UAD Jajaki Teknologi Berbasis Agama

“Hal-hal yang dipelajari di dunia pendidikan bertujuan mencari dan menemukan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang sesuai dengan ajaran serta tuntunan agama. Pada seminar kali ini, hadir para pakar terkait inovasi dalam agama, pendidikan, dan teknologi,” terang Prof. Dr. Ahmad Mursyidi, M.Sc.,Apt., Direktur Pascasarjana UAD saat memberikan sambutan dalam seminar nasional yang diselenggarakan Magister Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

 

Acara bertajuk “Robotika Pendidikan Islam Inovasi Peraga Pembelajaran Agama Islam” dilaksanakan Sabtu (13/1/2018) di auditorium kampus 2B UAD. Hadir sebagai pembicara Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T., Dr. Suyadi, M.Pd.I., dan Team Robotics Education Center. Peserta yang hadir merupakan mahasiswa dari berbagai universitas dan para pendidik khususnya bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) di Yogyakarta dan sekitarnya.

Menurut Ahmad Mursyidi, sebagai salah satu perguruan tinggi Islam, UAD harus turut mengembangkan pendidikan dan teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UAD agar lebih dikenal secara luas, di dalam maupun luar negeri.

 

“Inovasi akan memunculkan kelebihan, dan kelebihan itu dapat menjadi sumber pusat kegiatan positif untuk turut mengembangkan bangsa. Misalnya sumbangsih ilmu pengetahuan baru yang dapat menarik perhatian mahasiswa asing untuk kuliah di UAD. Jadi, tidak terus-terusan kita yang kuliah di luar negeri, tetapi mereka juga harus mencari ilmu di Indonesia,” tukasnya sekaligus membuka acara. (ard)

Prodi BK Raih Akreditasi A BAN-PT

Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hal itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) No. 1838/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2017. Dua asesor BAN-PT yang melakukan asesmen lapangan saat itu adalah Prof. Dr. Suryanto, M.Si., Psikolog. (Universitas Airlangga, Surabaya) dan Dr. H. M. Ramli, M.A. (Universitas Negeri Malang, Malang).

“Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan karunia keberhasilan ini kepada kami semua,” tulis Dody Hartanto, M.Pd., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, kepada Kabar UAD melalui surat elektronik (e-mail).

Menurut Dody, begitu ia biasa disapa, “Keberhasilan Prodi BK meraih nilai akreditasi A dari BAN-PT merupakan pencapaian prestasi dari semua civitas akademika Prodi BK. Selain itu, Prodi BK memiliki keunggulan dibandingkan prodi serupa di kampus lainnya, yaitu dengan bidang layanan BK inklusi, BK krisis (BK untuk adiksi/pecandu narkoba), dan BK keluarga.”

Dosen yang menempuh S-3 Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana UPI, Bandung ini berharap, pencapaian akreditasi A dapat diteruskan dengan pencapaian berikutnya, yaitu pengembangan prodi melalui kerja sama dengan berbagai lembaga dan universitas, baik di dalam maupun luar negeri.

“Kami ingin prestasi para dosen dan mahasiswa Prodi BK dapat dikenal dan pada akhirnya dapat digunakan bagi kemajuan bersama bidang ilmu BK dan pendidikan bangsa Indonesia.” (SDY)

UAD Kirim 9 Mahasiswa Joint Degree ke Tiongkok

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengirim 9 mahasiswa untuk mengikuti Joint Degree ke Tiongkok. Mereka adalah 7 mahasiswa dari Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri yaitu Ryan Antono, Prames Nursila Patramurti, Mujiati Nurokhmah, Muhammad Rizky Safi, Muhammad Marcho Dipavernanda, Moh. Nur Rohim, dan Eko Prasetio, serta 2 mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Ida Alviani Mabrruroh dan Muharian.

Sembilan mahasiswa tersebut belajar ke universitas mitra UAD di Tiongkok, yaitu Guangxi University for Nationalities (GXUN) selama dua tahun. Sejak akhir September 2017 hingga September 2019, mereka melangsungkan perkuliahan sesuai program studi masing-masing di sana.

Untuk mempermudah komunikasi saat sampai di Tiongkok, 9 mahasiswa itu diberikan pembekalan bahasa Mandarin selama tiga bulan. Pembekalan ini diberikan oleh Program Internasional (PI). Mereka langsung diajari oleh mahasiswa dari GXUN yaitu Feng Yangming (Reza) dan Zheng Huangting (Vina). Selain mendapatkan pelajaran bahasa, mereka juga diajarkan budaya Tiongkok sehingga mahasiswa bisa mendapatkan gambaran tentang kehidupan di sana sebelum keberangkatan.

Sebelumnya, UAD sudah mengirim mahasiswa Joint Degree ke GXUN sejak 2013, di bawah Program Studi Manajemen. Tahun ini, untuk pertama kalinya UAD mengirim mahasiswa di bawah Program Studi Teknik Informatika. Sebelum mengikuti program tersebut, mahasiswa harus melalui rangkaian proses seleksi untuk mengukur kemampuan mahasiswa, baik secara akademik maupun psikologi, dalam menghadapi kehidupan baru di luar negeri.

UAD melalui program-program studi yang ada terus memperluas kerja sama internasional di wilayah Asia, Australia, Afrika, Eropa, maupun Amerika. Kesempatan menuntut ilmu ke luar negeri memberikan kesempatan lebih luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan bidang keilmuannya, mendapatkan pelajaran budaya, membangun kerja sama, mendapatkan pengalaman secara langsung tentang dunia kerja, dan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang mungkin tidak bisa diperoleh jika hanya belajar di negeri sendiri.

7 Mahasiswa UAD Ikuti Short Course di India

Pada Januari 2017 lalu, telah berlangsung acara India Edu Fair yang diselenggarakan di kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan dihadiri oleh 14 universitas dari India. Kegiatan menarik itu merupakan kerja sama UAD dengan TIE UPS International. UAD juga melakukan penandatangan MoU dengan tiga universitas India, yaitu  Dr. AMBEDKAR Institute of Technology Bengaluru Karnataka,  Sathyabama University, dan Garden City University India.

Selanjutnya, untuk merealisasikan MoU dengan Satyabhama University Chennai, UAD mengirim 7 mahasiswa Pascasarjana Teknik Informasi untuk mengikuti Short Course dengan topik Cloud Computing selama 2 minggu. Ketujuh mahasiswa tersebut adalah Miladiah, Faqihuddin Al Anshori, Tresna Yudha Prawira, M. Nashiruddin Darajat, Ockhy Jey Fhiter Wassalam, Sapriani Gustina, dan Iif Alfiyarul Mukaromah.  Mereka juga didampingi oleh dosen pembimbing dari UAD, Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D., yang merupakan dosen UAD lulusan Hyderabad University India.

Dalam kunjungan dua minggu sejak 29 Juni hingga 15 Juli 2017, ketujuh mahasiswa itu pergi ke laboratorium, mengikuti kelas, dan berpartisipasi dalam seminar yang diadakan oleh Sathyabama University.

Selain itu, pada 16 Oktober hingga 2 November 2017, 5 mahasiswa Pascasarjana Psikologi atas nama Amalia Sadik Jumiati Kahar, Hasna Komari Agustin, Inda Purwasih, Karyati, dan Nova Indriati yang didampingi oleh Triantoro Safaria, Ph.D. (Dosen Master Psikologi) juga melakukan kunjungan akademik dan budaya ke Garden City University (GCU) India.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan tim dalam kunjungan ini, seperti mengunjungi fasilitas-fasilitas di GCU, menghadiri workshop tentang “Stress Manajemen”, masing-masing mahasiswa dan dosen pendamping memberikan presentasi di bidang masing-masing, serta lain-lain. Untuk mendapatkan pengalaman langsung tentang budaya India, mahasiswa dan dosen UAD mendapatkan kesempatan menyaksikan perayaan Diwali.

Jabal Rahmah: A Note on Memories and Love to Jabrohim

To celebrate the release of Drs. Jabrohim, M.M. as a lecturer of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) Faculty of Teacher Training and Education (FKIP), Jabal Rahmah book launching event entitled "Pak Jab (Is Not) Retiring" was held on Monday, December 25th, 2017. Jabal Rahmah Book: Literary Encounter at IKIP Muhammadiyah Yogyakarta-Ahmad Dahlan University is a Jabrohim retirement memento presented by Komuitas Sastra Alumni of Ahmad Dahlan University (KSA-UAD). This book is divided into two parts; Tegur and Sapa, compiled of 39 notes by writers, poets, associates, and colleagues of Jabrohim. In the note, there are some famos names like Suminto A. Sayuti, Emha Ainun Najib, Tirto Suwondo, Suwardi Endraswara, Mustafa W. Hashim, Iman Budhi Santosa, B. Rahmanto, and many more. Dr. Kasiyarno, M.Hum., in the Rector's Speech section, writes that every author's record in the book is what makes it a historical inscription.
 
The book is compiled and published based on the idea proposed by ​​the students and alumni of Indonesian Language and Literature study program, Faculty of Teacher Training and Education, Ahmad Dahlan University and is presented as an effort to record the literary event that has been taken place in UAD since it was still called IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. Therefore, every note written in this book manifests as historical evidence. (2017: ix)
 
As written by the Rector of UAD, Jabal Rahmah is indeed published with the aim of keeping a memento of Jabrohim as a lecturer of FKIP PBSI. However, since Jabrohim plays an important role in the development of literature in UAD, this book also records the history of the development of literary movement since UAD is still called IKIP Muhammadiyah Yogyakarta until today. Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, in his notes entitled "Understanding Pak Jabrohim" who is also a prologue in this book tells his close relationship to Jabrohim who is like a family to him. In fact, literary activities that he did when he was appointed as the dean of the Faculty of Languages ​​and Arts (FBS), Yogyakarta State University (UNY), was more or less inspired by Gerakan Sastra(-wan) Masuk Kampus led by Jabrohim at IKIP Muhammadiyah Yogyakarta at that time.
 
Why Pak Jab embraces "stubborn aesthetics" when it comes to literary process? According to him, as one of the sectors of cultural activities, the literature of a nation necessitates the existence of areas of intellectual life that encompass three areas, i. e. productive / creative / creating, reproductive / recreational / observation-and receptive / appreciative / enjoyment. (2017: xiv)
In the prologue, Suminto A. Sayuti explains the foundation of Jabrohim's "stubborn aesthetics", that culture and education are closely interrelated that if education is done without a cultural orientation, it will be lacking of noble values.
 
Anes Prabu Sadjarwo, shared his personal memories with Jabrohim during his study at UAD. He calls Jabrohim a strange lecturer, who did not stick to conventional rules.
 
I do not acknowledge lecturers who teach how to write with dull pen. Well, Pak Jab is one of the lecturers I like because he does not only deliver nonsense. Pak Jab has piles of works, especially papers and ideas that he can realize. Pak Jab wrote poetry, essays, research guide books, and is also a great editor. (2017: 166)
 
In Anes’ eyes, Jabrohim always forced students to read literature as much as possible. In his lecture, Jabrohim often told his experiences with famous literature figures. Learning process is, for Jabrohim, the liberation of mind. Jabrohim did not follow the rules around him just to be able to fit in, he dared to stand in the way of the flow even though he was alone. This then refers back to Suminto A. Sayuti’s term that Jabrohim embraces "stubborn aesthetics".
 
In the Epilogue section entitled "Jangan Sampai Tak Ada Jabrohim", Emha Ainun Najib (2017: 178) writes, "If you look at Jabrohim from the earth: Jabrohim is just a lecturer, a university administrator in his Faculty. A loving husband. An encouraging father and a generation guard who will be away in the future. A friend who cannot bear not to give, offer his heart and hands to help and make everything easy for anyone surrounding him." (Dev)

Kenang Karya Pena

Berisi 94 puisi, antologi Kenang Karya Pena dirilis pada 18 Desember 2017 lalu. Antologi ini ditulis oleh mahasiswa kelas C angkatan 2016/2017 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Diterbitkan oleh Penerbit Jejak Pustaka, puisi-puisi yang terkandung dalam antologi ini didominasi tema cinta, kerinduan, dan persahabatan. Namun, dalam dominasi tersebut tidak sedikit pula puisi yang mengangkat tema lokalitas, budaya, dan politik.

Anang Dwi Cahyono, melalui puisinya yang berjudul “Timur Menanti Keadilan” mengkritik pembangunan Indonesia yang tidak merata. Ia menggunakan kata “internet” sebagai simbol kemewahan, kemudahan, dan kemakmuran yang tidak bisa ditemukan di pelosok Indonesia. Penggambaran kemiskinan terlihat dalam bait /Kurangkul bahunya/Yang berisi tulang-tulang/Diselimuti kulit/Sedikit daging/.

Selain itu, Leni Gezi juga menolak mengikuti arus tema percintaan dan kerinduan yang diikuti teman-temannya. Melalui puisi yang berjudul “Dari Titik Nol”, ia mengkritik perubahan wajah kota Yogyakarta yang kini dipenuhi gedung-gedung tinggi dan sesak kendaraan bermotor. Melalui baris /Ini kota sekarang punya siapa?/Di tanah yang seharusnya penuh budaya/, ia mengkritik perubahan kota Yogyakarta.

Kenang Karya Pena lahir sebagai tugas akhir matakuliah apresiasi puisi yang diampu oleh Dr. Rina Ratih S., M.A. (dev)

Trust, Students, and Championship Tradition of UAD

The increasing interest of prospective students of Ahmad Dahlan University (UAD) indicated that there was an increase of public trust in this Muhammadiyah university. The statement was conveyed by the Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., in a speech for the 2017 rector's annual report which was held on Saturday (30/12/2017) at the auditorium of Campus 1 UAD on Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

"As a form of mutual benefit, UAD keeps on improving good academic service for students, conducted by lecturers in learning process and convenient administrative service by educational staff," explained Kasiyarno.

 

To ensure the quality of the learning process, one of the efforts made is by providing pre-curriculum guidance. The guidance process begins since the student candidates are declared as students of UAD. They are equipped with information technology training (IT), English, soft skills, and entrepreneurship.

Other efforts to produce quality graduates is through the provision of curriculum that fits the needs of the community, the development of active learning methods, the provision of adequate infrastructure facilities, IT-based services, and qualified lecturers.

 

Over the past three years, UAD has graduated 8,251 students and 29% of them graduated with cum laude predicate. The GPA score continues to increase from year to year. In 2015, the average GPA score was 3.27. In 2016 it increased to 3.31, and in 2017 it reached 3.38.

"The success of UAD graduates is not only determined by academic ability, but also non-academic skills. To equip students with these skills, student coaching is carried out in 5 categories, namely reasoning, interest and talent, organizational, welfare, and succession. "

 

Championship Tradition

Up to now, UAD can maintain the tradition of being a champion, one of the examples is always being qualified to be in the top 3 in Most Outstanding Student (Mawapres) championship on Kopertis Region V level from 2002 to 2017, and being finalists or champions on the national level. The champion's tradition is also shown in the field of Student Creativity Program (PKM) as well as National University Debating Contest (NUDC).

 

Student coaching in the areas of interest and talent is implemented in the form of provision of student activities units (UKM) and communities for various activities as well as autonomous organizations (Ortom) Muhammadiyah. In 2017, the number of UKM was as many as 16 units, 12 units of student organizations in the form of community were 12 units, and 3 units of autonomous Muhammadiyah organizations.

 

"One of the great activities that is successfully implemented by students from UKM Madapala is Cataract Operation for the Elderly. This charity work was in collaboration with Yayasan DHARMAIS and PERDAMI Yogyakarta and was held on April 23, 2017 at UAD Hospital. They successfully operated about 70 people. And then, there is Jaringan Anak Bangsa (JAB) Theatre in Surabaya and Purwokerto. "

 

On the international level, Ika Suciwati, a UAD student, earned 3 awards as the Best Paper at ASEAN Youth Cultural Exposure 2017 in Thailand, the Best Idea, and the Best Team at ASEAN International Summit 2017 in Malaysia.

 

"Another great achievement comes from a student of Professional Pharmacist Study Program (PSPA), Liliyani Fatonah, who achieved the highest national score in UKAI (Competency Test of Indonesian Pharmacist) with a score of 84. This score is far above the UKAI standard score of 46.21," said Kasiyarno.

After receiving an accreditation score of A from National Accreditation Board of Higher Education (BAN-PT), UAD keeps trying to improve its every element, primarily in improving the quality of human resources of lecturers and students. This increase aims to maximize the potential and maintain the tradition of being the champion in order for UAD to be increasingly known on both national and international level. (doc / ard)

Minister of Health of RI Suggested that UAD Conduct Weekly Exercise

 

"We appreciate and thank Ahmad Dahlan University (UAD) for supporting the government program by registering all employees to BPJS. UAD also has several health affiliated faculties. However, what about the health of the lecturers and the students? "

 

This intriguing question was submitted by the Minister of Health of the Republic of Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M. (K)., in the UAD rector's annual speech event which was held on Saturday (30/12/2017) at the Campus 1 auditorium on Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

 

According to her, health is a shared responsibility. She asserted there must be a concept of healthy paradigm in society for health to become a culture. In her scientific oration, Nila also invited all society elements to be aware of the importance of healthy lifestyle.

 

"I'm sure, UAD lecturers and employees rarely exercise because they have a lot of work. Just imagine, when you are sick, it’s hard for you to do anything. Try to do exercise, such as gymnastics, once a week for at least 4 minutes. Do the maumere dance or anything as long as you let your body moves. If necessary, Mr. Rector may stop the class and work for a moment," she joked.

 

She also advised, as one of the agents of change, students must participate in educating the community with knowledge about the existing health system. (ard)

Pendidikan Karakter Anak Usia Dini melalui Cerita Anak

Adalah Yosi Wulandari, M.Pd. dan Fitri Merawati, M.A., dua dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang memiliki perhatian khusus pada sastra untuk anak usia dini. Melalui pelatihan penulisan cerita anak yang diselenggarakan tahun 2017 lalu, lahirlah kumpulan cerita anak berjudul Si Kembar Berambut Kriwil. Buku tersebut berisi 18 cerita anak karya guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini/TK ABA Kabupaten Bantul.

Cerita-cerita yang tersusun dalam buku ini menggandeng berbagai macam tema, yang semuanya dekat dengan lingkungan anak usia dini. Dilengkapi ilustrasi karya mahasiswa PBSI, Rita Nur Dayanti, masing-masing cerita dalam buku ini mengandung muatan pembelajaran untuk anak-anak.

Dalam cerita berjudul “Gara-gara Sepotong Cokelat” karya Ratmi Dalmini, S.Pd., dikisahkan seorang anak bernama Kiki yang sangat menyukai cokelat. Ia selalu membawa cokelat ke mana pun pergi. Namun, meskipun senang memakan cokelat, Kiki adalah anak yang rajin menyikat gigi. Mama selalu mengingatkan Kiki untuk rajin menggosok gigi, agar tidak mudah sakit gigi. Namun, Kiki sedikit ceroboh. Ia sering menaruh cokelatnya di sembarang tempat. Suatu ketika, Kiki sangat ketakutan mendapati tas sekolahnya dipenuhi semut karena ia menaruh sisa cokelat di dalam tas, dan lupa membereskannya. Ratmi Dalmini, sebagai penulis ingin memberikan pembelajaran agar anak-anak lebih rajin dan tidak ceroboh.

Cerita berjudul “Si Kembar Berambut Keriwil” yang juga menjadi judul dari kumpulan cerita ini mengajarkan hal-hal yang harus dilakukan anak ketika tersesat di tempat keramaian. Si kembar berambut keriting, Adel dan Nabil, terpisah dari Bunda di pasar tradisional. Alih-alih menangis, Nabil justru mengajak Adel untuk kembali ke tempat mereka terpisah dari Bunda. Ketika mereka tidak menemukan Bunda, Nabil mengajak Adel yang sudah menangis untuk mencari polisi. Ia diam-diam telah menghafal nama Ayah dan Bunda serta alamat rumah mereka. Cerita ini ditulis oleh Sukarti, guru TK ABA Bogoran.

Buku ini menyimpan banyak sekali muatan pembelajaran yang baik untuk pendidikan karakter anak usia dini. Sayangnya, buku ini belum tersedia bebas untuk bahan ajar PAUD Kabupaten Bantul. (dev)

Hari Raya Natal

Hari Raya Natal