Dahlan Muda: Cinta Alam, Tanggap Bencana
Indonesia merupakan negara yang terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat pulau Sumatra, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai selatan Kepulauan Nusa Tenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku bagian selatan.
Dari berbagai wilayah di Indonesia, Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang berpotensi tinggi terkena bencana, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan tsunami. Hal ini karena pertumbukan lempeng Eurasia dan Australia dilepas pantai selatan pulau Jawa, yang sebagian besar masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sebagai wujud kepedulian mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (BEM UAD) mengadakan Pelatihan Tanggap Bencana pada Minggu (26/4/2015) di auditorium kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta. Acara yang diadakan dari pukul 08.00-16.00 WIB ini mendatangkan pemateri dari Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.
Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa dari berbagai fakultas di UAD dan beberapa delegasi dari beberapa universitas di Yogyakarta. Seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah.
“Dengan diadakannya acara ini, diharapkan mahasiswa dapat menambah ilmu mengenai tanggap bencana dan mampu berkontribusi di masyarakat jika sewaktu-waktu dibutuhkan,” ujar Diana Nur Purwitasari selaku ketua panitia dalam sambutannya.
Sementara menurut Sigit Wijanarko sebagai wakil ketua BEM UAD, dalam sambutannya berkata, “Acara pelatihan tanggap bencana ini merupakan salah satu program kerja departemen pengabdian masyarakat. Latar belakangnya karena dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, bencana di Indonesia semakin meningkat, khususnya di Yogyakarta.”
Sigit menambahkan bahwa masyarakat belum mampu memahami ilmu untuk menanggulangi dan mengantisipasi bencana. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai agent of change sangat dibutuhkan untuk menjadi pelopor. Dengan diadakannya pelatihan ini, Sigit mengajak agar mahasiswa dapat follow up untuk membentuk komunitas awal guna membantu masyarakat dalam mengantisipasi bencana alam.
“Mari berpartisipasi dalam menanggulangi bencana alam. Jadikan itu sebagai wujud pengabdian kita terhadap masyarakat,” tegasnya.
Menindaklanjuti pelatihan tanggap bencana tersebut, BEM UAD juga mengadakan penanaman mangrove di pesisir Pantai Kaliopak guna mencegah abrasi. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Minggu, (3/5/2015). (AKN)