Perlu Sinergi Tangani Tantangan Baru

Seminar Nasional, Pelantikan, dan Rapat Kerja Daerah Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Daerah dan Cabang se-Daerah Istimewa Yogyakarta mengusung tema “Tantangan dan Peluang Bimbingan dan Konseling dalam Pusaran Disrupsi Sosial dan Budaya”. Tema ini diangkat untuk menemukan solusi atas permasalahan terkini terkait bimbingan konseling dan untuk meningkatkan sinergi antar perguruan tinggi serta kualitas konselor.

 

Hadir sebagai pemateri Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.,Kons., (Ketua PB ABKIN) dan Fathur Rahman, S.Pd.,M.Si. (Ketua PB ABKIN DIY). Pada kesempatan ini, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dipercaya sebagai tuan rumah. Acara diselenggarakan di kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Minggu (28/1/2018).
 

Pada sambutannya, Dr. Suwarjo, M.Si., Ketua ABKIN DIY periode 2009-2013 dan 2013-2017, menyampaikan terkait tantangan baru yang dihadapi bimbingan konseling. Ia menuturkan, permasalahan baru ini tidak dapat diatasi dengan cara lama.

 

“BK perlu berhimpun untuk saling belajar. Ada banyak perguruan tinggi yang memiliki BK, jika semua bersinergi, masalah seperti apa pun dapat diselesaikan. Misalnya seperti kegiatan kali ini, adanya seminar, rapat kerja, dan pelatihan ABKIN dapat meningkatkan kualitas guru, dosen, maupun konselor untuk menghadapi tantangan.”

 

Perlu diketahui, ABKIN merupakan organisasi profesi di Indonesia yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Awalnya, organisasi ini bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang berdiri 17 Desember 1975. Pada prosesi pelantikan, beberapa dosen BK UAD terpilih sebagai pengurus ABKIN DIY 2017-2022.

 

Sementara Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD, Dr. Suparman, M.Si, DEA., dalam sambutannya menyampaikan sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Pasalnya, dengan adanya AKBIN, menjadi bentuk sinergi antara perguruan tinggi dengan sekolah. (ard)

A Deliberation Forum with BEM Criticized the β€œKekinian” Culture in Indonesia

The Student Executive Board (BEM) of Ahmad Dahlan University (UAD) was trusted to host the National Seminar and Deliberation Forum for Student Executive Boards in Yogyakarta which was entitled "Pancasila, Mass Organization Constitution and Democracy". The event took place at the auditorium of Campus 1 UAD on Jln. Kapas 9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta on Saturday (20/1/2018).

Present as the speakers of the event were the Director of Police Intelligence DIY, Police Commissioner Nanang Juni Wawanto, S.IK., Lieutenant Colonel Jaelan, Kasiter Korem 072 Yogyakarta, Dr. Prabawa from the Ministry of Internal Affairs of the Republic of Indonesia, Yoeke Indra Agung L., S.E., Chairman of DIY DPRD, and First Admiral Jaya Darmawan from the Ministry of Politics, Law and Security of Republic of Indonesia.

This event was the opening of a series of the Deliberation Forum and was the 6th forum held by BEM DIY Forum since its establishment on July 16th, 2012. The determination of the theme was inseparable from the issues that were going on in Indonesia, including issues on Pancasila, mass organizations and democracy. BEM DIY Forum was attended by 55 public and private universities in Yogyakarta.

The President of BEM UAD, Heru Astar, stated that the purpose of this forum was to motivate students to fight against radicalism. According to him, students had to have a critical attitude and have a role as one of the parties that control the nation.

Meanwhile, Dr. Abdul Fadlil, M.T., Vice Rector III, appreciated the performance of BEM of UAD and other universities on the organisation of the 2018 Deliberation Forum.

"We really appreciate the performance of BEM. Although public protest is not prohibited, nowadays students are prioritizing the audience. It usually results in discussion and constructive inputs, "he explained.

Furthermore, Fadlil considered the seminar that was held relevant to the condition of Indonesia at the meantime. The seminar could be a place for intergenerational dialogue between leaders and future leaders. The ongoing BEM Forum can be one of the guarantees of the sustainability of Republic of Indonesia. (ard)

UAD Satu-satunya Perguruan Tinggi yang Mendapat Apresiasi CSR

Sebanyak 27 perusahaan menerima penghargaan apresiasi Corporate Social Responsibility (CSR) 2017 yang diselenggarakan Sindo Media (Sindo Weekly, Koran Sindo, dan Sindonews.com). Dari sekian perusahaan, hanya satu yang berasal dari perguruan tinggi, yaitu Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

UAD menerima apresiasi CSR dalam bidang pendidikan di The Ballroom Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Kamis (25/1/2018) malam. Penghargaan tersebut tidak luput dari kontribusi UAD terhadap dunia pendidikan. Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. yang mewakili menerima penghargaan tersebut mengatakan bahwa dunia pendidikan penting diperhatikan, apalagi masih banyak sekolah yang jauh dari layak.

Tahun 2017, UAD melakukan gerakan nyata di dunia pendidikan setelah membangun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Wonosobo. Sekolah yang berdiri sejak 1980-an tersebut dibantu UAD karena sudah tidak layak.

“UAD memberikan bantuan sekitar 3,5 miliar untuk membeli tanah guna membangun dan mengisinya,” terang Kasiyarno.

Sekolah yang terletak di Dukuh Wonosobo, Banjarejo, Tanjungsari, Gunungkidul tersebut tidak hanya dibantu di bagian bangunan dan isinya, tapi juga diberikan pelatihan dan pemberian gaji guru.

Pihak CSR menilai, kontribusi UAD terhadap sekolah sangat besar sehingga layak mendapat penghargaan. Selama ini, CSR memang dikenal memberikan apresiasi kepada perusahaan yang berkontribusi besar terhadap masyarakat dan lingkungan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan.

Pemberian penghargaan ini terbagi ke dalam beberapa kategori yang terdiri atas lingkungan, pendidikan, kesehatan, budaya, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan desa, olahraga, dan inovasi komunikasi CSR.

Apresiasi CSR 2017 dihadiri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia, Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.B.A. serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Drs. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.

An Effort to Maintain Peacefulness through Books

Intellectual Property Rights Center (HKI) of Ahmad Dahlan University (UAD), in collaboration with the Regional Library and Archive Board (BPAD) DIY, held a book discussion on Merawat Perdamaian: Metode Sistem Peringatan Dini Konflik. This book is the fourth work of Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si., a lecturer of Psychology study program, UAD.

The event held on Thursday (18/1/2018) in the hall of Islamic Center at Campus 4, UAD on Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, presented three reviewers, including Intelligence Deputy Director of DIY, AKBP Suswanto, SIK., M.Si.; the Head of National Unity and Politics DIY, Agung Supriyanto; and a lecturer of FIB UGM, Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A.

The head of BPAD, represented by Drs. Bambang Budi Sulistyo, M.M., in his opening speech at the opening of the event emphasized the importance of increasing reading interest and making it a habit or culture. However, the books that are read must also have a good quality, such as the one written by Hadi Suyono.

"From reading, a masterpiece may be created. This book review is the first one conducted by BPAD in 2018. Hopefully this book is not only in reviewed on campus, but also in village libraries which are prone to conflicts," he explained.

Meanwhile, the Head of UAD Research and Development Institute, Dr. Widodo, M.Si., who represented the rector, expressed his expectation for UAD lecturers to more actively write quality books. The books written can be based on both thesis and dissertation.

"We deeply appreciate the publication of this book. Hopefully, the book Merawat Perdamaian is useful and can be an early warning system for the problems that exist in Indonesia."

Meanwhile, the three reviewers conveyed similar ideas on the importance of preventive action for a conflict not to become worse. Conflict management is urgently needed in Indonesia where people with various differences live together. (ard)

UAD Jadi PTM Percontohan

Kunjungan edukasi merupakan salah satu program yang sering dilakukan oleh perguruan tinggi untuk berbagi pengalaman dalam hal pengelolaan kampus. Selain mengukuhkan hubungan baik antarperguruan tinggi, tujuan utamanya mempelajari program maupun sistem yang dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi itu sendiri. Sabtu (27/1/2018), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendapat kunjungan edukasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Bandung.

 

Dari yang disampaikan Abin, S.E.,M.M., perwakilan dosen dari STIEM, tujuan ke UAD untuk belajar, khususnya di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

 

“Jauh-jauh dari Bandung. kami ingin belajar banyak hal dari UAD yang saat ini sudah terakreditasi A BAN-PT. Salah satu yang ingin kami gali perihal kurikulum berbasis KKNI.”

 

Selain itu, pada kunjungannya, ia dan rombongan ingin sharing antardosen terkait lanjutan pendidikan gelar doktor dan sharing antarmahasiswa. Abin beranggapan, UAD menjadi salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang menjadi percontohan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sebuah perguruan tinggi.

 

Acara yang dilangsungkan di auditorium kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta, juga dihadiri oleh perwakilan dosen dan mahasiswa FEB UAD. Pada sambutannya, Dr. Salamatun Assyadiah, M.Si., Dekan FEB, menjelaskan, kunjungan edukasi bermanfaat untuk menambah ilmu dan relasi. Di sisi lain, akan membuka referensi baru perihal pengembangan perguruan tinggi. (ard)

Climbing Clove Tree to Get Prized Balloons

"One day when I was looking for grass, I heard an explosion. There's a bunch of balloons stuck in the clove tree in the front yard. Out of curiosity, I climbed up and grabbed a balloon along with the banner which read the 57th UAD Milad."

This is what was explained by Midomo, the discoverer of the prized balloons flown from Ahmad Dahlan University (UAD) on Sunday (14/1/2018). The balloons were released during a family gathering event on Campus 4 of UAD on Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul.

Midomo is one of the people living in the area of ​​Mount Wilis, Madiun, East Java. This mountain has a height of 2563 meters above sea level. Every day, he works as a farmer and seeks grass for his livestock. Occasionally, he takes care of clove, chocolate, mangosteen, and durian trees that he planted 4 years ago.

"Alhamdulillah, I got this balloon and banner. At first, I doubted whether this was genuine or a fraud. Then, I asked my relatives and family to convince myself. After that, I contacted the number listed on behalf of Saryanto," explained Midomo, a man who has been blessed with two children.

On Sunday night at nine o'clock, with borrowed money from a brother, Midomo who is the husband of Nur Hidayah, headed to Yogyakarta. Along the way, he was still not 100 percent sure about the prized balloon. From his explanation, the last time he went to Yogyakarta was when he was still in junior high in the early 2000s.

After a 5-hour drive from Madiun, Midomo waited at a garage shop located between Jln. Kapas and Jln. Kusumanegara.

"I arrived at UAD at 2 am and the gate was still closed, still feeling anxious and unsure."

His effort by coming from Dukuh Totokan, Bolo, Madiun, which is located around Mount Wilis was paid off. He was welcomed by UAD's Rector, Kasiyarno, M.Hum., Vice Rector I, Dr. Muchlas, M.T., and representatives of Milad UAD committee from Faculty of Public Health (FKM). At the meeting, Kasiyarno officially represented UAD to hand over 2 million worth of money as a reward, and replaced the transport money that Midomo had spent which was worth 250 thousand rupiah, along with some souvenirs.

"Happy 57th Milad, UAD. Thank you very much. Hopefully, UAD will keep improving and be known to the public. I plan to use this money for my children’s school fees and to buy cellphone for my first child, Mirwa Sofiana." (Ard)

The Three-Decade Waiting

The Literature Appreciation Forum (FAS) in collaboration with the Indonesian Poetics Society and the Indonesian Language and Literature Education (PBSI) study program of Ahmad Dahlan University (UAD) held a book launching and review of Bedak dalam Pasir by Sule Subaweh. This collection of short stories is Sule's first work during his creative process.

Present as the reviewer was Joni Ariadinata, the President of Cerpenis Indonesia. He is also an alumnus of UAD when it was still called IKIP Muhammadiyah.

"For almost 3 decades I keep waiting for the birth of UAD short story authors. Although, I have already graduated from UAD, I continue to observe its literary development. Nowadays, it seems like there are more newly-found poets rather than short story authors," said Joni when interviewed in the hall of Campus 2 UAD on Jln. Pramuka 42, Sidik, Yogyakarta.

Speaking of Bedak dalam Pasir, he expressed his appreciation for Sule who dared to return to the concept of a realist and simple story like, the style of short story writing from the past.

"Most authors (young ones) usually avoid writing stories with simple and realistic styles, unlike Sule, who is not carried away with the current style which tends to be elusive. Every writer has a responsibility for his/her choice. "

Furthermore, Joni explained that Sule was good at noticing the reality in society. The closest and most familiar things were written into stories. Some of the examples were short stories with the title of "Shaf yang Hilang", "Wajah Lain Supriana", and several other stories.

On this occasion, Joni who is also the editor of short stories in one of online media welcomed the emergence of new short story authors, like Sule at UAD.  It is because it has been 3 decades since Joni started being active in the literature world of Indonesia. There was not any nationally recognized short story author after him.

In the final session of the discussion, Joni provided tips for students who wanted to become a writer. He said that the main requirement was to be accustomed to reading books and writing.

"Smart people on campus are different from smart people as writers. Being a writer should not depend on campus. Instead, a writer must communicate with the communities outside. If you want to be a writer must have a creative opponent, the more the better. And the most important thing is to diligently go to the library, even if you have to skip classes," he joked. (ard)

Gerhana Bulan Total yang Dirindukan

Gerhana bulan total yang akan terjadi (31/1/2018) dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia, diawali dari gerhana bulan penumbra dan diakhiri gerhana bulan sebagian. Gerhana bulan penumbra mulai terjadi pukul 17.51 WIB. Pada saat tersebut, tidak tampak banyak perubahan pada warna bulan yang terlihat. Bulan akan mulai tampak ada perubahan warna pada saat memasuki fase gerhana bulan sebagian pada pukul 18.48 WIB.

 

Perlahan, warna merah akan mendominasi piringan bulan sampai pukul 19.52 WIB. Pada saat tersebut, bulan memasuki fase gerhana bulan total. Keadaan ini berlangsung sekitar 1 jam dan berakhir pada pukul 21.08 WIB. Setelah fase gerhana bulan total berakhir, warna kemerahan berangsur hilang. Fase ini adalah gerhana bulan sebagian. Bulan akan kembali memasuki fase gerhana bulan penumbra pada pukul 22.11 WIB. Dan fase gerhana berakhir pada pukul 23.08 WIB. Sehingga secara keseluruhan, gerhana bulan bisa dinikmati selama lebih dari 5 jam.

 

Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan bahwa yang disunnahkan untuk salat sunah gerhana adalah selama fase gerhana bulan parsial dan gerhana bulan total, tidak mencakup pada fase gerhana bulan penumbra. Salat sunah gerhana dapat dilakukan pada rentang pukul 18.48-22.11 WIB.

 

MTT PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Takmir Masjid Islamic Center dan Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan salat sunah gerhana mulai pukul 19.40-20.15 WIB. Salat gerhana diimami oleh H. Nur Kholis, S.Ag.,M.Ag., dan ceramah oleh Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA. Sebelum salat gerhana dimulai, Rektor UAD, Dr. H. Kasiyarno, M.Hum., memberikan sambuatan sebagai bentuk dukungan UAD dalam kegiatan keilmuan dan keagamaan ini.

 

Selain itu, dilangsungkan juga kajian ilmiah tentang gerhana. Kajian yang dilaksanakan sebelum salat gerhana dan salat Isya ini akan disampaikan oleh pakar falak Drs. H. Oman Fathurrahman SW., M.Ag. Setelahnya peserta dapat mengobservasi gerhana bulan total di sekitar masjid.

 

Observasi dapat dilakukan baik dengan mata maupun bantuan teleskop. Sejumlah teleskop telah dipersiapkan oleh Pusat Studi Astronomi. Teleskop-teleskop tersebut dioperasikan oleh mahasiswa-mahasiswa S1 dan S2 Pendidikan Fisika UAD. Selain itu, disiapkan juga teleskop untuk keperluan pengambilan data dan streaming.

 

Warna kemerahan pada permukaan bulan saat gerhana bisa berubah-ubah, hal ini dipengaruhi kualitas atmosfer. Salah satu penyebab perubahan kondisi atmosfer adalah letusan gunung berapi. Sehingga, menarik untuk diamati seberapa merah penampakan gerhana bulan total di akhir Januari 2018.

 

Selain itu, gerhana bulan total terjadi tidak lama setelah posisi bulan berada pada paling dekat dengan bumi atau disebut dengan perigee. Mengacu pada perhitungan oleh fourmilab, perigee terjadi pada (30/1/2018) pukul 16.55 WIB. Posisi atau jarak bulan dengan bumi tidak tetap, karena orbitnya berbentuk elips atau lonjong.

 

Pada saat perigee, piringan bulan akan nampak lebih besar daripada rata-ratanya. Namun, perubahannya hanya sekitar 14% sehingga tidak akan nampak jauh lebih besar. Peristiwa terkahir yang menarik adalah pada gerhana bulan total kali ini adalah terjadi pada fase bulan purnama kedua pada bulan Januari. Hal ini karena siklus hitungan kalender masehi dan siklus bulan berbeda. Memang dimungkinkan terjadinya peristiwa 2 kali purnama dalam 1 bulan kalender contohnya bulan Januari ini.

 

Yudhiakto Pramudya, Ph.D., Kepala Pusat Studi Astronomi Universitas Ahmad Dahlan mengungkapkan, dengan rangkaian fenomena yang terjadi tadi, pantaslah bila gerhana bulan total dirindukan. Anggota Divisi Hisab dan IPTEK Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah 2015-2020 ini mengimbau untuk selalu mensyukuri keindahan ciptaan Allah dan menjadikannya sebagai sumber pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu wujudnya dengan menumbuhkan kesadaran mencintai astronomi melalui pengurangan polusi cahaya. (doc)

Leadership Training Sasar UAD

Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyelenggarakan Leadership Training yang diikuti  para pimpinan dari 44 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) se-Indonesia. Kegiatan yang berlangsung sejak Senin (22/1/2018), salah satunya menyasar Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Sesi yang berlangsung di UAD merupakan best practice yang diisi dengan diskusi dan berbagi pengalaman mengenai pengelolaan PTM agar menjadi perguruan tinggi berkelas.

 

UAD sebagai salah satu PTM yang baru saja memperoleh akreditasi A dari BAN-PT menjadi salah satu tujuan utama peserta Leaderhship Training. Pemateri dari UAD adalah Wakil Rektor I Dr. Muchlas, M.T., dan Prof. Sutrisno yang merupakan anggota Badan Pembina Harian (BPH). Selain itu juga didampingi Kepala Badan Penjaminan Mutu, Kepala BISKOM, dan beberapa perwakilan dari biro dan lembaga lainnya.

 

Pada sambutannya, Muchlas menjelaskan, Leadership Training sangat dibutuhkan oleh para pimpinan PTM. “Perlu pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para pimpinan dalam mengelola perguruan tinggi agar menjadi lebih baik. Beberapa tahun yang lalu, pimpinan UAD juga pernah mengikuti training ini,” ungkapnya.

 

Hal yang cukup banyak disinggung dan didiskusikan pada sesi best practice ini terkait sinergi antara pimpinan (rektorat) dan BPH. Keharmonisan antarkedua elemen ini sangat penting dalam mengembangkan PTM menjadi perguruan tinggi yang mampu bersaing dengan kampus negeri. Selain itu, yang menjadi pokok perhatian adalah pengembangan usaha perguruan tinggi dan pengelolaan SDM.

 

Pada sesi akhir acara yang berlangsung di ruang sidang utama kampus 1 UAD, Jln Kapas 9, Semaki, Yogyakarta, Jumat (26/1/2017), Sutrisno menerangkan, dengan adanya pelatihan semacam ini akan terjalin kerja sama yang baik antar PTM. Ia menambahkan, untuk menjadikan PTM sebagai perguruan tinggi yang unggul, harus ada sinergi antara pimpinan, BPH, dosen dan karyawan, serta mahasiswa. (ard)

Menanggapi Tantangan Teknologi

Program Studi Ilmu Komunikasi (Ilkom) Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi (APIK) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) menyelenggarakan workshop di Grand Orchid, Selasa (23-24/1/2018).

 

Kegiatan ini mengusung tema “Workshop Penulisan Artikel Internasional Bereputasi, Pengelolaan Jurnal Terakreditasi, dan Rapat Kerja APIK PTM 2018”. Hadir sebagai pembicara Prof. Dr. Widodo Muktiyo dari UNS, Munawar A. Riyadi, S.T., M.T.,Ph.D. dari UNDIP, dan Andri Pranolo, S.Kom.,M.Cs. dari UAD.

 

Pada sambutan sekaligus membuka acara, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pasalnya, UAD merupakan perguruan tinggi yang memiliki respons cepat terhadap perkembangan teknologi dan fokus pada peningkatan sumber daya manusia.

“Saat ini, Program Studi Ilkom di PTM sekitar 25. Kerja sama antar PTM, khususnya bidang Ilkom, kami rasa harus digiatkan dan penting di era yang sangat kompetitif. Ke depan, ilmu komunikasi memiliki tantangan yang luar biasa. Teknologi semakin maju, dan manusia harus segera menyesuaikan diri,” papar Kasiyarno.

 

Selain itu, ia menggarisbawahi bahwa dosen dan mahasiswa harus meningkatkan produktivitas agar tidak terjajah oleh teknologi, misalnya penggunaan gawai yang berlebihan. Produktivitas  tersebut dapat dilakukan dengan melahirkan gagasan-gagasan yang kreatif, inovatif, dan berkualitas. Untuk dosen, Kasiyarno mengarapkan ada peningkatan pemuatan artikel pada jurnal yang terindeks secara nasional maupun internasional. (ard)