Seberapa Majukah Publikasi Riset Di Indonesia?

Triantoro Safaria, PhD. Psi.

Pengajar di Pascasarjana Psikologi

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

 

Indonesia memiliki lebih dari 1000 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh pelosok negeri,  baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Peran pendidikan tinggi sangat penting bagi mempercepat kemajuan suatu bangsa. Inovasi, gagasan-gagasan cemerlang, perilaku kecendikiawanan menjadi salah satu sumbangan besar pendidikan tinggi bagi kemajuan bangsa. Universitas sebagai salah satu tipe perguruan tinggi merupakan pusat dari creation, preservation and dissemination of knowledge. Creation merujuk pada peran universitas sebagai tempat pengembangkan ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya menghasilkan teori-teori baru, inovasi-inovasi teknologi dan kemanusiaan. Preservation merujuk pada universitas  harus menjadi tempat penyemaian dan pelestarian ilmu pengetahuan melalui diantaranya menghasilkan sarjana-sarjana yang mumpuni, yang mampu mengembangkan dan melestarikan tradisi ilmiah di lingkungannya. Dessimination of knowledge merujuk pada peran universitas sebagai tempat pertukaran dan penyebaran ilmu pengetahuan. Hal ini dicapai melalui kegiatan penelitian dan pengajaran, diskusi ilmiah, seminar, publikasi ilmiah dan konferensi. Sehingga ketiga filosofi di atas perlu menjadi dasar dari eksistensi dan menjadi tujuan tertinggi sebuah universitas dan sivitas akademik di dalamnya.

            Kenyataan yang ada menunjukkan hal yang mengecewakan, jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah peguruan tinggi yang berdiri di bumi pertiwi. Produk  berupa publikasi ilmiah masih menjadi kendala besar bagi sebagain besar perguruan tinggi di Indonesia. Pada hal, publikasi ilmiah merupakan unsur paling penting yang mencirikan sebuah perguruan tinggi yang berkualitas. Publikasi ilmiah ini dapat menjadi indikator penting dalam menilai apakah sebuah Negara memiliki pendidikan tinggi yang maju. Publikasi ilmiah ini tampaknya masih menjadi masalah besar bagi banyak dosen, peneliti, dan mahasiswa di Indonesia.

            Data tahun 2014 dari Scimago, menunjukkan posisi Indonesia yang mengecewakan dibandingkan dengan Negara Asia lainnya. Data di Scimago menunjukkan Indonesia  memiliki 113 artikel yang terindex di Scopus, dengan H-index 16, sehingga menduduki rangking ke 11 dibawah Philipina yang memiliki 114 artikel dengan H-index 17 di rangking ke 10. Sementara Thailand memiliki 290 artikel, dengan H-index 18, menduduki rangking ke 9. Kita masih kalah jauh dengan Malaysia yang memiliki  854 artikel terindex di Scopus, dengan H-index 19, menduduki rangking ke 8.  Posisi ke 7 ditempati oleh India dengan 1559 artikel dan  H-index 36. Posisi ke 6 ditempati oleh Singapura yang memiliki 1152, dengan H-index 40.  Peringkat lima besar ditempati oleh Jepang (7.496 artikel: H-index 74) urutan pertama, Hongkong (2.504 artikel dengan H-index 70) urutan kedua, China (2.760 artikel dengan H-index 53) urutan ketiga, Taiwan (2.494 artikel dengan H-index 53) urutan keempat, dan Korea Selatan (1.715 artikel dengan H-index 50) diposisi kelima (Scimago, 2014).

Data tahun 2014 dari Scimago di atas menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh di bawah Malaysia sebagai Negara serumpun. Ketertingalan Indonesia dibandingkan Malaysia, tidak saja pada publikasi riset, tetapi juga dalam hal besarnya dana riset bagi menyokong penelitian di perguruan tinggi. Sebagai salah satu contoh, Malaysia memberikan dana penelitian yang besar bagi universitas negeri yang dipromosikan masuk dalam universitas riset. Dana ini diberikan dalam kurun waktu tiga tahun yang nantinya akan dievaluasi secara berkelanjutan. Sepanjang tiga tahun tersebut pada tahun pertama  mendapat sekitar 65 juta ringgit (Rp. 180 milyar); tahun kedua dan ketiga meningkat menjadi sekitar 100 juta (sekitar Rp 280 milyar). Dana sebesar ini akan difokuskan pada kegiatan riset dan beasiswa riset. Jadi, jika satu universitas memiliki dosen/peneliti sebanyak 1000 orang, maka setiap dosen akan memiliki dana riset yang siap digunakan dalam jangka waktu satu tahun sebesar 65 ribu ringgit (Rp. 182 juta). 

Di wilayah Asia Tenggara, Indonesia masih kalah jauh berbanding dengan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Philipina.  Kita hanya menang atas Brunai, Vietnam, Kamboja dan  Laos. Berbagai permasalahan muncul dan menghambat  kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Rendahnya minat baca, rendahnya kemampuan menulis dan banyaknya dosen yang sibuk kerja sampingan akibat gaji yang tidak mencukupi menjadi banyak sebab dari keterpurukan publikasi ilmiah di banyak perguruan tinggi Indonesia.

Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk memacu dan meningkatkan publikasi ilmiah ini di Indonesia. Di antaranya yang bisa dilakukan adalah memberikan stimulus dana penelitian yang memadai, meningkatkan keterampilan menulis di kalangan dosen/peneliti, dan tidak lupa juga meningkatkan kesejahteraan civitas akademiknya. Sehingga, lebih focus dalam karirnya sebagai dosen/peneliti. Tak dapat dipungkiri, rendahnya publikasi ilmiah di Indonesia menunjukkan rendahnya minat penelitian dan publikasi di kalangan dosennya. Kebijakan yang mendorong tumbuhnya minat meneliti dan publikasi ini akan secara langsung meningkatkan keinginan para dosen/peneliti untuk mempublikasikan hasil risetnya di Jurnal Internasional bereputasi.

Pemimpin Jangan Pelit Untuk Memberi Jempol

 

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan (KKN UAD) adakan  Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)  di PDM Klaten Minggu (02/02/2014). Hadir sebagai pemateri Mufti Hakim, S.H dan Sucipto, M.Pd. B.I. diikuti oleh perwakilan remaja masjid di setiap kecamatan.

Pada kesempatan tersebut Mufti Hakim menjelaskan tentang pengertian kepemimpinan, tipe-tipe pemimpin, dan games yang berkaitan dengan kepemimpinan. Menurutnya, ada beberapa tipe tentang kepemimpinan, yaitu otokrasi (kepemimpinan berdasarkan memaksa/perintah-perintah, kaku, dan keras), psikologi (senang memberikam motivasi kepada anggota sehingga merangsang bawahan agar mereka mau bekerja demi mencapai tujuan), sosiologis (menyertakan anggota dalam pengambilan keputusan), dan suportif (bersifat mendorong).

“Jangan pelit untuk memberi jempol atau pujian kepada anggota dan selalu memberi mereka motivasi,” pesan Mufti Hakim kepada peserta. Seorang pemimpin juga harus bisa mengembangkan visi seperti menjadikan masjid yang menyenangkan. contohnya membersihkan masjid, tempat wudhu, dan kamar mandi supaya jamaahnya banyak dan variatif mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Selain itu, kata Mufti,  perlu juga membuat kegiatan-kegiatan yang menarik seperti pasar murah, pengajian, dan sebagainya. Jika dilihat dalam Islam, kepemimpinan adalah untuk menjadi pelayan umat yang asalnya merupakan hak Allah swt yang diberikan kepada manusia.

Sucipto juga menjelaskan tentang pentingnya bekerjasama dalam medan dakwah. Ada tiga hal yang disampaikannya yaitu hakikat hidup, visi pelaku dakwah, dan umat Muhammad yang baik.

Sucipto mengungkapkan, “Kita hidup di dunia ini hanyalah sesaat, untuk itu hiduplah mengabdi kepada Allah”. Dia juga menyampaiakan bahwa dalam melaksanakan dakwah yang dibutuhkan ialah keyakinan dan perbuatan, planning atau perencanaan dengan 3N (Niteni, Niroake, Nambahi), teamwork atau kerja sama, kesadaran dan kesanggupan untuk berperan.

“Ketika berdakwah tidak selamanya mendapat kemudahan, namun terkadang juga mendapat kesulitan yang harus diyakini bahwa dalam kesulitan itu pasti tetap akan ada kemudahan. Pendakwah yang baik seharusnya memenuhi syarat yaitu amar ma’ruf nahi munkar yang artinya mengajak kebaikan dan mencegah keburukkan”

Selain kegiatan LDK, juga dilaksanakan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan mini di masjid yang menghadirkan Drs. Tedy Setyadi, M.T. (Doc)

 

KKN UAD Kembangkan Potensi Pertanian Masyarakat Godean

Senin (03/14) pukul 08.00 WIB, bertempat di kantor kelurahan Sidorejo, Godean, Sleman mahasiswa KKN UAD mengadakan penyuluhaan pertanian dengan tema “Mengembangkan Potensi Pertanian”. Penyuluhan dihadiri oleh masyarakat Sidorejo. Giyanto selaku perwakilan dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman hadir sebagai pemateri. Penyuluhan dilakukan karena petani dinilai masih sering menghadapi persoalan bidang pertanian. Selain itu, penyuluhan diadakan sebagai bentuk pengabdian mahasiswa KKN UAD kepada masyarakat Godean.

Pertanian di daerah Godean sempat terancam hama tikus yang menyerang sawah-sawah sehingga para petani sering mengalami gagal panen. Akibatnya, perkembangan potensi pertanian setempat pun terhambat. Para mahasiswa KKN berharap penyuluhan pertanian dapat memberikan ilmu yang bermanfaat dan dapat mengembangkan potensi pertanian di daerah mereka. Giyanto menyampaikan bahwa petani yang melaksanakan pola tanam hasilnya tidak akan mengecewakan karena pola tanam sangat menentukan keberhasilan. Menurutnya, pola tanam yang menguntungkan adalah pola tanam tahunan yang berada pada mangsa (perhitungan musim) VIII karena pada musim tersebut sangat bagus untuk mengembangkan potensi tanam. Pola tanam harus ditentukan agar tidak mempengaruhi tanaman pangan yang ditanam pada bulan berikutnya.

Penyuluhan pertanian dihadiri oleh masyarakat yang mayoritas pencahariaannya adalah petani ini dihadiri juga oleh perwakilan dari kecamatan, kelurahan, dan Dra. Hj. Sudarmini selaku Koordinator Lapangan di Godean. Antusiasme peserta penyuluhan dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Penyuluhan pertanian ini merupakan kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat sekitar. Harapannya, mahasiswa dan masyarakat dapat saling belajar  dari persoalan yang muncul dalam dunia pertanian. (Doc)

 

BEASISWA S2/S3 King Abdulaziz University

 
 
Assalaamu’alaikum Bapak-2, Ibu-2, Saudara/i-2 sekalian, seorang Indonesia, dosen di Jurusan Teknik Elektro, King Abdulaziz University, Jeddah, KSA sedang mencari mahasiswa/i untuk melanjutkan studi S2/S3 di bawah bimbingannya pada bidang teknik elektro (energy conversion, renewable energy, electrical power, dan yang sejenisnya) dengan beasiswa penuh dari King Abdulaziz University, Jeddah, KSA.
                            
Silahkan menghubungi beliau untuk detailnya:
Associate Professor Dr. Makbul Anwari
Department of Electrical Computer Engineering
Faculty of Engineering
King Abdulaziz University
Jeddah, Kingdom of Saudi Arabia.
 
Batas waktu pendaftaran adalah sampai dengan tanggal 28 February 2014.
 
Syarat pendaftaran dapat dilihat pada link berikut:
 
Besar-nya beasiswa dapat dilihat pada link berikut:
 
Pendaftaran secara online pada link berikut:
 
Selain teknik elektro, tersedia juga beasiswa S2/S3 untuk berbagai jurusan, seperti dapat dilihat pada link berikut:
 
Nilai Tambah:
Dapat sekolah S2/S3 gratis, sekalian umrah dan naik haji, berkesempatan untuk mengunjungi Makkah Al-Mukarramah (90 km) dengan Masjidil Haram Ka’bah dan Madinah Al-Munawwarah (490 km).
                        
Silahkan mendaftarkan secepatnya sebelum tanggal 28 February 2014 dan tolong juga disebarkan kepada rekan-2 yang lainnya sebagai amal kebaikan hati-mu yang tulus & al ikhlas untuk bekal di alam kubur & alam akhirat pada karunia Allah yang ditanamkan dalam ilmu pengetahuan.
 
Terima-kasih.
 
Wassalam,
 
Rudi Heriansyah, PhD.
Assistant Professor
Department of Electronics Communication Engineering
College of Engineering Umm Al-Qura University Al-Lith
Makkah, Kingdom of Saudi Arabia.

Sabtu, 15 Feb 2014, UAD masih meliburkan aktivitas

Mengingat kondisi Yogyakarta yang masih diselimuti debu vulkanik, dengan mempertimbangkan kesehatan para sivitas, maka hari Sabtu, 15 Februari 2014 masih diliburkan dari kegiatan kantor dan pembelajaran, InsyaAllah aktivitas akan dimulai Senin, 17 Februari 2014 jika kondisi memungkinkan.

Terima kasih.

Jum’at, 14/2/2014 Aktivitas UAD diliburkan

Diberitahukan kepada segenap civitas akademika UAD, memperhatikan perkembangan situasi pagi ini akibat letusan Gunung Kelud, Yogyakarta dilanda hujan abu yang tebal, maka aktivitas kantor baik administrasi maupun akademik di Universitas Ahmad Dahlan hari ini (Jumat, 14/2/2014) diliburkan.

Informasi lebih lanjut akan terus dikabarkan. Mohon informasi ini diteruskan ke seluruh sivitas akademika lainnya.



Kami menghimbau kepada seluruh sivitas untuk tetap sabar dan memanjatkan doa untuk keselamatan Saudara-saudara kita di sekitar Gunung Kelud, jika memungkin memberikan sumbangsih untuk memperingan penderitaan korban.



 

Tertanda

Imam Azhari

Kepala Kantor Universitas

Asyiknya Mengajar Bipa

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen Bahasa Indonesia Universitas Ahmad Dahlan;

Pengajar Tamu di Guangxi University for Nationalities, China

 

Salah satu rekomendasi yang dihasilkan dari Kongres Bahasa Indonesia X pada 28-31 Oktober lalu di Jakarta ialah memantapkan program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Sebagai seorang pengajar BIPA, saya sangat mengapresiasi adanya rekomendasi tersebut. Pertanyaannya, apa dan bagaimana cara agar kita dapat memantapkan program BIPA, khususnya di luar negeri, seperti di negara-negara ASEAN dan China?

Ira Hapsary (2013) dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyampaikan, pengajaran BIPA sudah dilaksanakan di seluruh negara ASEAN, baik di KBRI, universitas, maupun lembaga kursus. Sekadar contoh, di Myanmar ada Sekolah Indonesia KBRI Yangoon, dan di Thailand ada 6 universitas yang telah mengajarkan bahasa Indonesia, yaitu Mae Fah Luang University, Prince Songkhla University, dan Wailalak University.

Selanjutnya, di Laos ada kursus bahasa Indonesia di KBRI Vientiane, dan di Filipina ada KBRI Manila, Atemeo University, dan Sekolah Indonesia Davao, KJRI Davao. Kesemua itu menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki peluang untuk dipelajari oleh negara lain, khususnya di lingkup ASEAN. Terlebih, posisi geopolitik Indonesia di lingkup ASEAN cukup besar, mengingat jasa Indonesia yang luar biasa terhadap perkembangan ASEAN saat ini.

 

BIPA di China

Di atas sudah diulas mengenai perkembangan BIPA di negara ASEAN, lantas bagaimana perkembangan BIPA di China? Di tempat saya mengajar saat ini, Guangxi University for Nationalities (GXUN) Nanning, China, pengajaran BIPA cukup berkembang. Ada beberapa hal yang bisa dicatat. Pertama, tenaga pengajar BIPA. Materi apapun dapat dikemas dengan mudah dan menyenangkan apabila tenaga pengajar BIPA kreatif.

Kreativitas tenaga pengajar BIPA tentu muncul tidak secara instan. Di sinilah letak pentingnya pelatihan, workshop, temu ilmiah, atau srawung antarpengajar dan penggiat BIPA. Di Bali, ada APBIPA yang diketuai oleh Nyoman Riasa. Sementara itu, di tiap-tiap universitas ada pula tim pengajar BIPA. Belum lagi lembaga kursus yang membuka jasa layanan BIPA. Maka, alangkah baiknya jika semua pengajar BIPA dapat saling berinteraksi satu sama lain.

Kedua, aktivitas pembelajaran BIPA di kelas. Pengalaman saya menunjukkan, permainan di kelas diperlukan untuk membuat siswa senang belajar dan tidak bosan. Misalnya, sebelum menyampaikan materi menyimak lagu bahasa Indonesia, mahasiswa saya suruh untuk melakukan senam otak (brain gym). Hasilnya mereka pun senang dan bisa tertawa. Dengan begitu, pembelajaran di kelas menjadi menyenangkan bagi saya dan mereka.

Ketiga, bahan ajar BIPA. Ada komentar bahwa mengajar BIPA di dalam negeri cukup mudah, mengingat semua hal dapat langsung dijadikan sebagai bahan ajar. Misalnya, mahasiswa asing ingin belajar tentang transportasi, pengajar BIPA cukup mengajak mahasiswa ke terminal atau stasiun. Tapi ceritanya lain jika mengajar BIPA di luar negeri. Semua bahan ajar perlu dipersiapkan sejak di Tanah Air, dan bila mungkin dimodifikasi dengan kondisi di luar negeri.

Bahkan, kegiatan BIPA bisa berupa memasak makanan khas Indonesia. Beberapa hari lalu, saya mengajak mahasiswa saya untuk membuat makanan perkedel. Mereka pun antusias sekali, mulai dari mengupas kentang dan menggorengnya, menghaluskan dan mencampuradukkan kentang dengan bumbu, hingga membikin perkedel. Komentar mereka cukup singkat: enak! Inilah salah satu keasyikan mengajar BIPA yang saya rasakan.

 

Dua Usulan

Melalui artikel ini, saya ingin mengusulkan dua hal guna menindaklanjuti program BIPA sebagai salah satu rekomendasi dari KBI X. Pertama, perlu adanya pembukaan, penambahan, dan pengembangan pusat-pusat pengajaran BIPA di luar negeri. Hal itu perlu dilakukan, antara lain, mengingat pentingnya menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu alat diplomasi budaya Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan negara-negara lain di dunia.

Kedua, perlu adanya penyiapan tenaga pengajar dan bahan ajar BIPA yang memadai untuk pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing, termasuk warga negara ASEAN. Meskipun belum memiliki data yang akurat, tapi saya yakin peminat bahasa Indonesia di luar negeri semakin lama semakin bertambah. Sekadar contoh, jumlah mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia GXUN pada angkatan 2012 ada 19 orang, dan angkatan tahun ini bertambah jadi 24 orang.

Akhirnya, melalui pemantapan kinerja program BIPA di luar negeri, saya cukup optimis bahwa bahasa Indonesia akan banyak dipelajari oleh orang asing. Namun, rasa optimis tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan berbagai ikhtiar yang mendukung seperti dua usulan di atas. Hemat saya, program BIPA juga diarahkan untuk menjadikan bahasa Indonesia lebih bermartabat di negeri sendiri, serta berharga di mata orang asing. Setujukah Anda?[]

Kuliah Kerja Nyata di Luar Negeri: Mengapa Tidak?

 

Oleh Rendra Widyatama, SIP., M.Si

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UAD

 

Perguruan tinggi jenjang sarjana di Indonesia umumnya memiliki program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswanya. Sebuah program dimana mahasiswa diterjunkan di tengah masyarakat untuk menerapkan ilmu, sekaligus belajar hidup bermasyarakat. Aktivitas ini merupakan bentuk pengabdian pada masyarakat dan selama ini dianggap sebagai kegiatan prestisius kampus. Sehingga sejak dicetuskan, program ini ditiru dan dilestarikan oleh banyak kampus baik negeri maupun swasta.

Umumnya KKN dilakukan di dalam negeri, khususnya di daerah tertinggal. Meski demikian, bukan berarti kegiatan ini hanya cocok di dalam negeri. Mengingat manfaatnya yang sangat besar, kegiatan ini bisa pula dilakukan di luar negeri. Tentu, manfaat yang dipetik bukan sekedar bagi pelaku KKN dan masyarakat sasaran, melainkan bagi negara kita yang mulai memainkan peran penting di tengah percaturan dunia.

Manfaat pertama, tentu bisa dipetik bagi mahasiswa KKN itu sendiri. Mereka bisa memiliki pengalaman internasional yang sangat berharga bagi bekal kerja di masa mendatang. Kepercayaan diri mahasiswa akan meningkat. Wawasan kerja mahasiswa juga lebih terbuka, sehingga tidak hanya berorientasi dalam negeri. Di era perdagangan bebas AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan WTO (World Trade Organization), sikap terbuka bekerja di luar negeri perlu ditumbuhkan. Sebab era AFTA dan WTO, pasar kerja makin bebas. Pekerja asing dapat masuk ke Indonesia dengan bebas, namun warga kita juga bisa pergi ke negera lain dengan gampang. Saat ini masyarakat negara ASEAN seperti Philipina, Thailand, Singapura, dan Malaysia sudah berancang-ancang bekerja di luar negaranya. Sasaran utama mereka adalah Indonesia. Maklum bila negara kita jadi sasaran, lantaran memiliki potensi pasar yang sangat besar.

Manfaat lain lain jelas akan dipetik oleh institusi penyelenggara KKN internasional. Citra kampus akan meningkat. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang memiliki program KKN Internasional dan pernah mengirim mahasiswa KKN ke negara Mesir, Kamboja, dan Vietnam makin bersinar dalam citranya sebagai kampus internasional. Berdasar pengalaman kampus yang disebut DIKTI sebagai ‘the promising university’ ini, animo KKN internasional makin populer. Program yang awalnya khusus bagi mahasiswa kelas internasional, juga diminati kelas regular.

Keuntungan lain dari KKN luar negeri juga bakal dipetik negara kita, Indonesia. Citra Indonesia bakal meningkat. Tidak mustahil, budaya dan kemampuan SDM akan mulai dikenal dunia. Meski banyak orang meremehkan pendidikan di dalam negeri, namun fakta juga membuktikan bahwa manusia Indonesia memiliki kemampuan yang tidak dapat diremehkan. Sudah bukan rahasia lagi selain menjadi pekerja di sektor informal, ternyata masyarakat Indonesia juga banyak yang berkerja di luar negeri memenuhi sektor formal yang memerlukan kemampuan akademik tinggi, semacam dosen, peneliti, tenaga medis, ahli konstruksi, dan sebagainya.

Citra di luar negeri yang makin baik ini sangat diperlukan oleh Indonesia. Dan ini jelas akan membantu pemerintah mewujudkan soft diplomacy di luar negeri selain akan memberi keuntungan bagi negara di berbagai bidang, termasuk ekonomi. Itulah sebabnya, sudah saatnya DIKTI mulai perlu menggagas kemungkinan KKN internasional agar bisa disinergiskan dengan berbagai departemen lain, misalnya Departemen Luar Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan sebagainya.

Eksistensi Pendidikan Islam

Sule Subaweh

Karyawan UAD. Pengamat Pendidikan

 

Apabila mengamati perkembangan pendidikan Islam, kita akan dipertemukan dengan beberapa model kelembagaan dan pandangan yang hingga kini terus berubah dan berkembang.

Menurut Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan dalam sebuah seminar beberapa waktu yang lalu. Bahwa pendidikan islam gagal bersaing dengan pendidikan nasional.

Jika ada yang unggul itu pun bukan karena ia memiliki keunikan teori. Keunggulan pendidikan islam tersebut lebih banbyak disebabkan karena tata kelola yang lebih profesional serta durasi waktu yang lebih panjang.

Karena itu, dalam alam kehidupan yang lebih terbuka dan global, pendidikan islam bisa bernasib menyedihkan jika tidak segera didasari teori dan teknologi yang unik dan profesional.

Menurut Munir Mulkhan terdapat sekurangnya tiga cara pandang dalam melihat realitas pendidikan islam dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan sosial-budaya.

Pandangan pertama, menyatakan bahwa pendidikan islam merupakan sistem yang mandiri yang berbeda dengan sistem-sistem pendidikan lainnya yang ada di dunia.

Pandangan kedua, menyatakan sebaliknya, bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan pada umumnya yang diperuntukkan bagi komunitas muslim.

Pandangan ketiga, menyatakan bahwa pendidikan islam merupakan bagian dari dinamika sosial-budaya komunitas pemeluk islam dalam interaksi dengan dunia yang terbuka.

 Karena itu, terdapat sejumlah model pendidikan islam yang unik, sebagian lain merupakan interrelasi dengan sistem-sistem pendidikan yang tumbuh di dunia.

Sayangnya, perubahan-perubahan tersebut hampir tanpa panduan teoritis, bahkan juga tanpa panduan ideologis. Berbagai perubahan pendidikan islam dalam praktik di lapangan lebih banyak disebabkan oleh dinamika sosial-budaya, di mana pendidikan islam berada atau mengikuti hukum pasar.

Perkembangan

Ketiga sistem dan kelembagaan pendidikan islam tersebut hingga kini terus berubah dan berkembang. Sejak satu dekade belakangan ini kini mengenal sekolah terpadu, madrasah diniyah, dan boarding school.

Seluruhnya diklaim komunitas muslim dan organisasi gerakan Islam atau oleh orang islam sebagai lembaga dan sistem pendidikan Islam. Namun hampir tidak ada perguruan tinggi islam di negeri ini (swasta atau negeri) yang menaruh minat mempelajari dan mengembangkan teori sebagai panduan perubahan dan perkembangan pendidikan islam tersebut.

Jika perubahan kurikulum, dan beberapa panduannya mendapat perhatian khusus dalam pembentukannya (meski masih ada bolong-bolong). Kenapa panduan teoritis dan panduan ideologi dalam pendidikan islam seperti terabaikan (atau memang diabaikan) atau bahkan kecil perhatiannya.

Siapa yang seharusnya bertanggung jawab dengan hal ini? Tentu ini menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya menjadi tanggung jawab perguruan tinggi atau sekolah dan mentri pendidikan. Mengingat, Indonesia tercatat menjadi salah satu negara islam terbesar di dunia.

Jika pendidikan islam bisa bernasib menyedihkan, bukan tidak mungkin hal tersebut juga berdampak pada pendidikan yang lain.

Menunggu Kabar Ditemukannya Uap Air di Ceres

Oleh: Yudhiakto Pramudya, Ph.D,

Pasca Sarjana Pendidikan Fisika dan Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan

 

Jika di Indonesia saat ini sedang dilanda curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan bajir di kota-kota besar. Berbeda dengan Amerika Serikat. Negeri Paman Sam tersebut dilanda badai salju beberapa bulan terakhir ini. Suhu rendah yang menyebabkan banyak danau dan sungai membeku menyebabkan aktivitas manusia juga terhambat. Begitulah yang terjadi di muka bumi kita beberapa bulan terakhir. Ada badai, hujan, dan salju yang senantiasa kita hindari, bahkan dianggap sebagai musibah. Lalu bagaimana keadaan di luar bumi?

Jika di bumi, banjir dan badai salju cenderung dihindari. Tidak demikian keadaan di luar bumi. Orang-orang yang meneliti dan mempelajari tentang antariksa (astronom) malah mencari keberadaan air di luar planet Bumi. Tidak hanya sebatas air, jejak bekas air pun menjadi sebuah penemuan yang fenomenal. Hal ini dikarenakan keberadaan air ataupun jejak bekas air memberikan informasi tentang kemungkinan keberadaan makhluk hidup di luar planet Bumi. Tentu pencarian tersebut tidak mudah, para astronom harus bekerja keras untuk itu.

Kabar penemuan air tentunya sangat ditunggu banyak kalangan, tidak hanya para astronom. Pencarian menemukan titik terang setelah Jurnal Nature, yang terbit Januari 2014, mengatakan bahwa Kuppers dan timnya melaporkan adanya uap air di planet kerdil Ceres. Ceres adalah asteroid terbesar dengan diameter 950 km atau sekitar 27% diameter Bulan. Orbit Ceres berada diantara orbit Mars dan Jupiter. Asteroid biasanya mempunyai bentuk yang tidak beraturan. Namun, berbeda dengan Ceres. Ceres mempunyai bentuk yang menyerupai bola, sehingga lebih tepat disebut sebagai planet kerdil seperti halnya Pluto.

Penemuan uap air ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan di observatorium luar angkasa Herschel yang dimiliki oleh ESA atau yang biasa disebut Badan Antariksa Negara-Negara Eropa. Observatorium Herschel ini berupa teleskop cermin tipe Cassegrain yang bekerja pada panjang gelombang inframerah. Diameter cermin teleskopnya adalah 3,5 meter. Teleskop Herschel ini berada di luar angkasa dan salah satu misinya adalah mempelajari pembentukan dan evolusi bintang dan sistem planetnya, termasuk sistem planet dalam tata surya. Nah, penemuan uap air di Ceres yang terletak di sabuk asteroid ini menjadi sebuah informasi yang berharga untuk melengkapi penjelasan tentang evolusi tata surya.

Air di planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars diyakini berasal dari tumbukan dengan asteroid dan komet pada 7 juta tahun setelah tata surya terbentuk. Komet sudah diketahui mempunyai kandungan air, sedangkan penemuan uap air di Ceres memberikan informasi keberadaan permukaan es dan atmosfer di Ceres. Menurut Laurence O'Rourke, salah satu anggota tim riset. Massa uap air yang dihasilkan sekitar 6 kilogram setiap detiknya. Massa uap air tersebut, bisa dihasilkan oleh luasan kecil Ceres yang tertutupi es.

Namun, masih banyak informasi yang perlu digali tentang uap air dan variasi jumlahnya di Ceres. Kita tidak akan menunggu terlalu lama untuk informasi yang lebih lengkap. Wahana antariksa milik NASA, yang bernama Dawn sedang menuju ke Ceres dan diperkirakan akan tiba pada tahun 2015. Kabar penemuan uap air di Ceres ini juga bersamaan dengan kabar ditemukannya bukti pernah terdapat lingkungan yang mengandung air di Mars. Penemuan tersebut dilakukan oleh kendaraan rover Opportunity dan Curiosity. Kita tunggu kabar tentang penemuan air ataupun jejak bekas air di luar planet Bumi.