UAD Terima Studi Wisata MA Darussalam Palembang

uad terima studi wisata ma darussalam palembangSelasa (28/6/2011), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menerima kehadiran 137 siswa kelas XI dari MA Darussalam, Palembang yang melaksanakan studi wisata di Yogayakarta. UAD menjadi salah satu tujuan mereka karena UAD sudah memiliki nama dan berkompeten, serta gaung nama UAD sudah membahana di Palembang. Kunjungan bertujuan untuk memberikan gambaran kepada para siswa MA Darussalam tentang bagaimana situasi di sebuah perguruan tinggi ini mendapatkan respon yang baik dari para siswa.

Drs. Sutomo, M.Pd. Selaku Kepala Sekolah MA Darussalam menyampaikan dalam sambutanya. Kami datang kemari dalam rangka studi wisata. Kata studi kami dahulukan karena kami memiliki tujuan datang ke UAD ini yang pertama adalah silaturahim dan membuka cakrawala serta mengembangkan wawasan tentang sebuah pergurruan tinggi. Harapannya nanti jika siswa ini lulus dapat memilih perguruan yang tepat untuk mereka”.

Dalam acara tersebut hadir beberapa staf dari UAD yaitu Drs. Dedi Pramono, M.Hum., Hadi Suyono, S.Psi., M.Si., dan Gatot Sugiarto, S.H., M.H. serta beberapa staf Biro Admisi Akademik (BAA)

Acara yang berlangsung kurang lebih satu setengah jam itu membawa suasana yang lain di tengah-tengah kegiatan wisata siswa. Mereka mengaku mendapatkan banyak wawasan dari kunjungan ke UAD.

“Kami Universitas yang berbasis moral and intellectual integrity memang tidak hanya ingin memberikan bekal ilmu atau teori saja tetapi juga soft skill terhadap mahasiswa. Jangan takut untuk kuliah karena dengan niat pasti ada jalan untuk mencapainya”, ungkap Drs. Dedi Pramono, M.Hum. saat menjelaskan perihal seputar UAD. (FM/Sbwh)

Read more

Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bidang Hukum Datangi UAD: “Menggagas Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia”

Jum’at (24 Juni 2011), Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D. *), salah satu Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, mendatangi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kunjungan ke daerah yang menjadi tempatnya mendapatkan gelar S1 kali ini (FH UGM) bukanlah untuk menyidak atau menyidang seseorang atas kasus korupsi atau pelecehan diri. Kunjungan kali ini dilakukan dalam rangka untuk berdialog interaktif dalam perkuliahan umum yang digelar oleh Fakultas Hukum (FH) UAD.

Dialog yang mengangkat tema “Menggagas Masa Depan Pemberantasan Korupsi di Indonesia” ini diadakan di Hall Kampus II, Jl. Pramuka, No.42, Umbulharjo, Yogyakarta. Dalam perbincangan antara mahasiswa dan sang Profesor, terjadi ketegangan perihal mencuaknya sikap pesimisme salah seorang mahasiswa terhadap peristiwa yang menimpa bangsa tercinta ini.

Nisalia, mahasiswi FKIP, Prodi PPKn yang ikut serta dalam dialog tersebut menyampaikan. Saya sangat kecewa atas sikap pemerintah yang plin-plan. Selalu mengalih-alihkan suatu masalah ke masalah lain. Satu masalah belum selesai, masyarakat disuguhkan dengan isu baru terkait masalah yang baru pula. Terutama korupsi. Mana buktinya? “Di mana-mana masyarakat disuguhkan dengan pembelaan terhadap oknum pemerintah, seperti Nurbayati, Nazzrudin dll. Kalau sudah seperti ini, lalu rakyat harus percaya sama siapa lagi?” paparnya.

“Saya menghargai ekspresi yang dihadirkan. Seperti itulah jiwa muda. Tetapi, sebagai seorang mahasiswa yang memegang jati berpendidikan, tentulah kita harus melihat peristiwa dari banyak sudut dan celah. Pemerintah tidak diam atas segala peristiwa yang tumbuh di negeri ini. Hanya saja, tidak semua masalah harus diungkap di publik. Terkadang kita salah persepsi atas apa yang terhampar di media. Yang pasti, God news is God news, Bad News is Bad News.” ujar sang profesor saat memberikan tanggapan pada beberapa pertanyaan mahasiswa.

Pembahasan tentang korupsi yang diusung oleh mahasiswa tersebut diarahkan pada sebuah optimisme sebuah negara hukum yang menjadi ikon di negara Indonesia ini. Dalam perbincangannya Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D., lebih mengedepankan hal yang berbau optimis dalam menyikapi sebuah masalah yang terjadi.

“Saya, anda, dan kita semua haruslah optimis terhadap pemberantasan korupsi. IPK (Indeks Persepsi Korupsi) kita di tahun 2009-2010, pada nilai rapot terhitung dalam sejarah RI, yaitu naik 2,8% dari 0-10 ranting skala. Itu artinya kita mendapatkan kenaikan 0,8 % se-Asia. Ini kenaikan tertinggi dibandingkan 9 negara Asia lainnya. Ini prestasi. Mari bersama-sama menyerukan dan menjalankan isi dari slogan saya ini, bahwa Indonesia bukan lagi surga bagi koruptor.” Tegas Denny. (IHS/Sbw)

*) Denny Indrayana (lahir di Kotabaru, 11 Desember 1972; umur 38 tahun) adalah seorang aktivis Indonesia akademisi, Guru Besar Hukum Tata Negara, Universitas Gadjah Mada. Dia juga merupakan salah satu pendiri “Indonesian Court Monitoring” dan Pusat Kajian Anti (Pukat) Korupsi Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Saat ini, sejak September 2008, Denny menjadi Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam bidang Hukum, HAM dan Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme.

Rekam jejak selama ini, selain menguasai hukum tata negara, menunjukkan bahwa Denny amat kritis terhadap masalah korupsi dan mafia hukum. Ia menulis empat buku terkait isu hukum tata negara dan korupsi, yaitu: Amandemen UUD 1945 antara Mitos dan Pembongkaran; Indonesian Constitutional Reform 1999-2002; Negara Antara Ada dan Tiada; dan Negeri Para Mafioso.

Denny menyelesaikan studi sarjana hukumnya di UGM, sebelum melanjutkan program master dari University of Minnesota (USA) dan program doktoralnya dari University of Melbourne (Australia).



Read more

Lomba Cipta Logo dan Lagu P.T. Kereta Api Indonesia

P.T. Kereta Api Indonesia (KAI) memberi kesempatan kepada putra-putri Indonesia dalam agenda Lomba Cipta Logo dan Lagu KAI. Lomba ini dibuka untuk umum Warga Negara Indonesia secara perorangan maupun kelompok. Pengiriman karya yang akan dilombakan akan ditutup pada tanggal 15 Juli 2011 dan hasil lombo akan diumumkan 28 September 2011. Untuk keterangan lebih lanjut dapat melihat langsung di official site P.T. KAI. (@)

lomba cipta logo dan lagu pt KAI

Read more

Masuki Era Buku Digital: 40 Penerbit Jogja MoU dengan Informotics Digital Persada

MoU pt.informotic dengan 40 penerbit

Selasa, (21/06/11) bertempat di VIP Room RM Bumbu Desa, Sagan, Yogyakarta, P.T. Informotics Digital Persada (Informotics) melakukan penandatanganan kerjasama dengan 40 penerbit yang tergabung dalam Paguyuban Penerbit Jogja. Kerjasama ini diselenggarakan dalam rangka penerbitan dan pemasaran buku-buku dalam bentuk elektronik/digital (eBook) melalui pasar virtual (eMarketplace) berbasis komputer tablet. Para penerbit akan menyuplai buku-buku terbitan yang berkualitas sedangkan Informotics melalui produk BukuTabletnya akan menyediakan toko buku virtual dan aplikasi piranti lunak yang dipasang di setiap komputer tablet.

Dengan kerjasama ini nantinya seluruh pembaca dapat dengan mudah membeli dan membaca buku lewat piranti komputer tablet tanpa lagi harus mengunjungi toko-toko buku. Karena setelah buku dibeli dan dibayar, maka buku-buku tersebut akan bisa diunduh dan dibaca langsung di komputer tablet. “Tentu saja ini merupakan sebuah terobosan dalam industri buku yang semakin dimudahkan dengan adanya piranti komputer tablet”, ungkap Ardiansyah saat menyampaikan beberapa kelebihannya.

Acara ini dihadiri langsung oleh para pimpinan masing-masing penerbit seperti Bpk. Masrur dari Ar Ruzz Media, Bpk Indra Ismawan dari Media Pressindo, Bpk Soleh dari Navila, Bpk Nur Hidayat dari GMU Press bahkan ada juga penerbit Era Intermedia dari Solo dan banyak lagi penerbit terkemuka lainnya. Sedangkan dari Informotics dihadiri langsung oleh Bpk. Ardiansyah selaku CEO, ibu Uswatun Khasanah selaku Komisaris dan Bpk. Kurniawan Ali selaku manajer keuangan.

Dalam sambutannya Bpk. Ardiansyah menyampaikan kegembiraannya saat acara kerjasama tersebut berlangsung. Karena hal ini menunjukkan kesiapan dan sikap optimistis para penerbit Jogja dalam memasuki gelombang baru industri buku digital. Sedangkan Bpk. Nur Hidayat yang mewakili penerbit Jogja mengatakan bahwa memang sudah saatnya para penerbit untuk memasuki era buku digital, karena trend dan perkembangannya sudah memaksa kita ke arah tersebut.

“Setelah MoU dengan penerbit Jogja, selanjutnya Informotics akan menambah kerjasama dengan penerbit Bandung dan Jakarta sekitar akhir bulan Juli besok sekaligus mempersiapkan segala kebutuhan dan fokus pada tindak lanjut kerjasama selanjutnya”, tandas Ardiansyah di sela-sela akhir sambutannya. (***/sbwh)

Selasa, (21/06/11) bertempat di VIP Room RM Bumbu Desa, Sagan, Yogyakarta, P.T. Informotics Digital Persada (Informotics) melakukan penandatanganan kerjasama dengan 40 penerbit yang tergabung dalam Paguyuban Penerbit Jogja. Kerjasama ini diselenggarakan dalam rangka penerbitan dan pemasaran buku-buku dalam bentuk elektronik/digital (eBook) melalui pasar virtual (eMarketplace) berbasis komputer tablet. Para penerbit akan menyuplai buku-buku terbitan yang berkualitas sedangkan Informotics melalui produk BukuTabletnya akan menyediakan toko buku virtual dan aplikasi piranti lunak yang dipasang di setiap komputer tablet.

 

Dengan kerjasama ini nantinya seluruh pembaca dapat dengan mudah membeli dan membaca buku lewat piranti komputer tablet tanpa lagi harus mengunjungi toko-toko buku. Karena setelah buku dibeli dan dibayar, maka buku-buku tersebut akan bisa diunduh dan dibaca langsung di komputer tablet. “Tentu saja ini merupakan sebuah terobosan dalam industri buku yang semakin dimudahkan dengan adanya piranti komputer tablet”, ungkap Ardiansyah saat menyampaikan beberapa kelebihannya.

 

Acara ini dihadiri langsung oleh para pimpinan masing-masing penerbit seperti Bpk. Masrur dari Ar Ruzz Media, Bpk Indra Ismawan dari Media Pressindo, Bpk Soleh dari Navila, Bpk Nur Hidayat dari GMU Press bahkan ada juga penerbit Era Intermedia dari Solo dan banyak lagi penerbit terkemuka lainnya. Sedangkan dari Informotics dihadiri langsung oleh Bpk. Ardiansyah selaku CEO, ibu Uswatun Khasanah selaku Komisaris dan Bpk. Kurniawan Ali selaku manajer keuangan.

 

Dalam sambutannya Bpk. Ardiansyah menyampaikan kegembiraannya saat acara kerjasama tersebut berlangsung. Karena hal ini menunjukkan kesiapan dan sikap optimistis para penerbit Jogja dalam memasuki gelombang baru industri buku digital. Sedangkan Bpk. Nur Hidayat yang mewakili penerbit Jogja mengatakan bahwa memang sudah saatnya para penerbit untuk memasuki era buku digital, karena trend dan perkembangannya sudah memaksa kita ke arah tersebut.

 

“Setelah MoU dengan penerbit Jogja, selanjutnya Informotics akan menambah kerjasama dengan penerbit Bandung dan Jakarta sekitar akhir bulan Juli besok sekaligus mempersiapkan segala kebutuhan dan fokus pada tindak lanjut kerjasama selanjutnya”, tandas Ardiansyah di sela-sela akhir sambutannya. (***/sbwh)
Read more

Akreditasi Prodi Elektro 2011: Antara Mempertahankan Status B atau Naik Peringkat Menjadi A

akreditasi program studi elektro 2011 universitas ahmad dahlan yogyakartaAkreditasi merupakan salah satu unsur penting dalam perjalanan suatu instansi, terutama instansi yang bergerak di bidang pendidikan. Akreditasi yang baik adalah cermin dari instansi yang menyandangnya. Hal ini merupakan salah satu alasan kehadiran dua orang Asesor di Kampus III Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jl. Prof. Soepomo, Janturan, Warung Boto, Yogyakarta. Kehadiran kedua pakar ini dalam rangka pembenahan akreditasi di Fakultas Teknologi Industri (FTI), Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Anton Yudhana, Ph.D., yang terlibat dalam Tim Program Studi Teknik Elektro Bidang Akreditasi mengungkapkan selama kedatangan dua Asesor, yaitu Dr. Ir. Anak Agung Putri Ratna M.Eng dari Universitas Indonesia (UI), dan Dr. Ir. Angeline E Shintadewi, M.T dari Universitas Trisakti. Kehadiran mereka (20 Juni 2011– 21 Juni 2011). Kedatangan kedua pakar ini dalam rangka menindaklanjuti pemverifikasian akreditasi yang sudah kami layangkan pada pertengahan Maret 2011 kemarin, kami harap banyak perubahan yang terjadi pada posisti prodi kami” ujarnya.

Program Studi Tekhnik Elektro sudah menyandang Akreditasi B selama lima tahun terakhir. Untuk jangka waktu lima tahun ke depan, kehadiran asesor untuk membenahi akreditasi agar menjadi lebih baik.

“Kami menginginkan hasil akreditasi kali ini memuaskan. Jika disuruh memilih, tentulah kami memilih A. Minimal bertahan di B. Tapi kita lihat saja nanti di hasil akhir yang baru akan kita ketahui dua bulan lagi. Semoga memuaskan. Amin.” tegas Sunardi, Ph.D yang tergabung dalam Tim Akreditasi Elektrot tersebut. (IHS)

Read more

ISBATA Pentaskan Naskah “Tanda Bahaya” dan “Orang Terasing”

ISBATA Pentaskan 2 Naskah Sastra: "Tanda Bahaya" dan "Orang Terasing"Teater adalah salah satu cabang pertunjukan yang kompleks. Dalam berteater, para seniman dapat mencurahkan segala keluh kesah yang dirasakannya. Hal itu dapat dilakukan melalui beberapa cara, di antaranya seing, lighting, dialog dalam naskah, peran yang dimainkan, ilustrasi musik, dan keahlian individu dalam mengelola sebuah pertunjukan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa seorang atau sekelompok seniman teater mengadakan pertunjukan teater.

Sabtu, (18/06/11) teater Isbata (Istana Bawah Tangga) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mencoba mengekspresikan keluh kesahnya melalui pementasan teater. Dalam pertunjukan kali ini, Teater yang berdiri di bawah naungan IMM Pendidikan Bahasa 2 UAD menggelar pentas dua naskah sekaligus dalam satu malam, dengan judul “Tanda Bahaya” karya Bagdi Sumanto, dan “Orang Terasing” karya Aji Sudharmadji. Pementasan berlangsung di kampus II UAD, Jl. Pramuka, No. 42, Umbulharjo, Yogyakarta. Bertindak sebagai aktor dalam pementasan tersebut adalah, Azizah, Rafdy Kau, Dian Nur, Abdul Ros, Tuti B.U, dan Juniar Is.

“Pertunjukan kali kami lakukan dalam rangka Milad Isbata yang ke-2 (itu terhitung dari intensitas, tapi dari awal berdiri, ini yang ke-4) dan sekaligus proses pembelajaran bagi kader-kader muda. Kami ingin mengibarkan bendera sastra. Kami yakin, sastra itu baik. Dengan bersastra kita bisa sadar dan menyadarkan masyarakat atas realita yang sedang menggila. Tutur saja tidak cukup, harus bertindak. Daripada harus mengelar aksi yang brutal, lebih baik berseru dalam karya. Tidak anarkis, tapi tetap sinis”, ujar Pramugara Robiana yang menjadi Sutradara sambil tertawa saat diwawancarai seusai pertunjukan digelar.

“Kami mencoba untuk mempertontonkan realitas yang sedang menjamur di negeri tercinta saat ini. kenapa dua naskah? Naskah pertama, Kemiskinan. Sepasang suami istri miskin yang tetap mengendarai kejujuran dalam berkehidupan sehari-harinya. Naskah kedua, Realita remaja sekolah. Pengaruh yang sudah membabi buta telah merasuki jiwa-jiwa pelajar masa kini. Budaya asing selalu dikunyah mentah-mentah tanpa dimasak dengan pikiran. Jadinya, Kehancuran. Dan kami mencoba menyadarkan rekan-rekan dengan sebuah pertunjukan. Mari bertindak.” papar Dini Afriani yang menjadi Pimpro (Pimpinan Produksi) pertunjukan.

Teater Isbata merupakan salah satu teater dari 6 teater yang ada di UAD, yang mencoba untuk menyuarakan keinginan dari situasi yang sedang marak di masyarakat saat ini. Selain kita bisa merasakan apa yang terjadi, kita juga mencoba menyadarkan orang-orang sekitar melalui pertunjukan sederhana. (IHS/Sbwh).

Read more

Penyerahan Piagam dan Ijazah pada Pelepasan Mahasiswa Asing UAD 2011

Wajah-wajah yang manis dan ceria itu tiba-tiba terlihat nanar di matanya.

pelepasan mahasiswa asing Begitulah suasana yang terjadi saat pelepasan mahasiswa asing program darmasiswa di Auaditorium kampus I UAD pada hari Selasa , (20/06/11) malam kemarin. Bahagia dan sedih saat Wulan salah satu mahasiswa asing menyampaikan pesan kesan ketika kuliah di UAD (Universitas Ahmad Dahlan). “Banyak hal yang dipelajari selama di UAD, selain belajar bahasa dan budaya Indonesia, kami juga mempunyai pengalaman lucu saat pertama kali berada di Indonesia, dan itu sulit untuk dilupakan” , ungkapnya sambil menutup dengan bahasa Jawa.

Guen yang juga salah satu darmasiswa menambahkan saat menempuh proses belajar mengajar di UAD. Dia mengungkapkan tidak hanya belajar bahasa Indonesia, kami juga diajarkan bagaimana menari, bermain teater, bernyanyi juga bermain suling bambu. Selain belajar, saya juga mengajar bahasa Inggris di sini, dan itu merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Banyak hal yang membuat perubahan dalam kehidupan saya, mungkin karena terpengaruh oleh kebudayaan Indonesia, tapi saya cukup senang perubahan yang terjadi, karena membuat saya menjadi lebih baik.

Pada kesempatan tersebut mahasiswa asing mempersembahkan beberapa tarian, yaitu tarian khas China dan Aceh, selain tarian mereka juga mementaskan drama mini yang diperankan juga oleh mahasiswa asing.

Pelepasan yang dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Bapak Drs. H. Kasiyarno. M.Hum. serta karyawan dan mahasiswa tersebut berlangsung dengan meriah. Dalam sambutannya Bapak Kasiyarno selaku Rektor UAD menyampaikan, dengan adanya mahasiswa asing di UAD, akan memudahkan kita dalam menjalin hubungan dengan bangsa lain, jika jalinan silaturahim berjalan dengan baik maka kita pun akan mudah bekerjasama dengan negara yang bersangkutan.darmasiswa_fiks

“Selain darmasiswa, di UAD juga ada mahasiswa yang menempuh masa pendidikannya selama dua tahun dan sebentar lagi mereka akan lulus dan wisuda di sini. Semoga dengan adanya alumni dari mahasiswa asing dapat membantu menginformasikan kondisi negara kita dan mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi negara lain”, tambanya.

Acara pelepasan diakhiri dengan penyerahan piagam dan ijazah kepada darmasiswa, penyerahan diwakili langsung oleh rektor dan Kepala Kantor Internasional Bapak Dwi Santoso. (Sbwh)

Read more

HMPS Matematika Gelar Olimpiade Matematika 2011 Bagi SMA se-DIY

mahasiswa prodi matematika uad adakan olimpiade matematika tingkat SMARangkaian acara yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (MIPA) UAD semakin beragam. Kini mereka mengadakan sebuah olimpiade Matematika yang diikuti 39 siswa-siswi dari beberapa sekolah menengah yang ada di DIY di antaranya dari Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunungkidul, dan Kulon Progo. Acara yang digelar pada hari Minggu, (19/6/11) di Auditorium, Kampus III UAD ini sengaja dilaksanakan untuk menarik minat siswa terhadap pelajaran Matematika.

Acara ini diadakan sebagai gabungan agenda-agenda dari tiap departemen yang ada di HMPS Matematika. Untuk olimpiade Matematika yang diadakan kali ini merupakan program dari departemen akademik yang tersusun dalam Proker (program kerja).

“Harapannya jelas supaya eksistensi Prodi Matematika di UAD lebih dikenal masyarakat dan kita dapat melatih sportivitas siswa.” Ungkap Sholihah Wiwit Mulyosari, mahasiswa semester 6 Prodi Matematika, selaku ketua panitia pelaksana.

Acara yang baru pertama kali dilaksanakan ini juga diharapkan dapat menjadi agenda rutin nantinya dan terus ada inovasi. Dari hasil seleksi diperoleh tiga pemenang. Yaitu juara I Irfan Joyo Kusumo dari SMA N 1 Yogyakarta, juara II Dita Anggraini dari SMA N 1 Sanden, dan juara III Dela Viantika dari SMA N 1 Bantul, acara juga dimeriahkan dengan hiburan Musikalisasi Puisi oleh kelompok teater JAB. (FM)

Read more

Kopertis Wilayah V Adakan Lomba Penciptaan Software Aplikasi Interaktif 2011

Pada tahun anggaran 2011 Kopertis Wilayah V Yogyakarta akan menyelenggarakan Lomba Penciptaan Software Aplikasi Interaktif bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi di Provinsi Daerah Istimewa  Yogyakarta.

Pendaftaran lomba dibuka sejak tanggal 15 Juni 2011  dan akan ditutup pada tanggal 18 Juli 2011 pukul 12.00. Adapun penjelasan lebih lengkapnya para peminat dapat melihat informasi lebih rinci di link dapat mengunjungi situs Kopertis Wilayah V D.I. Yogyakarta.

File form dan petunjuk dapat juga didownload di repository Universitas Ahmad Dahlan.


Read more

Gendhing Bahana UAD Bercerita di tiga Kampus

kreatifitas mahasiswa universitas ahamd dahlan yogyakarta dengan memainkan ganding bahana Seni merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia, khususnya perihal yang berhubungan dengan kreativitas manusia. Kehadiran seni tidak akan lepas dari hal-hal yang bersifat keindahan, karena hakikat yang mendasari kesucian dalam berkesenian adalah nurani. Nurani adalah rumah bagi segala unsur dan zat yang direkam oleh indra manusia.

Nurani merupakan pintu bagi seni untuk menemukan jati dirinya. Tetapi, kesejatian itu akan tumbuh jika kesenian mampu menjelma dari aku lirik menjadi aku publik. Artinya, sesuatu yang dirasakan oleh seorang atau sekelompok seniman akan memiliki makna lebih jika dilayarkan ke tengah masyarakat umum. Inilah salah satu alasan yang mendasari kelompok Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gendhing Bahana Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD) Yogyakarta berkeliling kampus untuk memperkenalkan kebudayaan gamelan dan kesejatian diri mereka dalam bergamelan.

Dalam pementasan kelilingnya kali ini, Gendhing Bahana mengangkat tema “Gamelan bercerita”. Mereka mencoba bercerita melalui keahlian bermusik mereka (khususnya gamelan) dengan membawakan enam lagu yang tidak asing lagi, seperti: Nyundha Layang, Swara Suling, Lir-Ilir, Jaranan, Mayar Sewu, Sluku-sluku Bathok dan Pantun Panuntun. “Ini adalah bukti eksistensi kami. Semoga enam lagu yang akan kami pentaskan nanti mampu menyadarkan mahasiswa dan masyarakat kampus khususnya dan khalayak umumnya tentang pentingnya menjaga kelestarian kebuadayaan nusantara. Kewajiban ini bukan hanya tertuju pada kami, tapi untuk kita semua.” ungkap Ririn Rahmawati salah satu panitia sekaligus pemain dalam pementasan tersebut.

“Pementasan di Hall kampus UAD II hari ini (Rabu, 15 Juni 2011) adalah pentas kedua kami. Sebelumnya kami sudah perform di Hall kampus I UAD, Jl. Kapas 9, Semaki, Yokyakarta pada tanggal 13 Juni kemarin. Pentas kami ini akan bermuara di kampus UAD III, Jl. Prof. Soepomo, Janturan, Warung Boto, Yogyakarta pada taggal 18 Juni nanti. Semoga dengan pentas keliling tiga kampus ini, para mahasiswa sadar akan kehadiran gamelan sebagai bagian dari kebudayaan bangsa yang harus dilestarikan, dan Gendhing Bahana sebagai salah satu komunitas yang aktif melestarikannya.” tegas Antin Setiyani, mahasiswa smester 6 prodi Sastra Inggris yang menjabat sebagai ketua Gendhing Bahana sesaat sebelum acara dimulai. (IHS)

Read more