Entrepreneurship Throught Creative Writing with Raditya Dika
Era semakin maju. Manusia terus dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mereka bisa survive dalam menjalani hidup. Jika tidak, maka mereka akan tertinggal. Oleh karena itu, berbagai bentuk kreativitas pasti akan mendapatkan apresiasi. Salah satunya adalah creative writing, yaitu kretivitas dalam dunia menulis. Pada kenyataannya, kebiasaan menulis belum melekat benar pada diri setiap manusia, khususnya di Indonesia. Pentingnya menulis bahkan juga belum disadari oleh civitas akademika. Menulis hanya dianggap sebagi bagian dari mata pelajaran atau mata kuliah yang cukup diterapkan ketika berada di ruang kelas.
Sabtu (3/12/2011), bertempat di Auditorium Kampus I UAD, EDSA yaitu Himpunan Mahasiswa Proggram Studi Pendidikan Bahasa Inggris (HMPS PBI) mengadakan talkshow bersama dengan Raditya Dika. Raditya Dika merupakan salah satu penulis muda yang menjadikan kebiasaan menulisnya tidak hanya sekedar menyalurkan kegemaran saja namun juga sebagai lahan untuk mendapatkan keuntungan secara materi.
Sebagai anak muda, Radit paham benar akan peluang yang dimilikinya di dunia menulis. Acara yang mengangkat tema Entrepreneurship Throught Creative Writing with Raditya Dika dihadiri oleh 305 peserta dan beberapa tamu undangan. Talkshow ini memberi kesempatan kepada para peserta untuk menggali bagaimana proses kreatif yang selama ini Raditya lakukan sehingga mereka bisa menjadikannya sebagai motivasi.
Absus Grumila, mahasiswa semester 3, PBI UAD, selaku ketua panitia mengatakan kami sengaja mendatangkan Raditya Dika dalam talkshow kali ini karena Radit merupakan anak muda yang kretaif. Dia telah menulis beberapa buku yang bahkan menjadi best seller. Harapannya tentu dari acara ini akan ada keberlangsungan ke depan. Para peserta yang hadir bisa belajar tentang bagaimana menjadi manusia yang kreatif dalam bidang menulis dan menjadikan Raditya sebagai salah satu inspirator dan motivator.
“Terlebih Radit masih muda. Jadi, anak-anak muda, khususnya mahasiswa yang merupakan subjek intelektual tidak hanya berdiam diri saja namun juga bisa menggali kreativitasnya di bidang menulis dan bisa mendapatkan sesuatu dari menulis. Mahasiswa semestinya tidak hanya meminta kepada orang tua tetapi dengan kreativitas yang dimiliki harapannya juga bisa memberikan peluang materi bagi dirinya.” Papar ketua panitia tersebut mengakhir percapakan. (FM/IHS)
Era semakin maju. Manusia terus dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mereka bisa survive dalam menjalani hidup. Jika tidak, maka mereka akan tertinggal. Oleh karena itu, berbagai bentuk kreativitas pasti akan mendapatkan apresiasi. Salah satunya adalah creative writing, yaitu kretivitas dalam dunia menulis. Pada kenyataannya, kebiasaan menulis belum melekat benar pada diri setiap manusia, khususnya di Indonesia. Pentingnya menulis bahkan juga belum disadari oleh civitas akademika. Menulis hanya dianggap sebagi bagian dari mata pelajaran atau mata kuliah yang cukup diterapkan ketika berada di ruang kelas.
Sabtu (3/12/2011), bertempat di Auditorium Kampus I UAD, EDSA yaitu Himpunan Mahasiswa Proggram Studi Pendidikan Bahasa Inggris (HMPS PBI) mengadakan talkshow bersama dengan Raditya Dika. Raditya Dika merupakan salah satu penulis muda yang menjadikan kebiasaan menulisnya tidak hanya sekedar menyalurkan kegemaran saja namun juga sebagai lahan untuk mendapatkan keuntungan secara materi.
Sebagai anak muda, Radit paham benar akan peluang yang dimilikinya di dunia menulis. Acara yang mengangkat tema Entrepreneurship Throught Creative Writing with Raditya Dika dihadiri oleh 305 peserta dan beberapa tamu undangan. Talkshow ini memberi kesempatan kepada para peserta untuk menggali bagaimana proses kreatif yang selama ini Raditya lakukan sehingga mereka bisa menjadikannya sebagai motivasi.
Absus Grumila, mahasiswa semester 3, PBI UAD, selaku ketua panitia mengatakan kami sengaja mendatangkan Raditya Dika dalam talkshow kali ini karena Radit merupakan anak muda yang kretaif. Dia telah menulis beberapa buku yang bahkan menjadi best seller. Harapannya tentu dari acara ini akan ada keberlangsungan ke depan. Para peserta yang hadir bisa belajar tentang bagaimana menjadi manusia yang kreatif dalam bidang menulis dan menjadikan Raditya sebagai salah satu inspirator dan motivator.
“Terlebih Radit masih muda. Jadi, anak-anak muda, khususnya mahasiswa yang merupakan subjek intelektual tidak hanya berdiam diri saja namun juga bisa menggali kreativitasnya di bidang menulis dan bisa mendapatkan sesuatu dari menulis. Mahasiswa semestinya tidak hanya meminta kepada orang tua tetapi dengan kreativitas yang dimiliki harapannya juga bisa memberikan peluang materi bagi dirinya.” Papar ketua panitia tersebut mengakhir percapakan. (FM/IHS)