Mahasiswa UAD Ciptakan Ekosiculin Candle
Salah satu proposal Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-PE) mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tentang Ekosiculin Candle mendapat hibah dana dari Kemenristek Dikti. Mahasiswa di balik karya ini adalah Zayyana Septya Ramadani (Ketua Tim), Haadiyatul Tri Hastuti, Astin Astari, Dwi Puji Lestari, dan Rosawati Eka Mulyani, dengan Dosen Pendamping Azis Ikhsanudin, M.Sc.,Apt.
Kelima mahasiswa Farmasi UAD ini memiliki gagasan menciptakan lilin pencegah (repellent) nyamuk Aedes Aegypti menggunakan ekstrak daun kemangi yang dinamai Ekosiculin Candle. Ekosiculin Candle merupakan kepanjangan dari Extract Ocimum Basilicum Linn Candle.
Zayyana menjelaskan, gagasan awal timnya adalah membuat anti nyamuk yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan yang mudah didapatkan di masyarakat. Sebagai mahasiswa, mereka merasa harus memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan untuk turut membantu mengurangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan cara membuat pencegahnya.
“Di Indonesia banyak kota yang menjadi endemik DBD, salah satunya Yogyakarta. Kami mencoba membuat repellent dari daun kemangi karena selama ini belum banyak yang menggunakan, ramah lingkungan, dan mudah didapatkan,” papar Zayyana.
“Dari beberapa jurnal yang kami baca dan pelajari, pembuatan lilin dari daun kemangi memiliki efektifitas pengusir nyamuk dan bisa dimanfaatkan juga juga sebagai aroma terapi. Selama ini yang sering digunakan sebagai repellent nyamuk/serangga dari tanaman sambiloto, minyak serai, lavender, patikan kerbau, dan kayu manis. Bahan ini sudah umum digunakan, sedangkan daun kemangi belum banyak diteliti,” lanjutnya.
Daun kemangi digunakan sebagai repellent karena mengandung zat geraniol dan linalool yang diharapkan dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk. Tujuan dari pembuatan lilin ini adalah untuk memutus rantai penularan. Selain itu, tujuan lainnya untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak daun kemangi dalam mengusir nyamuk yang dibuat dalam sediaan lilin.
“Menurut penelitian yang sudah dilakukan, minyak atsiri daun kemangi yang dibuat dalam bentuk lotion kurang efektif digunakan sebagai repellent nyamuk Aedes Aegypti,” sambung Zayyana ketika ditemui di kampus 3 UAD, beserta timnya.
“Proses pembuatan Ekosiculin Candle saat ini pada tahap awal uji pendahuluan. Ke depannya, masih akan dilakukan uji coba untuk mencari dosis yang pas. Kendala yang kami hadapi saat ini adalah masalah dana, karena untuk penelitian membutuhkan dana tidak sedikit.”
Ekosiculin Candle diciptakan sebagai inovasi pencegahan penyebaran nyamuk penyebab DBD yang ramah lingkungan dan tidak banyak menggunakan bahan kimia berbahaya.
Manfaat dari penelitian ini di antaranya adalah dapat mengembangkan tanaman herbal Indonesia sehingga bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat yang menginginkan repellent nyamuk ramah lingkungan, serta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat daun kemangi. (ard/doc)