UAD Adakan UTIC Keempat

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kembali mengadakan seminar internasional. Acara bertajuk “The UAD TEFL International Conference” (UTIC) ini diadakan 19-20 September 2017.

Mengusung tema “EFL for Sustainable Development”, UTIC mengajak para dosen, guru, dan mahasiswa di bidang pendidikan bahasa Inggris untuk ikut serta baik sebagai pemakalah maupun peserta.

UTIC mendatangkan beberapa pakar dari sejumlah negara dalam bidang TEFL sebagai pemateri. Mereka berasal dari Australia, Jepang, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.

Sejumlah nama tersebut adalah Dr. Dat Bao (Monash University), Prof. Gregory A. Goodmacher (Keiwa College), Prof. Estrela Aroyo (University of Saint Anthony), Prof. Dr. Niwet Arunberkfa (Prince Songkla University), Bambang W. Pratolo, Ph.D. (Universitas Ahmad Dahlan), Dwi Santoso, Ph.D., (Universitas Ahmad Dahlan), dan Dr. Kamariah binti Yunus (University Sultan Zainal Abidin).

Acara yang diadakan di Hotel Cavinton Yogyakarta ini terdiri atas sejumlah topik pembahasan: Local Wisdom in English Classroom, Integratting Religious Values in ELT, Teaching English with Envioronmental Issues, ELT and Humanity, Multiculturalism in ELT, Human Right in ELT, Building Good Attitude with ELT Activities, Linguistics in ELT, Literature in ELT, dan beberapa topik lainnya. (doc)

Orientasi dan Stadium General Maba Pascasarjana UAD

Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta selenggarakan orientasi dan stadium general kepada mahasiswa baru tahun akademis 2017/2018. Acara ini mengangkat tema “Strategi Membangun Peradaban Islam yang Berkemajuan” dengan pembicara Drs. Suwarsono Muhammad, M.A. Ia merupakan penasihat KPK periode 2013-2015, pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan praktisi penyehatan organisasi.

Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana UAD, Prof. Ahmad Mursyidi, M.Sc.,Apt., menyampaikan bahwa orientasi dan stadium general ini menjadi kuliah perdana yang dapat menjadi bekal bagi mahasiswa pascasarjana.

“Semoga kuliah perdana ini akan memberikan kebaikan di masa yang akan datang selama menempuh pendidikan di UAD. Ilmu pengetahuan harus dibarengi dengan etika Islam yang baik. Perlu mahasiswa ketahui, sejak dulu perkembangan ilmu pengetahuan dimotori umat Islam dan saat ini UAD menjadi salah satu bagian penting dari perkembangannya,” terang Ahmad Mursyidi.

Ia memiliki harapan agar mahasiswa memiliki rasa haus untuk terus belajar yang dibarengi dengan ilmu agama. Sebab, ilmu agama ilmu sangat diperlukan untuk melaksanakan misi keagamaan. Islam mengajarkan misi kehambaan dan misi kekhalifahan.

Sementara Drs. Suwarsono Muhammad, M.A. sebagai pembicara menyampaikan bahwa ilmu pengetahuan harus bermanfaat bagi masyarakat tanpa  memandang perbedaan latar belakang suku, ras, dan agama.

“Salah satu ciri cendekiawan adalah selalu gelisah. Harus ada sesuatu yang terus dipikirkan dan dikerjakan,” ungkapnya saat mengawali paparannya di auditorium kampus 3 UAD, Sabtu (16/9/2017). (ard)

Mahasiswa Tiongkok UAD Ramaikan MPS 2017

Kegiatan Mimbar Pertunjukan Sastra (MPS) 2017 sudah memasuki tahun kedua. Agenda yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menampilkan sejumlah sastrawan, seniman, serta budayawan yang berdomisili di Yogyakarta dengan berbagai latar belakang dan proses kreatif yang berbeda.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengirimkan perwakilannya pada acara yang diadakan Jumat (15/9/2017) di halaman RRI 2 Yogyakarta. Penampil dari UAD merupakan mahasiswa asing (Tiongkok) dari Program Studi Sastra Indonesia. Mereka adalah Janie (韦青妮 Wei Qingni), Yamin (郭耀民 Guo Yaomin), Suci (覃诗婷 Qin Shiting), Devi (冯司程 Fengsicheng), dan Pimi (潘晓玲 Pan Xiaoling).

Iqbal H Saputra, M.A., yang merupakan dosen, pendamping mahasiswa, sutradara, dan penyadur naskah merasa sangat bangga dan senang dengan proses kreatif yang dijalani bersama dengan para mahasiswa.

“Selama sekitar 8 hari berproses, kami bisa saling belajar, bertukar wawasan tentang kebudayaan, seni budaya. Naskah yang yang dipentaskan berjudul "Cinta yang Sulit" (艰难的爱 jian nan de ai) diadopsi dari Mo Yan, peraih nobel 2012. Pemilihan novel yang merangkum sejarah China diambil dari hasil diskusi dengan para aktor dan tim kesenian,” papar laki-laki kelahiran Belitong ini.

Aksi panggung yang dipentaskan oleh mahasiswa Tiongkok didukung oleh para pemusik, koreografer, dan tata rias dari Sanggar Seni Budaya Belitong, "Sarong Harmoni" serta mahasiswa ISI Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs. Umar Priyono, M.Pd. menyatakan panggung MPS ditujukan untuk mengapresiasi sastrawan, seniman, maupun budayawan yang berdomisili di Yogyakarta. Para penampil merupakan orang-orang dari berbagai daerah (dalam maupun mancanegara) yang pernah atau sedang menempuh pendidikan di kota ini.

“Yogyakarta adalah miniatur Indonesia, pusat pertumbuhan budaya dan sastra. Kota ini menjadi salah satu tujuan utama mahasiswa dari berbagai wilayah. Di sini setiap orang harus
menjadi diri sendiri sesuai latar belakangnya, jangan menjadi orang lain. Saya berharap MPS dapat menyatukan banyak suku dan etnis serta merekatkan kebangsaan yang akhir-akhir ini agak kendor,” tegas Umar.

Perlu diketahui, kepanitian dan penggagas dari Mimbar Pertunjukkan Sastra ini banyak melibatkan alumni dan mahasiswa aktif UAD. Kebanyakan dari mereka merupakan pegiat sastra, seni, dan budaya di lingkup kampus dan aktif di berbagai komunitas. (ard)

PGSD Gelar Workshop Penulisan Skripsi

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar workshop “Penyusunan Skripsi dan Sosialisasi Plagiarisme” untuk mahasiswa semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Acara yang diawali dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Anna Selfi Dwi Cahyani tersebut dihadiri Dra. Sri Tutur Martaningsih, M.Pd., selaku Kepala Prodi PGSD, beserta jajaran dosen. Workshop yang dilaksanakan pada Ahad (10/9/2017) tersebut mendatangkan dua pemateri, yaitu Sri Tutur Martianingsih dan Dr. Akrom, M.Kes.

Dalam sambutannya, Sri Tutur Martianingsih berterima kasih kepada panitia penyelenggara atas terlaksananya acara tersebut. Ia juga mengapresiasi semangat mahasiswa PGSD yang mengikuti acara tersebut dengan sangat antusias.

“PGSD ini memiliki bidang yang sangat luas untuk bidang garapan skripsinya. Sehingga karya-karya skripsi mahasiswa PGSD dapat lebih bervariasi. Harus ada upaya optimalisasi di berbagai bidang garap, misalnya aktivitas pembelajaran bidang sekolah dasar. Kami pun ada rencana untuk mempublikasikan karya-karya mahasiswa, tentu melalui seleksi dan yang lolos akan diterbitkan sebagai jurnal. Oleh karena itu, mahasiswa harus melakukan penelitian sebaik mungkin, sehingga penelitian mahasiswa PGSD memiliki nilai praktis dan kebermanfaatan,” jelas Sri Tutur Martianingsih.

Marta, begitu ia biasa disapa, memberikan workshop seputar penulisan skripsi yang baik dan benar. Ia juga membeberkan kesalahan penulisan yang sering dilakukan oleh mahasiswa dan cara menghindarinya. Terakhir, Marta mengimbau agar mahasiswa siap pendadaran, dan harus memiliki target. (dev)

BK UAD Berkomitmen Optimalkan Program Pendidikan Inklusi

Program Studi (Prodi) Bimbingan Konseling (BK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (FKIP UAD) memiliki komitmen untuk mengoptimalkan program pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus. Salah satu aplikasinya dengan mendirikan pusat kajian pendidikan inklusi. Saat ini, program tersebut masih dalam tahap penggodokan untuk memantapkan berbagai program kerja yang dapat direalisasikan.

“Ke depan, Prodi BK akan mengembangkan pusat kajian untuk pendidikan inklusi. Diharapkan program ini akan menjadi percontohan bagi sekolah-sekolah,” papar Dekan FKIP UAD, Dr. Trikinasih Handayani, M.Si., kepada wartawan di sela guest lecture yang diselenggarakan di Islamic Center kampus IV UAD, Rabu (6/9/2017).

Dari penjelasan Trikinasih, saat ini pendidikan inklusi sudah masuk ke dalam kurikulum pembelajaran Prodi BK. Matakuliah terkait pendidikan inklusi akan diajarkan di semester III dan IV sebanyak 11 SKS. Ia mengharapkan matakuliah ini akan memberi bekal mahasiswa untuk lebih memahami anak berkebutuhan khusus ketika mereka terjun sebagai guru atau tenaga kependidikan.

Saat ini Prodi BK terus bermetamorfosa menjadi salah satu program studi yang diakui di tingkat nasional maupun internasional. Prodi yang sudah berusia 33 tahun ini terus berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas sejalan dengan dinamika masyarakat dan peraturan pemerintah. Peningkatan kualitas yang dilakukan oleh BK FKIP UAD melalui penataan kurikulum, kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang terarah pada aspek kegiatan pendidikan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Konsistensi continous improvement BK dibuktikan dengan diraihnya predikat Akreditasi A selama tiga kali berturut-turut pada 2006, 2012, dan terakhir 2017. Selain itu, prestasi mahasiswa di level nasional maupun internasional selama kurun tiga tahun terakhir mencapai 109 prestasi. Pencapaian prestasi dosen dalam bidang penelitian dan pengabdian juga terus mengalami lonjakan peningkatan.

Pada 2017 ini, BK melakukan penguatan serta peningkatan kualitas dan prestasi. Salah satu programnya kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri, seperti Hiroshima University (Jepang). Sebagai tindak lanjut dari kerja sama, berbagai aktivitas dilakukan seperti student exchange dan guest lecture.

Sepekan silam, Prodi BK mengadakan guest lecture dengan pembicara Prof. Kawai Norimune dari Hiroshima University, yang menyampaikan materi dengan topik Theory and Implementation of the Inclusive Education in Public Education System. Pembicara kedua Dr. Tuswadi dari Waku Pro Research Centre Hijiiyama University menyampaikan “Importance of Disaster Risk Reduction Knowledge for University Students.

Kegiatan ini sejalan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, terutama tentang pentingnya pendidikan inklusi dan perlunya penanganan anak kebutuhan khusus secara lebih komprehensif, khususnya dalam bidang Bimbigan dan Konseling. Oleh karenanya, BK UAD berkomitmen untuk terus menyelenggarakan kemitraan dan berbagai kegiatan yang berkelanjutan dalam bidang tersebut, dan pada bidang lain pada tahun-tahun yang akan datang. (doc/ard)

UAD Terus Kembangkan Mangrove Baros

“Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Republik Indonesia sangat mendukung keberadaan potensi di kawasan Baros. Potensi ini harus terus digali dan dikembangkan,” jelas Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Ditjen Penguatan Risbang Kemenristek Dikti, Viktoriana saat melakukan monitoring dan evaluasi di kawasan Mangrove Pantai Baros, Desa Tirtohargo, Kretek, Bantul, Kamis (7/9/2017).

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta sebagai universitas pendamping, terus melakukan pengembangan di kawasan Mangrove Pantai Baros, salah satu upayanya dengan menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mangrove Baros sebagai kawasan eko-eduwisata akan terus dikembangkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di sekitarnya. Pemerintah Daerah (Pemda) dan beberapa relasi yang mengelola kawasan mangrove harus memiliki komitmen kuat untuk mendorong kawasan ini sebagai salah satu tempat wisata pendidikan.

Menurut Viktoriana, Kemenristek Dikti sangat mendukung dan akan terus memonitoring pendampingan yang dilakukan UAD.

“Proses pendampingan harus bersinergi dengan Pemerintah Daerah, dan Kemenristek Dikti sangat mendukung kegiatan itu,” ujarnya.

Dalam kunjungan itu, turut dihadiri beberapa Reviewer dari Kemenristek Dikti, Dra. Suparni Setyowati Rahayu, M.Si., Dekan FKIP UAD Dr. Trikinasih Handayani, M.Si., Kepala LPM UAD Drs. Jabrohim, M.M., Kepala Pusat KKN UAD Dr. Rina Ratih Sri Sudaryani, M.Hum., Koordinator KKN PPM di Tirtohargo sekaligus DPL KKN Dedi Wijayanti, M. Hum., pengusung program, Denik Wirawati, M.Pd., serta Kepala Dukuh Baros.

Sementara itu, Suparni menjelaskan setelah melakukan pendampingan dua tahun, hasilnya baru bisa dilihat, terutama pengembangan wisata berbasis pendidikan. Oleh karena itu, tindakan yang bisa diambil selanjutnya adalah dengan melebarkan ruang lingkup, seperti menjalankan Program Pendampingan Desa Mitra (PPDM) serta program kemitraan wilayah (PKW). (ard)

FAS ke-71: Membaca Kesunyian

Antologi puisi bertajuk Sajak-sajak Sunyi karya Budhi Setyawan dibahas dalam Forum Apresiasi Sastra (FAS) ke-71 pada Rabu (6/9/2017). Antologi yang tersusun dari 72 puisi tersebut dibedah oleh Latief S. Nugraha, penyair sekaligus alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Diselenggarakan di aula kampus 2 UAD, Jalan Pramuka, diskusi tersebut dipimpin oleh Mirja Sentani, mahasiswa PBSI semester 3, sebagai moderator. Diskusi sastra dibuka oleh Fitri Merawati, M.A., mewakili Kepala Program studi (Prodi) yang berhalangan hadir. Fitri menyambut mahasiswa baru yang hadir dalam acara tersebut dengan memperkenalkan budaya apresiasi sastra yang digerilyakan oleh FAS. Ia juga menghimbau audiensi untuk turut aktif dalam diskusi.

Dalam esai pemantik diskusinya, Latief menggarisbawahi bahwa melalui sajak-sajaknya, Budhi Setyawan mencoba “menepi” dari keriuhan eksistensi dan memilih jalan sunyi, yakni esensi. Sajak-sajak Sunyi adalah antologi puisi keempat yang diterbitkan Budhi Setyawan setelah Kepak Jiwa (2006), Penyadaran (2006) dan Sukma Silam (2007). Penyair kelahiran Purworejo, 9 Agustus 1969 tersebut bergiat di Forum Sastra Bekasi (FBS) sejak 2011. Selain dalam bentuk antologi puisi, karya-karyanya tersebar di beberapa media seperti Horizon, Indopos, dan sejumlah media online.

Selanjutnya, Latief membicarakan keunggulan Budhi Setyawan sebagai seorang penyair yang mampu mendayagunakan setiap momen puitis menjadi puisi. Ia juga mengucapkan selamat kepada Budhi Setyawan atas terbitnya buku antologi puisi tersebut.

“Puisi adalah usaha mengongkretkan hal-hal yang abstrak, bukan mengabstrakkan hal-hal yang konkret. Nah, setelah membaca puisi-puisi dalam antologi ini, Anda sekalian dapat menyimpulkan apakah Budhi Setyawan sebagai penyair berhasil mengongkretkan yang abstrak, atau justru sebaliknya,” tutup Latief. (dev)

UAD Tuan Rumah The 4th IIUCP, Temu Ilmiah API dan Kaprodi Mapro

Fakultas Psikologi dan Program Studi Magister Psikologi Profesi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan The 4th Inter-Islamic University Conference on Psychology (IIUCP), temu ilmiah Asosiasi Psikologi Islam (API) dan pertemuan Ketua Program Studi Magister Profesi Psikologi (Mapro).

Terselenggaranya acara ini berkat kolaborasi antara UAD dan Asosiasi Psikologi Islam (API)-HIMPSI, serta bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Padang, dan Universitas Islam Bandung.

Dr. Siti Urbayatun, M.Si., Ketua Program Studi Magister Psikologi Profesi UAD menerangkan, suatu hal yang bersejarah dapat menyatukan tiga macam kegiatan secara bersama-sama, yakni The 4th –IIUCP temu ilmiah API dan pertemuan kaprodi Mapro dari  Perguruan Tinggi Islam karena ketiganya mempunyai visi yang sejalan.

Mengangkat tema "Sinergi dalam Pengembangan Keilmuan dan Intervensi Psikologi Islam'Islam", rencananya kegiatan akan berlangsung sejak 8 s/d 10 September 2017 di Hotel Jambuluwuk dan kampus 1 UAD, Jl. Kapas 9 Yogyakarta.

Hari pertama digelar dua workshop dengan pembicara Dr. Moordiningsih Moertedjo, M.Si. (UM Surakarta) dan Dr. (Cand) Setiwati Intan Savitri, M.Si. (Univ. Mercubuana Jakarta) dengan tema "Meaning Making of Life with Narrative Writing Therapy (Islamic Perspektif)". Kemudian Dr. Bagus Riyono, M.A., dengan pokok bahasan tentang "Islamic Motivation Training".

Siti Urbayatun menyampaikan, forum ini akan berguna dalam mengembangkan konsep, teori psikologi Islam, maupun hasil-hasil intervensi psikologi Islam di masyarakat. Sehingga komunitas ilmiah psikologi Islam akan terbentuk dan dapat mewarnai khasanah ilmu pengetahuan di dunia. (ard)

UAD Selenggarakan Workshop tentang Nuklir

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menyelenggarakan workshop tentang “Pengawasan dan Keselamatan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir” di Islamic Center kampus 4 UAD, Selasa (5/9/2017).

Workshop menghadirkan tiga pembicara, Yus Rudian Akhmad selaku Deputi Pengkajian Keselamatan Nuklir BAPETEN, Margi Sasono,M.Si. selaku Direktur PT Adi Multi Kalibrasi (Badan Usaha UAD), serta Alexander Agung dari Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM. Prof. Hariyadi, M.Sc.,Ph.D. dari Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) UAD bertindak sebagai moderator.

Pada sambutannya, Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor UAD, mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia masih takut dengan bahaya nuklir, sehingga perlu adanya sosialisasi. Ia berharap kegiatan ini akan membuka wawasan  mahasiswa dan dosen terhadap teknologi nuklir.

“Dengan workshop ini, semoga menjadi pencerahan bagi kita semua. Akan ada banyak informasi tentang nuklir, terutama terkait Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Indonesa harus memanfaatkan nuklir sebagai tenaga pembangkit listrik, tidak hanya memanfaatkan tenaga air, uap, angin, dan matahari.”

Sementara itu, Ketua Majelis Pedidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Chairil Anwar menegaskan, Muhammadiyah akan selalu mendukung kegiatan yang berkenaan untuk kemaslahatan umat, tidak terkecuali dengan pengembangan teknologi nuklir.

Di sisi lain, Ketua Badan Pengawasan Tenaga Nuklir, Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, Ph.D. menyampaikan bahwa nuklir itu aman karena ada BAPETEN. BAPETEN memiliki tugas memverifikasi dan menilai keselamatan (keamanan) sesuai dengan persyaratan pengawasan ketenaganukliran.

“Nuklir itu menyangkut banyak matakuliah di perguruan tinggi, misalnya fisika, kimia, sejarah, psikologi, hubungan internasional, dan lainnya. Jadi, univesitas harus membantu BAPETEN untuk mengembangkan teknologi nuklir,” tukasnya.

Ia menginginkan kerja sama dari universitas untuk melakukan hal-hal yang terkait kebaikan bersama. Jazi menambahkan, BAPETEN tidak dapat menangani teknologi nuklir sendiri, maka harus ada keterlibatan mahasiswa, dosen, praktisi, dan akademisi. (ard)

Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah

Mengangkat tema “Dengan Seni Kita Berprestasi”, Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah se-Karesidenan Madiun. Program kerja tersebut disesuaikan dengan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tentang pengembangan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO), serta mengembangkan, meningkatkan mutu dan keberlangsungan kegiatan pada bidang pendidikan.

Rauf Firrahim, selaku ketua panitia menjelaskan tujuan digelarnya acara ini adalah untuk memperluas program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kemampuan melalui pemantapan program.

“Tema tersebut diangkat karena kami berharap generasi Muhammadiyah muda dapat berprestasi, tidak hanya dalam bidang akademik saja tetapi juga dalam nonakademik seperti musikalisasi puisi, gerak dan lagu, dan mendongeng,” jelasnya perihal tema kegiatan.

Berbagai persiapan dilakukan seperti pembentukan panitia, koordinasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Karesidenan Madiun, dan lain sebagainya. Persiapan kurang lebih membutuhkan waktu satu hingga dua bulan. Puncak acara pekan seni yang diikuti seluruh sekolah Muhammadiyah se-kota Madiun dan Akademi Kebidanan Kota Madiun tersebut dilaksanakan pada 28 Agustus 2017, di Islamic Center Madiun.

Sebelum puncak acara diselenggarakan, terlebih dahulu digelar pelatihan membaca puisi, pelatihan mendongeng, pelatihan penciptaan lagu, dan sosialisasi Festival Masjid pada Selasa (08/08/2017). Acara ini diikuti oleh 60 peserta guru SD, SMP, dan SMA se-Karesidenan Madiun. Selanjutnya, digelar Pelatihan Manajemen Pendidikan dan Pelatihan Branding yang dilaksanakan pada Rabu (16/08/2017), dan diikuti oleh 70 peserta.

Pada puncak acara Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah, peserta berjumlah 60. Mereka berasal dari 5 wilayah PDM, yaitu Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Ponorogo, Magetan, dan Ngawi.

Alhamdulillah, acara puncak Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah ini diapresiasi masyarakat dengan sangat luar biasa. Pemenang juara 1, 2, dan 3 ranting lomba Gerak dan Lagu berasal dari wilayah Kota Madiun. Pemenang ranting lomba Musikalisasi Puisi juara 1 berasal dari Ngawi, juara 2 dan 3 berasal dari Kota Madiun serta juara 1, 2, dan 3 ranting lomba Mendongeng berasal dari Kota Madiun. Saya berharap agar pelaksanaan Pekan Seni Pelajar Muhammadiyah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan bercermin dari evaluasi pelaksanaan tahun ini,” tutup Rauf. (dev)