Jantung Memililki Bahasa dan Pemikiran Sendiri

DR. Ahmad Muhammad Diponegoro

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

 

Penelitian tentang kerja jantung saat ini berkembang pesat. Fungsi jantung sekarang diketahui tidak hanya sekedar alat pemompompa darah saja, sebagaimana ditemukan dalam buku-buku psikologi, biologi atau fisiologi. Jantung diketahui bekerja  persis sebagaimana disebutkan dalam kitab suci. Jantung mampu berpikir dan berkomunikasi.

Seorang ahli bedah jantung yang bernama DR. MIMI GUARNERI menulis buku yang berjudul Heart Speaks. Pada awalnya tatkala ia belajar tentang jantung, ia menganggap bahwa jantung hanyalah sebagai organ biasa sebagaimana organ-organ lain. Tetapi kemudian setelah penemuan John dan Lacey ia mulai berubah. Menurut dia, pengetahuan barat telah menganggap bahwa otak adalah pengatur jaringan komunikasi yang luas dalam tubuh manusia.

Menurut pandangan ini, otak merespon rangsang eksternal dan menyebabkan emosi-emosi yang manusia hanya mampu mengontrol sebagaian kecil. Tatkala kala manusia sedang takut terhadap situasi yang berbahaya, atau sedang mencintai seseorang, otak sajalah yang bekerja dan mengirim instruksi ke seluruh tubuh.

Penelitian yang dilakukan John dan Beatrice Lacey  menyatakan bahwa model pengetahuan yang telah berkembang di barat ini tidak seluruhnya tepat. Jantung, sebagaimana ditemukan Laceys, tidak hanya sekedar pompa, tetapi suatu organ yang sangat cerdas, dengan sistem sarafnya sendiri, memiliki kekuatan untuk memutuskan, dan berhubungan dengan otak. Mereka menemukan bahwa jantung sebenarnya berbicara dengan otak, sehingga mempengaruhi manusia bagaimana ia memandang dan bereaksi terhadap dunia.

Penelitian Laceys yang telah dilakukan lebih dari dua dasawarasa juga menemukan bahwa jantung memiliki logika unik tersendiri, yang sering berbeda dengan perintah dari sistem saraf otonom. Mereka berteori bahwa jantung menyetel indera manusia dan secara tidak langsung otot-otot dengan suatu bahasa yang ditransformasikan ke dalam impuls saraf yang berpendar ke otak.

Pada tahun 1991, Dr. J. Andrew Armour memperkenalkan konsep otak jantung dalam bukunya Neurocardiology. Buku ini menfokuskan terhadap sistem saraf intrinsic jantung, yang tersusun oleh suatu jaringan kompleks neurons dan neurotransmitter. Adanya otak kecil  ini membuat jantung mampu bekerja secara independen terhadap otak kepala – untuk belajar, mengingat, bahkan merasa dan mengindera.

Armour merupakan pioneer dalam karya neurokardiologi yang menunjukkan bahwa tiap detak jantung mengirim sinyal yang kompleks ke otak dan organ-organ lain. Sinyal-sinyal jantung ini mampu untuk mencapai pusat otak yang lebih tinggi, yang secara otomatis mempengaruhi cara manusia berargumen dan memilih, mengendalikan emosi dan persepsi. Jadi jantung tidak hanya memililki bahasa sendiri, tetapi bahkan pemikiran sendiri.

Bila ditelaah dalam ajaran islam, maka temuan ini memperjelas hadis nabi Muhammad SAW: ingatlah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika gumpalan daging ini baik, maka seluruh tubuh akan baik, tetapi bila gumpalan daging ini rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ingatlah ia (gumpalan daging) itu qalb atau jantung.

UAD dan UNC Berbagi Hasil Penelitian Melalui Seminar Internasional

      Jum’at, 25 Oktober 2013, Pascasarjana UAD, bekerjasama dengan Pascasarjana University of Nueva Caceres (UNC) Filipina (Philippina/Philippines), menyelenggarakan Collaborative Research Paper and Lecture Series. Bertempat di ruang sidang kampus 2 UAD, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk realisasi MoU yang telah ditandatangani UAD dan UNC sejak tahun 2010. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pagi research paper presentation dan sesi siang lecture series. Dalam research paper presentation, dipresentasikan 5 research paper, 3 dari dosen UAD dan 2 dari dosen UNC.

            Presenter pertama dari UAD yaitu Rusydi Umar, Ph.D. Dosen Teknik Informatika mempresentasikan paper yang berjudul Computing Evolution dan menyampaikan mengenai perkembangan komputer dari masa ke masa serta beberapa solusi sederhana permasalahan yang sering dihadapi dengan komputer. Presenter kedua yaitu Atty Clarita B. Padilla, Ed.D. dari UNC mempresentasikan paper yang berjudul Graduate Studies and Promotions Status of the Public Secondary School Teachers in the Second Congressional District of Camarinces Sur, Philippines. Dalam presentasinya doktor pendidikan ini menyampaikan tentang hasil temuan penelitiannya bahwa faktor utama seorang guru dipromosikan dalam pekerjaannya adalah karena kualifikasi akademiknya, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin pendek jeda waktu sebelum dia dipromosikan.

            Paper ketiga yang berjudul Decentralizing Education dipresentasikan oleh Sumarno, Ph.D., Dosen Magister Manajemen Pendidikan, yang menyampaikan perubahan dan perkembangan pendidikan di Indonesia sejak masa reformasi hingga sekarang beserta permasalahan-permasalahannya. Prof. Mary Ann A. Papica sebagai presenter keempat mempresentasikan paper yang berjudul You Can Do It Program. A Motivational Program in Preschool Education for Economically Disadvantaged Children of Villa Grande Elementary School. Prof. Mary menyampaikan keberhasilan program motivasi yang disebut You Can Do It yang diterapkan di salah satu Taman Kanak-kanak bagi siswa-siswa miskin di Filipina.

            Presenter terakhir yaitu Sunarti, SKM, M.Si. mempresentasikan paper yang berjudul The Relationship between Energy, Protein, Zink Intake and Nutritional Status (BMI Per Age) in Pre School Children. Setelah kelima presentasi, dibuka forum tanya jawab dan diskusi bagi para peserta yang memiliki pertanyaan tentang paper yang telah dipresentasikan. Forum tanya jawab dan diskusi ini dimoderatori oleh Rai Rake Setiawan, S.E., MSA.

Diikuti oleh 65 peserta baik dosen maupun mahasiswa S2, sesi siang lecture series diisi oleh Dr. Cesar B. Bermundo yang mengenalkan perangkat lunak komputer berupa Test Checker and Item Analyzer w/Statistics, dan Statistics w/Computer Application yang merupakan perangkat lunak hasil penelitiannya selama bertahun-tahun. Seminar ditutup dengan acara pemberian sertifikat untuk semua pembicara, serta penyerahan kenang-kenangan dari UNC untuk UAD, dan dari UAD untuk seluruh delegasi dari UNC serta USANT. (dtiti-ed: dan’s)

Pemenang Promo Gratis Smartphone Android Pengguna GA

Pemenang Promo Gratis Smartphone Android bagi pengguna Google Apps.

Pemenang Promo Gratis Smartphone Android bagi pengguna Google Apps

Bank Syariah Mandiri Bantu Mahasiswa UAD

 

Bank Syariah Mandiri (BSM) kembali sumbang Rp 155.000.000. untuk Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Bantuan diserahkan secara simbolis kepada Rektor Dr. Kasiyarno. M.Hum yang berlangsung di Ruang Rektor kampus 1 Kamis, (24/10/2013).

Sumbangan tersebut merupakan perwujudan untuk mempererat tali silaturrahim antara pihak UAD dengan pihak BSM. Sumbangan tersebut juga memperlihatkan bahawa selama ini UAD dan BSM bekerjasama dengan baik. Terbukti bantuan tersebut sudah tahun kedua BSM memberikan beasiswa kepada mahasiswa UAD. Dana yang diberikan pun meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 120.000.000 menjadi Rp 155.000.000.

Pihak UAD sepakat akan menambah jumlah mahasiswa penerima beasiswa BSM. “Jika tahun sebelumnya 30 mahasiswa. Tahun ini akan lebih banyak lagi” terang Ir. Tri Budianto. M.T Kepala BIWAWA saat menyerahan berlangsung.

Lebih lanjut Tri Budianto menyampaikan. Adapun syarat dan ketentuan mahasiswa penerima beasiswa BSM yang telah ditetapkan pihak UAD adalah: pertama, mahasiswa harus memiliki kualitas edukasi yang baik di kampus, hal ini dilihat dari Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa minimal 3,00, kedua, mahasiswa harus memiliki prestasi-prestasi, baik di luar maupun di dalam kampus dan ketiga, mahasiswa akan dilihat dari segi finansialnya atau yang kurang mampu.

“Dari setiap kriteria tersebut akan ditaruh bobot yang sesuai perkategorinya” tambahnya. Pihak BSM juga berencana meningkatkan kualitas kerjasama ini dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada mahasiswa terpilih penerima beasiswa yang bertujuan untuk Requipment.(Am)

UAD Rencanakan Pendidikan Bahasa Jepang.

Shinjuku Japanese Language Institute berencana akan penyelenggarakan pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Rabu (23/10/2013) Universitas Ahmad Dahlan sambut kedatangan Shinjuku Japanese Language Institute (SNG), Tokyo di ruang rektorat Kampus 1 jalan Kapas no 9 Semaki Umbulharjo Yogyakarta.

Pada kesempatan tersebut hadir perwakilan dari Jepang Ms. Kyoko Mori (Vice Principal), Ms Ryoko Matsuno (one of SNG managers) dan Ms. Ryuji Canel Ezoe (Admission officer). Mereka disambut langsung oleh Rektor UAD Dr. Kasiyarno. M.Hum dan Wakil Rektor serta Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD, Ida Puspita, M.A.Res.

Melalui laman www.oia.uad.ac.id dijelaskan bahwa, delegasi tersebut bertujuan untuk mencari kemungkinan membangun pendidikan bahasa Jepang di Universitas Ahmad Dahlan. Mereka antusias menunjukkan metode Ezoe. Sebuah metode untuk mengajarkan bahasa Jepang didirikan oleh SNG. Metode ini dipatenkan akan digunakan untuk mengajar bahasa Jepang di UAD ketika Pendidikan Bahasa Jepang di UAD telah ditetapkan.

Rencana SNG untuk mendirikan Pendidikan Bahasa Jepang di UAD ditanggapi oleh Pusat Pelatihan Bahasa (PBB) yang sekaligus Dosen Fakultas Sastra Wajiran , S.S., M.A . Katanya, jika hal tersebut terlaksana, dia akan membuka Kursus Bahasa Jepang di Pusat Bahasa UAD. Untuk langkah selanjutnya, SNG dan UAD akan membuat MoU untuk mewujudkan rencana tersebut. Selain itu, SNG juga membuka kesempatan lain bagi siswa UAD atau staf untuk belajar bahasa Jepang di SNG dengan beasiswa dari SNG.

Ulaya Ahdiani, S.S., M.Hum menyampaikan kemungkinan dijadikannya bahasa Jepang sebagai mata kuliah wajib di fakultas sastra, budaya dan komunikasi dan memungkinkan dosen dari Shinjuku untuk mengajar di fakultas.(Sbwh)

Bahasa Indonesia Bertujuan Kompetensi

LENTERA Harian SUARA MERDEKA

 

I

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UAD Yogyakarta;

Tutor Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia 2013

 

Di lingkup kampus, Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah yang sifatnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa program studi. Umumnya, dosen pengampu mata kuliah tersebut ialah para dosen di bawah naungan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, ataupun dosen kontrak/dosen luar biasa. Dari pengamatan saya, praktik perkuliahan Bahasa Indonesia di beberapa program studi agaknya masih jauh dari hasil yang optimal. Apa buktinya?

Ada dua hal yang dapat saya kemukakan di sini. Pertama, dari segi materi/bahan ajar. Materi-materi ajar yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, di antaranya kata baku dan tidak baku, kalimat efektif, paragraf, hingga Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Padahal, materi-materi tersebut sudah didapatkan di bangku SMA/sederajat. Artinya, materi mata kuliah Bahasa Indonesia bersifat pengulangan, “jadul”, dan tidak ada hal baru.

Menyiasati hal di atas, saya mengusulkan agar para dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia melakukan analisis kebutuhan materi ajar terhadap mahasiswa. Hal itu dapat dilakukan di awal pertemuan kuliah dengan cara membagikan angket. Setelah angket terkumpul, dosen pun dapat “membaca” kebutuhan mahasiswa. Misalnya, mahasiswa butuh keterampilan menulis makalah, maka fokus perkuliahan Bahasa Indonesia ke arah tersebut.

Kedua, dari segi model pembelajaran. Umumnya dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia lebih menyukai model ceramah dan diskusi mahasiswa di kelas. Hal itu wajar, mengingat daya kreativitas para dosen tersebut terbilang minim dan kurang melirik sumber-sumber belajar yang tersedia, salah satunya ialah surat kabar dan karya sastra. Padahal, dengan memanfaatkan surat kabar, misalnya, mahasiswa dapat mengenali ragam dan karakteristik bahasa Indonesia.

Di samping itu, para dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia juga kurang memanfaatkan sarana kampus berupa perpustakaan dan taman kampus (jika ada). Sebagai contoh, dosen mengajak mahasiswa ke perpustakaan kampus untuk belajar menulis daftar pustaka dari beragam referensi, seperti buku, jurnal, surat kabar, majalah, skripsi, modul, hingga internet. Dengan cara begitu, saya yakin dosen dan mahasiswa tidak akan jenuh di dalam kelas saja.

Pungkasnya, apabila dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia telah melakukan analisis kebutuhan materi ajar, serta merancang perkuliahan tersebut dengan model active learning, saya yakin kompetensi berbahasa Indonesia tulis mahasiswa akan meningkat. Selain itu, seperti usulan Alwasilah (2005) agar tampak berwibawa, nama mata kuliah Bahasa Indonesia perlu diganti dengan nama Komposisi Universitas atau Kompetensi Berbahasa Indonesia Tulis.[]

Pendidikan Fisika UAD KKN-PPL di Kamboja

Mahasiswa UAD melaksanakan KKN-PPL Internasional di desa Phum V, kecamatan Svay Khleang, provinsi Kampong Cham, Kamboja. Delapan orang mahasiswa dari kelas unggulan Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UAD melaksanakan kegiatan tersebut selama 40 hari dari tanggal 21 Agustus-30 September 2013. Program ini merupakan tindak lanjut dari MOU antara Musa-Asiah Foundation yang dipimpin oleh Prof. Moch. Zain Musa dengan UAD. Ini merupakan salah satu program unggulan Program Studi Pendidikan Fisika UAD.

            Penerjunan KKN-PPL ini dilakukan oleh Prof. Sarbiran, PhD. (Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Urusan Internasional UAD) dan dosen pembimbing. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di sana antara lain: seminar tentang pernikahan siri dengan narasumber Prof. Sarbiran, Ph.D,  pengajaran bahasa Indonesia, pengenalan roket air dan teropong, pengenalan makanan khas Indonesia, pengenalan komputer dan pelatihan microsoft office, pengenalan perangkat lunak bidang fisika, dan kursus fisika. Ada juga pelatihan unik membuat ketupat dan origami. Dalam bidang keagamaan, diadakan acara gotong royong membersihkan masjid, pembuatan tempat wudhu sederhana, pengajaran iqro, pengajaran surat pendek dan doa harian, pelatihan thoharoh dan sholat sunnah. Tak lupa diadakan pertandingan persahabatan dan pelatihan sepak bola untuk meramaikan program. Banyak pula program lain terkait dengan bidang keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Program ini ditutup dengan peragaan drama oleh pemuda-pemudi di desa tersebut.

            Haryo Zaryando, mahasiswa semester 7 yang mengikuti KKN-PPL Internasional ini menyatakan, “Program ini dapat membuat saya tambah percaya diri dalam interaksi langsung dengan masyarakat yang berbeda bahasa dan budaya.” Peserta KKN lainnya, Bayu Slamet Riyadi menyatakan bahwa kemampuan bahasa Inggrisnya meningkat. Bayu juga merasa beruntung mendapatkan pengalaman tinggal di tengah masyarakat muslim yang tergolong minoritas di Kamboja.

Eko Nursulistiyo, M.Pd. selaku pembimbing KKN-PPL Internasional ini lega karena  seluruh program dapat terealisasi walaupun terkendala masalah bahasa. Hal tersebut disebabkan bahasa yang digunakan oleh penduduk adalah bahasa Khmer dan Cham yang sangat asing bagi orang Indonesia. Akan tetapi, kendala bahasa ini dapat diatasi oleh para penerjemah dari pengajar SERPAMA (Sekolah Rendah Persekutuan Musa-Asiah) yang fasih berbahasa Inggris dan Melayu.(Doc)

Agenda Kegiatan Fakultas Hukum

 

No

Nama Kegiatan

Waktu

1

Seminar Nasional : Peran Perguruan Tinggi dan Sekolah Dalam Pengawasan Pemilu 2014 (Kerjasama antara BAWASLU dengan Fakultas Hukum UAD)

27 September 2013

2

Bakti Sosial Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum UAD

Akhir September

3

Milad Fakultas Hukum UAD

Oktober

4

Studi Banding Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum UAD

Oktober

5

Temu Alumni Fakultas Hukum UAD (Dalam Rangka Milad Fakultas Hukum UAD)

Akhir Oktober

6

Pelatihan Jurnalistik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum UAD

November

7

Seminar Nasional (Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum UAD)

November

8

Pembentukan Forum Pers Fakultas Hukum UAD

November

9

Workshop E-Learning

Awal November

10

Stadium General

November / Desember

11

Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Hukum UAD

Desember

12

Workshop TOEFL Bagi Dosen Fakultas Hukum UAD

Awal Desember

13

Workshop Renstra dan Renop

Tengah Desember

14

Seminar Internasional Dalam Rangka Milad UAD ke-53

Awal Januari 2014

 

Wujudkan Makna Berhaji dalam Rutinitas Aktivitas Hidup

 

Hari raya kurban atau Idul Adha tahun ini senantiasa mengingatkan kita pada saudara-saudara yang sedang berhaji di tanah suci. Di saat kita menyelenggarakan sholat ’Id dan meresapi makna kutbahnya, jamaah haji sedang melempar jumrah, thawaf dan sa’i. Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep ibadah seperti konsep haji Islam. Haji mengandung berbagai makna, merangkum ribuan hikmah. Karena itu haji merupakan tiang kelima dari kelima pilar utama dalam Islam.  

Ibadah haji merupakan ibadah yang dipenuhi dengan simbol-simbol, bila kita tidak mampu memaknainya dengan cermat dan baik maka sulit untuk merealisasikan dalam kehidupan kita setelah berhaji. Ada 4 makna dari simbol-simbol tersebut.

Evaluasi Diri untuk Menatap Masa Depan: Makna ini disimbolkan dengan kegiatan wukuf di Padang Arofah yaitu melakukan perenungan dalam suasana di padang tandus dalam tenda sederhana mulai dari dhuhur sampai maghrib. Inti perenungan di Padang Arofah adalah melakukan evaluasi diri terkait dengan pengakuan terhadap berbagai kehilafan dan dosa-dosa yang pernah dilakukan dan sekaligus membangun komitmen untuk merubah menjadi lebih baik dimasa mendatang. Islam dengan gamblang memerintahkan kepada manusia untuk segera mengingat Allah dan mohon ampunan di setiap perbuatan khilaf, keji, zalim, dan dosa selanjutnya berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi, seperti yang diperjelas Allah dalam Al Qur’an surat Ali ’Imron (3) ayat 135 ”Dan apabila orang-orang yang berbuat keji dan menzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.”

Perjuangan Mengendalikan Sifat-sifat Setaniyah: Makna ini disimbolkan dengan ritual lempar jumrah selama mabit (bermalam) di Mina. Ritual ini mengilustrasikan perjuangan mengendalikan sifat-sifat setaniyah dan pemberontakan dalam diri. Mengusir setan-setan yang terus berusaha merasuk dalam sifat-sifat dan perilaku yang dapat menjauhkan kita dari semangat berserah diri kepada Allah. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208, Allah dengan sangat tegas mengingatkan manusia untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan karena setan menjadi musuh yang nyata. ”Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata”

Kedekatan Manusia dengan Sang Pencipta: Makna ini disimbulkan dengan melakukan thowaf mengelilingi ka’bah sebanyak 7 putaran. Thowaf menjadi simbul pengenalan dan pemahaman realitas kehidupan sambil terus berorientasi hidupnya hanya berpusat kepada Allah semata. Thowaf dapat juga bermakna “hilangnya diri manusia karena terhanyut dalam pusaran Energi Ilahi”. Thowaf adalah simbol hablum minallah yang hakiki. Untuk bertemu Allah bukan dengan cara menarik diri dari kehidupan, jutru harus lebur dalam hiruk pikuk kehidupan dengan catatan semua ini dilakukan dengan berpusat kepada Allah. Setiap mengawali langkah kita beraktivitas diawali dengan kalimat bismillah seperti mengawali thawaf dengan bismillahi Allahu Akbar.

Mensikapi Perjuangan Hidup dengan Ikhtiar Maksimal: Makna ini disimbolkan dengan menjalankan aktivitas sa’i (berlari-lari kecil) dari Shofa ke Marwah. Sa’i merupakan cerminan keteguhan dalam menjalani perjuangan hidup tanpa henti, pantang putus asa seperti yang dicontohkan Siti Hajar bersama puteranya Ismail, yang ditinggalkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS di tengah padang tandus. Ia harus berjuang mempertahankan hidup dengan mencari air dari Shofa ke Marwah. Akhirnya Allah memberi solusi dengan air zam-zam yang keluar dari tanah ia berpijak. Ini simbol kesuksesan dari usaha yang dilakukannya. Ini memberi pelajaran seorang muslim pantang berputus asa.   

Islam mengajarkan dalam mengejar kebaikan harus dilakukan dengan ikhtiar maksimal dan pantang putus asa bahkan Allah mensejajarkan orang yang mudah putus asa dengan orang kafir, seperti yang tersirat dal Al Qur’an Surat Yunus ayat 87: “Wahai anak-anakku! Pergilah kamu carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir”

Semoga dengan dasar semangat idul qurban kita mampu merealisasikan makna yang tersirat dalam simbol-simbol berhaji dalam runitinas aktivitas kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam evaluasi diri untuk menatap masa depan, berjuang keras untuk mengendalikan sifat-sifat setaniyah, berusaha dengan kebersihan hati untuk setiap waktu berdekatan dengan Sang Pencipta dan bergerak terus untuk mensikapi perjuangan hidup dengan ikhtiar secara maksimal

*Ir. Tri Budiyanto, M.T. (Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas  Ahmad Dahlan, Hp : 081578728865)

Wujudkan Makna Berhaji dalam Rutinitas Aktivitas Hidup

 

Hari raya kurban atau Idul Adha tahun ini senantiasa mengingatkan kita pada saudara-saudara yang sedang berhaji di tanah suci. Di saat kita menyelenggarakan sholat ’Id dan meresapi makna kutbahnya, jamaah haji sedang melempar jumrah, thawaf dan sa’i. Tidak ada ibadah seagung ibadah haji, tidak ada sesuatu agama yang memiliki konsep ibadah seperti konsep haji Islam. Haji mengandung berbagai makna, merangkum ribuan hikmah. Karena itu haji merupakan tiang kelima dari kelima pilar utama dalam Islam.  

Ibadah haji merupakan ibadah yang dipenuhi dengan simbol-simbol, bila kita tidak mampu memaknainya dengan cermat dan baik maka sulit untuk merealisasikan dalam kehidupan kita setelah berhaji. Ada 4 makna dari simbol-simbol tersebut.

Evaluasi Diri untuk Menatap Masa Depan: Makna ini disimbolkan dengan kegiatan wukuf di Padang Arofah yaitu melakukan perenungan dalam suasana di padang tandus dalam tenda sederhana mulai dari dhuhur sampai maghrib. Inti perenungan di Padang Arofah adalah melakukan evaluasi diri terkait dengan pengakuan terhadap berbagai kehilafan dan dosa-dosa yang pernah dilakukan dan sekaligus membangun komitmen untuk merubah menjadi lebih baik dimasa mendatang. Islam dengan gamblang memerintahkan kepada manusia untuk segera mengingat Allah dan mohon ampunan di setiap perbuatan khilaf, keji, zalim, dan dosa selanjutnya berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi, seperti yang diperjelas Allah dalam Al Qur’an surat Ali ’Imron (3) ayat 135 ”Dan apabila orang-orang yang berbuat keji dan menzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.”

Perjuangan Mengendalikan Sifat-sifat Setaniyah: Makna ini disimbolkan dengan ritual lempar jumrah selama mabit (bermalam) di Mina. Ritual ini mengilustrasikan perjuangan mengendalikan sifat-sifat setaniyah dan pemberontakan dalam diri. Mengusir setan-setan yang terus berusaha merasuk dalam sifat-sifat dan perilaku yang dapat menjauhkan kita dari semangat berserah diri kepada Allah. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208, Allah dengan sangat tegas mengingatkan manusia untuk tidak mengikuti langkah-langkah setan karena setan menjadi musuh yang nyata. ”Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata”

Kedekatan Manusia dengan Sang Pencipta: Makna ini disimbulkan dengan melakukan thowaf mengelilingi ka’bah sebanyak 7 putaran. Thowaf menjadi simbul pengenalan dan pemahaman realitas kehidupan sambil terus berorientasi hidupnya hanya berpusat kepada Allah semata. Thowaf dapat juga bermakna “hilangnya diri manusia karena terhanyut dalam pusaran Energi Ilahi”. Thowaf adalah simbol hablum minallah yang hakiki. Untuk bertemu Allah bukan dengan cara menarik diri dari kehidupan, jutru harus lebur dalam hiruk pikuk kehidupan dengan catatan semua ini dilakukan dengan berpusat kepada Allah. Setiap mengawali langkah kita beraktivitas diawali dengan kalimat bismillah seperti mengawali thawaf dengan bismillahi Allahu Akbar.

Mensikapi Perjuangan Hidup dengan Ikhtiar Maksimal: Makna ini disimbolkan dengan menjalankan aktivitas sa’i (berlari-lari kecil) dari Shofa ke Marwah. Sa’i merupakan cerminan keteguhan dalam menjalani perjuangan hidup tanpa henti, pantang putus asa seperti yang dicontohkan Siti Hajar bersama puteranya Ismail, yang ditinggalkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS di tengah padang tandus. Ia harus berjuang mempertahankan hidup dengan mencari air dari Shofa ke Marwah. Akhirnya Allah memberi solusi dengan air zam-zam yang keluar dari tanah ia berpijak. Ini simbol kesuksesan dari usaha yang dilakukannya. Ini memberi pelajaran seorang muslim pantang berputus asa.   

Islam mengajarkan dalam mengejar kebaikan harus dilakukan dengan ikhtiar maksimal dan pantang putus asa bahkan Allah mensejajarkan orang yang mudah putus asa dengan orang kafir, seperti yang tersirat dal Al Qur’an Surat Yunus ayat 87: “Wahai anak-anakku! Pergilah kamu carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir”

Semoga dengan dasar semangat idul qurban kita mampu merealisasikan makna yang tersirat dalam simbol-simbol berhaji dalam runitinas aktivitas kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam evaluasi diri untuk menatap masa depan, berjuang keras untuk mengendalikan sifat-sifat setaniyah, berusaha dengan kebersihan hati untuk setiap waktu berdekatan dengan Sang Pencipta dan bergerak terus untuk mensikapi perjuangan hidup dengan ikhtiar secara maksimal

*Ir. Tri Budiyanto, M.T. (Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas  Ahmad Dahlan, Hp : 081578728865)