Aksi PPM Reguler FKM UAD di Bantul

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat (PPM) reguler di Kabupaten Bantul, 17 Februari hingga 6 April 2018. Tim pelaksana terdiri atas Ahmad Faizal Rangkuti, M.Kes., Musfirah, M.Kes., dan Helfi Agustin, M.KM. serta melibatkan mitra Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Banguntapan Utara.

Program pengabdian ini dalam rangka membantu merealisasikan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Visi tersebut adalah terwujudnya masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, dan sejahtera berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, nasionalisme, dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Implementasi mewujudkan visi tersebut dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, terampil, dan berkepribadian luhur.

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia ditujukan kepada kader Aisyiyah Pimpinan Ranting Aisyiah (PRA) Baturetno 1, PRA Baturetno 2, dan PRA Banguntapan 4. Materi difokuskan pada penyelesaian masalah kesehatan lingkungan yang diukur dari peningkatan pengetahuan, sikap, dan motivasi untuk berpartisipasi dalam pelatihan. Tujuannya mendorong kader Aisyiyah, bahkan masyarakat yang ada di sekitarnya untuk mewujudkan kampung bersih dan sehat.

Selama ini masyarakat belum menyadari pentingnya upaya menjaga kesehatan lingkungan sehingga masih banyak dijumpai sampah rumah tangga seperti botol bekas, sampah plastik, dan dedaunan belum diolah dengan baik. Sampah-sampah ini terkadang dibiarkan menumpuk dan dibakar. Pola pengolahan limbah yang tidak tepat dapat memicu munculnya penyakit berbasis lingkungan seperti diare, flyborne disease, leptospirosis, dan demam berdarah.

Tim pelaksana PPM FKM UAD memberikan edukasi dan pelatihan terkait tiga  topik utama. Pertama, penataan kampung sehat menuju Kabupaten Bantul sehat melalui gerakan 3R. Kedua, pengelolaan limbah organik rumah tangga menuju Kabupaten Bantul sehat. Ketiga, pengolahan limbah anorganik bahan plastik menjadi produk kerajinan kreatif dalam mewujudkan kesehatan lingkungan tatanan rumah tangga.

Aksi nyata kader Aisyiyah terlihat melalui partisipasi dalam pelatihan. Di antaranya pemilahan sampah dan pemanfaatan botol bekas yang dicat berwarna warni sebagai wadah untuk hidroponik metode wicks. Kemudian dilanjutkan pembuatan pupuk kompos dari limbah organik rumah tangga serta mengkreasikan dompet dari bahan plastik.

Ketua masing-masing PRA meminta tim FKM UAD memberikan pendampingan secara rutin dan berkelanjutan dalam pengolahan limbah organik dan anorganik. Dengan demikian, mereka berharap akan ada output yang dapat menstimulus potensi ekonomi warga Aisyiyah dan masyarakat umum. Dengan pencapaian tersebut, akan menunjukkan kemandirian ekonomi sehingga outcome yang dicapai mampu mewujudkan kesehatan lingkungan yang optimal dan peningkatan produktivitas ekonomi.

Warjilah, S.Pd. Ketua PCA Banguntapan Utara mengungkapkan rasa terima kasih terhadap tim pelaksana yang totalitas dalam memberikan edukasi dan pelatihan.

“Kami berharap kegiatan pendampingan tidak hanya terhenti sampai selesainya kegiatan PPM Reguler. Namun dilanjutkan dengan program kemitraan yang berkelanjutan agar mampu mewujudkan Kabupaten Bantul yang sehat.” (doc)

Social Service of UAD Faculty of Pharmacy at Beringharjo Market

In order to commemorate World Health Day, Kartini Day, and the 22nd Milad, Faculty of Pharmacy of Ahmad Dahlan University (UAD) organized a social service at Beringharjo market. The event which was entitled "Bakti Farmasi untuk Para Kartini Perkasa from Beringharjo" was held in East Pendopo of Pasar Beringharjo Yogyakarta on Thursday (5/4/2018).

From the description delivered by the Dean of the Faculty of Pharmacy, Dr. Dyah A Perwitasari, Apt., Ph.D., The health of women carrying laborers in Beringharjo market needs to be given attention, considering that many of them are elderly.

"In order to celebrate Milad of the Faculty of Pharmac, with the theme of 'Pharmacy Inspire for Indonesia (Phyforia)', we organize a community service. There are some activities like general medical check-up, blood sugar testing, reflexology, health consultations, and a fashion show contest."

On the event, the Vice Mayor of Yogyakarta, H. Heroe Poerwadi, also gave a speech while opening the event.

"Thanks to the Faculty of Pharmacy UAD that is concerned about the female laborers at Beringharjo market. Hopefully with, this activity can provide education about health. Health is important, so do not underestimate it," he said.

Siti Aminah, a 50-year-old female laborer from Kulon Progo, was delighted to be examined for her health. From her explanation, there had never been any similar activity held at Beringharjo market.

"There was never any health check before, let alone a fashion show. So, as long as it’s free, I would be delighted to participate. The doctor said that I have a high level of blood sugar, so I should reduce the consumption of sweets," said the woman who has been a laborer for more than ten years. (ard)

UAD menuju Entrepreneur University

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menghadiri pertemuan dan peluncuran proyek dengan total dana satu juta euro yang didanai Uni Eropa “Growing Indonesia a Triangular Approach” (GITA). Pertemuan ini digagas dan dilangsungkan oleh University of Gloucestershire Business School (12-13/4/2018).

Universitas Gloucestershire menyambut baik proyek konsorsium ini setelah pertemuan awal di Jakarta Desember silam berjalan sukses. Proyek GITA didanai Erasmus Plus. Pada pertemuan ini, UAD diwakili oleh Dr. Kasiyarno, M.Hum. selaku Rektor, Ida Puspita, M.A.Res. selaku Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD, dan Hari Haryadi, S.P., M.Sc. selaku Kepala Pengembangan Kewirausahaan UAD.

UAD mendapatkan hibah Erasmus Plus yang merupakan hibah bergengsi di level internasional. Pengajuan dilakukan oleh KUI UAD dalam bidang Capacity Building for Higher Education (CBHE) dengan total hibah sebesar 1,2 miliar rupiah dengan durasi selama 3,5 tahun, terhitung 2017 sampai 2020.

Pertemuan dimulai dengan diskusi yang dihadiri oleh tim manajemen senior setiap universitas, termasuk perwakilan dari Universitas Gloucestershire, Wakil Rektor Stephen dan Richard O’Doherty, serta Dekan Pengembangan Akademis David James.

Proyek yang dipimpin oleh Prof. Neil Towers dari Universitas Gloucestershire, mempromosikan pengembangan kapasitas kewirausahaan di seluruh Indonesia dan melibatkan penciptaan growth hub di universitas mitra Indonesia selama tiga tahun ke depan. Pendekatan segitiga yang membentuk dasar proyek mengintegrasikan kolaborasi perusahaan-perusahaan, pembinaan lulusan yang berkegiatan wirausaha, dan penciptaan perusahaan.

GITA mengintegrasikan bisnis dan kolaborasi universitas, wirausaha lulusan, dan kreasi perusahaan. Dengan populasi lebih dari 260 juta, Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Program GITA bertujuan menanamkan pendidikan wirausaha ke dalam kurikulum universitas dan menciptakan growth hub di seluruh Indonesia. Hub ini akan berupa ruang fisik dengan fasilitas inkubasi untuk mengembangkan inovasi dan mengeksploitasi ide-ide baru yang diterapkan pada ekonomi lokal dan regional.

Proyek konsorsium ini menyatukan empat universitas Eropa dan tujuh universitas Indonesia. Mitra Eropa antara lain Universitas Gloucestershire (Inggris), Dublin Institute of Technology (Irlandia), Fachhochschule des Mittelstands (Jerman), dan Universitas Innsbruck (Austria). Sedangkan mitra Indonesia di antaranya UAD, President University, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Semarang, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Indonesia, dan STIE Malangkucecwara.

Output utama dari pertemuan yang dilaksanakan di Inggris bertujuan mengembangkan rencana aksi institusional untuk mengintegrasikan kegiatan kewirausahaan di masing-masing institusi dan merencanakan desain ruang fisik untuk dikembangkan menjadi growth hub lokal.

Pengembangan rencana aksi didasarkan pada penilaian diri institusional menggunakan alat HEInnovate yang dikembangkan oleh Dublin Institute of Technology melalui penyediaan metodologi untuk institusi pendidikan tinggi serta menggali potensi kewirausahaan dan inovasi.

“Kegiatan GITA sangat bermanfaat dalam mewujudkan suatu universitas menuju entrepreneur university. Merupakan suatu kebanggan bagi UAD karena dipercaya Uni Eropa untuk dibina menjadi universitas kewirausahan,” ungkap Kasiyarno.

Action plan dari UAD tidak hanya untuk membangun growth hub, tetapi juga dalam bentuk kebijakan aspek kewirausahaan. Di antaranya peninjauan kurikulum kewirausahaan, alokasi dana kewirausahaan, serta pembentukan kantor urusan bisnis dan inovasi di UAD yang mengkoordinir dan mengintegrasikan semua kegiatan kewirausahaan. Dari pertemuan ini, UAD secara bertahap mempersiapkan diri untuk menjadi universitas kewirausahaan. (doc)

UAD-BNI Syariah Tanda Tangani Perjanjian Kerja Sama

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah. Kerja sama kedua belah pihak melingkupi fasilitas pembayaran biaya pendidikan melalui layanan sistem host to host. Acara yang berlangsung di lantai 10 gedung kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul Yogyakarta dihadiri oleh pejabat dari PT BNI Syariah dan UAD.

Dalam sambutannya, Dr. Kasiyarno, M.Hum. selaku Rektor UAD menyampaikan, kerja sama ini untuk memajukan kedua pihak dan memupuk kepercayaan. Ia berharap ada implementasi kegiatan yang bisa dikerjakan bersama.

“Jadi, kerja sama ini tidak hanya berkaitan dengan masalah keuangan, tetapi bisa mencakup bidang teknologi. Misalnya ada kartu multifungsi yang bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk pembayaran uang kuliah sekaligus digunakan untuk kepentingan akademik. Sampai saat ini UAD terus berkomitmen memberikan pelayanan yang terbaik untuk para mahasiswa,” ungkapnya.

Di sisi lain, Dhias Widhiyati selaku Direktur Bisnis BNI Syariah menjelaskan, di era pembayaran daring ini, transaksi keuangan harus dilakukan dengan cepat dan aman.

“Sistem daring akan memberi kemudahan dalam melakukan transaksi. Untuk itu, kami siap mendukung UAD dalam memberi pelayanan terbaik bagi mahasiswa,” ujar Dhias.

Ia menambahkan, dengan sistem host to host, mahasiswa diberi kemudahan. Pembayaran uang kuliah tidak hanya di bank, tapi bisa melalui mobile maupun internet banking. Selain itu,  UAD akan langsung mendapat pemberitahuan mahasiswa yang sudah membayar, menunggak, maupun belum membayar uang kuliah. Hal ini tentu memudahkan melakukan rekonsiliasi.

Menanggapi kartu multifungsi yang bisa menjadi program kerja sama, Dhias mengungkapkan, saat ini BNI Syariah sudah memiliki kartu pendidikan. Pengembangan kartu ini bisa dimanfaatkan mahasiswa UAD dalam melakukan transaksi keuangan akademik, transportasi, dan bisa digunakan untuk berbelanja. (ard)

UAD Resmikan Klinik di Metro Selatan Lampung

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Kasiyarno, M.Hum. meresmikan klinik pertama yang ada di Metro Selatan, Lampung, Sabtu (21/4/2018). Peresmian Klinik MU UAD ini, dibarengi dengan serangkaian kegiatan seperti jalan sehat, bagi-bagi hadiah, pelayanan kesehatan gratis, dan penandatanganan nota kesepahaman dengan Rumah Sakit UAD.

Kepada wartawan Kasiyarno menyampaikan kebanggaannya terhadap Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Metro Selatan yang telah memelopori pilar bisnis dan kesehatan.

“Ini merupakan prestasi yang harus terus dikembangkan untuk memajukan Muhammadiyah dan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” ungkap Kasiyarno.

Sesuai misi Muhammadiyah, ia akan mendukung kader yang ingin membuka klinik. Khusus di Lampung, bisa bekerja sama dengan UAD. Kasiyarno menyampaikan masih memungkinkan untuk membuka 30 cabang klinik.

Sementara dr. Nil Rahmayeni, direktur Klinik MU UAD Metro Selatan mengatakan, ia membuka pelayanan kesehatan agar warga lebih dan mudah jika akan berobat. Di Metro, klinik ini merupakan cabang dari RS UAD yang pertama.

Seminggu sebelumnya, Klinik MU UAD telah melakukan soft launching sebagai bentuk pengenalan kepada masyarakat dengan mengadakan kegiatan donor darah. (uad)

FK UAD Usung Kurikulum Kebencanaan

“Program Studi Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ingin mencetak tenaga kesehatan atau dokter yang memiliki kemampuan tanggap kebencanaan dan dijiwai nilai-nilai Islam.” Pernyataan ini disampaikan Dekan FK UAD, Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin, Sp.S(K).,M.Ed.Sc. saat jumpa pers, Rabu (18/4/2018).

Hal ini yang membedakan FK UAD dengan fakultas kedokteran di perguruan tinggi lain. FK UAD menekankan pada manajemen kebencanaan, mengingat Indonesia, khususnya Yogyakarta merupakan daerah rawan bencana.

“Tidak semua tenaga kesehatan tanggap dan memahami manajemen kebencanaan, inilah nilai lebih FK UAD. Materi tentang kebencanaan masuk dalam kurikulum dan diajarkan sejak semester awal,” jelas Rusdi didampingi dr. Junaidy Heriyanto, Sp.B.,Finacs., Ketua Program Studi Pendidikan Kedokteran dan Dr. Wahyu Widyaningsih, M.Si.,Apt. Kepala Biro Ademik dan Admisi (BAA) UAD.

Sementara Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. yang didampingi Wakil Rektor I dan II menjelaskan, UAD telah berjuang sejak 2015 untuk mendirikan FK. Surat Keputusan dari Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) baru diserahkan 3 tahun berikutnya setelah melalui 2 kali pengajuan dan 2 kali visitasi.

“Fakultas kedokteran menjadi tolok ukur perguruan tinggi yang sudah besar. Meski memiliki banyak program studi dan banyak mahasiswa, belum dianggap besar jika belum memiliki fakultas kedokteran,” kata Kasiyarno.

Oleh karenanya, UAD terus berupaya untuk mendapatkan SK agar bisa menyelenggarakan pendidikan kedokteran.

“UAD sudah dinilai baik tetapi saat pengajuan pertama tidak diberi SK. Sedang perguruan tinggi lain yang dinilai kurang baik malah mendapatkan SK. Inilah yang membuat kami terus beristikamah sampai di tahun 2018 SK resmi diberikan,” tandasnya.

Saat ini UAD terus menggenjot pembangunan gedung kuliah dan laboratorium yang akan digunakan untuk FK di kampus 4, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul. Bahkan fasilitas yang sedang dibangun, dirancang, dan dipersiapkan untuk akreditasi A. Karena itu, UAD berupaya agar akreditasi program studi ini minimal bisa langsung B. Tahun ajaran 2018/2019, FK UAD hanya menerima 50 mahasiswa. (ard)

Mahasiswa UAD Dipercaya sebagai DSC Google

Niken Wulandari, mahasiswi Program Studi Sistem Informasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memperoleh kepercayaan dari Google sebagai Lead for Developer Student Clubs (DSC) untuk kampus UAD.

Keberhasilan ini diraih berkat kerja kerasnya dalam menekuni bidang teknologi sistem informasi. Dari keterangannya, DSC merupakan program pengembang Google untuk mahasiswa di perguruan tinggi yang dirancang untuk membantu mempelajari keterampilan pengembangan aplikasi seluler dan web. Program DSC bersifat terbuka untuk semua mahasiswa, mulai dari pengembang pemula hingga pengembang tingkat lanjut yang ingin meningkatkan keterampilan.

Atas prestasinya tersebut, mahasiswi semester enam asal Magelang, Jawa Tengah, ini memperoleh kesempatan mengikuti DSC Leader Summit 2018 yang diselenggarakan di Denpasar, Bali, pada Maret 2018 silam.

“DSC dimaksudkan agar menjadi ruang bagi mahasiswa untuk belajar dan berkolaborasi memecahkan masalah pengembangan seluler dan web,” ungkap Niken ketika diwawancarai Jumat (20/4/2018).

Baginya, kegiatan DSC sangat menyenangkan karena merupakan ajang berkumpulnya para karyawan dan developer Google dari berbagai negara untuk saling berdiskusi dan bertukar ide. Fokus kegiatan DSC meliputi seminar dan workshop tentang web apps development, android apps development, machine learning, google cloud platform advanced skill, dan leadership.

Saat ini, tugas utama Niken sebagai DSC Leader membentuk core-team dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pengembangan keterampilan mahasiswa dalam pengembangan web dan aplikasi seluler.

Core-team DSC UAD terbuka bagi siapa saja dan mahasiswa UAD yang berminat mengelola sharing-event untuk meningkatkan kemampuan dalam pengembangan aplikasi,” tandasnya. (ard)

Robotic UAD Raih 2 Trofi KRI 2018 Regional 3

Robotic Development Community (RDC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih 2 juara pada Kontes Robot Indonesia (KRI) 2018 regional 3. Tim Al-Jazari berhasil menjadi juara 3 di divisi KRPAI berkaki, sementara Lanange Jagad berhasil menjadi juara 1 di divisi KRSTI.

KRI diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kegiatan ini sebagai ajang kompetisi rancang bangun dan rekayasa dalam bidang robotika.

KRI 2018 regional 3 diselenggarakan di Universitas PGRI Semarang 16-18 April 2018 yang diikuti tim dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang terletak di Jawa bagian tengah serta Kalimantan bagian timur dan selatan.

KRI 2018 terdiri atas lima divisi, Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda.

Sebanyak empat tim RDC UAD ikut di regional 3 divisi KRSBI Beroda , KRSTI , KRAI , dan KRPAI Berkaki. Sementara 1 tim ikut di regional 4 divisi KRSBI Humanoid dan baru akan bertanding 1-3 Mei 2018 mendatang di Malang.

Ibnu Atma Kusnadi, Ketua RDC UAD menyampaikan, tim mempersiapkan robot dengan model garapan “kelelawar”. Pagi sampai siang kuliah, malam sampai pagi mengembangkan robot. Waktu yang dibutuhkan untuk KRI 2018 sekitar 7 bulan, dari September sampai April.

“Target awal lima divisi dapat meraih juara, tapi hasil yang sekarang ini juga patut disyukuri. Ini semua berkat dukungan dan doa dari berbagai pihak, utamanya universitas. Ke depan, kami akan fokus ke KRI Nasional yang akan diselenggarakan di Yogyakarta.”

Sementara, pembimbing RDC Nuryono Satya Widodo S.T., M.Eng. mengungkapkan, kesuksesan tim memperoleh juara karena kuncinya ada di regenerasi dan riset berkelanjutan.

“Secara rutin ada rekrutmen dan pelatihan anggota baru serta lomba internal RDC. Terkait riset, tim didorong untuk selalu menyempurnakan robot dengan mencoba algoritma dan desain baru. Untuk menunjang hal ini, mahasiswa yang tergabung RDC juga diarahkan untuk mengerjakan tugas akhir (TA) sesuai dengan robot yang dikembangkan untuk KRI,” ungkapnya. (ard)

Lanange Jagad (KRSTI): Anggit Pamungkas, Ahmad Sopi Samosir, Irmawan Anang Maulana, Achmad Imam Bardani, Ponco Sukaswanto, Ibnu Rifajar.

Al-Jazari (KRPAI Berkaki): M. Dhia Dzulfiqar, Yusuf Suwandono, Yoga Prakasa, Zahra Salsabila.

Sagotra (KRAI): Anggit Febriawan, Muhammad Kamaludin, Dody Kurniawan, Rifqi Nur Falah, Rochmat Diantoro, Andi Septian, Despa Engla Saputra, M. Hamam Iqbal, Inna Abroro Lafinangim.

Fire-X (KRSBI Beroda): Arief Nugroho, Yogo Paranto Aji, Sigit Rahmat Sasongko, Ahmad Yogaswara, Mey Rendra, Revi Agitasani.

Sinta Upaya Kemenristekdikti Kuatkan Publikasi

“Kami menginginkan publikasi ilmiah di Indonesia meningkat dan memiliki kualitas yang baik. Nantinya, peserta pelatihan verifikator Sinta diharapkan dapat membantu dosen di perguruan tinggi masing-masing mendaftar ke Sinta. Selain itu, kami berharap ada masukan untuk perbaikan sistem ini,” ungkap Ir. Ira Nurhayati Djarot, M.Sc, Ph.D., Direktur Sistem Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) saat memberi sambutan pada acara pelatihan verifikator Sinta.

Pelatihan verifikator Sistem Indeksasi dan Sitasi (Sinta) diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Jenderal dan Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kegiatan tersebut berlangsung 17-18 April 2018 di Hotel Grand Dafam Rohan Jogja, Jl. Janti-Gedong Kuning, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dari penjelasan Ira, Sinta merupakan upaya Kemenristekdikti untuk menguatkam publikasi peneliti dan dosen. Sinta didedikasikan untuk kemajuan teknologi ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi di Indonesia.

Sementara Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengharapkan Sinta bisa mandiri. Ia menyarankan ke depan Sinta bisa terindeks sendiri. Tidak bergantung pada database yang lain. Hal ini merupakan tantangan bagi para pengelola Sinta.

“Setelah ada pelatihan, verifikator harus profesional dan mempermudah dosen yang memiliki akun di Sinta. Kerja sama ini diharapkan bermanfaat bagi perguruan tinggi, dosen, maupun Kemenristekdikti. Terima kasih sudah memercayai UAD sebagai tuan rumah. Semoga bisa menguatkan kerja sama untuk meningkatkan publikasi ilmiah di Indonesia,” jelas Kasiyarno.

Tujuan pelatihan ini untuk melakukan penyamaan persepsi terkait fitur dan fasilitas yang akan diberikan oleh pelatih kepada verifikator. Kemudian juga untuk memberikan panduan, petunjuk teknis, dan pemecahan masalah dalam proses verifikasi data dosen serta lembaga di perguruan tinggi masing-masing. Terakhir, sebagai pembinaan terhadap verifikator di perguruan tinggi sehingga kualitas data yang ada di Sinta terjaga dengan baik. (ard)

UAD Tanda Tangani MoU dengan BSN

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) resmi menjalin kerja sama setelah kedua pihak menandatangani Memorandum of Understanding (MoU). Penandatangan ini dilangsungkan Selasa (17/4/2018) di aula barat gedung kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta.

Selain penandatanganan MoU, ada sosialisasi terkait pendidikan standardisasi yang disampaikan Kepala Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN Ir. Nasrudin Irawan, M.Env.Stud. serta SNI Award yang dipaparkan Dr. Ir. Gendut Suprayitno, M.M.,IPU.

Pada kesempatan tersebut, dalam sambutannya, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. menyampaikan, kerja sama ini untuk mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas mutu UAD di berbagai elemen.

“Kami berharap kerja sama ini dapat diimplementasikan dalam berbagai kegiatan dan ada pendampingan dari BSN, khususnya untuk bidang penjaminan mutu serta di unit bisnis yang kami miliki. Ke depan, mungkin kami juga akan berpartisipasi di ajang SNI Award,” jelas Kasiyarno.

Sementara Kepala BSN, Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya, M.Sc. saat memberi sambutan mengaku pihaknya sangat bersyukur dan terkejut bisa bekerja sama dengan UAD.

“Kami tidak mengira bisa secepat ini menjalin kerja sama dengan UAD. Awalnya kami penjajakan di Kopertis V, kemudian langsung nempel ke UAD,” ujarnya berkelakar.

Bambang menyarankan, UAD harus segera memiliki lembaga inspeksi. Selain itu, pihaknya sangat terbuka apabila ada dosen dari UAD yang memiliki keinginan untuk menjadi asesor lembaga inspeksi. (ard)