Husni Fithri: Menimba Ilmu Sampai ke Turki
Sering kita mendengar istilah “iseng-iseng berhadiah?” mungkin itu yang terjadi dengan Husni Fithri. Bukan berhadiah piring atau TV, namun berangkat ke Turki, 20 Oktober 2011 kemarin.
Saat ditanya bagaimana prosesnya mahasiswa yang akrab dipanggil Husni ini mengatakan awalnya cuma iseng saja mengirimkan naskah papernya ke Turki. Rasa penasaran saja yang memacunya. “Saya tidak kepikiran kalau diterima bagaimana nanti ke sananya”, Kenang Husni.
Beruntung dari pihak kampus memberikan respon yang bagus. Saat mendapat berita bahwa papernya diterima ia langsung menghadap ke bagian kemahasiswaan dan bertemu dengan pak Danang. “Saya pribadi merasa senang karena UAD sangat mendukung mahasiswanya dalam hal akademis. Beberapa kali saya pergi untuk international conference, dan dalam hal pendanaan sangat dibantu oleh kampus.” Katanya saat ditanya bagaimana respon yang ia dapatkan dari kampus.
Religious Therapy as One of An Alternative Ways In Getting Educational Betterment for Children with Autism Spectrum Disorder. Judul Esay yang ia kirimkan ke Turki. Dari iseng, ternyata mendapat respon yang bagus, dan ia diminta untuk mepresentasikan ke sana.
“Banyak manfaat yang saya dapat. Selain mendapat teman baru, saya jadi bisa mengerti apa yang sedang “in” di dunia psikologi, dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata tidak hanya mahasiswa S1 yang mengikuti konfrensi tersebut, namun ada yang sudah S2 bahkan S3″.
Mahasiswa yang baru saja diwisuda tanggal 17 Maret 2012 ini juga menyandang predikat cumlaude dengan IPK 3,66. katannya untuk menjadi yang terbaik kita harus berusaha lebih keras lagi dari orang lain, dan jangan lupa selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT Sang Pencipta. Menyerahkan segala putusan kepada-Nya setelah kita sudah berusaha. “Sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat untuk orang lain”, kata-kata singkatnya yang bisa menjadikan kita jauh melangkah lebih maju lagi. (Hy)
Sering kita mendengar istilah “iseng-iseng berhadiah?” mungkin itu yang terjadi dengan Husni Fithri. Bukan berhadiah piring atau TV, namun berangkat ke Turki, 20 Oktober 2011 kemarin.
Saat ditanya bagaimana prosesnya mahasiswa yang akrab dipanggil Husni ini mengatakan awalnya cuma iseng saja mengirimkan naskah papernya ke Turki. Rasa penasaran saja yang memacunya. “Saya tidak kepikiran kalau diterima bagaimana nanti ke sananya”, Kenang Husni.
Beruntung dari pihak kampus memberikan respon yang bagus. Saat mendapat berita bahwa papernya diterima ia langsung menghadap ke bagian kemahasiswaan dan bertemu dengan pak Danang. “Saya pribadi merasa senang karena UAD sangat mendukung mahasiswanya dalam hal akademis. Beberapa kali saya pergi untuk international conference, dan dalam hal pendanaan sangat dibantu oleh kampus.” Katanya saat ditanya bagaimana respon yang ia dapatkan dari kampus.
Religious Therapy as One of An Alternative Ways In Getting Educational Betterment for Children with Autism Spectrum Disorder. Judul Esay yang ia kirimkan ke Turki. Dari iseng, ternyata mendapat respon yang bagus, dan ia diminta untuk mepresentasikan ke sana.
“Banyak manfaat yang saya dapat. Selain mendapat teman baru, saya jadi bisa mengerti apa yang sedang “in” di dunia psikologi, dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata tidak hanya mahasiswa S1 yang mengikuti konfrensi tersebut, namun ada yang sudah S2 bahkan S3″.
Mahasiswa yang baru saja diwisuda tanggal 17 Maret 2012 ini juga menyandang predikat cumlaude dengan IPK 3,66. katannya untuk menjadi yang terbaik kita harus berusaha lebih keras lagi dari orang lain, dan jangan lupa selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT Sang Pencipta. Menyerahkan segala putusan kepada-Nya setelah kita sudah berusaha. “Sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat untuk orang lain”, kata-kata singkatnya yang bisa menjadikan kita jauh melangkah lebih maju lagi. (Hy)