Dosen Farmasi UAD Raih Doktor Di China

Hari Jumat (20/6) menjadi momentum yang spesial bagi Kintoko, salah seorang dosen di Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Hari itu, ia diwisuda sebagai doktor lulusan Pharmaceutical College, Guangxi Medical University (GXMU), China.

“Alhamdulillah, gelar doktor ini saya persembahkan untuk keluarga, utamanya istri dan anak-anak saya, juga kampus tercinta, UAD,” katanya sambil tersenyum. Ia menjadi dosen Farmasi UAD pertama yang meraih gelar doktor dari universitas di China.

Untuk meraih gelar doktornya itu, ia melakukan penelitian di bawah bimbingan Prof. Huang Renbin, Dekan Fakultas Farmasi GXMU. Topik penelitiannya berjudul “Antidiabetic activity of DMDD isolated from Averrhoa carambola L. root in STZ induced diabetic mice and it’s molecular mechanism.”

Dari penelitian itu, lanjutnya, ada beberapa publikasi ilmiah yang dihasilkan seperti jurnal internasional dan prosiding. “Saya sungguh-sungguh belajar banyak tentang penulisan ilmiah internasional sepanjang publikasi penelitian itu,” ucapnya.

Kintoko pun bercerita, ia perlu belajar bahasa Mandarin selama setahun. “Cukup sulit di awal-awal, bahkan saya sempat stres, tapi alhamdulillah semuanya bisa terlewati,” tambahnya.

Tiga tahun berikutnya, ia mulai memasuki program doktoral. Selain tekad diri yang kuat, ia mengakui bahwa dukungan sang istri, Hardi Astuti Witasari, S.F., M.Sc., Apt, sangat besar. Selamat dan sukses buat Pak Kin! (sdy)

Masuk hari Pertama setelah Libur Lebaran 1435H

Kegiatan administrasi dan akademik masuk hari pertama setelah liburan Lebaran 2014/ 1435H, pada Senin, 4 Agustus 2014.

 

 

Libur Awal Ramadhan 1435H (Sabtu, 28/6/2014)

Berdasarkan Edaran Rektor UAD bernomor: R/2/D.5/VI/2014 bahwa Awal Ramadhan 1435H bertepatan pada Sabtu, 28 Juni 2014. Sehingga hari tersebut kegiatan akademik diliburkan (kecuali beberapa unit yang sedang menghadapi visitasi).

Kontroversi Adaptasi Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” Ke Film Sang Penari

Tidak sedikit yang kecewa para pembaca “Novel Ronggeng Dukuh Paruk” saat dijadikan film dengan judul “Sang Penari”. “Katanya. Banyak yang terpotong, dan bahkan ada hal-hal penting dalam bukun (Novel Ronggeng Dukuh Paruk) tidak ditampilkan” mendengar hal tersebut Ahmad Tohari, pengarang Novel “Ronggeng Dukuh Paruh” menjelaskan dalam kuliah umum yang diadakan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI- UAD).

“Kalau dikalkulasi membaca Novel “Ronggeng Dukuh Paruh” akan menghabiskan waktu kurang lebih 18 jam. Sedangkan durasi film hanya 1 sampai 2 jam. Tentu akan sangat beda hasilnya. Tetapi yang paling penting adalah ruh dalam novel tersebut benar-benar terasa dalam film tersebut” terang Ahmad Tohari dalam kuliah umum, Rabu (18/6/14).

“Tidak mungkin seseorang akan membuat hal yang sama dalam satu hal yang sama. Karena itu, saat mereka (Pihak penulis skenario) datang, saya minta mereka untuk membaca dengan baik novel tersebut dan tafsirkan seperti yang dia baca” lanjutnya kemudian saat ditanya oleh mahasiswa.

Acara yang juga dihadiri oleh PBSI FPBS IKIP Saraswati Tabanan Bali ini, dikuti juga 200 mahasiswa. Selain dihibur oleh tarian, musikalisasi puisi dari Teater JAB PBSI UAD. Pada kesempatan tersebut, dihibur juga oleh penampilan mahasiswa Bali dengan tarian khasnya.

Dalam sambutannya Dekan FKIP UAD, Dra.Trikinasih Handayani, M.Si. menyambut dengan baik dan mengucapkan selamat datang di Yogjakarta khususnya di FKIP UAD. “Semoga kita mendapatkan banyak manfaat dari kuliah umum pada hari ini dan mahasiswa dapat meningkatkan karya-karyanya dan kreativitas mereka” harap Trikinasih.

Diakhiri acara, selain foto-foto juga ada penandatanganan MOU serta dilanjutkan dengan penyerahan kenang-kenangan oleh keduabelah pihak. (Sbwh/Sgt)

Pengukuhan Guru Besar Prof. Drs. Hariyadi, Ph.D.

Sabtu (21/06/14) di Auditorium Kampus 1 jalan Kapas. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) laksanakan Pengukuhan Guru Besar Prof. Drs. Hariyadi, Ph.D. Guru Besar Fisika UAD. Hadir pada kesemptan tersebut civitas UAD, mahasiswa dan tamu undangan.  

Dalam pidatonya yang berjudul “Karakteristik Nanomaterial Menggunakan Cahaya Terpolarisasi Untuk Mendukung Pengembangan Nanoteknologi Nasional” Hariyadi menyampaikan bahwa judul di atas dipilih sebagai sebuah rangkuman  ‘Perjalan Ilmiah’ yang panjang selama bertahun-tahun. Hal tersebut dilakukannya dalam upaya meningkatkan penguasaan ilmuan melalui riset di berbagai negara maju seperti di Inggris, Finlandia, Jerman, Spayol, Amerika Serikat, dan juga di dalam Negri untuk bidang ilmu fisika dan terapannya.

Lebih lanjut dosen di Program Studi Fisika konsentrasi MELINS (Metrologi-Elektronika-Instrumentasi), FMIPA UAD ini berharap akan dapat membawa keunggulan akademik dalam berbagai dimensi serta martabat bangsa Indonesia.

Sebelumnya pada Jum’at, (09/05/14) Koordinator Kopertis V Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA menyerahkan surat keputusan pengangkatan Guru Besar atas nama Drs. Hariyadi, Ph.D. Surat keputusan bernomor 39749/A4.3/KP/2014 dan ditandatangani oleh Mendikbud Republik Indonesia menetapkan bahwa Drs. Hariyadi, Ph.D. diangkat sebagai Guru Besar/ Profesor dalam bidang Ilmu Fisika terhitung mulai 1 Maret 2014.

Dengan ditetapkannya Prof. Drs. Hariyadi, Ph.D. kini Universitas Ahmad Dahlan memiliki 18 orang Profesor. Ditengah ketatnya persyaratan administrasi pengajuan jabatan akademik dosen, pengangkatan Prof.Drs. Hariyadi, Ph.D. sebagai Guru Besar diharapkan akan memacu semangat Dosen UAD untuk meraih jabatan fungsional lebih tinggi.

Tentang Prof. Hariyadi. Ph.D.,

Hariyadi adalah dosen tetap yayasan Universitas Ahmad ahlan (UAD) yang mendapat SK Guru Besar / Professor dalam bidang llmu Fisika TMT 1 Maret 2014. Dalam kariernya sebagai dosen di Program Studi Fisika konsentrasi MELINS (Metrologi-Elektronika-Instrumentasi), FMIPA, UAD, yang bersangkutan memperoleh jabatan akademik dengan cara loncat jabatan, mula-mula dari nol ke Lektor, kemudian ke Guru Besar / Profesor. Meskipun proses mendapatkan jabatan akademik tertinggi tersebut terbilang tidak cepat namun Hariyadi cukup ‘menikmati’ proses yang dia katakan sebagai proses yang komplek tersebut. Setelah lulus program S3 (Ph.D.) dari The University of Essex, Colchester, England pada 1998 (pada usia awal tiga puluhan tahun) dalam bidang Physics of Materials Science, yang bersangkutan melakukan ‘Petualangan Ilmiah’ melalui kerja-kerja ilmiah sebagai peneliti profesional (bukan melalui program kerjasama instansi / pemerintah) di banyak negara maju sepeti USA, Finlandia, Jerman, Spanyol, dll.

Selama ini karya ilmiah yang dihasilkan mencapai lebih dari 100 judul tersebar di banyak jurnal internasional bereputasi, prosiding internasional, dll di samping 8 judul Buku Ajar yang sudah diterbitkan dalam bidang Fisika. Yang bersangkutan juga tercatat sebagai inventor sebanyak 10 judul HKI (Hak Patent dan Desain Industri) dengan status Granted ditambah beberapa judul karya HKI lainnya dalam status Pending dan juga karya HKI jenis trade secret.

Hariyadi juga pernah melakukan eksperimen mengukur langsung arah medan magnet di Lingkaran Kutub Utara pada 21 Desember 2011 sewaktu posisi matahari berada di bawah horizon. Selain itu ia juga pernah mengunjungi fasiitas Johnson Space Center NASA, di Houston, Texas, USA (2009) disamping mendapatkan beberapa kali kesempatan untuk melakukan riset di NASA Ames Research Center, USA untuk bidang Fisika – nanotechnology.

Meskipun bekerja dan tinggal di luar negeri belasan tahun dan selalu pulang ke UAD, namun militansi dan komitmennya unuk membangun bangsa Indonesia tercinta menjadi prioritas utama dengan bukti keterlibatannya dalam menangani teknologi nasional dalam bidang pertahanan dan keamanan di samping riset lain dalam bidang Fisika Material dan Optik. Akumulasi pengalaman dan kepakaran dalam ilmu yang ditekuninya menjadi fondasi yang kuat untuk menjadi modal menghadapi persaingan global yang mana SDM bangsa Indonesia akan dihadap-hadapkan dengan SDM bangsa lain sehingga pertaruhan martabat ilmuwan menjadi hal yag krusial. Untuk itu jabatan Profesor tentu bukan sekedar atribut yang melekat pada diri seorang akademisi namun lebih dari itu juga dituntut dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap bangsa dan negara khususnya dengan merujuk pada bidang keilmuwannya terlebih bidang ilmu Fisika terapan yang ditekuninya memerlukan.

 

Sambut Bulan Puasa dengan Penganjian

Menyambut bulan puasa Ramadhan, Lembaga Pengembangan Studi Islam Universitas Ahmad Dahlan (LPSI-UAD) adakan pengajian akbar bersama Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. di Auditorium Kampus 1 UAD. Jum’at (20/06/2014). Hadir pada kesempatan tersebut civitas UAD.

Pada kesempatan tersebut Yunahar menyampaikan, bahwa sahur mendekati adzhan subuh lebih baik dari pada sahur pada jam 12 ata jam 2.  Sahur lebih dekat pada subuh agar langsung sholat subuh. Tidak tidur sebelum sholat subuh.

“Bukalah dengan yang manis-manis. Kalau bisa yang manisnya alami. Seperti buah, bukan yang sudah terbakar, atau yang sudah direbus, meskipun hal tersebut tidak masalah, tapi alangkah baiknya menggunakan yang alami. Biasanya buah yang digunakan adalah kurma” terang Yunahar dalam ceramahnya

Yunahar yang sekaligus ketua BPH (Badan Pembina Harian) tersebut menghimbau kepada civitas UAD agar perbanyak ibadah, terutama sholat malam, baca al-Qur’an, bersedekah (menjamu orang yang berpuasa), dan berszikir.

Acara rutin yang setiap tahun yang diadakan oleh Lembaga Pengembangan Studi Islam tersebut, juga menjadwalkan karyawan untuk mengaji setiap seminggu sekali pada hari biasa.

Perjalanan Meraih Guru Besar Prof Hariyadi

Prof. Hariyadi, Ph. D menuturkan, untuk mendapatkan SK Guru Besar membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang tidak mudah (berliku-liku dan cukup panjang). “Apalagi bidang yang saya tekuni adalah Fisika Material lebih spesifik pada nanometerial dan nanotechnology. Nano merupakan ukuran benda sepermilyar meter (sangat kecil)” terang Hariyadi, dalam jumpa pers Kamis (19/06/14) di ruang sidang Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Lebih lanjut Hariyadi menyampaikan, ukuran nano sama dengan ukuran virus. Untuk membuat nanotechnology ada macam-macam tekhniknya. Tekhnik yang saya kuasai adalah dengan Polarisasi cahaya. Nanotechnology ini di luar negeri sangat di apresiasi dan dikembangkan dengan baik untuk industri-industri besar yang ada di sana, sedangkan di Indonesia belum begitu diperhatikan.

“Di luar negeri saya pernah di minta untuk menyelesaikan beberapa kasus terkait nanotechnology, diantaranya kasus mesin-mesin pencetak kertas disebuah Industri kertas di Finlandia, kemudian ada lagi di Inggris berkenaan dengan DNA dan lain sebagainya. Dari pengalaman-pengalaman saya di luar Negeri, saya berinisiatif untuk mengembangkan di Indonesia. Di mulai dari Fakultas MIPA UAD.” Ungkap Dosen Fakultas MIPA UAD yang juga kepala Cirnov (Center for Integrated Research and Innovation) UAD.

Dr. Kasiyarno, M.Hum menambahkan Prof. Hariyadi, adalah dosen pertama dari Yayasan UAD yang mendapat gelar Guru Besar dan merupakan dosen yang sangat setia dari awal berdiri UAD. Hingga saat ini, dia masih tetap di UAD meskipun sudah melalangbuana ke berbagai Negara.” (MCH)

Memahami Remaja Di Balik Fenomena Cabe-Cabean

 

“Mendidik anak perempuan atau anak laki-laki itu sama tantangannya karena dasar dari semua adalah cinta dan tanggung jawab. Yang terpenting adalah kita sadar bahwa separuh lebih waktu anak kita adalah di sekolah sehingga orang tua dan guru harus punya cara pandang Positif & pro-aktif dan mempunyai persepsi yang benar untuk membuat tindakan yang tepat dalam menanganinya“ ujar Hj. Neno Warisman dalam acara Talkshow Remaja dengan tema “Ada Apa Dengan Cabe-Cabean Di Kalangan Remaja”

Menurut Elly Nur Hayati, problem remaja saat ini yang sering kita dengar adalah adanya fenomena Cabe-cabean di kalangan Remaja. Cabe merupakan singkatan dari “Cewek Alay Bahan Exxxkan”, dikenal juga sebagai 3B (behel, bonding/berponi, blackberry). Fenomena ini muncul di komunitas balap motor liar di mana para cabe ini tampil berdandan dan dapat dipakai oleh pemenang balapan. Fenomena ini biasanya terjadi di kota besar (urban) pelakunya adalah gadis belia (SMP-SMA) yang hobi hang out yang punya aspirasi materi tinggi.

Hal senada disampaikan Neno, Berubah dari anak-anak menjadi separuh dewasa bukan hal yang mudah terkadang terjadi beberapa fenomena yang berdampak negative bagi anak tersebut. Seorang  Remaja ingin difahami sebagaimana dirinya, maka wajib bagi ortu dan guru untuk mengenali potensi-potensi remaja (termasuk bakat), memberi contoh-contoh kesuksesan internal & eksternal, memberikan 3 yang utama yakni Citra diri yang benar, harga diri yang tinggi, kepercayaan diri yang kuat, serta menguatkan remaja dengan afirmasi-afirmasi positif & membangun dalam interaksi keseharian maupun dalam peristiwa-peristiwa khusus agar terekam jejak-jejak kenangan terbaik di otaknya.”

Mengetahui berbagai masalah yang dihadapi remaja saat ini, dua pembicara dalam acara Talkshow tersebut memberikan solusi. Pembicara pertama, Ibu Elly Nur Hayati menuturkan, ”Untuk Menghadapi permasalahan-permasalahan remaja yang ada, perlu ada pencegahan dan penanggulangan, diantaranya pertama, prevensi primer yaitu penguatan fungsi keluarga dan mental anak. kedua, Prevensi Sekunder yaitu penguatan Forum guru dan orang tua untuk monitoring anak. ketiga, prevensi tersier, perujukan kepada penyedia program konseling dan terapi untuk keluarga yang bermasalah.”

Senada dengan Neno Warisman, solusi dalam menghadapi permasalahan remaja tersebut ialah dengan memberikan edukasi badani (Tarbiyatul Jinsiyyah), Mendasari sikap hidup dengan agama, memetik pelajaran bersama dari peristiwa yang terjadi yang dilakukan anak kita, serta memberikan pancingan untuk solusi anak tersebut”

Acara yang diprakarsai oleh Pusat Studi Wanita Universitas Ahmad Dahlan (PSW UAD) dan Lembaga Pengembangan dan Penelitian (LPP) UAD tersebut diadakan di Auditorium Kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki Yogyakarta dan dihadiri ratusan Mahasiswa baik dari dalam  UAD maupun luar UAD. (MCH)

Ada Apa dengan cabe-cabean di kalangan Remaja

Kamis(19/06/14), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan Talkshow untuk Remaja dengan tema “Ada Apa Dengan Cabe-Cabean Di Kalangan Remaja”. Bertempat di Auditorium Kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki Yogyakarta.

Acara yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Wanita (PSW) UAD yang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD tersebut di hadiri oleh Hj. Neno warisman dan Elly Nur Hayati, MPH, Ph.D sebagai pembicara inti.

Di sesi pertama acara tersebut, Elly Nur Hayati yang juga merupakan Dosen di Fakultas Psikologi UAD menyampaikan,”Istilah CABE yang sering kita dengar merupakan singkatan dari Cewek Alay Bahan Exxxkan. Fenomena Cabe-cabean ini hadir di daerah perkotaan yang umumnya pelakunya adalah gadis belia (SMP-SMA) yang hobi hang out yang punya aspirasi materi tinggi.”

Elly menambahkan, cara yang harus dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi fenomena cabe-cabean ada tiga hal yang perlu diperhatikan: pertama, prevensi primer dengan penguatan fungsi keluarga dan penguatan mental anak. Kedua, prevensi sekunder dengan cara penguatan forum guru-ortu untuk monitoring anak dan merujukkan program parenting untuk ortu beresiko. Ketiga, Prevensi Tersier Perujukan kepada penyedia program konseling dan terapi untuk keluarga bermasalah.”

Menurut Hj. Neno Warisman, solusi untuk mengatasi permasalahan remaja yang ada ialah dengan memberikan Edukasi Bayani (Tarbiyatul Jinsiyah), Mendasari sikap hidup dengan agama, Memetik pelajaran bersama dari peristiwa yang terjadi serta memberikan pancingan untuk solusi anak.

“Dasar dari semua adalah cinta dan tanggungjawab. Saat ini negeri ini sudah begitu parah dengan berbagai masalah. Harapan saya ada terletak pada diri anda semua. Kalianlah para remaja yang saya harapkan nantinya mampu mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik untuk negeri kita tercinta ini. Sedari dini berbuatlah hal yang positif hindari perbuatan yang berdampak negative.” Pesan Ibu Hj. Neno Warisman kepada Peserta Talkshow.