LRA Nasional: Fisika Itu Menyenangkan

Aula kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ramai dipenuhi siswa-siswi SMP/MTs dan SMA/MA pada Ahad (5/11/2017). Siswa-siswi dari seluruh Indonesia tersebut tengah mengkuti Lomba Roket Air (LRA) Nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Fisika (Prodi P.Fis) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD. Sebanyak 33 tim SMP/Mts dan 43 tim SMA/MA mengikuti lomba yang digelar sebagai rangkaian acara UAD Quantum 2017. Riski Marianosva selaku ketua panitia menjelaskan bahwa salah satu tujuan digelarnya lomba tersebut adalah untuk meningkatkan kecintaan dan mengurangi ketakutan para siswa terhadap fisika.

“Tujuannya untuk membudayakan dan menusantarakan fisika. Selama ini, pelajaran fisika menjadi pelajaran yang kurang disukai bahkan ditakuti oleh siswa SMA dan SMP sederajat. Nah, dengan lomba ini kami ingin mengajak siswa mempraktikkan teori fisika di kehidupan nyata dan memperlihatkan bahwa fisika juga bisa menyenangkan,” jelasnya.

Tahun 2017 adalah tahun kedua UAD Quantum dilaksanakan, Riski menambahkan bahwa antusiasme peserta meningkat lima puluh persen dari tahun lalu. LRA adalah agenda kedua dalam rangkaian acara UAD Quantum, sebelumnya telah dilaksanakan olimpiade atau festival fisika. Agenda selanjutnya adalah seminar nasional yang akan diselenggarakan pada 27 Januari 2018.

LRA dilaksanakan dengan sistem tiga kali peluncuran. Masing-masing tim berhak meluncurkan roket sebanyak tiga kali. Pemenangnya adalah tim yang berhasil mengumpulkan nilai tertinggi dan roket paling mendekati target sasaran. Pada tingkat SMA/MA sederajat, juara ketiga diraih oleh MA Mualimmat Muhammadiyah Yogyakarta dengan 92 poin. Juara kedua diraih oleh MA N 2 Bantul dengan 95 poin, dan juara pertama diraih oleh SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta dengan 96 poin. Sedangkan pada tingkat SMP/MTs sederajat, juara pertama diraih oleh SMP N 1 Temanggung dengan 87,1 poin. Juara kedua diraih oleh SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang dengan 86,8 poin, dan juara ketiga diraih oleh SMP Muhammadiyah Pakem dengan 83,8 poin.(dev)

Mahasiswa Student Exchange Raih Penghargaan di Kancah Internasional

 

International Day Fiesta merupakan kegiatan rutin tahunan Universitas Malaysia Pahang (UMP). Acara ini dijadikan sebagai momen berkumpulnya seluruh perwakilan dari berbagai negara untuk saling memperkenalkan budaya dari negara masing-masing. Misalnya stan booth yang didesain sesuai dengan kreasi negara, makanan tradisional, pakaian adat, alat musik, dan properti berupa miniatur/ikon setiap negara. Selain itu, ada beberapa event yang diadakan seperti lomba performance, fesyen show, lomba olahraga seperti voli dan badminton.

Kegiatan yang berlangsung di Sport Compex, Gambang, Malaysia ini berlangsung selama tiga hari yakni dimulai dari Senin-Rabu, 27-29 Oktober 2017. Peserta berasal dari Irak, Yordania, Egyp, Nigeria, Arab, Jerman, Somalia, Sudan, dan Bangladesh.

“Perwakilan dari Indonesia menampilkan kombinasi paduan suara, puisi, dan tari saljojo,” ungkap Syukron Anas selaku ketua tim dari Indonesia.

“Indonesia berpartisipasi dalam pameran booth pada 28 Oktober. Pada 29 Oktober, kami ikut fesyen show, performance, dan membuka stan yang salah satu isinya berupa makanan tradisional Indonesia seperti nagasari, lupis, rempeyek, nasi tumpeng, dan ayam ingkung,” imbuhnya.

Stan booth dengan dekorasi peta Indonesia, alat musik tradisional, baju tradisional, batik songkak, dan wonderful Indonesia dari Sabang sampai Merauke membawa kemenangan. Selain itu, kerja keras dan usaha juga merupakan perjuangan dari mahasiswa sehingga Indonesia berhasil meraih kemenangan sebagai Best Performance 1st Runner Up.

Kegiatan yang digawangi oleh Syukron Anas (Teknik Industri UAD) ini beranggotakan Raifa Tryas Shara (Teknik Kimia UAD), Aqidatul M. (Teknik Kimia UAD), Fahmi Irsyad (Teknik Industri UAD) , Denni Desriansyah (Teknik Elektro UAD), Bobi Larombia (Teknik Elektro UAD), Evan Hariansyah (Teknik Industri UAD), Iqbal Hawari M. (Teknik Industri UAD), Erni Rahma (Teknik Kimia UAD), Aji Ridho P. (Teknik Kimia UAD), Rian Handika (Teknik Kimia UAD), Adityo Nurcahyo (Teknik Kimia Unnes), dan Fatma Nur Nabilah (Teknik Industri UTY). Mereka mempunyai job desk yang berbeda, sesuai dengan bakat yang dimiliki.

“Perjuangan untuk mendapatkan tropi merupakan hal yang sangat luar biasa. Proses latihan sebenarnya terbilang mudah, hanya saja mengkoordinir teman-teman justru menjadi salah satu kendala. Selain itu, banyak perubahan ganti gaya di H-2. Tapi tidak masalah, dari situlah kami mulai fokus latihan meskipun mengulur waktu sampai pukul 02.00-03.00 untuk persiapan yang sangat banyak. Kampus Teknik Elektro dan Teknik Industri berbeda dengan kampus pusat sehingga harus ditempuh dengan jarak 1-1,5 jam perjalanan naik bus. Jadi, kami harus bolak balik dari kampus satu ke lokasi yang lainnya, dan itu merupakan kendala yang terbilang besar juga. Tetapi untuk selanjutnya, semua sudah terorganisir baik untuk penanggung jawab dari setiap sie atau yang lainnya,” ungkap Fahmi selaku sie belanja.

Fahmi juga menuturkan, “Untuk adik tingkat yang ingin melakukan student exchange ke luar negeri di mana pun negaranya, tetap bawa nama baik negara, universitas, orang tua, dan nama baik kita sendiri. Ingat pesan I.R Soekarno, ‘Berikan aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia’. Dan, jangan lupa tetap jaga ibadah dan berdoa kepada Tuhan. Jangan bangga karena kita punya Indonesia yang besar negara dan besar rakyatnya. Kita harus buat Indonesia bangga dengan usaha kita sehingga kita menjadi lebih semangat dalam menuntut ilmu di negeri orang.” (sch).

Temu Dosen UAD dan Redaktur Opini

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara temu dosen dengan redaktur opini media massa dari Kedaulatan Rakyat (KR), Suara Merdeka, dan Republika, Rabu (1/11/2017). Kegiatan yang berlangsung di ruang sidang utama kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta ini menghadirkan redaktur senior yang menggawangi rubrik opini.

Mereka adalah Dra. Fadmi Sustiwi redaktur opini KR, A. Zaini Bisri, S.E.,M.Si., dari Suara Merdeka, dan Subroto dari Republika. Ketiga redaktur ini menyampaikan kiat-kiat dan hal-hal penting terkait tulisan dosen yang akan dikirimkan ke media massa.

Imam Azhari, S.Si.,M.Cs., Kepala Kantor UAD pada sambutannya menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan kerja sama UAD dengan beberapa media massa. Selain itu, ia menginginkan dosen UAD aktif menulis.

“Kegiatan ini  menjadi ujung kegiatan kehumasan yang lebih substansil. Kami mengharapkan Bapak Ibu Dosen lebih aktif menulis di media massa. Dengan demikian, akan ada banyak produk tulisan yang dipublikasikan.Β”

Semantara Kepala Bidang Humas dan Protokoler UAD, Dr. Hadi Suyono, S.Psi.,M.Si., mengharapkan, setelah berlangsungnya acara ini dosen UAD lebih termotivasi untuk menulis. Ia juga mengimbau, setiap tulisan yang telah dimuat untuk didokumentasikan. Sebab dari tulisan-tulisan tersebut jika dikumpulkan bisa menjadi sebuah buku.

“Saya memiliki buku yang di dalamnya memuat tulisan-tulisan yang dimuat di media massa. Jadi, sebagai akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan, kami berharap Bapak Ibu Dosen lebih produktif menulis,Β” tukasnya. (ard)

Mahasiswa BK Raih Juara 3 di Olimpiade BK UM Malang

Ida Ittifaqur Rosidah, mahasiswa semester 5 Program Studi Bimbingan dan Konseling (Prodi BK) berhasil meraih juara 3 lomba bimbingan kelompok dalam Olimpiade Bimbingan dan Konseling di Universitas Muhammadiyah Malang (UM Malang), 28 Oktober 2017 lalu.  Ditemui di aula kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ida menjelaskan ada dua tahap yang harus ia lalui dalam lomba bimbingan kelompok tersebut. Tahap pertama adalah tes tertulis dengan 100 soal, yang harus ia kerjakan dalam waktu 90 menit. Setelah lolos tes tertulis, Ida masuk ke babak final.

“Kalau lomba bimbingan kelompok di UM Malang kemarin, sistemnya berbeda dengan lain. Lomba ini sistemnya individu, hanya saya yang maju sebagai konselor. Sedangkan, anggota kelompoknya diambil dari sukarelawan penonton babak final saat itu. Tahap pertama tes tertulis, setelah lolos dan masuk babak final, ada praktik bimbingan kelompok,” jelasnya.

“Lawan dari universitas lain semuanya hebat. Seperti yang juara pertama kemarin, sangat menguasai keterampilan menjadi pemimpin, menguasai dinamika kelompoknya. Teknik public speaking-nya juga sangat baik, jadi peserta kelompoknya lebih aktif,” tambah Ida.

Walaupun merasa hasil yang didapat belum maksimal, ia mengaku sangat bangga atas juara yang berhasil diraih.

“Saya beberapa kali ikut olimpiade belum berhasil, sekarang bisa meraih juara 3 tentu sangat bangga dan bersyukur. Saya berharap bisa mempertahankan prestasi ini, dan di masa depan dapat meningkatkannya lagi,” ucapnya dengan senyum. (dev)

 

Debat Ekonomi Digital, UAD Raih Peringkat 3

Tim dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil membawa pulang peringkat ketiga dalam lomba debat bertajuk Prospek Ekonomi Digital bagi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi pada awal Oktober lalu. Tim yang digawangi oleh Sumini (Program Studi Bimbingan Konseling), Sopyan Jepri Kurniawan (Program Studi Bimbingan Konseling) dan Faizatu Zulakhah (Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) ini mengikuti lomba debat dalam rangka Forum Ilmiah HIMADIPA yang diselenggarakan Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Aceh bersama universitas lain dari seluruh Indonesia. Kegiatan lomba berlangsung pada Senin-Selasa (2-3/10/2017) di kampus UNSYIAH Aceh.

Sumini menjelaskan bahwa pada babak penyisihan, UAD melawan Universitas Sumatra Utara dengan posisi tim kontra dengan mosi ekonomi digital untuk mendukung pemberdayaan produk lokal. Setelah lolos ke semifinal, Sumini dan kawan-kawannya bertemu dengan Institut Teknologi Bandung 1 (ITB 1). Pada perebutan juara ketiga, tim UAD berhadapan dengan tuan rumah UNSYIAH.

“Jujur, ini pertama kalinya kami mengikuti lomba debat, dan dengan persiapan yang seadanya. Kami yakin sebenarnya jika dengan persiapan yang lebih matang, UAD dapat meraih hasil yang lebih baik lagi. Tapi untuk pemula, kami sangat bangga dapat meraih peringkat ketiga. Harapan kami, karena UAD sebenarnya sangat mendukung mahasiswanya untuk dapat berprestasi, semoga informasi tentang lomba atau kompetisi lebih banyak disalurkan kepada mahasiswa. Namun, dengan catatan persiapan yang matang, jika perlu diberikan dosen pendamping dan melalui proses karantina,” tuturnya. (dev)

Mandiri Pangan: Indonesia Harus Kembali ke Fitrahnya

 “Saya berharap Indonesia dapat kembali ke fitrahnya. Sebagai negara yang dilewati garis khatulistiwa, Indonesia harus lebih mendukung sektor agraris pangan dan pendidikan. Menurut saya, Indonesia bisa maju jika fokus pada kedua sektor tersebut,” ujar R. Hari Hariyadi, S.P., M.Sc., dosen Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Hari menjelaskan, sudah banyak usaha yang dilakukan prodi untuk turut membantu Indonesia dalam sektor pangan, salah satunya melalui berbagai penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Untuk Hari Pangan tahun 2017 ini, lebih difokuskan tentang cara Indonesia mewujudkan mandiri pangan. Dari pihak prodi melalui pengabdian masyarakat dan penelitian, kami menekankan bagaimana pangan ini dapat bermanfaat bukan hanya sebagai makanan, tetapi juga untuk kesehatan. Prodi melakukan pengembangan functional food, semacam itu. Tentu, inisiasi ke masyarakat sudah sering dilakukan dengan bekerja sama dengan kelompok masyarakat. Terakhir, ada pengabdian masyarakat dari salah satu dosen yang menyasar kelompok masyarakat di Sleman untuk bidang pengolahan susu kambing,” jelasnya lebih lanjut.

Kepala Lembaga The Service Applied Technology and Entrepreneurship tersebut menjelaskan, permasalahan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) pada sektor pangan disebabkan mindset masyarakat yang menganggap bahwa pangan hanya tentang pertanian, mencangkul di ladang, dan lain sebagainya. Fungsi Prodi Teknologi Pangan di masyarakat adalah memberikan informasi bahwa sektor pangan adalah sektor yang penting dan kuat.

“Tugas kami tentu membenarkan mindset, mendidik dan menciptakan pola pikir agar generasi muda tertarik pada sektor pangan. Terkait tema Hari Pangan tahun ini tentang menarik generasi muda agar tertarik pada sektor pangan, tentu pemberian informasi yang paling utama. Harus lebih digalakan talkshow atau diskusi-diskusi tentang peran pemuda dalam pembangunan sektor pangan. Arahnya lebih kepada sosiopreneurship.”

Sebagai dosen yang menangani bidang kemahasiswaan di prodi, Hari menyatakan bahwa kecenderungan mahasiswanya condong kepada sosiopreneruship. Para mahasiswa ingin menjadi praktisi di bidang pangan, membuka usaha untuk menghidupi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Keinginan tersebut sejalan dengan konsep sosiopreunership; kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. (dev)

Suster Felis: Pendidikan Karakter Perlu sejak Dini

Suster Felisita Sihura, mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) meraih peringkat esai terbaik dalam Seminar Nasional “Hebat Berkomitmen Tegakkan Perlindungan Anak dan Perempuan” yang diselenggarakan Universitas Negeri Semarang (UNNES), 25 Oktober 2017 lalu. Esainya yang berjudul “Efektivitas Kebijakan PAUD antara Harapan dan Wacana” mengangkat tentang memudarnya karakter bangsa Indonesia pada anak-anak generasi masa kini.

“Saya melihat banyak fenomena seperti kekerasan, bullying, dan narkoba. Hal-hal itu menunjukkan bahwa karakter bangsa Indonesia sudah mulai menghilang. Sangat penting menanamkan nilai-nilai atau karakter baik kepada anak sejak usia sejak dini. Saat usia dini, anak-anak berada pada puncak keingintahuan yang tinggi, maka ketika anak distimulus atau diberikan penanaman karakter di kehidupan sehari-hari, saya yakin itu akan membantu membentuk kepribadian dan karakter yang baik,” ujar Suster Felis ketika ditemui di kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Esai yang meraih posisi terfavorit tersebut menggarisbawahi kebijakan-kebijakan pemerintah yang sering kali tidak sesuai harapan praktisi pendidikan di lapangan. Ia mempertanyakan perhatian pemerintah, apakah PAUD hanya sekadar wacana atau dapat menjadi harapan untuk masa depan.

“Misalnya saja, kita sering kali memikirkan apa yang akan kita lakukan. Namun, kita melupakan apa yang bisa kita lakukan saat ini. Jika tidak memikirkan dan mengeksekusi apa yang bisa kita lakukan, perencanaan awal yang tadi kita pikirkan akan menjadi wacana saja. Juga menjadi sebuah keprihatinan bagi saya, sering kali kontrol yang dilakukan pemerintah hanya sebatas formalitas saja, sehingga tidak ada evaluasi yang jelas,” ucap wanita asal Nias Selatan, Sumatera Utara tersebut.

Ketika ditanya tentang perasaannya sebagai peserta dengan esai terfavorit, wanita berkacamata itu menjawab dengan tawa, “Ya siapa yang tidak senang. Tentu saya senang, apalagi dapat menjadi sebuah kebanggaan bagi diri sendiri, bagi prodi sekaligus bagi universitas. Harapannya sebagai calon pendidik, saya siap untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh memberikan diri untuk peserta didik saya dengan segala kompetensi yang saya miliki.” (dev)

UM Banjarmasin Studi Banding ke UAD

Sepuluh pengunjung dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMBJM) yang sampai di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) disambut langsung oleh Wakil Rektor I Dr. Muchlas, M.T., Wakil Rektor III Dr. Abdul Fadlil, M.T., serta beberapa biro UAD.

Muchlas mewakili UAD memberikan penjelasan kepada para pengunjung seputar UAD.

“Dari pertemuan ini diharapkan bisa terjalin hubungan baik, dan kita bisa belajar bersama,” kata Muchlas dalam sambutannya dalam acara yang berlangsung di ruang sidang rektorat kampus 1 UAD, Selasa, (31/10/2017).

Alfian Mauricefle, S.Sos., MAP. selaku Wakil Rektor 1 berharap dalam pertemuan tersebut mendapatkan banyak pelajaran dari UAD. Ia mengaku, di Kalimantan, alumni UAD banyak memberikan kontribusi, khususnya di bidang farmasi.

“Itulah salah alasan kami ingin belajar ke UAD,” terangnya.

Tujuan UMBJM ke UAD adalah untuk mendapatkan wawasan dan melihat tentang pengolahan administrasi, kepegawaian, keuangan, pengelolaan administrasi akademik dan kemahasiswaan, serta melihat administrasi tata usaha kampus terpadu dengan beberapa kampus yang terpisah. Dalam kesempatan ini, terjadi dialog dua arah antara UMBJM bersama Wakil Rektor dan biro-biro dari UAD.

Selain ke UAD, UMBJM juga melakukan kunjungan ke UMY dan UNISYA. (ss)

PPTTG Study Banding ke TPST UNDIP

 

Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) merupakan pusat studi yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pada Kamis, 26 Oktober 2017, PPTTG mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Universitas Diponegoro (UNDIP) yang berlokasi Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan ini bertujuan untuk studi banding mengenai pengelolaan sampah kampus.

Perwakilan dari UAD mayoritas adalah dosen Fakultas Teknologi Industri (FTI), di antaranya Zahrul Mufrodi, S.T., M.T. (selaku ketua PPTTG dari dosen Teknik Kimia), Titisari Juwitaningtyas, S.T.P., M.Sc. (dosen Teknologi Pangan), Ika Dyah Kumalasari, Ph.D. (dosen Teknologi Pangan), Utaminingsih Linarti., S.T., M.T. (dosen Teknik Industri), Okka Adiyanto, S.T.P., M.Sc. (dosen Teknik Industri), dan Gita Indah Budiarti, S.T., M.T. (dosen Teknik Kimia).

Permasalahan mengenai sampah memang sering ditemui, tetapi pengolahan sampah dengan sentuhan teknologi akan lebih bermanfaat.

“Saat ini, memang belum ada upaya edukasi maupun pengelolaan secara terpadu untuk sampah kampus di UAD. Harapannya, masyarakat kampus memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan memiliki kultur modern terhadap sampah. Mengolah sampah dengan sentuhan teknologi sangat diperlukan, sehingga sampah dapat diubah kebermanfaatannya menjadi sumber energi ataupun sumber daya lain yang bernilai guna tinggi,” ungkap Titis selaku anggota PPTTG UAD.

Dari kunjungan tersebut, para dosen dapat mengetahui sistem pengelolaan sampah terpadu di kampus beserta kendala dan tantangan yang dihadapi.

“Saya yakin dengan dukungan dari segenap pihak, UAD mampu menjadi lebih baik dan terwujud cita-cita sebagai green campus university. Harapannya, UAD mempunyai sistem yang terpadu dan berkelanjutan untuk pengelolaan sampah kampus dengan aplikasi teknologi, sehingga sampah dapat dikonversi menjadi energi, pupuk, atau yang lainnya, serta dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat sebagai icon and the center of excellence dalam permasalahan sampah masa depan,” tutup Titis. (sch).

 

Partisipasi Mahasiswa UAD di Hari Sumpah Pemuda ke-89

Hari Sumpah Pemuda ke-89 diperingati pada Sabtu, 28 Oktober 2017 di Stadion Mandala Krida dengan kegiatan bertema “Deklarasi Kebangsaan dan Kuliah Akbar Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme se-provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)”. Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, anggota Forkopimda DIY, aparat hukum, dan ribuan mahasiswa dari 60 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh DIY.

Ketika memberikan orasi kebangsaan, Sri Sultan Hamengkubowono X juga menyampaikan mengenai kondisi bangsa saat ini.

“Kini, rakyat terus bertanya, mengapa rasa damai selalu terusik oleh radikalisasi dan intoleransi. Sampai kapan hujatan, kebencian, dan kekerasan yang dibalut kebohongan itu terhenti oleh nurani,” ungkapnya.

Permasalahan mengenai radikalisme dan intoleransi memang sangat gencar dalam perbincangan masyarakat Indonesia, sehingga bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda diselenggarakan kegiatan menarik ini.

“Di 34 provinsi yang ada di Indonesia mengadakan hal yang serentak, yakni deklarasi kebangsaan dengan momentum hari Sumpah Pemuda,” papar M. Ikhsan Ridho selaku panitia dari Universitas Veteran Yogyakarta, menjelaskan tentang latar belakang acara ini dilaksanakan.

Harapannya, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan dan meningkatkan toleransi antarindividu seperti pilar bangsa Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika.

“Toleransi sekarang sudah berkurang, sehingga perlu ditingkatkan kembali, khususnya antarindividunya. Meskipun berbeda ras, suku, budaya, bahasa, dan agama, kita adalah satu, Indonesia,” ungkap Arif Rozaq Kurniawan, salah satu mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD). (sch)