terlalu mahal.

Sebenarnya tidak MK yang berperilaku menunda-nunda produk hukum seperti ini. lembaga hukum lainnya seperti MA, kepolisian, kejaksaan bahkan hingga KPK pun smemiliki tunggakan kasus yang tak juga jelas tindakannya. Tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, akan tetapi cobalah kita renungkan nasih orang-orang yang tidak menentu karena prosesnya tersendat bahkan ada yang cenderung terabaikan di lembaga hukum terkait yang menanganinya.

Ini bukanlah masalah yang bisa dianggap enteng. Jika dibiarkan terus menerus akan menjadi sebuah bencana hukum. Alangkah baiknya jika setiap lembaga hukum harus bisa bertindak tegas dalam memproses sebuah keputusan dan bersih dari segala kepentingan, lembaha hukum jangan sampai pernah tersandera oleh kekuatan apa pun kecuali hanya menyuarakan kebenaran dan keadilan. Berlomba-lombalah setiap lembaga hukum untuk menyelesaikan perkara dengan seadil-adilnya dengan tidak berlama-lama, segera selesaikan dan benahi kasus yang lain dengan segera, bukan hanya karena atas nama profesionalisme kerja, tapi karena ini termasuk dalam perintah Tuhan YME: “maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan” (al-Baqarah: 148) dan "Maka, apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS al-Insyirah : 7).

*Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UAD

Penyebab Marah dan Penyelesaiannya dalam Islam

 

Penyebab marah sangatlah beragam, di antara satu dan yang lainnya berbeda-beda. Ada kalanya karena sifat temperamental. Sangat reaktif terhadap hal yang tidak menyenangkan.

Ada kemarahan karena budaya sekitar yang sulit diajak kompromi dalam meredam kemarahan. Sehingga, mudah sekali tersulut kemarahan bahkan mengekspresikan kejengkelan melalui tawuran secara masal.

Perilaku marah karena belajar kepada lingkungan. Hal ini terjadi jika seseorang dibesarkan dalam sebuah suasana, di mana figur yang menjadi contoh sangat pemarah sehingga berefek pada peniruan orang sekitarnya.

Marah juga dapat disebabkan karena menganggap dirinya sebagai orang penting,  harga diri yang melambung, gaya hidup narsisitik, perfectonis serta neurotic. Mereka ini sangat tinggi dalam menjaga diri. Memenuhi keinginan diri sehingga sangat sensitif dan reaktif terhadap stimulus kecil yang menghambat atau mengecewakan tujuan yang akan dicapainya.

Berbagai latar belakang bisa dengan cepat menimbulkan dorongan kemarahan, namun sebenarnya kemarahan disebabkan karena terjadinya gap antara keinginan dan kenyataan yang sesungguhnya. Ditambah lagi dengan terbatasnya waktu yang ada. Keadaan ini dapat menjadikan seseorang bingung, tertekan dan berusaha mencari jalan ke luar.

Pertanyaan yang seringkali muncul dalam pikiran kita, kapan kita diperbolehkan marah dan bagaimana agar tidak mengganggu kesehatan? Strategi apa yang perlu dipelajari agar kemarahan menjadi sesuatu yang memiliki nilai dan tidak membuat kekacauan?

Bagaimana marah yang mendidik dan membangun?

Ada beberapa pendekatan agar marah mendidik dan membangun. Pendekatan fisiologis yakni menekankan regulasi tubuh ketika sedang marah, seperti, merendahkan posisi badan ke arah yang lebih rendah, duduk dan berbaring, tarik nafas panjang sebelum marah,  minum air hangat serta mencari penyaluran kegiatan fisik dengan berolah raga atau mengerjakan aktivitas fisik untuk mengarahkan dorongan energi yang besar.

Secara psikologis, cara penting yang paling utama adalah menyadari bahwa kita sedang marah, berfikir ulang terhadap tertundanya keinginan, memikirkan sisi positif dari kejadian yang tidak menyenangkan, memilikrkan dampak negatif terhadap kesehatan diri, belajar menunda kepuasan, menyalurkan hobi dengan berkarya sehingga energi yang terkumpul dapat diarahkan pada kegiatan yang bermanfaat.  Sharing dengan sahabat, teman atau siapa saja yang dapat menjadi tempat untuk memuntahkan isi beban yang sedang dialami. Menulis pada buku harian, mengekspresikan dengan menggambar, membuat cerita atau sekedar menggoreskan isi hati melalui buku merupakan kegiatan positif dibandingkan dengan penumpahan kemarahan secara langsung. 

Dalam pendekatan religius marah bukannya dilarang melainkan dapat dilakukan dengan alasan tertentu, misalnya Rasulullah SAW, bukannya tidak pernah marah. Beliau akan sangat marah khususnya jika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah dijalankan oleh umatnya, dan  tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya. Marah merupakan sifat bawaan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia untuk membedakan dengan malakikat dan setan. Dimana Malaikat tidak memiliki nafsu amarah, setan bergelimang dengan marah dan manusia diantaranya, karena Allah memberikan akal dan nafsu. Sehingga marah merupakan tabiat yang tidak akan hilang namun mampu dikendalikan atau dikuasai agar tidak menimbulkan dampak negatif  yang membahayakan bagi dirinya dan orang lain serta lingkungannya. 

Dalam pendekatan religius ada empat pemicu emosi yaitu: kemarahan, syahwat, kecemasan dan kenginan atau nafsu. Empat hal tersebut merupakan sifat dasar yang dimiliki manusia, sehingga jika terhalang atau tidak dapat dipenuhi dapat meningkatkan gejolak emosi sehingga mendorong seseorang untuk mencari keseimbangan dalam memenuhi tuntutan tersebut. Allah memberikan manusia dua kekuatan yang saling tarik menarik, yakni fujur dan taqwa. Fujr adalah keuatan yang mengajak manusia untuk memuaskan keinginan nafsunya sedangkan taqwa adalah mengarahkan keinginan manusia kearah positif melalui pengendalian dan pengontrolan nafsu untuk mencapai tingkat ketaqwaa. 

Rambu-rambu agama telah mengajarkan kita agar mengendalikan amarah dengan cara yang telah dituntunkan oleh wahyu dan tuntunan Rosululloh. Pengendalian marah merupakan suatu cara dalam melakukan manajemen qalbu, yakni mengarahkan dan mengontrol nafsu yang merusak diri dan membuat kehancuran. Sifat  emosional  merupakan nafsu amarah yang mengarah kepada kejahatan (Q.S. Yusuf, 12.53), sedangkan nafsu Lauwammah merupakan nafsu yang menjadikan diri kita menyesal setelahnya/menimbulkan penyesalan diri (Q.S.Al Qiyamah, 75:2

Jika kita mengikuti beberapa ajaran sunnah untuk mengendalikan amarah, Rasulullah  SAW bersabda: Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi mereka  mampu menahan nafsu amarahnya.

LPM Bekerjasama dengan Kreskit Adakan Pelatihan Jurnalistik

Kreskit bekerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Pelatihan Jurnalistik Bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Bersama Jayadi Kastari (Redaktur Kedaulatan Rakyat).

Acara akan dilakasanakan hari minggu 16 Maret 2014 pukul 09.00-15.00 di Ruang Auditorium Kampus 2 lantai 4. Kontribusi 25.000 (Fasilitas: Sertifikat, Materi, Snack, dan Makan Siang).

Siapa berminat ayo Segara Daftar, Peserta terbatas lo. Pendaftar bisa menghubungi Fitri (087839515215), Faijah (085643565232), dan Yeyen (083843109474).

Kurikulum Berbasis Genre, Mungkinkah?

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD Yogyakarta

 

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Prof Dr Mahsun menyatakan, pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 berubah arah dengan paradigma bahasa sebagai sarana berpikir. Untuk itu, kata Mahsun, Kurikulum 2013 membelajarkan Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre. Pertanyaannya, apa dan bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre dari jenjang SD sampai SMA diterapkan?

Pernyataan Prof Dr Mahsun yang juga Guru Besar Linguistik Universitas Mataram itu, penting untuk digarisbawahi. Apa pasal? Praktisi bahasa dan terutama guru Bahasa Indonesia saat ini masih kebingungan dengan adanya pengintegrasian materi pelajaran sains (IPA) dengan Bahasa Indonesia. Hal itu, saya kira suatu hal yang wajar, mengingat para guru Bahasa Indonesia, terutama SD belum terlatih/terbiasa dengan pendekatan tematik-integratif.

Selain itu, para guru Bahasa Indonesia masih bingung akan pengertian teks atau genre. Dalam benak mereka, teks atau genre itu hanyalah bersifat bacaan, seperti buku, majalah, dan jurnal. Padahal, teks atau genre yang dibelajarkan dalam Kurikulum 2013 mencakup teks tulis dan lisan. Apabila ingin menargetkan siswa mampu memiliki keterampilan menyimak berita, maka teks atau genre yang dibelajarkan ialah bahan simakan berupa pembacaan berita.

Meski demikian, model pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks atau genre juga mengandung persoalan. Selain faktor guru yang belum memahami model pembelajaran tersebut, faktor evaluasi pembelajaran juga belum jelas. Misalnya, pelajaran Bahasa Indonesia digabungkan dengan pelajaran sains (IPA) di SD. Penggabungan kedua pelajaran itu, suka atau tidak, akan menyebabkan terjadinya penghilangan target-target kompetensi yang hendak dievaluasi guru.

Sebagai contoh, target kompetensi berbahasa siswa adalah berbicara. Sementara itu, target pengetahuan sains siswa adalah manfaat air hujan bagi kehidupan sehari-hari. Jika posisi Anda sebagai guru Bahasa Indonesia, lantas apa yang dapat diukur dari dua target tersebut, yang keduanya sama-sama akan dijadikan sebagai standar kompetensi lulusan? Solusinya sederhana: ujian bahasa untuk menilai kompetensi berbahasa, demikian pula ujian sains.

Faktor evaluasi pembelajaran, terlebih dalam pelajaran Bahasa Indonesia, lebih banyak dikembangkan lewat keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Celakanya, faktor tersebut banyak diabaikan oleh para guru Bahasa Indonesia. Agaknya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa perlu memikirkan hal tersebut, dengan duduk bersama para pakar evaluasi pembelajaran bahasa dan sastra. Semoga ini segera terwujud![]

UAD Sambut Kunjungan SMA N 1 Kebumen

Sejumlah 369 siswa SMA N 1 Kebumen berkunjung ke UAD Yogyakarta pada Selasa (18/2) lalu. Kehadiran mereka disambut oleh Biro Akademik dan Admisi (BAA) di Auditorium Kampus 1. Acara tersebut diisi dengan perkenalan serta informasi akademik dan fakultas yang ada di UAD. Selain itu, ajang perkenalan ini juga digunakan untuk membagi informasi tentang sejumlah prestasi yang diraih UAD. Hal tersebut disambut antusias oleh peserta dan guru-guru yang turut memdampingi. 

Waldiono selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Kebumen, menuturkan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk mengenalkan para siswanya dengan UAD. Waldiono juga berharap agar nantinya UAD mampu melakukan kerja sama berupa pembinaan ekskul robotika di SMA N 1 Kebumen.

SMA N 1 Kebumen merupakan salah satu SMA yang populer dan banyak diminati dan sudah menggunakan kurikulum 2013 serta sistem kredit semester (sks). “Bila kerjasama ini berlanjut, saya berharap nantinya sistem kredit semester yang berlaku di SMA dan UAD dapat saling menyesuaikan, terutama untuk mata kuliah yang umum. Sehingga siswa kami yang mau melanjutkan ke UAD tidak perlu lagi menempuh mata kuliah tersebut. Toh, ini juga akan menguntungkan UAD karena siswa kami kan pintar-pintar.” Tuturnya di akhir wawancara. (idj)