Sendikmad: Innovative Mathematics in the Era of Industrial Revolution 4.0

Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) of Universitas Ahmad Dahlan Mathematics Education Study Program (UAD) held Mathematics Education National Seminar of Ahmad Dahlan (Sendikmad) 2018. The seminar presented the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., Dr. Nanang Susyanto, M.Sc. from UGM, and Prof. Dr. Yus Muchamad Cholily, M.Si. from UM Malang.

The event was held at campus 4 of UAD, which was located on Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, on Saturday (3/11/2018) took the theme of "Developing Literacy Skills and Higher Level Thinking Skills (HOTS) through Innovative Mathematical Learning in the Era of Industrial Revolution 4.0". The participants were students, teachers, and lecturers from various regions in Indonesia.

The Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M. Hum., in his speech said that innovation in UAD continued to be encouraged and developed. "Regarding mathematics, we continue to strive to create innovative learning patterns by following the current trends, for example by utilizing digital technology."

Meanwhile, Muhadjir revealed that mathematics does not only focus on numbers. "Students must be taught mathematics to shape their character, critical power, endurance, concentration, focus, and make them unyielding in solving problems and find solutions."

He further explained that mathematics learning is not a problem of being right and wrong, but rather emphasizing the process. Teachers or educators must direct students not to be oriented to being right and wrong and scores. "If you only focus on right and wrong, when you are given homework (PR) you can get a score of 100 although it was done by someone else, your mother for example," Muhadjir said.

He also disagreed with mathematics questions in the form of multiple choice questions. According to him, the question of this type did not encourage the process of reasoning and critical thinking, but relied more on luck. If you happened to answer correctly you would get good grades.

In addition to discussing mathematics, Muhadjir touched on the school zoning system to build openness between schools, the environment, and families. "This closeness will increase awareness of students, so that they can be easily monitored and controlled," he said. (ard)

Mendikbud RI: PTMA Harus Pandai Manfaatkan Momentum

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Prof. Muhadjir Effendy, M.A.P. mengimbau Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) untuk berinovasi membuka program studi yang sesuai dengan perkembangan zaman. “Misalnya program studi logistik. Logistik di laut maupun udara. Manajemen logistik ini sangat kompleks. Saat ini dunia kerja membutuhkan orang-orang terampil sesuai dengan bidangnya. PTMA harus bisa memanfaatkan momentum ini.”

Pernyataannya ini disampaikan saat ia menjadi pemateri di acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kemahasiswaan PTMA se-Indonesia yang diselenggarakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara berlangsung Kamis-Sabtu (8-10/11/2018) di Hotel Grand Quality, Yogyakarta, dan diikuti 137 peserta dari 103 PTMA.

Sejalan hal tersebut, ia menginginkan PTMA tanggap dan sigap terhadap perubahan yang terjadi. Inovasi di bidang pendidikan harus terus dilakukan untuk mengimbangi perubahan yang semakin cepat. Lebih lanjut, momentum yang juga harus segera ditanggapi adalah peluang pembangunan PTMA di wilayah pinggiran Indonesia.

Jangan hanya tergantung pada LPTK. Saat ini LPTK sudah melebihi kapasitas. Jumlah lulusan dan yang dibutuhkan sudah tidak sebanding. Yang lulus setiap tahun 250 ribuan, sementara yang dibutuhkan per tahunnya hanya 100 ribuan. Kemudian peluang untuk mendirikan PTMA di wilayah pinggiran masih terbuka. Misalnya di Wakatobi, yang masuk dalam 10 destinasi favorit di Indonesia. Ini merupakan wilayah strategis untuk mengembangkan amal usaha Muhammadiyah,” tandasnya.

Selain itu yang lebih mendesak, menurutnya, PTMA harus memberi bekal kemampuan generik kepada mahasiswa. Bekal generik yang dimaksud adalah yang mudah diadaptasikan untuk dunia kerja. Kemudian double track yang dikhususkan di bidang keguruan. Misal keguruan dengan kemampuan minor perikanan, teknologi informasi, dan bahasa asing.

Terkait bidang kemahasiswaan, Muhadjir mengharapkan para pimpinan perguruan tinggi bisa mengembangkan PTMA sesuai dengan kearifan lokal. Kearifan lokal ini bisa menjadi nilai tersendiri dan menjadi ciri khas untuk branding PTMA. (ard)

UAD Tuan Rumah Rakornas Bidang Kemahasiswaan PTM-PTA

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA). Agenda yang berlangsung 8-10 November 2018 ini bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Total ada 137 peserta dari 103 PTM-PTA se-Indonesia. Rakornas bidang kemahasiswaan ini merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan.

Pada kesempatan tersebut, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. menyampaikan, bidang kemahasiswaan di PTM dan PTA harus dikuatkan. Mengingat mahasiswa merupakan salah satu aspek penting bagi keberlangsungan perguruan tinggi. “Kegiatan kemahasiswaan harus digairahkan. Saat ini, hanya sekitar 25 persen saja mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Baik di unit kegiatan, organisasi, komunitas, dan lainnya.”

Menurutnya, perguruan tinggi harus mendorong mahasiswa untuk berkegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan soft skills dalam rangka melengkapi kemampuan mahasiswa. Kemampuan soft skills diperlukan dan akan berguna di dunia kerja dan masyarakat.

Mahasiswa yang aktif dan punya keterampilan pasti akan berprestasi. Prestasi ini bisa meningkatkan citra perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa akan mendapat Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI),” jelasnya.

Di sisi lain, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. Lincolin Arsyad menuturkan dalam Rakornas Bidang Kemahasiswaan perlu membahas pencegahan radikalisme di lingkungan kampus. “Radikalisme seperti api dalam sekam. Ini adalah pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi.”

Selain itu, hal lain yang perlu didiskusikan terkait produktivitas mahasiswa. PTM-PTA harus banyak menyelenggarakan acara seperti pelatihan, seminar, dan perlombaan untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan mahasiswa. Juga, yang tidak kalah penting adalah produktivitas seni dan budaya. Beberapa hal tersebut, menurut Lincolin perlu didiskusikan secara serius untuk mengembangkan mahasiswa agar menjadi kader yang baik di masa depan.

Sementara Dr. Haedar Nashir, M.Si. Ketua Umum PP Muhammadiyah berpendapat kualitas PTM dan PTA harus ditingkatkan. Dengan kualitas yang baik maka akan membawa kemajuan bagi persyarikatan dan negara.

Ia berpesan mahasiswa kader Muhammadiyah tidak boleh terisolir dari problem kebangsaan. “Mahasiswa Muhammadiyah harus jadi pioner yang memiliki spirit intelektual, jujur, amanah, teladan, dan berpikiran maju. Satu-satunya yang bisa membawa Indonesia di era global adalah kemajuan.” (ard)

 

GPSD Tandingkan Permainan Tradisional

Gebyar Prestasi Sekolah Dasar (GPSD) yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dimeriahkan dan diikuti peserta siswa sekolah dasar se-DIY. Acara yang diselenggarakan di lapangan Tamanan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (4/11/2018) mempertandingkan beberapa peramainan tradisional, lomba sains, seni budaya, olahraga, dan keagamaan.

Beberapa yang dipertandingkan di antaranya lomba mewarnai, tari, parade anak saleh, olimpiade sains, lomba permainan tradisional, dan kompetisi futsal kids. GPSD kali ini merupakan yang ketiga dengan tujuan menciptakan siswa yang kompeten dan akan berlangsung dua kali, 4 dan 11 November 2018.

Ika Maryani, M.Pd. dosen PGSD menjelaskan, ajang ini untuk menperkenalkan PGSD UAD kepada masyarakat luas. Selain itu, ajang ini memberi kesempatan bagi para siswa untuk mengenal permainan tradisional.

Permainan tradisional pada masanya digemari banyak orang. Di era ini permainan baru daring menggeser berbagai budaya lokal seperti permainan tradisional. Kami berharap siswa yang ikut berkompetisi dalam ajang ini punya daya kompetisi yang baik sehingga bisa memaksimalkan potensi diri,” jelasnya.

Sementara Dr. Dedi Pramono, M.Hum. Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD menyatakan bangga kepada mahasiswa PGSD yang telah menyelanggarakan kegiatan perlombaan berbasis pengembangan soft skills bagi siswa sekolah dasar. Menurutnya, soft skills dibutuhkan untuk pemimpin bangsa di masa depan.

Pemimpin memerlukan sifat leadership, kerja sama, kejujuran, profesionalitas, dan integritas. Pengembangan permainan seperti ini perlu dilakukan di tengah himpitan permainan daring untuk mengembangkan potensi anak,” tandasnya.

Pada kesempatan ini, hadir juga Surti Raharyanto dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi DIY beserta Sri Supriyantini dari Disdikpora Kabupaten Bantul. Dalam sambutannya, Surti menekankan pihaknya akan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan berbagai instansi lain untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan di DIY.

Mengenalkan kembali permainan tradisional merupakan langkah yang bagus untuk mengembangkan potensi anak. Selain itu, kesehatan jasmani anak juga akan terjaga. Saat ini, di Yogyakarta prevalensi penyakit tidak menular cukup tinggi, bahkan tertinggi di Indonesia. Banyak faktor yang memengaruhi, salah satunya minimnya kegiatan fisik,” ungkapnya.

Surti mengapresiasi GPSD yang diselenggarakan UAD karena memberi kesempatan siswa sekolah dasar untuk berekspresi dan berkompetisi dengan berbagai sekolah. Hal ini akan meningkatkan kerukunan antarsekolah. Pihaknya berharap kegiatan GPSD tetap berlangsung di tahun-tahun mendatang. (ard)

Sendikmad: Matematika Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (Sendikmad) 2018. Seminar ini menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., Dr. Nanang Susyanto, M.Sc. dari UGM, dan Prof. Dr. Yus Muchamad Cholily, M.Si. dari UM Malang.

Acara yang digelar di kampus 4 UAD, Jln. Ringroad selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (3/11/2018) mengangkat tema “Mengembangkan Kemampuan Literasi dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) melalui Pembelajaran Matematikan Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0”. Peserta merupakan mahasiswa, guru, dan dosen dari berbagai wilayah di Indonesia.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. dalam sambutannya mengatakan, inovasi di UAD terus didorong dan dikembangkan. “Terkait matematika, kami terus berusaha untuk menciptakan pola pembelajaran yang inovatif dengan mengikuti tren perkembangan zaman. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi digital.”

Sementara Muhadjir mengungkapkan, matematika tidak terpaku pada angka-angka saja. “Peserta didik harus diajarkan pada matematika yang mampu membentuk karakter anak, daya kritis, daya tahan, konsentrasi, fokus, dan membuat anak pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah, serta menemukan solusinya.”

Lebih lanjut ia menjelaskan, pembelajaran matematika bukan masalah benar dan salah, tetapi lebih pada prosesnya. Para guru atau pendidik harus mengarahkan peserta didik untuk tidak berorientasi pada benar dan salah serta nilai. “Kalau hanya fokus pada benar dan salah, ketika diberi pekerjaan rumah (PR) bisa saja dapat nilai seratus. Padahal itu yang mengerjakan ibunya,” kata Muhadjir.

Ia juga tidak sependapat dengan soal matematika yang berbentuk pilihan ganda. Menurutnya soal jenis ini tidak meningkatkan proses penalaran dan daya kritis. Tetapi, lebih pada keberuntungan, jika kebetulan menjawab benar maka akan mendapat nilai bagus.

Selain membahas matematika, Muhadjir menyinggung sistem zonasi sekolah untuk membangun keterbukaan antara sekolah, lingkungan, dan keluarga. “Kedekatan ini akan meningkatkan kepedulian terhadap peserta didik, sehingga dapat dengan mudah dalam pengawasan dan pengontrolan,” tandasnya. (ard)

Bimawa Conducts Socialization on Simkatmawa Program

As an effort to improve the university performance, Bureau of Student and Alumni Affairs (Bimawa) of Universitas Ahmad Dahlan (UAD) held socialization on Information System Program of Student Ranking Management or Simkatmawa in several study programs.

According to the Head of Bimawa, Dr. Dedi Pramono, M. Hum., Simkatmawa was a student ranking system that could be advantageous to both Public University (PTN) and Private University (PTS). “The purpose of Simkatmawa is to give information of the ranking of a university in terms of student achievement.”

With Simkatmawa, universities can find out in what position their student activities are. After finding out the ranking, the corresponding university may take actions on how to guide the students. Up to now, every student activity in UAD is expected to contribute and give good impact on the ranking of the university, especially for PTS.

To realize Simkatmawa, there needs to be support from the faculties. One of the faculties that has been visited and given socialization is the Faculty of Industrial Engineering (FTI).

In the future, there needs to be a work program in every semester in every faculty, in the hope that every form of student activity will be more organized, in terms of administration, ranking, to decide on the quality of the corresponding university”, said Dedi. (doc)

UAD Sends Volunteers to Palu and Donggala

The disaster that hit Palu-Donggala has left a deep sorrow for Indonesia. After more than a month, the post-disaster recovery process continues to be carried out by various parties. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) took part in the recovery process with various humanitarian activities to help victims who are affected by the earthquake, tsunami and solid liquefaction.

On Wednesday (10/31/2018) at the courtroom of campus 2 UAD, UAD Disaster Study Center invited student volunteers to be sent to Donggala to get direction from the higher officials. The number of UAD student volunteers who will be sent to Palu is 14.

They are members of a psychosocial team of 11 and a logistics team of 3 people. Three logistics volunteers will serve in Palu for 1 month, while the other 11 psychosocial volunteers from the Faculty of Psychology of UAD will serve for 2 months.

The recruitment of student volunteers is held in collaboration with PP Muhammadiyah Disaster Management Agency (LPB) and Muhammadiyah Regional Board (PWM) of DIY and will depart for one month to Donggala starting November 1st, 2018. Previously, students were given briefing by the Faculty of Psychology UAD and LPB PWM of DIY.

Dr. Abdul Fadlil, M.T., the Vice Rector III of UAD for Student Development and Alumni Empowerment, said that the student volunteers had passed a health examination and had been vaccinated by UAD Hospital. "Being a volunteer must be sincere or ikhlas. Ikhlas here is defined as professional, dedicated and responsible. "

Meanwhile, the Vice Rector I of UAD, Dr. Muchlas, M.T. for Academic Quality Improvement and Consolidation shared his hope that UAD student volunteers for Palu-Donggala would be able to carry out the mandate well, without any obstacles, and be able to return to UAD without lacking anything.

A day after being given a briefing at UAD, the student volunteers who would depart to Palu and Donggala were released, together with a team from PWM DIY. The volunteers included Mulyadi (Communication Studies), Susi Mutoharoh and Minhatin Tsaniah (Islamic Education), Andi Aziz Muhammad, Aprilia Aldisa, Etty Nur Hayati, Putri Panca Octaviana, Evi Kuwara, Mukhlisa Aulia Azizah, Endischa F Antatrie, Iva Nining Riyanty , Sherly Dwiputri, Faqih Abdussalam, Hasbi, Asiddiq (Psychology). (ard)

The Importance of Following Up Research Results for Community Service Programs

Institute for Research and Community Service (LPPM) of Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta held a National Seminar on Community Service Results on October 27, 2018. The seminar that was held at Jambuluwuk Hotel Malioboro was attended by 51 speakers and 4 participants from various public and private universities, including Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas PGRI Madiun, Universitas Widya Dharma, Universitas Kristen Petra, Politeknik Kediri, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Aisyiyah Yogyakarta, and of course, UAD, as the host.

"The theme of 'Following Up Research Results through Sustainable Service Program' was deliberately chosen considering the lack of research carried out by lecturers in universities which were followed up as a community service program," said Dr. Widodo, M.Sc., as the Head of LPPM in his speech.

Dr. Muchlas, M.T. as the Vice Rector I of UAD also stated the same thing. According to him, universities indeed needed to increase the Technology Readiness Level (TKT), which did not only stop at scientific studies at university level. Instead, the usefulness of the research results must be directly felt by the community through community service programs. Therefore, he gave the highest appreciation for the implementation of the seminar.

"To get to advanced TKT level, cooperation is needed. When only basic science is applied, it will be difficult to arrive at level 7 to 9. So, the results of the research are only finished as a report and the community cannot enjoy the results. Therefore, the following up of the results of a study is important to be applied," said Dr. Okid Parama Asitin, M.Sc., as the main speaker as well as a reviewer of the Directorate of Research and Community Service (DRPM). (Fy)

UAD Kirim Relawan ke Palu dan Donggala

Bencana yang melanda Palu-Donggala telah menyisakan duka mendalam bagi seluruh bangsa Indonesia. Setelah sebulan lebih, proses pemulihan pascabencana terus dilakukan berbagai pihak. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) turut andil dalam proses pemulihan dengan berbagai kegiatan kemanusiaan untuk membantu korban terdampak gempa, tsunami, dan likuifaksi.

Rabu (31/10/2018) bertempat di ruang sidang kampus 2 UAD, Pusat Studi Bencana UAD mengundang para relawan mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Palu-Donggala untuk mendapat arahan dari pimpinan. Relawan mahasiswa UAD yang akan dikirim ke Palu berjumlah 14 orang.

Mereka tergabung dalam tim psikososial yang berjumlah 11 dan tim logistik 3 orang. Tiga relawan logistik bertugas di Palu selama 1 bulan, sementara 11 relawan psikososial dari Fakultas Psikologi UAD bertugas selama 2 bulan.

Perekrutan relawan mahasiswa bekerja sama dengan Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY dan akan diberangkatkan selama satu bulan ke Palu-Donggala terhitung mulai 1 November 2018. Mahasiswa diberi pembekalan oleh Fakultas Psikologi UAD dan LPB PWM DIY.

Dr. Abdul Fadlil, M.T. Wakil Rektor III UAD Bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Pemberdayaan Alumni menyampaikan, para relawan mahasiswa telah lolos menjalani pemeriksaan kesehatan dan sudah diberikan vaksinasi oleh RS UAD. “Menjadi relawan itu harus ikhlas. Ikhlas di sini didefinisikan profesional, berdedikasi, dan bertanggung jawab.”

Sementara Wakil Rektor I UAD, Dr. Muchlas, M.T. Bidang Konsolidasi dan Peningkatan Kualitas Akademik berharap relawan mahasiswa UAD untuk Palu-Donggala mampu mengemban amanah dengan baik, lancar, dan dapat kembali ke UAD tanpa kurang suatu apa pun.

Sehari setalah diberi pembekalan di UAD, para relawan mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Palu dan Donggala dilepas untuk membersamai tim dari PWM DIY. Relawan tersebut di antaranya Mulyadi (Ilmu Komunikasi), Susi Mutoharoh dan Minhatin Tsaniah (Pendidikan Agama Islam), Andi Aziz Muhammad, Aprilia Aldisa, Etty Nur Hayati, Putri Panca Octaviana, Evi Kuwara, Mukhlisa Aulia Azizah, Endischa F Antatrie, Iva Nining Riyanty, Sherly Dwiputri, Faqih Abdussalam, Hasbi, Asiddiq (Psikologi). (ard)

Kuda Sarpin of UAD Wins the 1st Place in I3E Event

The Ministry of Research, Technology and Higher Education (Kemenristekdikti) of the Republic of Indonesia held Indonesia Innovation Innovator Expo (I3E) on Thursday-Sunday (25-28/10/2018) at Jogja City Mall. This event is a medium for innovators to showcase their work to the public about innovation-based startup products. The event was initiated by the Directorate General of Innovation Enhancement to showcase the innovation from Indonesian millenials.

At this national event, a team from Universitas Ahmad Dahlan (UAD) won the 1st place in the category of innovation competition with Kursi Beroda dengan Sarung Tangan Pintar (Kuda Sarpin). Kuda Sarpin Team consists of Ahmad Yogaswara, Iqbal Cahya Kurniawan, and Muhammad Annas from Electrical Engineering study program, and Ferosa Ardina Wardani from the Faculty of Public Health (FKM). The supervisor of the Kuda Sarpin team is Anton Yudahana, S.T., M.T., Ph.D.

From Ahmad Yogaswara's explanation, the production of Kuda Sarpin was motivated by the fact that people with disabilities were not able to optimally use public facilities. "For example, they have difficulties with the lack of access to transportation, building, education and employment services and those become obstacles in the daily lives of people with disabilities."

Meanwhile, Anton Yudhana conveyed that he and his team were ready to promote technological innovation products produced by the nation's youth, especially UAD, to the wider community. Therefore, the results of innovation from the innovators will really have benefits for the community.

The I3E 2018 exhibition involved 261 technology innovation startups. The participants come from various regions in Indonesia. Among them are from the fields of food, health, information technology, material exports, transportation, defense technology, renewable energy, and disaster management.

This event has the theme of "Startup: Optimism for the Nation". The I3E has been implemented for the past three years which is a means for technology-based startup companies to start dealing with markets, investors and wider stakeholders.

Before winning one of the categories in this event, Kuda Sarpin team is qualified in the top 10 finalists of the 11th National Student Exhibition of Information and Communication Technology (Gemastik) of 2018. The team was included in the 10 finalists in the division of Smart Devices, Embedded Systems and IoT. (ard/doc)