Studi Teater 42: β€œKoran” Mampu Membuat Orang Tersingkir

 

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah kira-kira nasib menjadi “wong cilik”. Warung Sanah terancam digusur karena Pemerintah sedang melakukan penataan dalam rangka promosi Kota. Tapi bukan itu saja yang membuat hati Sanah galau karena permasalahannya tidak berhenti sampai di situ. Fotonya dengan mbah Raken yang sedang pijet-pijetan di warung terpampang di Koran yang memuat berita penggusuran tersebut. Mendengar kabar tersebut, Karta, suami Sanah menjadi naik Pitam. Joko, tukang parkir, yang menjadi pelanggan setia di warung Sanah, memanfaatkan situasi ini untuk mengenyahkan saingannya, mbah Raken, dalam memperebutkna hati sanah.

Begitulah ringkasan cerita pementasan Teater 42 yang berlangsung Sabtu 29 Juni 2013 di kampus 2 Univeritas Ahmad Dahlan (UAD). Pentas yang berlangsung di basement tersebut merupakan Studi Pentas Komunitas Teater 42 yang berkisah tentang dinamika kehidupan yang terjadi seputar warung tradisional pada naskah drama “Koran”  karya Agung Widodo.

Menurut Angga Palsewa Putra. Warung tradisional sebagai salah satu elemen penting dan tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat kelas bawah menyimpan beragam cerita menarik. Mulai dari persoalan ekonomi, sosial, politik sampai pada perkara asmara. “Alasan tersebut yang menjadikan naskah ini layak dan menarik untuk diangkat ke atas panggung menjadi sebuah pertunjukan drama” ungkapnya dalam Facebook-nya.

“Harapannya pementasan ini dapat memberikan hiburan sekaligus sebagai sebuah bentuk usaha mendayagunakan seni yang mampu menyajikan realitas sosial disekitar kita” harapnya. (Doc)

 

Lowongan Dosen Universitas Ahmad Dahlan 2013

Lowongan Dosen Universitas Ahmad Dahlan 2013, melengkapi iklan Lowongan Dosen UAD di harian Kedaulatan Rakyat dan Republika pada hari Sabtu, 29 Juni 2013 bersama ini kami sampaikan informasi sebagai berikut:

Berkas lamaran diserahkan langsung ke Bidang Pengembangan SDM Universitas Ahmad Dahlan, Kampus I Jalan Kapas 9 Semaki Yogyakarta 55166 atau dikirimkan email ke sdm[at]uad.ac.id dan berkas lamaran dilampirkan dalam sebuah file (*rar, *zip, *pdf).  Waktu pendaftaran  tanggal 1 – 10 Juli 2013, dengan dilengkapi Surat Lamaran dengan menyebutkan prodi yang dilamar, Riwayat Hidup, Surat Pernyataan dengan blanko diunduh di web psdm.uad.ac.id. 

Pengumuman Seleksi Administrasi tanggal 12 Juli 2013 dapat dilihat di psdm.uad.ac.id

lowongan dosen Universitas Ahmad Dahlan 2013

Di sela-sela Kesibukan, Rektor UAD Kasiyarno Raih Gelar Doktor

 

Lulus Sangat memuaskan, Begitulah catatan para penguji saat Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Drs. Kasiyarno, M.Hum., berhasil meraih doktor dari Program S-3 Pengkajian Amerika Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM.

Kasiyarno yang juga menjadi ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Budaya Hegemonik Amerika Serikat di Malaysia Pasca Perang Dingin 1999-2000 di hadapan tim penguji yang diketuai oleh Prof. Dr. Syamsul Hadi., S.U., M.A di Gedung R.M. Margono Djojohadikusumo, Kamis (27/06/2013).

Prof. Djuhertati Imam Muhni, M.A., Ph.D. mengatakan, saat kami tahu Kasiyarno adalah Rektor UAD. Kami sempat bertanya-tanya bahkan diragukan akan menyelesaikan Studi S-3-nya. “Tapi dengan selesainya ujian terbuka hari ini, pertanyaan tersebut terjawab sudah. Selamat”

“Saya berjuang untuk menyelesaikan disertasi ini, sebisa mungkin saya cicil. Meskipun, disibukkan dengan urusan akademik” tutur Kasiyarno.

Kasiyarno berharap Penelitian tersebut, dapat bermanfaat untuk menambah khasanah keilmuwan dalam American Studies, terutama dalam setting pengaruh budaya hegemonik AS keluar negeri, khususnya ke wilayah Asia Tenggara. 

Pada kesempatan tersebut, hadir juga Prof Dr. Amien Rais yang juga menjadi salah satu penguji dari delapan penguji. (Sbwh)

Ulil Amri dalam Pandangan Islam

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan ulil amri diantara kalian.” (QS. an-Nisaa’: 59)

Begitulah Hadis yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag pada pengajian songong ramadhan Selasa (25/062013) di Auditorium Kampus 1. Lebih lanjut dia menambahkan bahwa Para ulama mengatakan: yang dimaksud dengan ulil amri adalah orang-orang yang Allah wajibkan untuk ditaati yaitu penguasa dan pemerintah. Inilah pendapat yang dipegang oleh mayoritas ulama salaf/terdahulu dan kholaf atau belakangan dari kalangan ahli tafsir maupun ahli fikih dan selainnya. “Ada yang berpendapat bahwa ulil amri itu adalah para ulama. Ada yang mengatakan bahwa mereka itu adalah umara’/pemerintah dan ulama” tutur Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag  

Yunahar Ilyas  yang juga menjadi Pengurus Badan Pembina Harian (BPH)  mengatakan. Jika ada perbedaan dalam menentukan ramadhan atau lenbaran, kemungkinan yang terjadi pertikayan. Maka dari itu pemerintah sebagai ulil amri, di sini Majelis Ulama Indonesia (MUI) wajib memutuskan, untuk meredap perbedaan.

“Yang harus diperhatikan adalah, bahwa perbedaan penentuan lebaran bukan masalah masyarakat, bukan masalah politk keagamaan. Ini masalah agama, jadi harus diselesaikan dengan keagamaan tanpa embel-embel di belakangnya”

Acara yang dihadir oleh karyawan dan dosen UAD tersebut, merupakan acara rutin tahunan yang diadakan oleh Pengurus Badan Pembina Harian. Pada kesempatan tersebut tema yang diangkat tentang Ulil Amri dalam Pandangan Islam. (Sbwh)

Membentuk Karakter Melalui Cerita Motivasi

 

Sule Subaweh

Karyawan UAD

Pengamat Pendidikan

Pendidikan berkarakter pada kurikulum 2013 begitu ramai diperbincangkan. Bahkan pemerintah telah siap dengan kurikulum terbaru berbasis karakter Kemahiran Berfikir secara Kreatif dan Kritis (KBKK) untuk direalisasikan. Kurikulum yang didesain dengan tujuan agar siswa mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, dapat mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik sama ada di dalam atau di luar sekolah, dan dapat menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif.

Pendidikan karakter mengingat telah terjadi degradasi moral pada masyarakat bangsa kita ini khususnya generasi penerus bangsa. Pertanyaannya apakah perubahan kurikulum ini bisa menjamin terbentuknya karakter anak?

Faktor guru

Salah satu faktor keberhasilan kurikulum adalah guru. Banyak guru-guru atau pendidik cerdas di antara kita, namun hanya segelintir dari mereka yang jujur dan bisa membakar semangat siswanya untuk belajar. Mereka cerdas, pengetahuannya luas tapi tidak banyak dari mereka yang bisa membangun motivasi anak didiknya. Sebab itulah banyak siswa hanya bisa menghafal daripada mengembangkan. Banyak siswa yang tidak mampu menjangkau imajinasinya untuk berkembang sehingga imajinasi yang muncul adalah pikiran-pikiran yang kurang bermanfaat yang mengakibatkan mereka tidak punya karakter yang bermoral.

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya retorika guru dalam menyampaikan pelajaran. Retorika yang menyelipkan unsur motivasi dalam mata pelajaran masih jarang digunakan oleh guru. Sehingga siswa hanya menerima tanpa bayangan motivasi atas apa yang diterimanya.

Kebanyakan guru hanya bisa bercerita tanpa muatan motivasi yang kuat. Lepas dari dunia diksi bercerita. Banyak guru yang hanya mendapatkan bahan ajar dari literatur internet atau buku. Buku akan berbeda rasa dan imbasnya di hati ketika seseorang itu mengalami sendiri apa yang ia ucapkan. Sebenarnya jika guru mampu bercerita dengan baik, sekalipun menggunakan bahan dari buku cerita yang dibaca dan mampu memberikan motivasi, itu tidak masalah. Hanya saja tidak banyak guru yang bisa bercerita dengan baik. Maksudnya tidak sebaik menceritakan pengalamannya sendiri. Sehingga banyak pesan moral dalam cerita tidak sampai dengan baik.

Dengan pengalaman guru sendiri siswa akan mendapat asupan motivasi dari sumber yang tepercaya. Seorang guru melalui cerita yang dialaminya menjadi bahan ajar bagi anak didiknya. Dengan bercerita tentang pengalamannya sendiri, siswa akan lebih yakin bahwa apa yang didengarnya begitu nyata. Sebab orang yang mengalami sebuah peristiwa dialah pendongeng yang sesungguhnya.

Orang yang menceritakan pengalamanya sendiri akan lebih lues, dengan aliran alur cerita yang sudah menyatu dengan dirinya sendiri. Sehingga terlihat dan terasa begitu nyata. Terlebih dengan gaya bahasa yang baik.

Mari jadikan diri kita sebagai sosok pendidik yang mampu memberi motivasi hidup untuk anak didik kita melalu cerita inspiratif dari diri kita sendiri, bukan hanya cerita bualan kosong tapi sebuah realita hidup. Semua kalimat motivasi yang berasal dari pengalaman hidup akan lebih bermakna dan membekas di lubuk hati setiap orang yang mendengarnya. Guru dengan segudang pengalaman hidup, seluas samudra ilmu dan wawasannya, sebening air budi dan akal kita. Maka menamkan karakter pada anak tidak akan sulit, karena mereka melihat sosok kita benar seperti apa yang mereka lihat di depan mata. Dengan begitu sisiwa dapat meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka yang berkarakter. Semoga.

Semarak Lomba Anak-anak se-Gedongan

Mahasiswa KKN Alternatif Universitas Ahmad Dahlan, Unit III.A.1, dengan DPL Bapak Beni Suhendra Winarso, S.E,. M.Si, mengadakan berbagai perlombaan anak-anak se-Gedongan, Kelurahan Purbayan, Kecamatan Kota Gede, Minggu (23/6), bertempat di lapangan depan Mushola Al-Hidayah, RW 01 Gedongan.         

Kegiatan tersebut mendapatkan antusiasme yang besar dari anak-anak yang berpartisipasi pada acara tersebut. Kurang lebih 50 anak dari 3 RW di Gedongan ikut dalam memeriahkan kegiatan lomba. Kegiatan tersebut pun semakin meriah dengan puluhan doorprize yang disediakan panitia.

Pemuda dan pemudi setempat berpartisipasi aktif dalam menyukseskan acara ini. Masyarakat pun tertarik untuk menonton karena semarak tawa canda dan semangat anak-anak mengikuti sesi demi sesi perlombaan.

            Menurut Lutfi salah satu panitia mengatakan. Terdapat masing-masing 3 juara baik individu maupun tim. “Perlombaan meliputi lomba mencari koin dalam lumuran kecap, lomba makan kerupuk, lomba memasukkan pensil ke dalam botol, lomba balap kelereng dan lomba pindah air ke dalam botol” terangnya.(Doc)

Korupsi dan Kekuasaan

*Hendra Darmawan

Dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Univeristas Ahmad Dahlan (UAD)

Diktum Lord Acton (1834-1902yang mengatakan: “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely” rupanya masih relevan bahkan di masa 100 tahun setelah kematian pencetusnya. Sejarah manusia mencatat bahwa kekuasaan yang mutlak cenderung menjadikan seseorang berbuat korupsi, dan itu berlaku hingga sekarang.

Secara garis besar terdapat dua jenis korupsi; (1) korupsi karena kebutuhan (corruption by need) dan (2) korupsi karena keserakahan (corruption by greed). Jenis pertama jelas dilakukan lantaran keterdesakan ekonomi atau gaji yang tidak mencukupi sehingga oknum tersebut melakukan penyelewengan sampai merugikan negara. Corruption by need biasanya dilakukan secara individu, tidak sistematis dan dalam skala yang tidak terlalu besar. Praktek ini juga pernah dilakukan oleh para pegawai rendahan VOC pada tahun 1799 yang akhirnya menyebabkan lembaga tersebut bangkrut.

Adapun corruption by greed adalah jenis korupsi yang cukup ‘menggemaskan’ karena dilakukan oleh individu/sekelompok orang yang sebenarnya tidak kekurangan (kaya) namun karena serakah dan memiliki kesempatan maka terjadilah korupsi. Dalam hal ini kekuasaanlah yang kerap disebut-sebut sebagai katalisator seseorang berbuat korup; kesempatan datang karena yang bersangkutan memiliki wewenang untuk melakukan apa saja yang ia sukai. Korupsi jenis ini biasanya dilakukan secara sistematis, skala besar, berjamaah dan memiliki efek domino yang kuat.

Bukan rahasia lagi jika para penguasa Negara kita menjadi penganot corruption by greed. Berdasarkan Corruption Perception Indeks tahun 2012, Indonesia menempati urutan ke-118 dari 176 negara paling korup di dunia, atau dengan skor 32 pada skala 100 (www.trancparency.org). Mengapa demikian? Dari dimensi lintas budaya, Hofstede (2001) menggolongkan Indonesia kedalam kategori negara dengan power distance yang tinggi. Ini artinya bahwa hierarki kekuasaan menjadi hal yang utama dalam konteks struktural ataupun relasi sosial dan rakyat menerima kekuasaan yang tidak terdistribusi secara adil/merata tersebut. Power distance yang tinggi memberikan konsekuensi bahwa orang Indonesia memiliki ketergantungan tinggi terhadap kekuasaan, terdapat ketimpangan hak antara yang berkuasa dan yang tidak, karakteristik pemimpin yang cenderung dominan dan tersentral, serta komunikasi terjadi secara tidak langsung sehingga sulit mendapatkan feedback dari bawahan. Konsekuensi terakhir ini seringkali menjadi dalih sulitnya pengungkapan korupsi di sebuah instansi, karena budaya pekewuh dan sungkan pada atasan lebih dominan daripada mengungkap kebenaran. Akhirnya kejahatan elit terlegitimasi.

Jarak kekuasaan memang sudah terjadi sejak zaman kerajaan majapahit dengan istilah feodalisme dan budaya patrimonial. Raja yang dianggap representasi Tuhan di dunia ditempatkan sebagai makhluk tanpa cacat oleh rakyatnya. Apa yang dilakukan dan diperintahkan semua dianggap benar. Sehingga pada masa tersebut Raja berhak menguasai tanah seluruh negeri secara bebas meskipun tidak demi kemaslahatan rakyat yang dipimpinnya. Itulah bibit-bibit korupsi.

Solusi: Distribusi Kekuasaan

Kita telah sepakat bahwa korupsi merupakan musuh bersama dan para koruptor mesti diganjar hukuman setimpal. Namun demikian, perlu kiranya dirumuskan beberapa solusi konkret untuk mencegah korupsi kekuasaan. Pertama, merubah paradigma kekuasaan, Paradigma ini baik bagi penguasa atau juga yang dikuasai/diperintah. Kedua belah pihak harus sepakat bahwa kekuasaan tidak bersifat mutlak dan menindas, tapi justru melindungi dan sebagai alat strategis untuk mensejahterakan rakyat. Kedua, distribusi kekuasaan yang adil. Kesempatan berkuasa harus diberikan kepada semua pihak yang mampu dan dalam jangka waktu yang proporsional, sehingga tidak terjadi kejumudan kekuasaan.  Ketiga, membangun sistem kontrol yang ketat. Lingkungan masyarakat(cultural) dan birokrasi yang bersih (structural) harus menjadi lokomotif pengontrol pemimpin yang korup, sehingga tidak perlu lagi ada budaya pekewuhuntuk menegur penguasa yang salah.

Implementasi UU Metrologi Legal

*) Oleh: Bagus Haryadi, S.Si., M.T.

Berdasarkan undang-undang RI nomor 2 Tahun 1981 tentang metrologi legal disebutkan bahwa untuk melindungi kepentingan umum perlu adanya jaminan dalam kebenaran pengukuran serta adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, metoda pengukuran dan alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya. Dalam pelaksanaan UU tersebut dalam masyarakat, diperlukan lembaga yang memiliki otoritas untuk melakukan kegiatan metrologi legal. Di setiap propinsi atau beberapa kabupaten/kota di Indonesia dibentuk balai metrologi di bawah Dinas perdagangan perindustrian koperasi dan UKM sebagai intansi yang memiliki kewenangan dalam metrologi legal.

Salah satu hambatan dalam implementasi UU tersebut adalah kurangnya SDM yang mempunyai kompetensi di bidang metrologi. Hal itu dikarenakan sangat minimnya perguruan tinggi yang membuka program studi dengan konsentrasi metrologi. Program studi yang memiliki kaitan erat dengan bidang metrologi adalah program studi Fisika, sehingga Program studi Fisika harus mengembangkan bidang keahlian metrologi. Upaya ini telah dilakukan oleh Program Studi Fisika Universitas Ahmad Dahlan yang menambah konsentrasinya di bidang metrologi. Hal ini diperlukan agar terjadi link and match antara perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja dan dunia kerja seperti balai metrologi yang membutuhkan tenaga ahli metrologi. Kerjasama dan sinergi antar, lembaga tersebut perlu dibangun sehingga persoalan minimnya SDM bidang metrologi dapat segera teratasi untuk menjamin implementasi UU metrologi legal dengan baik. Kerjasama ini telah dilakukan antara Program studi Fisika Melins UAD dan Balai metrologi Diperindagkop dan UKM Pemda DIY.

Bidang metrologi memegang peran yang sangat penting dalam aspek standarisasi berbagai alat ukur seperti timbangan berat, volume bahan cairan, suhu ruangan dan masih banyak lagi. Adanya standarisasi ini penting untuk memastikan akurasi dari obyek yang diukurnya yang akan dapat memberikan jaminan ketepatan pengukuran serta pengendalian mutu. Seiring dengan perkembangan jaman dan ketatnya persaingan global dalam industri berbasis ilmu Fisika Terapan, maka Prodi Fisika Melins UAD melakukan rebranding atau penciptaan identitas untuk pengembangannya dengan menambahkan konsentrasi bidang Fisika untuk program S1 dalam bidang Metrologi selain bidang Elektronika dan Instrumentasi yang berbasis ilmu Fisika.

Bidang Fisika memang peran dan landasan penting dalam perkembangan teknologi dunia yang begitu pesat. Ilmu Fisika memiliki kaitan yang erat dengan bidang metrologi, elektronika dan instrumentasi. Metrologi merupakan displin ilmu yang berkaitan dengan kalibrasi, peneraan, dan pengukuran yang diperlukan pada proses industri, juga pengembangan ilmu pengetahun dan teknologi. Elektronika menjadi platform hadirnya berbagai teknologi digital, telekomunikasi. Informasi. Instrumentasi menjadi intergrator berbagi bentuk teknologi yang mencakup semua level dari teknologi rumah tangga, kesehatan, pertanian, hingga teknologi canggih pesawat terbang, pesawat luar angkasa, dll.

Dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, maka harus didukung dengan fasilitas yang memadai, khususnya laboratorium. Karena itu keberadaan Lab Kalibrasi dan Uji (LKU) yang sudah dimiliki Prodi tersebut dan berdiri sejak 2011 memiliki arti penting dalam pengembangan Program studi Fisika Melins. Pada tahun 2013 LKU berhasil mendapatkan hibah laboratorium dari DIKTI dan sekarang dalam proses akreditasi  KAN (Komite Akreditasi Nasional). Pencapaian yang diperoleh ini akan semakin memperkokoh landasan untuk pengembangan bidang metrologi oleh lembaga akademik UAD dan direncanakan akan dapat dikembangakan untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan industri nasional. Selain itu lulusan Prodi Fisika Melins UAD sejak awal sudah dibekali dengan ilmu dan ketrampilan bidang Metrologi yang diharapkan akan siap bersaing mengisi kebutuhan pasar kerja bidang tersebut baik di dunia industri, pemerintah atau swasta baik menjadi praktisi atau tenaga profesional.

Penulis: *) Ketua Program Studi Fisika Melins, Universitas Ahmad Dahlan

 

Seminar Pendidikan Nasional: UAD Siap dengan Kurikulum 2013

 

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad dahlan (UAD) Yogyakarta selenggrakan Seminar Pendidikan Nasional FKIP UAD 2013. Acara yang berlangsung Sabtu, 22 Juni 2013 di Auditorium kampus 2 tersebut menghadirkan Prof. Suyanto, Ph.D. (Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud RI, Mantan Rektor UNY), dan Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, M.T.(Kepala Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah). Hadir juga WR III Dr. Abdul Fadlil, M.T. dan Dra. Trikinasih Handayani, M.Si

Dra. Trikinasih Handayani, M.Si selaku Dekan FKIP dalam sambutannya menyampaikan, UAD sebagai salah satu lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) juga harus segera menyesuaikan diri dengan menyiapkan bekal bagi para calon lulusan terhadap adanya perubahan kurikulum 2013 mendatang, agar bisa survive dan senantiasa up to date dengan perubahan yang ada.

“Seminar tersebut merupakan bagian dari langkah kami dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. UAD sendiri ingin menciptakan guru-guru yang berkompeten serta profesional dalam memperjuangkan dunia pendidikan”

Untuk meningkatkan pemahaman Kurikulum 2013 UAD akan mengadakan workshop untuk dosen, agar lebih memahami dan bisa menerapkan dengan baik sistem kurikulum tersebut. “Selain workshop kami juga mengadakan studi banding” terang Trikinasih saat ditemui di sela-sela kesibukannya.

Peserta seminar adalah mahasiswa S-1/S-2/S-3, guru, kepala sekolah, dosen, dan peneliti pendidikan. Acara yang diikuti sekitar seratus empat puluh peserta tersebut berlangsung hingga sore. (Sbwh)

Fakultas Ekonomi Asah jiwa entrepreneur Mahasiswa

Fakuktas Ekonomi (FE) Univesitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan bazar Senin (17/6/2013) di kampus 1. Acara yang diikuti dua puluh lima wirausaha ini di hadiri oleh seluruh dosen FE. Hadir juga WR II Drs Safar Nasir M.Si dan Ibu Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si.

Dalam sambutannya Salamatun selaku Dekan FE mengungkapkan, adanya bazar tersebut untuk mendukung mahasiswa dalam berwirausaha. Hal tersebut sebagai langkah untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha. “Economic Fair  Insyaallah akan diadakan setiap tahun” ungkap Salamatun dalam sambutannya.

Lebih lanjut Safar Nasir yang juga sebagai dosen FE mengatakan mungkin ini akan menjadi kurikulum. Sehingga, mahasiswa benar-benar bekerja dan terlatih jiwa entrepreneurnya.

“Produk mahasiswa perlu dikembangkan dan menyediakan ruang misalnya; diberikan etalase untuk dipublikasikan produk mahasiswa dan dosen. Kami selaku akademisi sangat apresiasi kegiatan ini” ungkap Pak Safar. .

Program rutin yang selalu diadakan setiap tahun ini, merupakan salah satu program yang dicanangkan FE UAD sebagai bentuk mengasah kemampuan mahasiswa, dosen serta karyawan FE UAD untuk terus berprestasi dalam program keilmuan ekonomi (akademik) maupun  (non akademik).

Acara yang akan berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi. Selain bazaar juga ada pembacaan puisi dan stan up comedi. (Sbwh)