Ceramah Pendidikan dalam Rangka Peresmian Gedung Baru Unit D Kampus 3
Prof. H. Abdul Malik Fajar, M.Sc. Dalam tausyiahnya menyampaikan “pendidikan harus mengacu pada pembaharuan masa depan. Perkembangan dan pembaharuan harus terus menerus diperhatikan dan menjaga kontinyuitas agar kestabilan dan kekhasan tetap terjaga dan mampu bersaing ke depannya,” ungkapnya.
“UAD dengan citranya sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah semakin memperhatikan peranan untuk menatap masa depan dunia pendidikan. Salah satunya dengan penambahan gedung Unit D Kampus III guna menjaga keseimbangan dan hal itu merupakan awal dalam menuju masa kemajuan” tambahnya.
Menurut mantan Menteri Agama ini, mengelola PTS dengan jumlah mahasiswa 13 ribu seperti di UAD tidaklah mudah. Apalagi di tengah persaingan global saat ini. “Perguruan tinggi yang bisa bersaing di kompetisi saat ini adalah yang memiliki kompetensi dan networking luas,” terangnya.
Problem berat bagi seluruh PTS di Indonesia saat ini termasuk perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) menurut beliau adalah sumber daya manusia (SDM) yaitu dosen. ” Sekarang mending ada pinjam meminjam dosen bahkan lungsuran (bekas) dari perguruan tinggi negeri,” terangnya.
Karena itu, bagi PTS yang ingin maju dan terus berkembang masalah utama yang harus diselesaikan adalah SDM ini. Karena menurutnya SDM adalah penentu utama kualitas pendidikan sebuah PTS bukan gedung atau aset lainnya. UAD sendiri kata beliau, dengan jumlah mahasiswa yang banyak tersebut harus bisa menghasilkan SDM yang menjadi modal sosial bagi lingkungannya. Itu hanya bisa dilakukan jika mahasiswa diterjunkan langsung ke masyarakat dan di Muhammadiyah itu bisa dilakukan melalui ranting atau cabang dari organisasi tersebut. (@)
Prof. H. Abdul Malik Fajar, M.Sc. Dalam tausyiahnya menyampaikan “pendidikan harus mengacu pada pembaharuan masa depan. Perkembangan dan pembaharuan harus terus menerus diperhatikan dan menjaga kontinyuitas agar kestabilan dan kekhasan tetap terjaga dan mampu bersaing ke depannya,” ungkapnya.
“UAD dengan citranya sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah semakin memperhatikan peranan untuk menatap masa depan dunia pendidikan. Salah satunya dengan penambahan gedung Unit D Kampus III guna menjaga keseimbangan dan hal itu merupakan awal dalam menuju masa kemajuan” tambahnya.
Menurut mantan Menteri Agama ini, mengelola PTS dengan jumlah mahasiswa 13 ribu seperti di UAD tidaklah mudah. Apalagi di tengah persaingan global saat ini. “Perguruan tinggi yang bisa bersaing di kompetisi saat ini adalah yang memiliki kompetensi dan networking luas,” terangnya.
Problem berat bagi seluruh PTS di Indonesia saat ini termasuk perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) menurut beliau adalah sumber daya manusia (SDM) yaitu dosen. ” Sekarang mending ada pinjam meminjam dosen bahkan lungsuran (bekas) dari perguruan tinggi negeri,” terangnya.
Karena itu, bagi PTS yang ingin maju dan terus berkembang masalah utama yang harus diselesaikan adalah SDM ini. Karena menurutnya SDM adalah penentu utama kualitas pendidikan sebuah PTS bukan gedung atau aset lainnya. UAD sendiri kata beliau, dengan jumlah mahasiswa yang banyak tersebut harus bisa menghasilkan SDM yang menjadi modal sosial bagi lingkungannya. Itu hanya bisa dilakukan jika mahasiswa diterjunkan langsung ke masyarakat dan di Muhammadiyah itu bisa dilakukan melalui ranting atau cabang dari organisasi tersebut. (@)