Mahasiswa FKIP: Batik Sudah Jadi Identitas Guru

Hari Batik Nasional yang jatuh tanggal 2 Oktober dapat diperingati dengan berbagai cara. Bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang sudah sangat akrab dengan batik, perayaan Hari Batik Nasional secara sederhana diperingati dengan mengenakan batik saat perkuliahan. Laras Dien Hutami, mahasiswa semester tujuh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) menyatakan bahwa batik sudah menjadi identitas seorang guru.

“Hari ini saya memakai batik karena memperingati Hari Batik Nasional, tetapi sehari-harinya saya sudah terbiasa memakai batik. Batik sudah menjadi ikonnya guru, jadi sebagai calon guru, saya membiasakan menggunakan batik,” ujarnya.

Sama seperti Laras, Bayu Aji Setiawan dan Nurul Muslihatun juga memperingati Hari Batik Nasional dengan berbatik saat kuliah. Bayu, begitu ia biasa disapa, mengaku sudah terbiasa memakai batik dalam kegiatan perkuliahan sehari-hari.

“Hari ini saya memakai batik karena turut memperingati Hari Batik Nasional, tetapi juga karena sudah terbiasa. Pada dasarnya, mahasiswa FKIP harus sudah membiasakan diri menggunakan pakaian formal seperti batik.”

Tidak seperti Bayu, Nurul beranggapan, mengenakan batik dalam kehidupan sehari-hari adalah usaha untuk melestarikan kebudayaan.

“Batik sudah banyak motif dan model keren-cantik yang sesuai selera anak muda. Jangan sampai anak muda tidak terbiasa memakai batik, apalagi tidak kenal batik,” pungkasnya.

Milad ke-36 PBSI dan Festival Bulan Bahasa 2017

Dalam rangka memeriahkan semarak Milad ke-36 dan Bulan Bahasa 2017, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD) mengadakan Festival Bulan Bahasa dengan tema “Mengukuhkan Bahasa Indonesia sebagai Identitas Diri Bangsa Indonesia”.

Beberapa perlombaan diadakan untuk siswa dan mahasiswa di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Cabang lomba yang diselenggarakan antara lain Olimpiade Bahasa Indonesia Tingkat Nasional dengan peserta lomba adalah SMA/SMK/MA/Sederajat se-Indonesia. Lomba Esai Nasional dengan peserta lomba adalah mahasiswa aktif se-Indonesia. Lomba Musikalisasi Puisi peserta lomba adalah mahasiswa aktif se-DIY dan Jawa Tengah.

Pemenang akan mendapatkan trofi, sertifikat, dan hadiah (tali asih). Perlombaan dilaksanakan 15 Oktober 2017 di kampus 2 UAD, Jln. Pramuka 42, Sidikan, Yogyakarta. Pendaftaran Olimpiade Bahasa Indonesia Tingkat Nasional dan Musikalisasi Puisi ditutup 10 Oktober 2017, sedangkan Lomba Esai 1 Oktober 2017.

Setiap perlombaan dikenakan biaya pendaftaran 50 ribu rupiah, kecuali esai sebesar 30 ribu. Biaya pendaftaran dikirim ke rekening BRI Syariah 1030703878 a.n. Nur Afni Puji Rahayu. Formulir, ketentuan, dan syarat pendaftaran lomba dapat diunduh di pbsi.uad.ac.id/bulanbahasa2017/. Narahubung: Yusnizar (085726009302). (doc)

Yuk, Ikut Talkshow Beasiswa

 

Kementerian Pendidikan dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (BEM UAD) akan menyelenggarakan Talkshow Beasiswa di auditorium kampus 1.

Acara yang mengangkat tema “Hold Your Future and Reah Your Dreams Through Scholarship” akan berlangsung Minggu 8 Oktober 2017 pukul 08.00-12.00 WIB.

Riesta selaku koordinator pendaftaran mengatakan, acara tersebut akan mendatangkan narasumber yang berasal dari Kementerian Dikbud, BEM UAD, Kabinet Madani, dan Fastabiqul Khairat.

“Di sana, mahasiswa tidak hanya mendapatkan informasi tentang beasiswa dalam dan luar negeri, tapi juga akan mendapatkan seputar cara-cara, tahap-tahap, dan tips-tips untuk mendapatkan beasiswa,” terangnya.

Mahasiswa yang berminat bisa menghubungi kontak 083840351083. Panitia akan menyediakan snack, seminar kit, ilmu yang bermanfaat, dan teman baru.

Lomba Bimbingan dan Konseling Tingkat Nasional BK UAD

 

Program Studi Bimbingan dan Konseling (Prodi BK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gelar Perlombaan PTBK dan Layanan Bimbingan Klasikal tahun keempat. Lomba Proposal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) serta Classroom Guidance Activities Competition atau Lomba Layanan Bimbingan Klasikal dilaksanakan pada Sabtu (30/9/2017) lalu. Kedua lomba tersebut berlangsung secara paralel dan diikuti oleh 20 guru BK dari seluruh Indonesia.

Dodi Hartanto M.Pd., Kepala Prodi BK menjelaskan, tujuan perlombaan tersebut adalah untuk mempertahankan jejaring kerja alumni Prodi BK. Selain itu, peran lomba dapat dijadikan sebagai sarana pengenalan kelembagaan Prodi BK UAD bagi guru BK di lapangan, dan membantu promosi universitas.

“Paling penting, bahwa kita ingin betul-betul menjaga keilmuan. Tidak hanya berguna di bangku perkuliahan, tetapi juga berguna di lapangan. Perlombaan ini tentu sudah pada tataran implementasi karena sasarannya guru-guru BK dari seluruh Indonesia,” jelasnya.

Ia juga berharap agar perlombaan tersebut dapat memberikan keuntungan tidak hanya untuk universitas, tetapi juga untuk guru-guru.

Untuk Lomba PTBK, juara pertama diraih oleh Aan Yoga Pratama, S.Pd., dari SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dengan 330 poin. Juara kedua diraih  oleh Dewi Eka, M.Pd., dari SMA Negeri 1 Brebes dengan 282 poin, dan juara ketiga diraih oleh Nindiya Eka Safitri, S.Pd., dari SMK Muhammadiyah Wonosari dengan 278 poin. Sedangkan untuk lomba Layanan Bimbingan Klasikal, juara pertama diraih oleh Arisatun Manfangati, S.Pd., dari SMA Negeri 1 Karangrejo Purbalingga dengan 80,70 poin. Juara kedua diraih oleh Tri Murni Astuti, S.Pd., dari SMP Negeri 1 Cipari Cilacap dengan 80,32 poin, dan juara ketiga diraih oleh Kaslani, M.Pd., dari SMK Bina Islam Mandiri dengan 77 poin. (dev)

Teknik Industri Bekerja Sama dengan STT

“Awalnya, dari Sekolah Tinggi Teknologi (STT) meminta kerja sama dengan fakultas. Namun, hanya dari Prodi Teknik Industri saja yang kebetulan cocok sehingga kerja sama ini hanya dilakukan dengan Teknik Industri,” papar Annie Purwani, STP., M.T., Selasa (26/08/2017).

 

Pertemuan dan penandatanganan MoU kedua belah pihak diadakan di ruang dekanat, dengan dihadiri oleh Kartika Firdausy, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri, Endah Sulistiawati, S.T., M.T. selaku wakil dekan Fakultas Teknologi Industri, Annie Purwani, STP., M.T. selaku Kaprodi Teknik Industri, dan Utaminingsih Linarti., S.T., M.T. selaku Sekretaris Prodi Teknik Industri, pada Sabtu, 23 September 2017.

 

“Hasil dari menandatangani MoU, kami dapat bekerja sama dalam beberapa hal. Misalnya, magang atau Kerja Praktik (KP), penelitian bersama, serta publikasi. Untuk penelitian bersama, memang harus mengetahui background dari masing-masing dosen sehingga sampai saat masih dalam tahap penjajakan. Exchange atau pertukaran pelajar antarmahasiswa juga ingin dilakukan sebagai bentuk kerja sama. Namun karena kriteria yang berbeda, kami belum bisa mewujudkan hal tersebut,” lanjut Annie ketika ditemui di depan ruang dekanat.

 

“Semoga MoU ini memudahkan mahasiswa ketika akan melaksanakan Kerja Praktik atau Kunjungan Industri,” harap Annie. (sch). 

Mahasiswa BK Juara 3 GCSC Nasional 2017

“Jangan takut untuk mencoba. Habisilah masa kegagalan untuk saat ini, karena kesuksesan merupakan akumulasi dari kegagalan sebelumnya.” –Fuad Aminur Rahman

Mahasiswa Bimbingan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini meraih juara 3 dalam lomba Guidance and Counseling Smart Competition (GCSC) Nasional 2017 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Semarang, Senin (25/9/2017). Perlombaan diikuti 107 peserta dari 24 perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Motivasi Fuad mengikuti lomba karena adanya dukungan kuat dari orang tua, dosen, dan teman-temannya.

“Perlombaan merupakan ajang untuk meningkatkan potensi akademik. Ada banyak ilmu yang tidak didapat di perkuliahan. Juara bagi saya hanya bonus, yang terpenting prosesnya.”

Lulusan pondok pesantren ini punya kebiasaan untuk terus berpikiran positif. Menurutnya, dengan memiliki pikiran positif segala sesuatu yang dihadapi akan menjadi mudah dilakukan.

“Penerapan pikiran positif memberi dampak yang luar biasa bagi saya. Be the best, and dont feel the best. Saya bersyukur bisa mewakili UAD dan membawa nama baik bagi almamater. Semoga ke depannya akan muncul lebih banyak Dahlan Muda berprestasi,” tukasnya.

Perlu diketahui, UAD mengirimkan 10 delegasi mahasiswa BK dalam GCSC, 3 di antaranya masuk sepuluh besar. UAD merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta yang mampu bersaing sampai ke putaran final. (ard)

Mayoritas Akreditasi Prodi A, FKIP Jadi Tujuan Studi Banding

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta saat ini telah memiliki 5 program studi dengan akreditasi A, yakni BK, PBSI, PFIS, PBI, dan PPKn. Hal ini tentu saja menjadi kelebihan tersendiri untuk UAD yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).

Kamis (28/9/2017), FKIP UAD mendapat kunjungan dari Universitas Bung Hatta, khususnya ke program studi PBSI, PBI, dan PGSD. Drs. Khairul Harha, M.Sc., Dekan FKIP dari Universitas Bung Hatta menyampaikan, tujuan kunjungannya beserta rombongan ke UAD untuk belajar terkait pengelolaan fakultas dan prodi agar menjadi lebih baik dan dipercaya masyarakat.

“Berdasarkan pada akreditasi yang sudah dimiliki program studi di UAD, sebagian banyak sudah A, apalagi di FKIP. Ini adalah indikasi bahwa penyelenggaraan kinerja di UAD sudah sangat bagus,” terang Khairul.

Ia menambahkan, kunjungannya untuk mendapat informasi terkait teknik dan strategi yang bisa diterapkan untuk mencapai akreditasi A. Sementara itu, Wakil Dekan FKIP Dr. Suparman, M.Si.,DEA., menyampaikan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas adalah menjalin hubungan yang baik dengan pimpinan dan yayasan.

“UAD maupun Universitas Bung Hatta sama-sama berada di bawah yayasan. Jadi yang paling penting rajin komunikasi dengan yayasan agar terjalin hubungan yang baik,” papar Suparman.

Di sela-sela kunjugan, dibicarakan juga rencana kerja sama yang bisa dijajaki antarkedua fakultas, khususnya terkait dengan pengembangan keilmuan di bidang pendidikan. (ard)

Beasiswa UAD Hampir 1 Miliar

Setiap tahun, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memberikan beasiswa bagi mahasiswa baru. Tahun 2017, total dana beasiswa yang dikucurkan UAD  hampir mencapai 1 miliar yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru angkatan 2016.

Dari penjelasan Drs. Hendro Setyono, S.E.,M.Sc., selaku kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA), beasiswa UAD diberikan setiap tahun bagi mahasiswa baru yang mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,3 selama satu semester.

 

“UAD memberikan beasiswa untuk mahasiswa baru setiap tahunnya. Beasiswa berasal dari dana kemahasiswaan. Tahun ini, total ada 740 mahasiswa yang terdaftar dengan besaran 1 juta rupiah per mahasiswa. Itu artinya, dana yang dikeluarkan sekitar 740 juta, hampir 1 miliar,” terangnya.

 

Hendro menambahkan, proses seleksi dilakukan dengan merekap Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa semester satu. Setiap program studi hanya diambil 15% mahasiswa dengan hasil studi tertinggi.

Perlu diketahui, pada tahun sebelumnya, beasiswa yang diberikan UAD hanya 840 ribu per mahasiswa. Kemudian untuk tahun 2017, dinaikkan menjadi 1 juta rupiah dan menambah jumlah penerimanya.

Salah satu penerima beasiswa dari Program Studi Akuntansi UAD, Andini Fujiastuty, merasa terbantu dengan beasiswa ini.

Alhamdulillah, 1 juta nominal yang cukup besar bagi saya. Uang ini akan saya gunakan untuk keperluan kuliah,” ungkapnya ketika sedang mengantre untuk mengambil beasiswa di kampus 1 UAD, Jl. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta. (ard)

Teater JAB Lantik Tujuh Anggota Baru

Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) pada Ahad (10/9/2017) lalu melakukan pelantikan anggota baru di Hutan Pinus Pengger Dlingo. Teater yang berdiri di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini selama dua hari satu malam melakukan serangkaian kegiatan. Puncaknya adalah pertunjukan yang disaksikan oleh pengunjung Kawasan Wisata Hutan Pinus Pengger, Dlingo. Setelahnya, seremonial pelantikan anggota baru berlangsung haru diiringi musikalisasi puisi berjudul “Kekasih”.

Ketujuh anggota tetap mengucap ikrar di bawah al-Qur’an yang dipandu oleh Ketua Teater JAB, Bayu Aji Setyawan. Setelah prosesi ikrar masing-masing, anggota mendapat dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) untuk dipelajari dan dipahami. Ketujuh anggota baru yang dilantik tersebut antara lain Dodik Ari Wibowo (PBSI), Galih Irfananda (PBSI), Mirja Sentani (PBSI), Tesya Anggaraini Agustin (PBSI), Dzaki Muhammad Fadil (PBSI), Ahmad Fauzi Rahmatullah (Bahasa dan Sastra Arab), dan Nur Agnes (PBSI).

Setelah pelantikan ini, Teater JAB membuka penerimaan calon anggota baru. Mengangkat tema “Mengasuh Zaman, Mengasah Pikiran”, penerimaan anggota baru tersebut berlangsung sejak 26 September hingga 6 Oktober 2017.

Calon Pendidik Harus Kritis

“Bagi calon pendidik, jiwa kritis itu penting. Kritis adalah hal yang biasa, yang menjadi permasalahan ketika kritis menyebabkan pertentangan.” Begitulah yang disampaikan oleh Seno Gumira Ajidarma saat menyampaikan kuliah umum kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, (19/9/2017).

Menurutnya, sikap kritis harus dilandasi dengan sikap rendah diri dan mau menerima kritikan dari luar diri sendiri. “Jadi, tidak hanya mengkritisi saja, tetapi harus mau dikritisi juga,” papar cerpenis dan mantan jurnalis ini.

Jiwa kritis ibarat sebuah penyakit dan perlu waktu lama untuk memiliki jiwa ini. Seno mengibaratkannya dalam konteks sastra. Urusan sastra bukan hanya sesuatu yang indah dan menyenangkan, tetapi sastra harus menjadi pelecut daya kritis.

“Misalnya ketika ketidakadilan berlangsung di sekitar kita, apakah kita akan diam saja? Bagi calon pendidik yang memahami sastra, hal semacam ini akan menjadi stimulus untuk menyuarakan ketidakadilan tersebut, menyuarakan sesuatu yang dibungkam melalui tulisan.”

Lebih lanjut, laki-laki berambut putih pajang ini menyampaikan bahwa kritik tidak hanya mengurusi baik buruk saja, melainkan untuk mengasah kepekaan sosial dan intelektual. Pada penerepannya dalam pembelajaran misalnya, seorang pendidik yang kritis akan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran yang sukar. Pada tahapan tertentu, jiwa kritis akan memunculkan pemikiran ataupun teori-teori baru.

“Pendidik tidak harus terpaku pada teori yang ada. Misalnya ketika berhadapan dengan hal-hal sulit saat mengajar, daya kritis dan kreatif akan sangat membantu untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terbaik.” (ard)