FTDI Terapkan Hukuman yang Mendidik
“Kami ini fakultas keagamaan, maka kita harus menjunjung tinggi kegiatan-kegiatan yang berbau keagamaan. Dengan itu, kita tidak hanya berhura-hura dalam pelaksanaan P2K, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah.” -Nuru Zaman-
Sudah sejak lama, kegiatan keagamaan dilaksanakan pada serangkaian Program Pengenalan Kampus (P2K) Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (FTDI) UAD. Seperti tadarus bersama dalam memulai dan mengakhiri rangkaian P2K setiap harinya.
Selain itu, pada P2K 2016 ada hal yang paling membedakan dari FTDI dan fakultas lainnya yakni, diadakannya pemberian hukuman pada Mahasiswa Baru (Maba) yang melakukan pelanggaran. Hukuman tersebut di antaranya menghafal hadits, menulis potongan ayat dalam al-Qur'an beserta artinya, juga berpidato Bahasa Arab.
Saat ditemui Humas UAD, Jum'at (2/9/2016), Dwi Nur Fitriani, selaku koordinator kedisiplinan P2K FTDI menuturkan, pemberian hukuman tersebut tidak serta merta tanpa alasan. Hal ini, tentu berkaitan dengan FTDI sebagai nyawa UAD, yang merupakan universitas berbasis keagamaan dan diharuskan menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.
“Akan sangat lucu dan memalukan jika mahasiswa UAD, terutama FTDI tidak bisa membaca al-Qur'an dan hadits, apalagi menulis Arab.” Tambah Fitri.
Sementara itu, menurut Fitri, dengan diberikannya hukuman tersebut, mahasiswa baru akan terdidik untuk membaca al-Qur'an dan hadits, juga menulis Arab, serta dapat merasakan efek jera. Sehingga, hal ini dapat meningkatkan kualitas religiositas dan moral maba FTDI, dan UAD tentunya.
Ketua Umum (Ketum) P2K FTDI tahun 2016 berujar Nuru Zaman, mengatakan pembiasaan bagi mahasiswa FTDI diwujudkan dengan hal-hal yang sederhana sampai yang tersulit. Salah satunya dengan hafalan dan hukuman yang membangun mahasiswa baru. (AKN)