KKN-PPM UAD Persembahkan Produk β€œNata De Cassava”

Kamis (29/8/2013), Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (KKN-PPM UAD) periode XLV 2012/2013 resmi ditarik oleh pihak universitas setelah bertugas selama 35 hari di Desa Sidowangi, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.

            Prof. Drs. H. M. Sarbiran, M.Ed., Ph.D. Wakil Rektor IV Universitas Ahmad Dahlan menarik kembali 18 mahasiswa KKN-PPM UAD di desa Sidowangi ”Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak kecamatan, kelurahan, masyarakat, dan instansi yang telah menerima KKN-PPM UAD serta membantu terlaksananya progam-progam mahasiswa” ucapnya saat upacara penarikan.

            Menanggapi hal tersebut Pihak kecamatan Kajoran Gatot. K. Trisakti,S.Sos. selaku Wakil Camat memberikan apresiasi tinggi kepada hasil kreatifitas mahasiswa yang memberikan manfaat bagi masyarakat ”Kami sangat berterimakasih dengan mahasiswa KKN yang telah membuat produk Nata de Cassava dari limbah selondok, hal tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat kami di desa Kajoran” sambutnya saat penyerahan mahasiswa KKN kepada universitas.

            Di Desa Sidowangi Mahasiswa KKN-PPM UAD diterjunkan di tiga dusun, yakni dusun Ngabehan, Melatisari, dan Sugihan. Meraka mengolah ketela dan limbah selondok yang menghasilkan beberapa produk yang bertema Nata de Cassava. Produk yang telah dihasilkan antara lain puding de cassava, agar-agar de cassava, kue nastar de cassava, tumis kacang nata de cassava, pancake cassava, batagor de cassava, dan lain sebagainya. Selain itu, mahasiswa juga memanfaatkan barang bekas untuk dikelola menjadi produk menarik, salah satunya pembuatan celengan dengan kaleng bekas.

            Kepala dusun (Kadus) Sugihan Bapak Ahmad Tohari mengungkapkan saya paling suka dengan nata de cassava. “Terima kasih telah memberi ilmu yang bermanfaat dengan mengolah limbah selondok dan ketela” ungkapnya saat diwawancarai. (IYNP)

Pendaftaran KKN 2013/2014 Mencapai 493

Rabu (28/8/2013) Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPM-UAD) membuka pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari tanggal 28 Agustus samapai 4 September 2013 untuk seluruh mahasiswa UAD.

Persyaratan pendaftaran peserta KKN minimal telah duduk di semester 7, telah lulus matakuliah sebanyak 120 sks, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,00, lulus 3 dari 4 matakuliah paket yang diprogram LPSI, dan lulus tes membaca Al Qur-an.

Mahasiswa dimudahkan melakukan registrasi dengan sistem online lewat portal masing-masing mahasiswa, bagi mahasiswa yang memenuhi syarat langsung diterima setelah melakukan registrasi.

Apa bila calon peserta KKN UAD mengalami kesulitan masalah nilai Test Baca Qur’an dapat diklarifikasi di LPSI Kampus I, serta jika jumlah SKS, IPK, dan Sertifikasi belum muncul di form pendaftaran KKN dapat menghubungi pihak Tata Usaha masing-masing Fakultas dan prodi. 

Pihak LPM KKN UAD memberikan pilihan bagi mahasiswa untuk memilih KKN Reguler dan KKN Alternatif, Bapak Kamal uzaman selaku staf LPM UAD menyatakan banyak nyapendaftar hari pertama saja untuk KKN Reguler yang mendaftar 432 mahasiswa, sedangkan KKN Alternatif sebanyak 61 mahasiswa.” Jelasnya saat diwawancarai sambil tersenyum.(IYNP)

Mahasiswa KKN-PPM UAD Memperkenalkan Aplikasi Sistem Informasi Penduduk dan Makanan Sehat dari Pegagan

            Kinerja mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Ahmad Dahlan UAD) membuat kagum pihak kecamatan Samigaluh dan Bapeda Kulon Progo. Saat peluncuran aplikasi Sistem Informasi Penduduk atau disebut SIKADES dan makanan sehat dari bahan baku tanaman pegagan oleh mahasiswa KKN UAD Senin (26/8/2013) yang tempat di tiga desa, desa Ngargosari, Gerbosari, dan Sidoharjo.

            Bapak Ariadi selaku Camat sangat berterimakasih kepada pihak Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) dan tim KKN-PPM UAD atas kerjasamanya ”Aplikasi Sistem Informasi Kependudukan ini akan membantu kebutuhan masyarakat sehingga tidak mengganggu efektifitas dalam perekonomian mereka, serta dapat meningkatkan pendapatan warga dalam mengelola tanaman pegagang ini” jelasnya saat memberi sambutan.

            Ketua tim Tehknologi Informasi Fiftin Noviyanto, S.T., M.Cs. menjelaskan bahwa SIKADES memberikan fitur yang mempermudah pelayanan masyarakat untuk lebih efisien, karena masyarakat dapat mengurus kebutuhannya dalam mengurus surat pengantar KTP, surat kelahiran, surat kematian, surat nikah, surat keterangan meninggal, serta keterangan pindah secara online melalui komputer dan seluler. Selain mempermudah masyarakat juga membantu pihak kepala desa, kelurahan, dan kecamatan untuk administrasi kependudukan, melihat data penduduk serta dapat memberi validasidari data yang dikirim oleh masyarakat.

            Selain teknologi informasi, tanaman liar pegagan yang dikelola KKN-PPM UAD menjadi makanan sehat dan dikemas hiegenis diberi nama CERDAS. Ketua Tim Nina Salamah, M.Sc., Apt. menjelaskan bahwa pegagan memiliki kandungan gizi berupa DHA yang dapat mencerdaskan otak anak serta mengurangi kepikunan pada orang tua. Meski tanaman pegagan liar melimpah, mahasiswa KKN-PPM UAD sebelumnya telah memberikan bekal budidaya tanaman pegagan secara higenis kepada masyarakat disalah satu tanah warga, dan pelatihan pengemasan produk higenis kepada siswa SMK di desa tersebut. Hasil dari pengelolan tanaman pegagan berupa Mie Cerdas, Kripik Cerdas, Krupuk Cerdas, dan Stick cerdas.

             Bapak Sutarman dari pihak Bapeda menyatakan menerima karya-karya kreatif tersebut serta kekagumannya atas kerja keras KKN-PPM UADn ”Ini benar-benar kerja nyata, saya kagum, karena dalam waktu singkat dapat meluncurkan Sistem Informasi Penduduk untuk pelayanan masyarakat, dan produk makanan bisa meningkatkan kesejahteraan warga” jelasnya saat menanggapi presentasi dari tim KKN-PPM UAD. (IYNP)

UAD Tingkatkan Kualitas Kinerja Petugas Teknis Teknologi Tepat Guna

Pada tahun 2015 mendatang kita akan memasuki era pasar bebas yang membuka skat pembatas tenaga kerja. Di mana setiap tenaga kerja di dunia dapat bekerja dalam negeri atau keluar negeri dengan bebasnya. Apakah SDM (Sumber Daya Manusia) kita sudah mampu untuk menghadapi hal ini?

Program Studi Biologi dan Pusat Studi Dinamika Sosial Universitas Ahmad Dahlan (PSDS UAD) bekerjasama dengan Kemenakertrans (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi) mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Kinerja Petugas Teknis Teknologi Tepat Guna (TTG) 2013 yang berlangsung selama 5 hari (27-31/08) di Hotel Ros In Yogyakarta.

Rangkaian materi pelatihan diarahkan pada pembentukan kewirausahaan. “Pelaksanaan kegiatan ini penting sebagai sarana agar petugas teknis daerah dapat melakukan penanggulangan terhadap kemiskinan, mempersiapkan program yang tepat untuk pengangguran dengan mengarah pada pembentukan kewirausahaan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk menggaungkan industri kreatif yang berkualitas.” ungkap Direktur PKKPTKSI (Perluasan Kesempatan Kerja dan Pengembangan Tenaga Kerja Sektor Informal) yang diwakilkan oleh Kasubdit.

“Dengan pelatihan ini diharapkan dapat membuka jejaring untuk peserta dari daerah  dan luar daerah Yogyakarta untuk saling mengajak melakukan pelatihan intensif di daerah-daerah” sambungnya.

Rektor UAD Dr. Kasiyarno. M.Hum dalam sambutannya berharap, ilmu yang diperoleh dari pelatihan ini dapat ditransferkan, dibinakan dan merekrut anak muda untuk dilatih. 

FKM UAD Tingkatkan Kejasama Internasional

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM-UAD) Tingkatkan Kejasama Internasional dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan FKM KhonKaen University Thailand. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Prof. Dr. Somsak Pitaksanurat dan Rosyidah,S.E.,M,Kes.selaku Dekan di fakultasnya masing-masing.Penandatanganan MoU juga disaksikan oleh relasi atau mitra yang telah bekerjasama dengan FKM UAD di antarannya, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Bapelkes Jawa Tengah di Salaman dan Banjarnegara, beberapa FKM dari Perguruan Tinggi di Yogyakarta serta alumni maupun mahasiswa.

Kesepakatan kerjasama tersebut meliputi Student and Teacher Exchange, Visiting Lecturer, Joint Research, Joint Publication. Rosyidah berharap Peluang kerjasama ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas akademik. Kerjasma ini juga dimaksudkan untuk mendukung langkah universitas yang sudah go international.

“Setelah adanya penandatangan MoU diharapkan FKM dapat segera merealisasikan sehingga kualitas akademik semakin meningkat” ungkap Rosyidah dalam sambutannya  saat penandatanganan MoU di Auditorium Kampus 3 UAD pada hari Rabu (21/08/2013).

Selain penandatanganan MoU juga diadakan seminar dengan topik Communicable, Non Communicable Disease di Thailand dan Indonesia. Pembicarapada seminar ini merupakan perwakilan dari FKM KhonKaen University Thailand yaitu Prof.Dr. Wongsa Laohasriwong dan FKM UAD diwakili oleh Solikhah,S,KM.,M.Kes. (Doc)

Seminar International Fakultas Psikologi: Banyak Orang Kehilangan Kebahagiaan

Banyaknya negara-negara di asia tenggara yang mengalami berbagai persoalan ekonomi, politik, sosial dan keluarga, menyebabkan tataran dimensi spiritual ditemukan banyak orang mengalami kehampaan hidup dan kehilangan kebermaknaan hidup. Mereka kehilangan kepercayaan, dan terpenjara dalam kebingungan tentang eksistensi hidupnya. Banyak pula yang kemudian  melakukan perilaku merusak diri yang justru berdampak lebih besar dalam hidup mereka seperti penyalahgunaan napza. “Akibat dari hilangnya kebermaknaan spiritual ini membuat mereka mengalami penurunan dalam kebahagiaan, dan kesejahteraan psikologis” tutur Triantoro Safaria Safaria, S.Psi., M.Si., selaku ketua panitia Southeast Asia Psychology International (SAPIC) yang diadakan Fakultas Ssikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Auditorium kampus 1 Sabtu (24/8/2013).

Akibat kehilangan kebahagiaan tersebut, Triantoro dosen psikologi tersebut menambahkan, orang-orang mudah sekali mengalami depresi, kesedihan dan stress. Terkadang pengalaman tidak bahagia ini membuat individu melakukan tindakan agresif, sebagai pelampiasan  keputusasaannya. Akhir-akhir ini kekerasan terjadi dimana-mana, dan menjadi masalah di tengah-tengah masyarakat. Kekerasan ini seolah-olah menjadi cara untuk menyelesaikan masalah, dan menjadi sebuah edemi baru di masyarakat, sebagai indikasi adanya ketidakharmonisan sosial.

Southeast Asia Psychology International seminar atau disingkat sebagai SAPIC 2013 tersebut menghadirkan pembeicara Professor Dr. Hora Tjitra  (Zhejiang University, China), Associate Professor Muhammad Nubli (University of Malaysia Pahang), Professor  Noeng Muhadjir (University Ahmad Dahlan), Associate Professor  AM Diponegoro (University Ahmad Dahlan), Associate Professor. Intan Hashimah (University of Sains Malaysia) dan Associate Professor. Bagus Riyono (Gadjah Mada University)

“Seminar Internasional ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai solusi, perspektif dan rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ilmiah, terutama disesuaikan dengan budaya Asia Tenggara pada khususnya. Konferensi internasional ini mengundang akademisi, peneliti dan mahasiswa pascasarjana untuk berpartisipasi dalam menyampaikan ide-ide dan penelitian yang berkaitan dengan tema konferensi ini yaitu Spiritualitas, Kebahagiaan dan Harmoni  sosial” pungkas Pak Triantoro.(Sbwh)

Pengumuman Lelang UAD

Pelelangan Umum

No. 01/PB/PHP-PTS/VIII/2013

Tanggal 26 Agustus 2013

Universitas Ahmad Dahlan dengan sumber dana dari Program Hibah Pembinaan-PTS akan melaksanakan Pelelangan Umum :

a.   Kegiatan             : Pengadaan Peralatan TIK

b.   Pagu Anggaran    : Rp. 592.463.000,-

c.   Pendaftaran

          1)      Tanggal        : 26 Agustus – 2 September 2013 Setiap hari kerja (Senin- Sabtu)

          2)      Jam              :  09.00 – 12.00

          3)      Tempat         : R.BPM Kampus I UAD Jl. Kapas 9,   Yogyakarta

      Penjelasan pekerjaan lelang yang akan dilaksanakan pada :

      Hari/ Tanggal     : Sabtu/ 31 Agustus 2013

      Jam                   :  09.00

      Tempat              : Ruang Sidang Kampus I UAD

Keterangan selengkapnya dapat dilihat di papan pengumuman R. BPM kampus I UAD                                              

                                   

 

                         

            Ttd                                                          Ttd

Pejabat Pembuat Komitmen                        Panitia Pengadaan

Mahasiswa UAD KKN di Filipina

Ada 11 mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang dikirim ke sekolah di Filipina melalui program kuliah kerja nyata (KKN). Mereka akan berangkat ke Filipina, Ahad (25/8) hingga 25 September 2013 mendatang.

Rektor UAD Dr. Kasiyarno. M.Hum. menjelaskan, para mahasiswa tersebut akan mengajar di Lab School Nueva Caceres University di Naga City, Camarines Sur Phillipines selama sebulan. Mereka juga akan mengajarkan pendidikan Bahasa dan Budaya Indonesia ke siswa Filipina melalui program KKN tersebut. Pendidikan budaya akan diajarkan melalui permainan tradisional seperti gobak sodor, dakon, cublak-cublak suweng, engkling dan beberapa kebudayaa lainnya.  

Sebelumnya UAD juga telah mengirimkan 9 mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika FKIP untuk mengikuti program KKN di Kamboja dan 33 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab ke Mesir. Program tersebut kata Kasiyarno, dilakukan sesuai dengan visi UAD.

UAD sendiri telah menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di beberapa negara di ASEAN, Asia, Afrika Tengah, Timur Tengah, Eropa, Australia, New Zealand dan AS. Kerjasama dilakukan antara lain dengan bentuk kunjungan budaya, pertukaran mahasiswa, dosen, penelitian dan kredit transfer akademik serta KKN. 

Kasiyarno berharap, melalui langkah tersebut, diharapkan bisa  memperluas pengakuan UAD sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang diakui dunia.

Sementara itu Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD, Ida Puspita mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Filipina akan memberikan bantuan transportasi dan konsumsi bagi mahasiswa UAD tersebut. "Hal itu diharapkan bisa meringankan beban mereka di sana," jelasnya saat melepas keberangkatan mahasiswa UAD ke Filipina Jumat (23/8).

Dia menjelaskan, para mahasiswa sudah melakukan persiapan secara maksimal. Mereka kata dia, sudah menguasai Bahasa Inggris secara baik sebagai modal komunikasi mereka di sana. Selain itu mereka juga dibekali pengetahuan tentang budaya dan kehidupan masyarakat di Filipina.

“Di sana, akan mengajar cara pembuatan tempe. Mereka juga akan mengajar pembuatan jenis fermentasi lain seperti tape misalnya” terang Rektor UAD. (Sbwh)

Moral Keluarga Citra Bangsa

Panji Hidayat,

UAD Yogyakarta

 

Tergesernya imperalisme kultural atas pengaruh dampak negatif dari globalisasi menjadikan masyarakat terhipnotis oleh perkembangan tanpa adanya benteng kultural. Masyarakat yang tidak mempunyai kemampuan untuk memfilter budaya-budaya global yang masuk, dengan sendirinya budaya global tersebut menggeser nilai-nilai budaya lokal yang sudah tentu tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian masyarakat. Akhirnya akan menimbulkan cultureshock (guncangan budaya).

Hal tersebut bisa terlihat dari fakta di lapangan yang menghiasai wajah media di Indonesia. Misalnya saja kasus freesex, pemerkosaan, pembunuhan, pelecehan dan kekerasan seksual, hamil di luar nikah, pembuangan dan penjualan bayi, serta maraknya kasus perceraian dalam rumah tangga. Di samping itu mahasiswa dan masyarakat mudah tersulut emosi dengan sering melakukan demo anarkhis yang kadang berakhir dengan tawuran.

Maraknya kasus kriminal tersebut mengindikasikan bahwa citra kepribadian timur mulai luntur. Generasi anak sekarang mudah merasa kesepian dan pemurung, lebih beringas, kurang memiliki etika, mudah cemas, gugup, dan lebih impulsif. Maka dari itu kita perlu mencari akar permasalahannya sebelum terlanjur rusak karena treatment kuratif lebih sulit daripada melakukan tindakan preventif.

 

Membangun Keluarga

Salah satu faktor untuk membangun moral adalah pendidikan keluarga. Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat. Masyarakat adalah unit yang membentuk negara. Oleh karena itu, keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan moral individu. Moral merupakan kunci bagi sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga, pendidikan moral sejak usia dini sangat penting. Apabila pendidikan di keluarga sudah bermasalah maka akan terjadi permasalahan yang berkepanjangan yang menghancurkan nilai luhur yang terkandung dalam keluarga. Padahal semestinya masalah tersebut tidak akan terjadi apabila keluarga melakukan fungsinya dengan benar.

Fungsi psikologis keluarga adalah memberikan perhatian di antara anggota keluarga, memberikan pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga. Sebenarnya, apabila keluarga melakukan fungsinya dengan baik, maka semua masalah yang terkait dengan krisis karakter akan terselesaikan. Namun, keluarga seringkali melewatkan begitu saja fase kritis dalam pembentukan sikap moral anak. Kadangkala orang tua tidak memikirkan bagaimana perkembangan moral anaknya sehingga tidak terlalu fokus dalam membentuk moral anak agar menjadi seorang pribadi yang berkualitas di masa yang akan datang.

Keluarga adalah benteng moral yang mampu menahan pengaruh negatif globalisasi. Oleh karena itu, seluruh keluarga Indonesia harus mempunyai kesadaran untuk membentuk moral bangsa dan kembali ke fitrah sebagai institusi yang menyenangkan, tempat menaburkan dan membumikan nilai-nilai akhlakul karimah, etika, kasih sayang, dan nilai-nilai luhur lainnya. Citra bangsa tidak muncul dengan sendirinya tetapi dibangun dari masyarakatnya sendiri. Kesadaran keluarga dalam membangun moral sangatlah urgen, bukan hanya sekadar mempunyai anak dan tidak mengasuhnya dengan benar, sehingga akan menjadi beban masyarakat yang akhirnya juga menjadi beban negara.

Pendidikan moral perlu ditekankan pada setiap keluarga agar anak-anak yang dilahirkan nanti menjadi anak yang saleh, berbakti kepada orang tua, agama, nusa, dan bangsa serta selalu bermanfaat bagi orang lain di manapun anak tersebut berada. Oleh karena itu jika semua moral keluarga baik maka harumlah citra bangsa ini. Namun begitu perlu dicarikan solusi agar pendidikan di Indonesia dapat membentuk moral adiluhung yang dapat mencerminkan citra bangsa yang berkepribadian luhur.

Kaum muda harus berani introspeksi untuk mengambil posisi dalam membuat sejarah baru. Sangat disesalkan karena bangsa yang terbelakang umumnya merupakan bangsa yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah. Untuk itu perlulah kiranya pemuda untuk melakukan introspeksi bahwa bangsa yang maju, besar, dan beradab, tidak ditentukan oleh kekayaan alam sebuah bangsa akan tetapi moral diperlukan dalam pengelolaan sumber daya alam yang melimpah ini.

Tua mudanya usia bangsa tidak menjadi garansi untuk maju, tetapi diperlukan perubahan besar generasi muda itu sendiri. Besar, maju, dan bermartabatnya suatu bangsa bukanlah soal nasib. Tetapi, upaya pantang menyerah dan kerja keras demi tercapainya cita-cita bangsa untuk menjadi bangsa besar, maju, dan bermartabat tidak harus meninggalkan kebudayaan ketimurannya yang santun. Tidak ada kata terlambat untuk menjadi bangsa yang besar, asal tidak berpangku tangan dan bertopang pada dagu.

Bangsa yang besar tidaklah gratis dan menunggu turun dari langit tetapi perlu peran pemuda untuk meneruskan estafet kepemimpinan yang bersih. Pemuda adalah harapan, ditangan merekalah putih, merah, hijaunya nasib bangsa dipertaruhkan. Oleh karena itu, pemuda harus bangkit membangun citra bangsa dan berani memegang kepemimpinan dalam segala lini kehidupan.

Menimbang Partisipasi Politik Perempuan

Dani Fsdillah

Proses pendaftaran Caleg telah diselesaikan oleh partai-partai yang berpartisipasi dalam pemilu pada KPU, dan sekali lagi satu isu sentral pencalegan adalah representasi perempuan dalam politik dalam kuota 30 persen keterwakilan perempuan. Kalau kita berbicara tentang perempuan memang tidak ada habisnya untuk dibicarakan. Perempuan menempati peranan penting dalam dinamika kehidupan.

Meski belum maksimal dan masih jauh dari memuaskan, namun harus diakui bahwa saat ini nasib perempuan telah banyak mengalami kemajuan. Perempuan tak lagi hanya berperan dalam kegiatan domestik, tetapi mulai merambah dunia publik, saat ini perempuan telah mampu menjalankan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki

Di Indonesia, gerakan untuk meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan dalam politik sebenarnya sangat memungkinkan mengingat besarnya jumlah pemilih perempuan yang ada. Sayangnya, hal tersebut tidak diimbangi dengan jumlah perempuan yang duduk di DPR secara signifikan. Meskipun jumlah perempuan di parlemen mengalami peningkatan, yaitu dari 11,3 persen pada Pemilu 2004 menjadi 18 persen pada Pemilu 2009, angka ini masih jauh dari yang dicita-citakan, yakni 30 persen menurut Undang-Undang No 10/2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPD.

Kenyataan ini menyebabkan parlemen sering mengeluarkan kebijakan yang justru mendiskriminasi kelompok masyarakat yang diklaim diwakilinya. Sebagaimana tampak dalam produk legislasi, materi-materi undang-undang yang dikeluarkan DPR lebih banyak berkaitan dengan dunia laki-laki seperti pertahanan, keamanan, kepolisian, korupsi, investasi, perdagangan. Sementara masalah kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, kesenian, lingkungan, atau perlindungan anak tidak banyak disentuh. Karena itu, peningkatan jumlah perempuan dalam lembaga legislatif sangat diperlukan. Pentingnya perempuan dalam politik tidak berhenti di situ.

Berkaca pada kondisi di atas, sudah saatnya kita melindungi hak-hak perempuan dalam kehidupan demokrasi dengan formula yang baik. Untuk itu, ada beberapa agenda penting yang harus dilakukan guna memperkuat representasi dan penguatan perempuan dalam politik, khususnya dalam pilkada. Sejumlah agenda tersebut adalah, pertama, memperkuat aksesibilitas, partisipasi, dan respons perempuan dalam politik melalui pendidikan politik.

Kedua, meningkatkan kesadaran politik perempuan dan mendorong suara, akses, dan kontrol mereka terhadap penyelenggaraan pemilu. Ketiga, mendorong penguatan strategi dan model regulasi serta kebijakan dalam sistem pemilu dan rekrutmen partai politik yang memungkinkan terjadinya peningkatan representasi perempuan di panggung politik. Keempat, memperkuat keterampilan politik perempuan dengan cara melatih mereka supaya peka terhadap isu-isu pemilu seperti regulasi dan kebijakan yang berhubungan dengan penyelenggaraannya. Kelima, membangun kepekaan elektibilitas perempuan atas hak-hak politiknya dalam pemilu supaya mereka dapat merespons persoalan yang mendiskriminasi perempuan dengan cara melakukan pendidikan politik yang sistematis dan berkelanjutan. Keenam, mendukung dan memperkuat jaringan kerja yang memungkinkan terjadinya penguatan responsibilitas perempuan dalam pemilu.

Memang, di tengah struktur birokrasi dan institusi pembangunan di Indonesia yang masih dilekati ”watak patriarki”, meningkatkan kualitas gerakan politik perempuan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena itu, perempuan harus mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk bisa menjadi komunitas yang solid. Dengan soliditas kuat, perempuan bisa menggalang kekuatan sesama politisi perempuan. Kekuatan itu secara bersama-sama kemudian digunakan untuk memengaruhi sistem dan perilaku politik.

Indonesia harus berani memulai dan menyuarakan terusmenerus pentingnya perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam politik. Karena, bukankah berani memulai dan konsisten adalah syarat untuk sebuah perubahan? Selamat berjuang kaum perempuan di gelanggang politik. Cukup menantang bukan?

*Dosen Ilmu Komunikasi Politik UAD