Ridho Kamaludin Hendardi merupakan salah satu alumnus Program Studi Bimbingan Konseling Universitas Ahmad Dahlan (Prodi BK UAD) yang mempunyai banyak bakat, mulai dari videografi hingga musik. Namanya mulai dikenal sejak film dokumentasi-drama yang digarapnya bersama tim UAD menyabet juara 3 pada Pekan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PSM PTM) pada awal 2017 lalu. Kini, sutradara film pendek Syair Syiar ini semakin melebarkan prestasinya.
Pemuda asal Kebumen tersebut mengaku sudah gemar membuat film sejak Sekolah Menengah Atas (SMA), walaupun hanya sekadar iseng. Hobinya membuat film berlanjut hingga ia memasuki bangku perkuliahan.
“Di Prodi BK, ada mata kuliah Media BK. Di situ tidak diajarkan editing, hanya disuruh membuat film. Nah, dari situ saya banyak melihat teman-teman yang tidak mudah menyerah, bahkan sampai menyewa jasa orang lain untuk edit dan shooting, yang tentu biayanya tidak murah. Akhinya, daripada bingung, saya dan teman-teman memaksimalkan potensi yang saya tahu di bidang film dan edit, sampai media itu jadi. Teman-teman juga puas dengan hasilnya,” ujarnya.
Prodi BK sempat memborong piala lomba videografi dan fotografi dalam sebuah rangkaian lomba yang dilaksanakan perguruan tinggi ternama di Semarang pada Juni 2017 lalu. Saat ditanya tentang posisinya dalam tim yang bertanding, Ridho menyatakan bahwa perannya adalah “motor penggerak” bagi teman-teman seperjuangannya.
“Saya mencoba membakar semangat teman-teman dalam berkarya, membantu dan berbagi ilmu sesuai kemampuan saya.”
Selain menjuarai lomba videografi di Semarang, Ridho juga pernah mempersembahkan piala juara 1 dan 3 untuk Prodi BK dari lomba film di Universitas Negeri Padang, juara 1 dan menjadi nominasi di lomba yang diselenggarakan Universitas PGRI Kediri, dan lain-lain. Dalam bidang videografi, ia menyukai jenis film bisu yang hanya fokus menggambarkan gerak tubuh, mimik wajah, dan backsound. Kalaupun mengandung dialog, itu hanya sekilas dan padat pada inti film.
Selain berproses pada bidang videografi di Prodi BK, Ridho juga bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik dan Teater PeBeI. Ia menggeluti dunia teater sejak SMKI Banyumas, sebuah sekolah seni pertunjukan yang fokus pada divisi musik. Ia juga tergabung dalam grup band The Maba dan grup band Anu Apa (band berbahasa Ngapak). Bahkan, wawancara ini dilakukan setelah Ridho selesai manggung dalam acara yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan berlokasi di Puro Pakualaman.
Dalam bidang musik, band-nya pernah beberapa kali menjuarai festival musik, The Maba sendiri pernah menyabet juara 2 lomba akustik beberapa tahun yang lalu. Pada tahun 2012, ia mendapatkan penghargaan sebagai keyboardis terbaik se-karesidenan Banyumas, Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, dan Kebumen.
Bersama Teater PeBeI, ia pernah mengaransemen musik untuk pentas dua kota (Kudus dan Jogja) serta berkolaborasi dengan Gendhing Bahana. Karya-karyanya dalam videografi maupun musik dapat dinikmati melalui akun YouTube pribadi milik Ridho, Romantic Quantum. (dev)