Tapak Suci UAD Ikuti Turnamen Internasional

Selasa (04/12/12) bertempat di Hall kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jl. Kapas No 9 Semaki Yogyakarta, Rektor UAD Drs. Kasiyarno., M.Hum., Wakil Rektor III UAD Dr. Abdul Fadlil, MT, dan Kepala Biro Kemahasiswaan UAD Ir. Tri Budiyanto, MT melepas secara resmi kontingen Tapak Suci UAD mengikuti kompetisi "Tapak Suci of Brawijaya University International Open 2012" di Universitas Brawijawa Malang. Kontingen UAD sendiri memberangkatkan 20 mahasiswa.

 

Dalam sambutannya Rektor UAD merasa bangga dengan kontingen tapak suci UAD yang mengikuti kejuaraan internasional. Hal ini sesuai dengan harapan UAD untuk go internasional. "Berikan prestasi. Ingat. Datang ke Brawijawa untuk jadi pemenang..!," pintanya menyemangati Tim pesilat UAD.

Tak ketinggalan Dr. Abdul Fadlil, MT., menyampaikan pesan untuk menjadi juara harus menjaga kekompakan dan stamina.

 

Pada kompetisi Tapak Suci di Universitas Brawijaya Malang, UAD mengikuti kejuaraan seni tunggal putri dan putra, seni ganda putri dan putra, seni beregu, dan sabung. Deki Zarmadi selaku manager mengatakan timnya sudah siap 99 persen. "Kami harap pada kejuaraan internasional ini kami mendapat juara umum, " katanya.

 

"Mohon pamit dan doakan semoga mendapatkan hasil yang baik," ungkap Gatot Sugiharto, SH., MH Pembina UKM Tapak Suci UAD.

UAD adakan International Conference on Culture, Communication, and Multimedia Technology

Seminar_Internasional_UAD_dan_UMM_texas

Sabtu (01/12/12) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan Seminar Internasional dengan tema “International Conference on Culture, Communication, and Multimedia Technology 2012 (ICON C-COMET 2012)”. Acara yang berlangsung di Kampus 3 UAD Jl. Soepomo Yogyakarta menghadir sebagai pembicara Prof. Dr. Norshuhada Shiratuddin (UUM), Associiate Professor Lynne M. Walters, P. hD (Texas University), dan Prof. Bustamin Subhan MS (Guru Besar UAD).

Acara tersebut dipandu oleh Imam Azhari. S.Si., M.Cs dan dimeriahkan oleh penampilan Multimedia Puppets Of Muhammadiya Performance. Pementasan wayang kotemporer ini mengusung cerita perjalanan Ahmad Dahlan dalam memperjuangkan Muhammadiyah.

Saat ditemui Tim Reporter Web UAD di sela-sela kegiatan, Rektor UAD Drs. Kasiyarno, M.Hum menjelaskan bahwa seminar internasional merupakan upaya UAD memberi kontribusi bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia.

“Sehingga seminar ini dapat memberikan pengertian dan pemahaman mahasiswa untuk mempertahankan budaya lokal” tambahnya

Selanjutnya Rendra Widyatama, SIP., M.Si selaku ketua panitia Seminar internasional menambahkan bahwa seminar dapat mengenalkan budaya Indonesia pada civitas akademika. (Sbwh)

Read more

Fakultas Sastra dan Ilmu Komunikasi UAD Hadirkan Pakar Dari Universitas Utara Malaysia

Kunjungan_UMM_Ke_UAD

Jum’at, (30/11/2012), Fakultas Sastra dan Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan acara Studium General di Kampus 2, Jl Pramuka Yogyakarta. Kegiatan ilmiah ini menghadirkan Dr. Bachtiar Muhammad dari Universitas Utara Malayasia (UUM). Adapun tema yang diangkat dalam stadium general adalah The practises and Strategy of Corporate Comunication management in Multinational Companies In Malaysia. Peserta yang mengikuti stadium general terdiri dari mahasiswa Sastra Inggris, Sastra Indonesia, dan Ilmu Komunikasi.

Turut memberikan sambutan Wakil Dekan Fakultas Sastra dan Ilmu Komunikasi UAD Ulaya Ahdiani, S.S., M.Hum. yang menjelaskan bahwa kerjasama antara UAD dengan UUM tidak berhenti pada Studium General. Ulaya berharap bahwa kerjasama dapat berlanjut pada pertukaran mahasiswa atau dosen dalam hal akademik dan workshop.

Selanjutnya Dr. Bachtiar Muhammad dalam acara inti stadium general mengungkapkan bahwa praktek dan strategi manajemen korporat di perusahaan multinasional lebih berkembang di dunia bisnis. Sedang pada manajemen komunikasi kurang berkembang karena korporat belum menyadari peran dari komunikasi pada dunia bisnis.

Melihat realitas tersebut, lebih lanjut Dr. Bachtiar Muhammad menyarankan mahasiswa yang menekuni ilmu komunikasi lebih sensitif mengikuti problematika dan dinamika ekonomi. Sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmu komunikasi untuk memecahkan masalah dalam bidang ekonomi. Semoga. (Sbwh)

Read more

Dua Tim Robot Tekhnik Elektro UAD Raih Juara

Dua Tim Robot Teknik Elektro (TE) Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih juara dalam RoboRace (RR). Event berskala nasional tersebut, dilenggarakan oleh HIMANIKA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tanggal 24 -25 November 2012.

RoboRace (RR) adalah suatu pertandingan yang mengkompetisikan antara tim robot dengan tim robot lain melalui sebuah track yang telah disediakan oleh panitia perlombaan. Robot yang digunakan dalam pertandingan jenis ini adalah Robot Penjejak Garis (Line Follower). Sistematika pertandingan cukup mudah, siapa tim dengan robotnya yang terlebih dahulu mencapai finish atau mencatat waktu tercepat itulah yang menang. RoboRace ini selalu menjadi pertandingan yang paling meriah. Kemeriahan ini karena penonton dapat melihat kelihaian robot masing-masing tim bertanding.

“Berprestasi adalah tradisi kita. Itulah slogan yang menjadikan mahasiswa FTI bersemangat mendapatkan juara kontes robot, ” ungkap Kartika Firdausy, S.T., M.T. selaku prodi TE UAD.

Kunci sukses dari mahasiswa TE UAD, lebih lanjut kata Kartika, terletak pada motivasinya yang kuat untuk selalu belajar, berjuang, dan tak lupa berdoa sehingga menghasilkan prestasi yang membanggakan. (Sbwh)

Read more

Rendra Widyatama: Dosen Harus Berjiwa Entertainer

Rendra_Ilmu_Komunikasi

Oleh : Rendra Widyatama, SIP., M.Si

Dosen Pada Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta

Dewasa ini, proses pembelajaran aktif (active learning) diyakini sebagai metode paling baik dalam penyampaian materi pembelajaran. Melalui metode ini peserta didik didorong melakukan inquiri (pencarian) secara aktif atas materi yang sedang dipalajari. Proses pembelajaran aktif sejatinya merupakan pembelajaran berbasis siswa (student based learned) yang lebih optimal. Namun untuk menjalankan metode ini sebenarnya ada sesuatu yang perlu dilakukan guru/dosen. Apakah itu?

Dalam perspektif komunikasi, bangkitnya pembelajaran aktif tidak mungkin terjadi tanpa ada kesukarelaan peserta didik. Yaitu kerelaan mengikuti apa yang diminta oleh guru untuk melakukan inquiri. Untuk keperluan tersebut, guru/dosen mutlak harus bisa membujuk siswa, atau secara bahasa akademis disebut harus mampu melakukan komunikasi persuasive. Dalam bahasa Latin, persuasive disebut dengan persuasion yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Jadi, bila dosen gagal membujuk, maka partisipasi aktif siswa tidak akan tumbuh.

Ada kunci utama agar guru/dosen dapat menumbuhkan kerelaan siswa. Yaitu diperlukan adanya kemampuan menumbuhkan perasaan gembira pada siswa, atau dengan kata lain guru/dosen harus mampu menjadi seorang entertainer (penghibur) sebagaimana dalam dunia pertunjukan. Bila perasaan gembira berhasil dibangkitkan, maka siswa akan mengikuti instruksi guru dengan sukarela.

Bila guru/dosen tidak mampu membangkitkan kegembiraan, peserta didik akan bosan mengikuti pembelajaran. Instruksi guru/dosen mungkin tidak akan dikerjakan dengan sunguh-sungguh. Besar kemungkinan, murid melakukan tugas sebatas formalitas yang tidak mencerminkan keseriusan dan kedalaman. Bila ini terjadi, tujuan pembelajaran mungkin tidak akan tercapai dengan penuh dan berkualitas.

Kemampuan menghibur selaras dengan prinsip dalam active learning. Lihat saja prinsip yang sangat dikenal dengan akronim PAKEM dalam active learning dimana guru/dosen harus mampu melakukan pembelajaran secara menyenangkan selain aktif, kreatif, dan efektif (Usaid & DBE, 2010:2).

Beberapa bentuk upaya menumbuhkan rasa gembira dalam pembelajaran, misalnya dengan menyajikan ice breaking berupa permainan, menyanyikan lagu, menyampaikan ceritera lucu, bertingkah laku lucu, teatrikel, gerak pantomin, permainan sulap, dan sebagainya. Ada baiknya selain memperdalam kualitas materi pembelajaran, seorang guru/dosen juga mempelajari teknik-teknik sebagaimana terdapat dalam dunia hiburan. Minimal, guru/dosen harus mampu berkomunikasi dengan cara yang menarik, sehingga dapat membangkitkan rasa gembira di tengah peserta didik.

Namun sebagaimana dituliskan Johan Huizinga, manusia memiliki sifat homo luden (senang bermain). Oleh karena itu, ice breaking yang berlarut-larut dan tidak terkontrol akan kontraproduktif dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Sebab siswa sering lebih ingin meneruskan ice breaking dibanding mendalami materi pelajaran.

Suguhan hiburan yang berlebihan membuat peserta didik lebih memperhatikan aspek hiburan dibanding fokus pada pelajaran yang diberikan atau didiskusikan. Selain itu, humor berlebihan akan mengurangi waktu pembelajaran.

Oleh karena itu, meski kemampuan entertain penting, namun kuantitas dan kualitas entertain haruslah dilakukan dengan hati-hati. Entertain yang terlalu berlebihan, proses pembelajaran dapat berubah menjadi panggung hiburan. Peserta didik akan larut menikmati penampilan dosen dan menempatkan dosen sebagai entertainer sebagaimana dalam panggung hiburan ketimbang sebagai guru/dosen.

Read more

Ayo Ikuti Workshop dan Pelatihan MC bersama Prabu Revolusi

Workshop dan Pelatihan MC bersama Prabu Revolusi (News Anchor Metro TV) beserta trainer dari Swaragama FM dan Puspadanta. Acara akan diselengarakan pada 9 Desember 2012 Pukul 08.00 Tempat di Audit Kampus 1 Jalan Kapas no. 9 Semaki, Yogyakarta

HTM:

Rp 40.000,- (Mahasiswa S1 UAD)
Rp 45.000,- (Mahasiswa non UAD/ Pelajar)
Rp 65.000,- (Umum)Fasilitas:

Peserta akan mendapatkan
– Snack
– Lunch
– Certificate
– Handout
– Seminar Kit

Yang ingin medaftar datang langsung ke EDSA’s Office (Gedung Belakang Lantai 2 Kampus 2 UAD, Jalan Pramuka no. 42 Yogyakarta)

More info:
081952110375 (Muthi’)
085664569068 (Shila)

Read more

Info Bea-Mahasiswa Tahun 2013

Info Bea-Mahasiswa 2013 bagi Mahasiswa Reguler UAD asal dari DIY semester 3 dan 5 yang kurang mampu. Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY akan memberikan Bantuan Biaya Pendidikan bagi Mahasiswa Tahun 2013.

Syarat- syarat:

1. IPK minimal 3,00

2. Fotokopi KTM,

3. Fotokopi KTP,

4. Fotokopi KHS dari Semester 1 sampai sekarang yang dilegalisir,

5. Surat keterangan kurang mampu (SKKM),

6. Fotokopi Kartu Keluarga

Masing-masing berkas rangkap 1 dan dimasukkan ke dalam map. SKKM dan Fotokopi KK dapat menyusul.

Persyaratan dikumpulkan paling lambat tanggal 30 November 2012 Jam 10.00 WIB di Ruang Biro Kemahasiswaan dan Alumni KAmpus 1 Lantai 1.

Read more

UAD Bersama UUM Selenggarakan Studium General “Beberapa Aplikasi untuk Menilai Informasi dalam Media Sosial”

Prodi Teknik Informatika UAD dan Prodi Sistem Informasi UAD Hadirkan Pakar dari Universitas Utara Malaysia

studium-general-uad-uum-mohd-sobhi-ishak

Jum’at, 30 November 2012, Prodi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Prodi Teknik Informatika UAD menyelenggarakan studium general bertemakan “Beberapa Aplikasi untuk Menilai Informasi dalam Media Sosial”. Acara yang berlangsung di ruang 306 Kampus 3 UAD Jl. Soepomo Yogyakarta menghadirkan Dr. Mohd. Sobhi Ishak dari Universitas Utara Malaysia.

Acara yang dihadiri oleh Ketua Program Studi Teknik Informatika UAD Sri Winiarti, S.T., M.Cs. dan Ketua Program Studi Sistem Informasi Imam Azhari, S.Si., M.Cs terbilang sukese. Terbukti peserta yang hadir membludak sampai di luar ruangan untuk mendengarkan ceramah dari pemateri.

Dr. Mohd. Sobhi Ishak, sebagai pembicara menjelaskan bahwa penggunaan media sosial sudah menyebar luas di masyarakat. Pemanfaatan dari yang sifatnya sekedar senang-senang hingga suatu urusan yang sangat besar. Seperi urusan kenegaraan. Tokoh dunia sebesar Obama saja masih tetap menggunakan media sosial (Twitter dan Facebook) untuk mendukung pencitraan dirinya.

Lebih jauh Dr. Mohd. Sobhi Ishak menuturkan bahwa efek penggunaan media sosial terhadap suatu organisasi bermanfaat untuk menciptakan image branding. Melihat realitas ini, maka perlu ditindaklanjuti dengan kerja akademik yaitu melakukan penelitian untuk mengukur efektifitas media sosial bagi kemajuan perusahaan. Contohnya melalui aplikasi ke dunia maya.

Untuk itu Dr. Mohd. Sobhi memberi kesempatan bekerja sama untuk para mahasiswa dan dosen yang ingin lebih mendalami riset bidang sosial media. (@)

studium-general-uad-uum-mohd-sobhi-ishak-pesertastudium-general-uad-uum-mohd-sobhi-ishak-tampak-dari-belakang

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
AR-SA

MicrosoftInternetExplorer4

Prodi Teknik Informatika UAD dan Prodi Sistem Informasi UAD Hadirkan Pakar dari Universitas Utara Malaysia

 

 

Jum’at, 30 November 2012, Prodi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Prodi Teknik Informatika UAD menyelenggarakan studium general bertemakan  “Beberapa Aplikasi untuk Menilai Informasi dalam Media Sosial”. Acara yang  berlangsung di ruang 306 Kampus 3 UAD Jl. Soepomo Yogyakarta menghadirkan Dr. Mohd. Sobhi Ishak dari Universitas Utara Malaysia.

 

Acara yang dihadiri oleh Ketua Program Studi Teknik Informatika UAD Sri Winiarti, S.T., M.Cs. dan Ketua Program Studi Sistem Informasi Imam Azhari, S.Si., M.Cs terbilang sukese. Terbukti peserta yang hadir membludak sampai di luar ruangan untuk mendengarkan ceramah dari pemateri.

 


Dr. Mohd. Sobhi Ishak, sebagai pembicara menjelaskan bahwa penggunaan media sosial sudah menyebar luas di masyarakat. Pemanfaatan dari yang sifatnya sekedar senang-senang hingga suatu urusan yang sangat besar. Seperi urusan kenegaraan. Tokoh dunia sebesar Obama saja masih tetap menggunakan  media sosial (Twitter dan Facebook) untuk mendukung pencitraan dirinya.

 

Lebih jauh Dr. Mohd. Sobhi Ishak menuturkan bahwa efek penggunaan media sosial terhadap suatu organisasi  bermanfaat untuk menciptakan  image branding. Melihat realitas ini, maka perlu ditindaklanjuti dengan kerja akademik yaitu melakukan penelitian untuk mengukur efektifitas media sosial bagi kemajuan perusahaan. Contohnya melalui aplikasi ke dunia maya.

 

Untuk itu  Dr. Mohd. Sobhi  memberi kesempatan bekerja sama untuk para mahasiswa dan dosen yang ingin lebih mendalami riset bidang sosial media. (@)

 

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Read more

Bahasa Indonesia, Wow Begitu?!

Saya tiba-tiba teringat pada beberapa sosok Indonesianis, seperti A. Teeuw, Harry Aveling, Keith Foulcher, Greg Barton, hingga George M. Kahin. Meski mereka bukan warga pribumi (baca: WNI), namun mereka mencintai negara ini. Buktinya, mereka bisa berbahasa Indonesia dan menggunakannya secara baik. Dalam batas tertentu, mereka jauh lebih “meng-Indonesia” ketimbang diri kita. Mengapa demikian?

Menyebut nama A. Teeuw, Harry Aveling, dan Keith Foulcher dalam satu tarikan napas, berarti pula menyebut jasa-jasanya terhadap sastra Indonesia. Mendiang A. Teeuw ialah guru besar bidang kesusasteraan Indonesia modern pada Universitas Leiden, Belanda. Sementara itu, Harry Aveling merupakan pakar sastra Indonesia di La Trobe University, Australia, dan Keith Foulcher di bidang yang sama di Sydney University, Australia.

Kepakaran ketiganya di bidang sastra Indonesia sudah tak diragukan lagi. Berbagai karya bukunya dijadikan rujukan oleh para dosen, peneliti, dan mahasiswa sastra Indonesia. Saat menyusun disertasi doktoral (S-3), mereka pun sungguh-sungguh belajar bahasa Indonesia. Tak ayal jika mereka begitu mahir dalam menulis karya-karya tentang kesusasteraan Indonesia, termasuk pula membimbing penelitian para dosen kita.

Dua nama berikutnya, Greg Barton dan George M. Kahin, juga pakar di bidangnya masing-masing. Barton lebih dikenal sebagai pakar kajian Asia Tenggara di Monash University, Australia, sedangkan Kahin merupakan guru besar Cornell University, AS. Seperti ketiga nama di atas, baik Barton maupun Kahin juga menulis disertasi tentang Indonesia. Sebelum itu, mereka pun sungguh-sungguh belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber penelitiannya.

Bahkan, dalam wawancaranya di sebuah harian nasional baru-baru ini, Greg Barton mengaku lebih senang berbahasa Indonesia dengan istri dan anaknya. Kata Barton, untuk menyampaikan hal yang sifatnya rahasia di tengah orang-orang Australia kami menggunakan bahasa Indonesia. Apa yang dilakukan oleh Greg Barton, juga keempat Indonesianis di atas, menjadi bukti yang tak terbantahkan tentang pesona bahasa (dan sastra) Indonesia yang luar biasa.

Alih-alih pesona bahasa Indonesia itu luar biasa, justru kita menganggapnya biasa-biasa saja. Seolah tak ada yang istimewa, bahkan kita pun cenderung tidak bangga berbahasa Indonesia. Ketidakbanggaan kita tecermin pada ucapan-ucapan sehari-hari yang cenderung mencampuradukkan bahasa asing dan bahasa Indonesia. Gejala ini saya sebut dengan istilah “Indoenglish”. Entah lazim atau tidak, fenomena “Indoenglish” kian kental di lidah kita sekarang.

Pada gilirannya, saya menduga akan terjadi ketidakbanggaan berbahasa Indonesia pada diri kita di masa-masa mendatang. Padahal, orang-orang asing, termasuk kelima Indonesianis di atas, sangat mencintai bahasa Indonesia. Untuk itu, marilah kita giatkan dan tumbuhkan perasaan cinta terhadap bahasa Indonesia. Dengan cara begitu, kita akan “meng-Indonesia” seperti halnya kelima Indonesianis tadi.

Akhirnya, semoga kita dapat menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, serta penuh kebanggaan. Tak ada artinya kebanggaan tanpa kepedulian; dan tak ada artinya kepedulian tanpa rasa cinta. Mencintai bahasa Indonesia itu berbanding lurus dengan mencintai tanah air, bangsa, dan negara ini. Jika tidak ada rasa cinta, lantas kita sendiri akan berujar dengan nada sarkastis, “Bahasa Indonesia wow begitu?!” Semoga tidak![]

Read more

84 Tahun Sumpah Pemuda

Sudaryanto

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen PBSI FKIP UAD Yogyakarta

Jakarta, 28 Oktober 1928. Para pemuda dari pelbagai daerah di Nusantara telah berkumpul. Ada Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes, dan sebagainya. Mereka berkumpul dalam Kongres Pemuda II, dan lantas mengikrarkan diri ke dalam satu simpul pengakuan: Sumpah Pemuda. Alangkah hafalnya kita akan isi sumpah tersebut; namun alangkah sulitnya untuk mengimplementasikan ke dalam perbuatan sehari-hari.

Kini, setelah 84 tahun berlalu, gema dari ketiga butir dalam Sumpah Pemuda itu terdengar lamat-lamat, bahkan nyaris sunyi. Pada butir pertama yang berbunyi asli “Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah Darah jang satoe, Tanah Indonesia”, segera terbayang betapa perjuangan para pemuda saat itu luar biasa. Mereka berani menanggalkan baju kedaerahan dan perbedaan yang ada, berganti dengan baju keindonesiaan yang utuh.

Pada butir kedua dan ketiga yang berbunyi asli, “Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa Jang satoe, bangsa Indonesia”, dan “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng Bahasa persatoean, bahasa Indonesia”, pun terbayang lagi perjuangan pemuda saat itu. Sebuah perjuangan yang saya kira betul-betul ikhlas, serta membawa pengaruh besar bagi gerak kemajuan bangsa ini di masa-masa berikutnya.

Tapi kini, apa mau dikata. Alih-alih gerak maju, justru bangsa ini mengalami gerak mundur pelan-pelan. Bangsa ini lambat laun, seperti disindir oleh Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), menjadi gelandang di rumah sendiri. Betapa tidak! Kita dianugerahi sebuah negeri yang kaya raya, tapi kita malas untuk mengelolanya. Akhirnya, atas kemalasan itu kita tawarkan kepada pihak asing untuk mengelolanya.

Sayangnya, pihak asing itu tidak mengelolanya dengan amanah dan profesional sehingga kerugianlah yang kita derita saat ini. Lewat tulisan ini, kita perlu menyerukan agar para pemimpin kita tidak lagi menggelar karpet merah bagi pihak asing mana pun. Saya yakin, apabila pemimpin bangsa ini amanah dan profesional dalam mengelola sumber daya alam (SDA) yang ada, kelak kesejahteraan hidup tidak lagi menjadi mimpi di siang bolong bagi kita.

Di sisi lain, kita patut prihatin dengan makin maraknya aksi kekerasan, termasuk aksi tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Lebih ironis, ternyata pelaku kekerasan itu ialah para pelajar yang merupakan generasi muda bangsa. Bisa Anda bayangkan, betapa bangsa ini akan selalu terjerumus ke dalam tindak kekerasan massa ketika menghadapi dinding perbedaan. Entah itu pilihan politik, agama, status sosial, atau yang lainnya.

Apabila momentum Kongres Pemuda II itu kita tapak-tilasi kembali, seyogianya semua perbedaan yang ada dapat diterima dengan lapang. Pasalnya, sekali lagi mengutip Cak Nun, yang harus kita cari itu esensi, bukan eksistensi. Para pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda II saat itu, jelas-jelas berbeda suku, bahasa, dan agama; namun tekad mereka satu: ingin mencari esensi dalam wadah yang bernama Indonesia.

Akhirnya, melalui momentum Hari Sumpah Pemuda, semoga kita selaku warga bangsa tergerak hati untuk kembali merefleksikan seberapa besar komitmen kita untuk bangsa-negara tercinta ini. Paling tidak, hal itu kita mulai dari seberapa besar cinta kita dalam menggunakan bahasa Indonesia di kehidupan sehari-hari, juga mengikhlaskan diri demi kepentingan bangsa. Itulah esensi keindonesiaan yang perlu kita tumbuhkan mulai hari ini. Selamat Hari Sumpah Pemuda![]

Read more