DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU UAD
Menulis Menjanjikan Popularitas
Yogyakarta (KR) – Dunia akademik, merupakan dunia yang sepi dari tulis menulis. Sepi maksudnya, dosen menulis di koran memang tidak menjanjikan kegemerlapan kekayaan, hanya popularitas, bagi diri dan lembaga. Untuk itu menulis di koran, haruslah diniatkan untuk beribadah melakukan kontrol sosial, penyadaran dan pencerahan bagi masyarakat.
Demikian yang mencuat dalam diskusi dan peluncuran buku “Menjaga Tanda-Tanda’ (Buga Rampai Wacana di Media Massa) di Geobog Reto Banguntapan, Rabu (2/2). kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Universita Ahmad Dahlan (UAD), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY dan SKH Kedaulatan Rakyat. Diskusi menghadirkan pembicara Prof Abdul Munir Mulkhan (UIN Sunan Kalijaga), M Yahya SIP (Direktur Penerbit Tiara Wacana), Sihono Msi (Ketua PWM DIY), Drs Kasyiarno Mhum (Rektor UAD) dengan moderator Drs Dedi Pramono Mhum. Sebelumnya diskusi diberi pengantar oleh Hadi Suyono Msi (Ketua peyelenggara), Musahadah (Ketua Peringatan ke-64 Hari Pers Nasional PWI DIY).
Menurut Munir, Konsekuensi dunia yang sepi memang tidak banyak yang menggeluti “Menulis di koran anggap saja bentuk amal jariah kepada masyarakat. Amal jariah adalah amal yang tidak putus-putusnya,’ Ucapnya
Sedangkan M yahya, sihono dan Kasiyarno berpandangan menulis itu kerja intelektual. Menulis memang harus diasah secara terus-menerus. Sehingga kepekaan dan kegelisahan masyarakat mampu diartikulasikan.
Semoga dengan adanya peluncuran buku ini akan banyak orang-orang kreatif Khususnya di UAD. Sehingga mampu menuliskan anspirasi masyarakat ke dalam bentuk buku yang mempunyai niali dedikasi tinggi bagi penulis dan pembacanya. (Sbwh/Jay)
Menulis Menjanjikan Popularitas
Yogyakarta (KR) – Dunia akademik, merupakan dunia yang sepi dari tulis menulis. Sepi maksudnya, dosen menulis di koran memang tidak menjanjikan kegemerlapan kekayaan, hanya popularitas, bagi diri dan lembaga. Untuk itu menulis di koran, haruslah diniatkan untuk beribadah melakukan kontrol sosial, penyadaran dan pencerahan bagi masyarakat.
Demikian yang mencuat dalam diskusi dan peluncuran buku “Menjaga Tanda-Tanda’ (Buga Rampai Wacana di Media Massa) di Geobog Reto Banguntapan, Rabu (2/2). kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Universita Ahmad Dahlan (UAD), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY dan SKH Kedaulatan Rakyat. Diskusi menghadirkan pembicara Prof Abdul Munir Mulkhan (UIN Sunan Kalijaga), M Yahya SIP (Direktur Penerbit Tiara Wacana), Sihono Msi (Ketua PWM DIY), Drs Kasyiarno Mhum (Rektor UAD) dengan moderator Drs Dedi Pramono Mhum. Sebelumnya diskusi diberi pengantar oleh Hadi Suyono Msi (Ketua peyelenggara), Musahadah (Ketua Peringatan ke-64 Hari Pers Nasional PWI DIY).
Menurut Munir, Konsekuensi dunia yang sepi memang tidak banyak yang menggeluti “Menulis di koran anggap saja bentuk amal jariah kepada masyarakat. Amal jariah adalah amal yang tidak putus-putusnya,’ Ucapnya
Sedangkan M yahya, sihono dan Kasiyarno berpandangan menulis itu kerja intelektual. Menulis memang harus diasah secara terus-menerus. Sehingga kepekaan dan kegelisahan masyarakat mampu diartikulasikan.
Semoga dengan adanya peluncuran buku ini akan banyak orang-orang kreatif Khususnya di UAD. Sehingga mampu menuliskan anspirasi masyarakat ke dalam bentuk buku yang mempunyai niali dedikasi tinggi bagi penulis dan pembacanya. (Sbwh/Jay)