PBI FKIP UAD Mendapat Kunjungan dari Universitas Muhammadiyah Jember

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (PBI FKIP UAD) Yogyakarta mendapat kunjungan dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), Senin (6/5/2013). Kunjungan tersebut merupakan bentuk kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unmuh Jember.

Rombongan KKL PBI FKIP Unmuh Jember terdiri atas 35 orang mahasiswa dan satu orang dosen pendamping. Dalam sambutannya, Isnaedi, S.S., M.Pd., selaku dosen pendamping KKL PBI FKIP Unmuh Jember mengatakan, “Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pembelajaran Bahasa Inggris dan pengembangan kegiatan kemahasiswaan yang telah/ sedang dilaksanakan di PBI UAD.”

Sementara itu, dalam sambutannya, Kaprodi PBI FKIP UAD R. Muhammad Ali, S.S., M.Pd., menyampaikan rasa terimakasih kepada rombongan KKL PBI FKIP Unmuh Jember yang telah berkenan datang ke PBI FKIP UAD Yogyakarta. “Semoga kunjungan ini sesuai dengan tujuan kegiatan ini, selain juga dapat mempererat tali silaturahim antarperguruan tinggi Muhammadiyah,” paparnya.

Hadir pula beberapa dosen PBI FKIP UAD, antara lain, Tri Rini Widiarti, S.Pd., M.Hum., Muhammad Saeful Effendi, S.Pd., Drs. Japen Sarage, M.A., dan Soviyah, S.Pd. [sdy]

 

 

UNIMUS Kunjungi UAD

Universitas Muhammadiyah (UNIMUS) Semarang melakukan kunjungan ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kamis 02/05/2013 di Kampus 1. Sekitar dua belesan peserta yang hadir pada kesempatan tersebut. Tujuan kedatangan mereka adalah: Selain silaturahmi, juga ingin berlajar layout dan tata kelolah labolatorium terpadu khususnya labolatorium ilmu-ilmu kesehatan dalam rangka membangun labolatorium terpadu di UNIMUS.

Mifbakhuddin,SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, berharap banyak mendapatkan informasi dari UAD. Kami memandang UAD sebagai saudara kandung yang lebih tua, sehingga pengalamannya lebih banyak.

“Dengan adanya informasi dari sini, kami akan banyak gambaran untuk dijadikan pertimbangan dalam membangun labolatorium center” harapnya dalam sambutannya.

Acara yang berlangsung di ruang sidang tersebut disambut gembira oleh Dekan Rosyidah, S.E., M.Kes dan Wakil Dekan Yuniar Wardani, SKM.,MPH Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). “Jika ada pertanyaan yang ingin ditanyakan perihal labolatorium silahkan. Kami akan terbuka, menjawab semampu kami.

Setelah dari kampus 1 para rombongan UNIMUS akan dibawa ke kampus 3 untuk meninjau langsung ke gedung labolatorium yang dimilik UAD. (Sbwh)

Keberanian Kepemimpinan Negarawan

Hendra Darmawan*)

*) Dosen PBI FKIP UAD, Wakil Ketua MPK PWM DIY

Dalam buku Riwayat-riwayat Keberanian oleh Allan Nevins, John F kennedy mengatakan “Sebagaimana pernah dikatakan oleh John Bright, orang tidak menjadi negarawan yang besar, hanya karena kebetulan memegang jabatan besar. Mereka harus menunjukkan bukti-bukti lain tentang kebesaran mereka, dan diantara bukti-bukti yang diperlukan ini, keberanian adalah salah satunya’. Via Anhar Gonggong: 1985: 103).

Keberanian. Mungkin hal tersebut yang perlu dibuktikan oleh para pemimpin kita. Ada banyak pemimpin di negeri ini dengan tingkatan strukturnya bahkan jumlah pemimpin kultural jumlahnya juga makin tidak terbatas. Efektifitas kepemimpinan struktural terus dipertanyakan rakyat saat permasalahan publik tak kunjung Selesai, rasa aman yang terancam, jaminan hari tua, dan jaminan kesehatan yang simpang siur. Dalam keadaan seperti ini hanyalah pemimpin yang sudah selesai dengan dirinyalah yang mampu menyelesaikan masalah. Bukan mereka yang masih tersandera dengan kepentingan golongan apalagi pribadi. Sebab itu, bayak terjadi fonomena-fenomena yang terjadi di Negara kita.

Fenomena aksi masa, kekerasan yang dilakukan oleh massa terhadap aparat, kapolsek, konflik antar angkatan di Palembang dan lain-lain, mungkin akan disusul oleh aksi-aksi kekerasan massa yang lain. Modusnya karena ketidakadilan, arogansi kekuasaaan, bisnis militer dll. Semua itu hanya ada satu kata yakni ketegasan, keberanian menegakkan kebenaran. Siapa yang siap tegas, siap pula menanggung resiko dibenci, dicemooh, ada pihak yang terganggu.

Ada seorang jenderal petinggi partai di republik ini menegaskan, terkait pembunuhan di LP cebongan, bukan masalah bias atau tidak diungkap segera, tetapi ada kemauan atau tidak (political will). Sampai-sampai dia berujar: andai kasus itu diserahkan padaku ujarnya cukup satu hari akan terungkap.

Republik ini telah banyak memiliki contoh hebat, far excellence atas kepemimpinan negarawan dengan keberanian, bangsawan pikir, tidak hanya bangsawan usul (oesoel), seperti istilah Abdul Rifai, Tan Malaka, Sjahrir, Syafrudin Prawira Negara, Hatta, dan Kasman Singodimejo.

Apakah politisi hari ini yang masih daun muda, muda-muda tapi tidak terdengar kiprahnya, termasuk tidak ada keberanian untuk bersuara. Fungsi parlemen tidak lagi sebagai aspirator, karena memang mereka diam. Soekarno mengatakan orang mati bukan hanya mereka yang ada dalam kubur, tetapi mereka yang berjalan dimuka bumi dengan semangat terkubur.

Adakah hari ini politisi dengan visi negarawan.? Mereka yang memperjuangkan tidak hanya kepentingan pribadi dan golongan tetapi memiliki agenda penyelamatan bangsa, dengan mengedepankan kedaulatan bangsa, berani melawan State Hijacked Corruption/ korupsi bermodus legislasi untuk menyandera kedaulatan bangsa.

Mahasiswa UAD Ikuti Olympiade MIPA

 

Prodi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), kirimkan mahasiswa/i terbaiknya untuk mengikuti seleksi Olympiade MIPA tingkat perguruan tinggi di Gedung Wanitatama Yogyakarta. Seleksi tingkat propinsi dilakukan hari Senin-Selasa, 29-30 April 2013.

Salah satu peserta lomba olympiade dari pendidikan Biologi UAD, Aziz berharap doa kepada seluruh rekan-rekan di kampus UAD agar tim dari pendidikan Biologi UAD dan seluruh team UAD secara umum mencapai hasil terbaik. Aziz, Haris, dan teman-teman berjuang dan berusaha untuk hasil yang terbaik ”Mohon dukungan dan doanya” harapnya

Ibu Trianik M.Si dan Ibu Novi M.Si selaku pendamping menitipkan harapan yang besar kepada tim tahun ini. Meskipun persaingan sangat ketat. Namun, harapan seperti ketika salah satu mahasiswa pendidikan fisika lolos seleksi beberapa tahun lalu sangat dinantikan terulang kembali. (Doc)

AKREDITASI HARUS DI BERANGI DENGAN SISTEM YANG BERMUTU

 

Pasal 51 UU.No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (2) berbunyi. Pemerintah menyelenggarakan sisitem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan pendidikan bermutu.

Untuk itu, Menteri BAN PT melalui Koordinator Kopertis wil V Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES.DEA. saat memberikan materi di Hotel Ros In tentang Kebijakan nasional di bidang Pendidikan Tinggi dan mengenai Undang-undang no 12 th 2012. memberi arahan, Bahwa Pendidikan Tinggi memiliki peserta didik sebagai insan dewasa yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri untuk menjadi intelektula, ilmuan, praktisi atau professional.

Perguruan Tinggi yang bermutu yaitu yang mampu menghasilkan lulusan yang berpenghasilan layak dan mampu menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat dan memberikan nilai tambah, baik secara tangible maupun intangible.

Untuk menyelenggarakan proses tersebut, Perguruan Tinggi perlu memiliki etos kerja dan kemauan keras, sumber daya manusia yang komitmen, budaya mutu yang di pelihara, dan kepemimpinan akademik yang kondusif.

Perwujudan dari itu semua, Perguruan Tinggi harus memiliki sistem penjaminan mutu yang bersifat internal. Diterapkan oleh Perguruan Tinggi sebagai bukti pertanggungjawaban kepada masyarakat, dan dikokohkan dengan peraturan yang menjadi payung hukumnya.

Penjaminan mutu di Perguruan Tinggi harus menjadi kesadaran dan kebutuhan semua pimpinan, dosen dan tenaga kependidikan serta mahasiswa. Sehingga, semua unsur bergerak bersama dan akhirnya menjadi budaya di dalam kampus. Dengan begitu akreditasi yang diharapakan akan lebih mudah.

Akreditasi menjadi nilai tambah bagi prodi untuk menunjukkan eksistesi sebagai jurusan yang perlu diperhitungkan. Oleh karena itu, bayak jurusan yang berbondong-bondong untuk mencapai akreditasi tersebut. Hanya saja, tidak sedikit jurusan yang ingin akreditasinya naik melakukan kecurangan-kecurangan yang menjadi kebiasaan dan menjadi budaya baru yang turun-temurun. Tidak bisa dipungkiri bahwa Masih banyaknya dosen yang tidak memenuhi kehadiran empat belas kali di kelas dengan alasan tertentu. Juga masih banyak data-data yang dimanipulasi untuk mencapai yang dibutuhkan.

Kecurangan-kecurangan tersebutlah yang membuat sistem mutu sebuah Perguruan Tinggi merosot. Proses menjadi mutu yang baik yang dicanangkan oleh pemerintah akan menjadi siasi-sia. Jika sumber daya manusiannya lebih pentar dalam mencari celah-celah kecil yang bisa dimanfaatkan.

Akreditasi hanya menjadi trend dan eksistensi kosong. Lalu sistem mutu yang diharapkan menciptakan pendidikan karakter sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, untuk mengembangkan kemampuan peserta didik tidak akan terealisasi dengan baik. Meskipun bagitu, semua kegiatan tersebut tetap berjalan seperti biasa. Mahasiswa sebagai penerus bangsa setiap tahun di wisuda dengan toga kebanggaannya.

Oleh Sule Subaweh. Karyawan UAD. Pengamat Dunia Pendidikan.

UAD Sambut Dua Tunarungu dari Makassar

Pramuka Tunarungu kunjungi UAD

Rabu (01/05/2013) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendapat kunjungan dua Pramuka tunarungu dari Makassar, yaitu Muhammad Fadly Syukur dan Wardhan. W. Maksud kedatangannya ke UAD adalah untuk menyuarakan “Pramuka Luar Biasa”. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Wakil Rektor III, Dr. Abdul Fadlil, M.T dan Drs. Hendro Setyono M.Sc di Kantor Universitas.

Percakapan berlangsung dengan saling catat-mencatat. Saat ditanya oleh pak Fadlil. Naik apa ke sini? “Naik Pesawat dari Makassar. Setelah itu, menyewa motor untuk keliling Jogja” jawab Muhammad Fadly Syukur dengan mencatat pula.

Saat ditanya, hari apa berangkat dari Makassar. Mereka menjawab “Bulan Puasa” tentu jawabannya kurang tepat. Karena, setelah ditelusuri yang dimaksud jawaban mereka adalah bulan puasa mereka balik lagi ke Makasar. Banyak kosakata yang belum dikuasai oleh mereka, untuk berkomunikasi membutuhkan alat tulis. 

Kami dari UAD berharap bantuan dari masyarakat, jika bertemu di jalan. Mereka akan keliling Jogja dengan kondisi tidak bisa mendengarkan sekaligus tidak bisa berbicara.

Setelah percakapan tersebut. Mereka meminta untuk foto-foto sebagai bukti kedatangan mereka ke UAD. (Sbwh)

Universitas Nakhon Patho, Rajabat Thailand Kunjungi UAD

 

Hari Senin, 29 April 2013 pukul 15.00 wib di kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kedatangan 6 orang tamu dari Universitas Nakhon Patho, Rajabat (NPRU) Thailand. Kahadiran mereka disambut dengan baik oleh pihak UAD. Program kunjungan ke Indonesia merupakan ingin melanjutkan MoU dan langsung UAD. Hal tersebut disambut baik oleh prodi Pendidikan Biologi UAD dengan mengadakan Join Lecture.

Pembicara dari NPRU yakni Mr. Akehai Waisopee menyampaikan kepada perwakilannya untuk berbagi pengetahuan tentang belajar di negeri Gajah Putih tersebut. Hal tersebut ditanggapi serius oleh mahasiswa UAD yang pada saat tersebut dimoderatori oleh Irfan MSc.

Suasana menjadi meriah saat saling tanya-jawab antar UAD dengan NORU karena kita saling menyadari kelebihan dan kelemahan masing-masing.(Doc)

 

Mahasiswa UAD Kembangkan Sepeda Onthel Pencacah Rumput

 

Bagi masyarakat pedesaan di dusun Gangsalan, Nglindur, Girisubo, Gunungkidul yang mayoritas bekerja sebagai petani beternak sapi menjadi bagian tak terpisahkan dari pekerjaan sehari-hari. Ketika musim penghujan pakan mudah diperoleh, tetapi ketika musim kemarau sangat sulit memperoleh pakan sapi.

Salah satu solusi untuk mengatasi kesulitan pakan tersebut yaitu dengan membuat silase. Silase adalah makanan ternak yang diawetkan dengan teknologi fermentasi sehingga makanan tersebut tidak rusak dan memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi. Untuk membuat silase maka makanan ternak perlu dicacah. Pencacahan memegang peranan penting dalam keberhasilan pembuatan silase karena untuk meminimalisir adanya ruang-ruang adara, dan mempercepat reaksi fermentasi oleh bakteri. Akan tetapi harga alat pencacah rumput dipasaran cukup mahal sehingga berawal dari kondisi tersebut.

Mahasiswa UAD dari jurusan Pendidikan Biologi, Eko Sutrisno, David Iskandar dan Agus Kurniawan yang dibimbing oleh dosen Trianik Widyaningrum M.Si berinisiatif untuk membuat alat pencacah rumput dengan mendayagunakan sepeda onthel. Ide tersebut diajukan ke DIKTI dalam program kreatifitas mahasiswa pengabdian masyarakat dengan judul Pendayagunaan Sepeda Onthel Pencacah Rumput Untuk Pembutan Silase Sebagai Antisipasi Kesulitan Pakan Sapi Pada Musim Kemarau Di Dusun Gangsalan, Gunung Kidul. Pada hari selasa 23/04/2013 kemarin.

Team PKMM UAD tersebut telah melaksanakan pelatihan pembuatan silase dengan pemateri Indro Prastowo, M. Biotech dan Dr. Anton Yudhana M.T., tanggapan masyarakat atas kegiatan tersebut cukup baik, menurut Panto selaku Ketua kelompok tani (Poktan) sepeda pencacah rumput tersebut sangat membantu pembuatan silase karena cacahan yang dihasilkan lembut dan rencanaya kedepan Poktan akan mengembangkan sepeda pencacah tersebut sehingga mempermudah pembuatan silase untuk mengatasi kesulitan pakan sapi yang selama ini dialami masyarakat pada musim kemarau.(Doc)