Berbahaya, meng-oplos obat herbal dengan alkohol

Oleh: Dr.rer.nat. Endang Darmawan, Apt.*)

Obat herbal atau lebih sering dikenal dengan istilah jamu merupakan obat yang berasal dari bahan tanaman dengan khasiat tertentu. Obat herbal tersedia di pasaran dalam berbagai bentuk sediaan. Ada dalam bentuk sediaan puyer dan ada juga dalam bentuk kapsul. Umumnya masyarakat mengkonsumsi obat herbal untuk tujuan pengobatan penyakit tertentu. Penyakit-penyakit yang lazim diatasi dengan obat herbal antara lain adalah penyakit sederhana, seperti pegal linu, encok dan meningkatkan stamina tubuh. Selain itu, obat herbal digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit degeneratif, seperti penyakit diabetes, kolesterol, dan asam urat.

Dalam satu bungkus, jamu/obat herbal dapat mempunyai kandungan yang tersusun dari beberapa jenis tanaman yang berbeda. Penggabungan 2–5 jenis bahan tanaman ini dimaksudkan untuk menghasilkan efek yang lebih manjur. Kerja masing-masing komponen tanaman di dalam obat herbal berbeda-beda. Ada kandungan tanaman yang berkhasiat meningkatkan nafsu makan, meningkatkan stamina, atau efek yang lain. Salah satu khasiat tanaman dalam yang sering dijumpai adalah efeknya sebagai pemacu denyut jantung untuk meningkatkan stamina tubuh. Adapun mekanisme kerja dari tanaman tersebut yaitu dengan cara membongkar asam laktat yang menumpuk dalam tubuh. Penimbunan asam laktat ini merupakan salah satu penyebab timbulnya kelelahan dalam tubuh. Jika asam laktat segera dikeluarkan dari dalam tubuh maka tubuh tidak akan mengalami kelelahan.

Yang sering terjadi di tengah masyarakat obat herbal di-oplos dengan alkohol. Telah banyak kita jumpai kejadian akibat pengoplosan obat herbal dan alkohol. Misalnya: seorang pemuda meninggal setelah mengkonsumsi obat kuat (Suara merdeka 28 Juli 2010), dan pesta miras jamu yang dioplos dengan alkohol sehingga menyebabkan kematian 3 pemuda di Tangerang (Tangerangnews.com, 8.11.2012). Sebenarnya konsumsi alkohol di kalangan tertentu biasanya ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan, menumbuhkan rasa tenang dan senang. Mekanisme kerja alkohol umumnya mempengaruhi pusat syaraf otak. Bila penggunaan alkohol ini dihentikan maka syaraf otak menjadi tidak sensitif lagi sehingga ada keinginan untuk menggunakan alkohol lagi atau lebih sering disebut dengan efek adiktif. Salah satu hal yang mendorong beberapa orang meng-oplos alkohol dengan obat atau dengan obat herbal adalah keinginan untuk mendapatkan pengalaman khasiat yang lain jika obat herbal dicampur dengan alkohol.

Namun hal ini sangatlah berbahaya, karena akan terjadi interaksi antara alkohol dengan obat herbal itu. Pertama akan terjadi interaksi pada proses penyerapan obat herbal di saluran cerna. Pada interaksi ini alkohol akan meningkatkan proses penyerapan obat herbal dari dalam saluran cerna ke dalam pembuluh darah. Kalau terjadi peningkatan konsentrasi obat di dalam darah maka efek obat herbal ini juga akan meningkat. Yang kedua, terjadi interaksi pada efek obat. Efek obat herbal dan alkohol akan saling memperkuat, sehingga efek yang dirasakan merupakan hasil sinergisme efek obat herbal dan efek yang diberikan oleh alkohol. Artinya efek yang didapatkan otomatis akan jauh lebih tinggi dari efek yang diharapkan. Misal obat kuat dari obat herbal tujuannya adalah untuk meningkatkan kontraksi denyut jantung sehingga aliran darah ke seluruh tubuh lancar. Orang yang minum obat kuat ini tidak mudah merasakan lelah. Bila di-oplos dengan alkohol maka efek obat obat kuat ini akan meningkat sehingga denyut jantung akan meningkat, aliran darah ke seluruh tubuh akan meningkat, akibatnya tekanan darah akan meningkat terutama ke otak. Bila tekanan meningkat ke otak maka kita akan mengalami pusing-pusing, mual-muntah, kejang dan bisa menyebabkan pingsan, bila hal ini tidak bisa dikendalikan, maka akan menyebabkan kematian.

Bahaya peng-oplosan ini lebih mudah terjadi bila yang mengkomsumsi obat oplosan ini adalah orang lanjut usia karena organ-organ yang dimiliki sudah melemah dalam melakukan kompensasi dalam mengatasi keracunan obat. Jadi, sangatlah berbahaya meng-oplos obat herbal dengan alkohol karena efek obatnya tidak bisa diprediksi. Cara yang aman adalah bila mengkonsumsi obat herbal, sebaiknya tidak dicampur dengan alkohol atau dengan obat lain.

*) Penulis adalah Pengajar pada Program Pasca Sarjana Farmasi dan Drug Informer pada Pusat Informasi Obat, Makanan-Minuman dan Kosmetik Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Read more

Jurnal UAD teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928

index journal uad di crossref

Revolusi pengelolaan jurnal di era reformasi semakin menuntut dilakukannya pengelolaan jurnal yang lebih profesional. Setiap makalah terpublikasi sudah seharusnya tersedia online dan mudah diunduh oleh seluruh masyarakat ilmiah, sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi kehidupan umat manusia. Selain harus tersedia online, sebuah artikel jurnal seharusnya memiliki identitas yang unik. Misal untuk penghitungan citation akan lebih cepat dan akurat apabila setiap artikel sudah mempunyai unique identifier sendiri.

Digital Object Identifier (DOI) adalah alamat unik yang bersifat permanen. Berbeda dengan ISSN yang memberikan identitas unik bagi tiap jurnal, DOI memberikan identitas unik bagi setiap makalah. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah ketika jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitnya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Dengan memiliki DOI, setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada link of citation. Semua publisher besar seperti IEEE, Springer Link, Elsevier Groups, Taylor & Frances, dan Jhon Wiley & Sons adalah member CrossRef untuk registrasi DOI. Kini Jurnal UAD juga telah teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928, dan alamat suffix bisa ditentukan secara mandiri.

Muchlas, Wakil Rektor I Bidang Konsolidasi dan Peningkatan Kualitas Akademik, ketika ditemui di ruang kerjanya menyampaikan bahwa UAD sangat paham pentingnya penggunaan Teknologi Informasi di era digital dan sangat serius dalam mendukung pengelolaan jurnal yang profesional dan mengikuti dinamika perkembangan teknologi informasi, termasuk registrasi ke CrossRef untuk mendapatkan alamat DOI prefix bagi seluruh jurnal di lingkungan UAD.

Sementara itu secara terpisah Tole Sutikno, Dosen Teknik Elektro UAD, Ketua Penyunting Jurnal TELKOMNIKA dan sekaligus Administrator jurnal di lingkungan UAD ketika dihubungi menyampaikan bahwa sistem DOI menyediakan infrastruktur teknikal dan sosial pada jaringan digital. Sistem DOI ini mengimplementasikan Handle System dan Indecs “interoperability of data in e-commerce systems” Framework. Selanjutnya, Tole Sutikno memperinci bahwa Handle System merupakan arsitektur obyek digital yang menyediakan layanan resolusi yang efisien, dapat diperluas dan aman untuk identifikasi yang unik dan persistent.  Sistem DOI telah dikembangkan berbasis Indecs Framework sebagai basis untuk model interoperabilitas semantik, yang merupakan sebuah model siklus hidup dari berbagai jenis konten dan kekayaan intelektual dari konsep hingga bentuk fisik akhir atau salinan digitalnya.

Ditanya lebih detail apa itu DOI dan apa pentingya alamat DOI, Tole Sutikno  menjawab bahwa alamat DOI adalah alfanumerik unik untuk mengidentifikasikan obyek digital dan metadata dari objek digital tersebut pada jaringan digital. Sistem DOI tidak hanya mengidentifikasi  elemen informasi tentang versi digital dari artikel, film atau rekaman digital, tetapi juga sebagai indentitas unik dari obyek digital dan metadata dari obyek digital tersebut, yang meliputi informasi batasan akses ke obyek digital, informasi kepemilikan, dan juga indentitas persetujuan lisensi, jika ada. Sistem DOI menerapkan Handle System dan indecs Framework, dan dirancang untuk bekerja pada internet yang memungkinkan pembaca dapat memperoleh alamat URL baru untuk mengakses sebuah dokumen meskipun URL jurnal sudah berubah. Dengan Handle System yang merupakan komponen arsitektur obyek digital maka memungkinkan pengelolaan informasi digital meliputi identifikasi, pengaksesan dan proteksi sesuai kebutuhan. Handle System ini mengandung seperangkat protokol tertentu yang memungkinkan sebuah sistem komputer terdistribusi untuk menyimpan indentitas-identitas guna penentuan lokasi, akses, kontak, autentifikasi dan penggunaan sumber daya. Informasi ini dapat diubah sesuai kebutuhan yang merefleksikan kondisi saat ini, tanpa mengubah identitas. Dengan indecs Framework akan tersedia analisis kebutuhan metadata untuk e-commerce dari konten (kekayaan intelektual) pada lingkungan jaringan, utamanya pada interoperabilitas semantik. Ini akan menghasilkan mekanisme generik untuk menangani metadata yang kompleks untuk semua jenis konten. (ts)

Read more

Jurnal UAD teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928

index journal uad di crossref

Revolusi pengelolaan jurnal di era reformasi semakin menuntut dilakukannya pengelolaan jurnal yang lebih profesional. Setiap makalah terpublikasi sudah seharusnya tersedia online dan mudah diunduh oleh seluruh masyarakat ilmiah, sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar bagi kehidupan umat manusia. Selain harus tersedia online, sebuah artikel jurnal seharusnya memiliki identitas yang unik. Misal untuk penghitungan citation akan lebih cepat dan akurat apabila setiap artikel sudah mempunyai unique identifier sendiri.

Digital Object Identifier (DOI) adalah alamat unik yang bersifat permanen. Berbeda dengan ISSN yang memberikan identitas unik bagi tiap jurnal, DOI memberikan identitas unik bagi setiap makalah. Salah satu cara menandai sebuah jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah ketika jurnal tersebut meregistrasikan setiap artikel yang diterbitnya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Dengan memiliki DOI, setiap artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada link of citation. Semua publisher besar seperti IEEE, Springer Link, Elsevier Groups, Taylor & Frances, dan Jhon Wiley & Sons adalah member CrossRef untuk registrasi DOI. Kini Jurnal UAD juga telah teregistrasi oleh CrossRef dengan DOI prefix 10.12928, dan alamat suffix bisa ditentukan secara mandiri.

Muchlas, Wakil Rektor I Bidang Konsolidasi dan Peningkatan Kualitas Akademik, ketika ditemui di ruang kerjanya menyampaikan bahwa UAD sangat paham pentingnya penggunaan Teknologi Informasi di era digital dan sangat serius dalam mendukung pengelolaan jurnal yang profesional dan mengikuti dinamika perkembangan teknologi informasi, termasuk registrasi ke CrossRef untuk mendapatkan alamat DOI prefix bagi seluruh jurnal di lingkungan UAD.

Sementara itu secara terpisah Tole Sutikno, Dosen Teknik Elektro UAD, Ketua Penyunting Jurnal TELKOMNIKA dan sekaligus Administrator jurnal di lingkungan UAD ketika dihubungi menyampaikan bahwa sistem DOI menyediakan infrastruktur teknikal dan sosial pada jaringan digital. Sistem DOI ini mengimplementasikan Handle System dan Indecs “interoperability of data in e-commerce systems” Framework. Selanjutnya, Tole Sutikno memperinci bahwa Handle System merupakan arsitektur obyek digital yang menyediakan layanan resolusi yang efisien, dapat diperluas dan aman untuk identifikasi yang unik dan persistent.  Sistem DOI telah dikembangkan berbasis Indecs Framework sebagai basis untuk model interoperabilitas semantik, yang merupakan sebuah model siklus hidup dari berbagai jenis konten dan kekayaan intelektual dari konsep hingga bentuk fisik akhir atau salinan digitalnya.

Ditanya lebih detail apa itu DOI dan apa pentingya alamat DOI, Tole Sutikno  menjawab bahwa alamat DOI adalah alfanumerik unik untuk mengidentifikasikan obyek digital dan metadata dari objek digital tersebut pada jaringan digital. Sistem DOI tidak hanya mengidentifikasi  elemen informasi tentang versi digital dari artikel, film atau rekaman digital, tetapi juga sebagai indentitas unik dari obyek digital dan metadata dari obyek digital tersebut, yang meliputi informasi batasan akses ke obyek digital, informasi kepemilikan, dan juga indentitas persetujuan lisensi, jika ada. Sistem DOI menerapkan Handle System dan indecs Framework, dan dirancang untuk bekerja pada internet yang memungkinkan pembaca dapat memperoleh alamat URL baru untuk mengakses sebuah dokumen meskipun URL jurnal sudah berubah. Dengan Handle System yang merupakan komponen arsitektur obyek digital maka memungkinkan pengelolaan informasi digital meliputi identifikasi, pengaksesan dan proteksi sesuai kebutuhan. Handle System ini mengandung seperangkat protokol tertentu yang memungkinkan sebuah sistem komputer terdistribusi untuk menyimpan indentitas-identitas guna penentuan lokasi, akses, kontak, autentifikasi dan penggunaan sumber daya. Informasi ini dapat diubah sesuai kebutuhan yang merefleksikan kondisi saat ini, tanpa mengubah identitas. Dengan indecs Framework akan tersedia analisis kebutuhan metadata untuk e-commerce dari konten (kekayaan intelektual) pada lingkungan jaringan, utamanya pada interoperabilitas semantik. Ini akan menghasilkan mekanisme generik untuk menangani metadata yang kompleks untuk semua jenis konten. (ts)

Read more

Tiga Pilar Satu Hati Kuatkan Organisasi

Untuk menjalin kerjasama dan membentuk jiwa pemimpin. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) mengadakan Malam Keakraban (Makrab).

Kamis, 28 Maret 2012. Bertempat di Pondok pemuda ambarbinangun kasihan Bantul.  

Acara yang bertemakan “Tiga Pilar Satu Hati Kuatkan Organisasi” itu dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Jaringan Anak Bahasa (JAB), dan Kreativitas Kita (Kreskit).

Acara  Makrab tersebut diisi oleh permainan-permainan yang membutuhkan kerjasama dan dapat mempererat tali persaudaraan. Selain itu yang paling penting pada acara tersebut yaitu terdapat materi-materi yang cukup menarik seperti materi pertama tentang dinamika organisasi oleh Andi Irfana Ardhi dan materi kedua tentang administrasi organisasi oleh ibu Dedi Wijayanti serta materi ketiga tentang motivasi oleh Iqbal H Saputra, dengan materi-materi tersebut kita banyak mengetahui hal-hal baru yang sangat bermanfaat bagi diri kita sendiri.

Nely salah satu panitia dalam acara tersebut mengaku acara tersebut bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara HMPS, JAB, dan Kreskit, karena dengan acara ini semua anggota akan saling mengenal satu sama lain sehingga kedepannya kerjasama diantara ketiganya akan semakin baik.

“Saya harap tidak hanya pada acara makrab saja mereka saling mengenal, tetapi, kedepannya mereka akan saling menyapa dimanapun mereka berada” ungkap Nely

Wulan salah satu peserta mengaku banyak manfaat yang didapat dalam acara tersebut. Seperti banyak mendapatkan teman-teman baru dan banyak mengetahui hal-hal yang terkait dengan administrasi organisasi. Ia berharap acara seperti ini akan sering diadakan. (Ayy)

Read more

Rektor UAD Sambut Rakernas IPM

IMG_0183

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) merupakan tempat penampung calon penerus Persyarikatan Muhammadiyah. Didikan yang dimulai ketika umur relatif muda membuat kader-kader IPM terbiasa berfikir kritis.


Drs. Kasiyarno M. Hum  menyambut dengan ucapan selamat datang kepada para peserta rakernas dari seluruh provinsi di Indonesia pada pembukaan rapat kerja Nasional (Rakernas) IPM.yang di laksanakan di uditorium kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

“Kita semua menantikan perubahan dari kalian calon penerus persyarikatan dan juga bangsa” lanjutnya lagi, Jumat, (29/03/2013).

UAD pada kesempatan kali ini menjadi sponsor penuh menyambut para pelajar se-Indonesia tersebut dengan penuh kehangatan. Acara yang diketuai oleh ipmawan Imam Ahmad Abdul Razaq yang juga pernah menjadi Presiden mahasiswa di UAD tersebut mengangkat tema “Menatap Masa Depan Bangsa, Membangun Budaya Pelajar Kritis dan Progresif”

Selain rektor UAD, juga hadir Din Syamsudi, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan lain sebagainya.

IPM yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai organisasi pelajar terbaik Nasional pada tahun 2011 dan se-ASEAN pada tahun 2012 tersebut telah memiliki 1093 pengurus pada tingkat ranting di seluruh Indonesia. Diharapkan kader dari seluruh ranting tersebut jika memasuki perguruan tinggi akan meneruskan perjuangan mereka di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

“Nanti jika adek-adek ini meneruskan di Perguruan Tinggi manapun, maka masuklah ke IMM. Jangan sampai perjuangan kalian hanya berhenti disini saja”, rektor UAD menambahkan. (aay)

Read more

SMA N 1 Ligung Majalengka Kunjungi UAD

foto_st

Banyak referensi, banyak tempat untuk memilih. Begitulah yang tercermin dari program study tour yang digalakkan oleh banyak sekolahan di Indonesia ini.

Kamis, (28/03/2013) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendapat kunjungan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Ligung Majalengka. Tujuan acara tersebut untuk mengetahui lebih jauh tentang UAD. Lebih dari 100 siswa kelas 11, dan guru-guru serta kepala sekolah SMA yang hadir.

Meida Achirani, siswa Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 11 ketika ditemui saat acara berlangsung mengatakan. Kami baru pertama kali mengunjungi UAD. Tapi pihak kampus memberikan respon yang baik pada kami.

Lebih lanjut Meida menambahkan. Kampus UAD ini sudah bagus kok, besok kalau lulus aku pengen masuk di fakultas kesehatan.

Rombongan yang berangkat dari Majalengka pada pukul 16.00 WIB tersebut mengikuti acara di masjid Darussalam kampus 1 UAD pada pukul 10.30-11.30 WIB yang akan diteruskan dengan penelitian di pabrik gula Madukismo Yogyakarta. (aay)

Read more

IMPIAN SEORANG AKADEMISI

Triantoro.Safaria.PhD

Seorang akademisi memiliki peran yang sangat strategis bagi suatu bangsa dan peradaban. Lihatlah bagaimana para scholar ini membawa banyak perubahan bagi kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang besar dan maju menyadari peran penting para akademisinya, sehingga mereka lebih menghargai para akademisi tersebut, dan menempatkan mereka (orang-orang terpilih ini) pada kedudukannya yang layak di masyarakat. Sebagai contoh misalnya Amerika, bangsa yang maju, yang menguasai dan menyumbangkan hampir 70% perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Para scholarnya banyak menghiasi publikasi ilmiah di jurnal-jurnal ternama, bahkan jurnal-jurnal bergengsi tersebut dikelola sebagian besarnya oleh mereka. Melalui berbagai produk-produk teknologinya yang sebagiannya dihasilkan dari kerja-kerja para akademisinya, yang telah ikut memajukan dan mengokohkan pondasi ekonomi mereka.

Produk-produk pertahanan seperti pesawat tempur siluman (F-35, F-16), roket-roket, pesawat tanpa awak, menghasilkan milyaran dolar ketika dipasarkan keseluruh dunia. Akibatnya, hegemoni Amerika sampai saat ini tidak terkalahkan, baik dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi hingga politik. Kekuatan ini tidak lahir dan didapatkan begitu saja, tetapi dihasilkan dari keunggulan para akademisinya. Sehingga saat ini sekolah-sekolah terbaik sebagian besarnya ada di Amerika, sebagian besar perguruan tinggi di Amerika menguasai rangking universitas-universitas terbaik di dunia.

Jika kita berkaca dengan situasi yang ada di Indonesia, tentulah masih jauh tertinggal. Hal ini disebabkan oleh karena para akademisi kita tidak sebaik yang diharapkan. Hanya sebagian kecil dari para akademisi ini yang mampu mengaktualisasikan peran mereka bagi bangsa. Sebagian besarnya larut dan sibuk dalam mengurusi kebutuhan primer (masalah klasik di Indonesia), mengejar proyek-proyek di luar kampus yang menghasilkan tambahan uang. Tidak bisa disalahkan, karena urusan perut dan lain-lainnya memang harus terpenuhi terlebih dahulu (menurut teori kebutuhan Maslow), untuk kemudian seorang individu mampu mencapai kebutuhan tertinggi yaitu aktualisasi diri. Akibat rendahnya penghasilan para akademisi ini, banyak terjadi salah kaprah, salah orientasi dan salah niatan.

Sebagian besar mereka lebih banyak mengajar, daripada meneliti. Ini wajar karena banyak mengajar akan menghasilkan lebih banyak uang, tetapi banyak meneliti bagi sebagian akademisi seperti menambah migrain di kepalanya.

Bandingkan saja dengan Singapura, Negara kecil tetapi memiliki impact factor yang besar. Mereka hanya memiliki 2 universitas utama, namun kedua-keduanya menduduki rangking 10 besar universitas terbaik di Asia (kalau tidak percaya boleh ditelusuri). National University of Singapore dan Nanyang University, keduanya ini menjadi ikon perguruan tinggi di Asia, bahkan cukup diakui di dunia internasional. Hal ini disebabkan salah satunya karena para akademisinya berhasil menunjukkan publikasi ilmiah terbaik, di jurnal-jurnal terbaik berimpact factor tinggi. Saya lebih mudah menemukan karya ilmiah para akademisi Singapura ini, di jurnal-jurnal bergengsi dibandingkan para akademisi di Indonesia (khususnya dalam bidang Psikologi). Seorang professor (dalam bidang Psikologi) terkenal di Indonesia sekalipun yang saya telusuri, belum berhasil menunjukkan kesuhuannya pada jurnal- jurnal bergengsi ini. Belum memiliki H-Index di google scholar, ini menunjukkan belum berimpact factornya para akademisi kita bahkan sekelas professor psikologi di dunia internasional.

Apa yang salah sebenarnya pada kehidupan akademisi kita, dan bagaimana solusinya? Ini seperti merajut kembali benang-benang yang kusut. Perlu proses yang sistematis dan lurus. Perlu pengadaptasian kebijakan baru yang lebih memacu para akademisi untuk maju beberapa langkah ke depan. Celah-celah penghambat atau bottle neck perlu ditelusuri secara mendalam, untuk kemudian bisa menemukan obat mujarab bagi sakitnya kehidupan akademisi di Indonesia.

Saya dan kita semua berperan penting dalam memecahkan kebuntuan ini, perlu kembali ke khitah semula sebagai seorang akademisi. Menata impian, menata hati, dan menata semangat untuk mengembangkan ilmu di masing-masing bidang kepakarannya. Perjalanan masih panjang, ibarat kata pepatah “if there’s a will, it will be likely a way to achieve everything”. Jadi kuatkan niat, dan kehendak kita untuk meraih impian terbaik setinggi mungkin, khususnya dalam pengembangan keilmuan yang kita minati.

Penulis adalah Dosen Psikologi UAD

Read more

Biskom merintis kerjasama dengan Google Indonesia

Biskom UAD sedang merintis kerjasaama dengan Google Indonesia. Layanan yang akan dibangun diantaranya penyediaan mail server, Google Drive, dll.

Saat ini sedang uji coba send-received email.

BIJAK MEMILIH OBAT PENGHILANG NYERI

Wahyu Widyaningsih, M.Si., Apoteker

Staf Pengajar Farmakologi dan Farmakoterapi di Fakultas Farmasi UAD

Nyeri didefinisikan sebagai perasaan dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang terkait kerusakan jaringan. Penderita biasanya merasakan nyeri dalam bentuk sakit kepala, sakit gigi, sakit akibat terjatuh, sakit persendian dll. Untuk mengobati nyeri, golongan obat yang digunakan adalah obat analgetika. Analgetika adalah obat yang dipergunakan untuk menghilangkan rasa sakit, demam dan nyeri ringan. Obat analgetika banyak dijual sebagai obat bebas dan bebas terbatas yang mudah diperoleh di warung, toko obat ataupun apotik . Obat analgetika mudah diperoleh tanpa resep. Obat analgetika tanpa resep biasanya digunakan untuk nyeri akut (pusing, sakit gigi) dan sering juga digunakan untuk terapi tambahan pada penyakit-penyakit kronik (rematik) yang diikuti rasa nyeri. Ada beberapa kelas analgetik tanpa resep yang saat ini tersedia di pasaran, yaitu: golongan parasetamol, golongan salisilat contohnya aspirin/asetilsalisilat, golongan fenamat contohnya asam mefenamat, antalgin dan golongan turunan asam propionat contohnya ibuprofen. Jika digunakan dalam waktu singkat, obat-obat ini umumnya aman dan efektif. Tapi dengan banyaknya macam obat analgetik yang tersedia di pasaran, harus dipilih obat yang optimal untuk pasien dalam keadaan tertentu. Pemilihan tersebut harus mempertimbangkan keadaan pasien, penyakit dan obat lain yang diminum dalam waktu bersamaan, keamanan, efisiensi, harga, dan tak ketinggalan respons tubuh pasien terhadap terapi.

Obat analgetika non narkotik bekerja dengan mekanisme menghambat biosintesis prostaglandin yaitu menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 menjadi terganggu. Enzim siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform yang disebut COX-1 dan COX-2. Secara garis besar COX-1 esensial dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam keadaan normal di berbagai jaringan khususnya ginjal, saluran cerna, dan trombosit. Penggunaan obat analgetika dalam jangka waktu lama akan menyebabkan efek samping gangguan pada ginjal, saluran cerna trombosit. Di mukosa lambung aktivitas COX-1 menghasilkan prostasiklin yang bersifat protektif pada mukosa saluran cerna sehingga efek samping dari obat obat analgetika yang banyak terjadi adalah gangguan saluran cerna seperti mual, diare dan dispepsia. Pada penderita tukak peptik obat-obat analgetika akan memperparah tukak peptiknya. Tromboksan A2 yang di sintesis trombosit oleh COX-1 menyebabkan agregasi trombosit vasokontriksi dan proliferasi otot polos. Sebaliknya prostasiklin PGL2 yang disintesis oleh COX-2 di endotel makro vasikuler melawan efek tersebut dan menyebabkan penghambatan agregasi trombosit. Hal tersebut menyebabkan peningkatan resiko perdarahan. Penggunaan beberapa analgetika meningkatkan resiko perdarahan. Pada pasien dengan gangguan penggumpalan darah seperti hemofilia, trombositopenia, uremia dan sirosis harus menghindari pemakaian obat analgetika. Parasetamol umumnya masih merupakan pilihan yang aman untuk kondisi pasien dengan gangguan penggumpalan darah.

Salah satu yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan analgetika adalah kondisi pasien. Kondisi pasien harus pertimbangkan antara lain gangguan ginjal karena dapat menyebakan gangguan keseimbangan elektrolit, kegagalan ginjal akut, gagal ginjal kronis, dan nephropati. Risiko ini lebih banyak dijumpai pada penggunaan obat nonsalisilat dalam jangka lama. Pasien dengan gangguan ginjal sangat dianjurkan untuk berhati-hati dalam penggunaan analgetika ini. Pada pasien diabetes umumnya mempunyai toleransi terhadap nyeri yang lebih rendah dibandingkan orang normal, sehingga mereka umumnya membutuhkan analgetika lebih banyak. Karena pasien diabetes umumnya juga berisiko tinggi terhadap penyakit ginjal fase terminal, penggunaan obat analgetika harus hati-hati dan dimonitor oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.

Obat-obat analgetika dapat menyebabkan komplikasi saluran pencernaan seperti dispepsia, radang lambung, luka lambung, perdarahan lambung . Pasien yang berisiko tinggi adalah mereka yang punya riwayat gangguan lambung, yang berusia lebih dari 60 tahun, dan mereka yang menggunakan secara bersamaan obat-obat lain seperti kortikosteroid, antikoagulan dan nikotin. Parasetamol merupakan pilihan yang paling aman untuk pasien dengan gangguan saluran cerna.

Sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa obat penghilang nyeri dapat diperoleh tanpa resep, tetapi diperlukan kehati-hatian dalam pemilihan analgetika yang tepat sesuai dengan kondisi pasien.

Read more

Mahasiswa UAD Pilih Pemimpin

Pimlwa_mahasiswa_UAD

Suara mahasiswa dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden mahasiswa (PEMILWA) sangat berpengaruh terhadap suatu keputusan untuk memperjuangkan hak pilih agar nanti berada di bawah pimpinan yang tepat dan berkualitas. Begitu pula yang terjadi dalam proses PEMILWA Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Untuk mempengaruhi kuantitas suara, seluruh mahasiswa diharuskan mengapresiasikan pilihannya pada orang pemimpin selanjutnya. Seluruh mahasiswa memilih di tempat pemungutan suara (TPS) pada masing-masing fakultas. Acara yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pusat UAD tersebut diharapkan akan menghasilkan Presiden dan Wakil Presiden yang berkompeten.

“Semoga Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nantinya bisa membawa UAD lebih maju dan dapat menghidupkan seluruh organisasi dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) agar lebih berprestasi”, ujar Ahmad Showab, salah satu panitia pelaksana ketika ditemui di TPS Fakultas Agama Islam (FAI) selasa (26/03/2013).

Dalam pemilwa yang mengangkat slogan “Bersikap Apatis Terhadap Isu Publik Berarti Rela atau Siap didzolimi Para Pemimpin” ini diikuti oleh 3 kandidat yang diantaranya pasangan Willen Efpendra dan Deziyanti Putri, Idham Leipary dan Arbrian Abdul Jamal, Armawan dan Faturrahman tersebut serentak seluruh kampus UAD.

Untuk memudahkan bagi para pemilih, panitia menyediakan pemilihan sesuai dengan kampus masing-masing dan akan diakhiri pada jam 16.00 WIB. (aay)

Read more