UAD Beri Bantuan 350 Juta dan Beasiswa untuk Guru

“350 juta rupiah, untuk guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) dan guru kelompok bermain” terang Dr. Kasiyarno. M.Hum dalam sambutannya pada penyerahan dana kepada guru-guru di Auditorium Kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kamis (24/7/2014). Sumbangan akan diberikan ke empat kabupaten se-DIY, yaitu Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan Gunung Kidul.

“Kami salurkan dana ini untuk meningkatkan kesejahteraan bagi 921 guru PAUD Aisyiyah, yang terdiri dari 693 guru TK ABA dan 228 guru kelompok bermain. Dana tersebut akan diberikan kepada guru yang berinsentif kurang dari 100 ribu rupiah” terang Kasiyarno.

Lebih lanjut Rektor UAD Kasiyarno berharap dengan bantuan tersebut, para guru dapat termotivasi untuk lebih bersemangat. Ini adalah kepedulian kami terhadap dunia pendidikan yang non-PNS.

Jamilah Sugri, Wakil Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Majelis Dikdasmen menambahkan. Selain memberikan dana, UAD juga memberikan beasiswa kepada 20 guru PAUD untuk guru TK ‘Aisyiyah Bustanol Athfal yang sudah diseleksi.

“Ini sudah ketiga kalinya UAD memberikan bantuan kepada guru-guru. Semoga dana tersebut dapat bermanfaat dan menjadi motivasi untuk terus berjuang. Terima kasih juga kepada UAD yang telah tetap konsisten memberikan bantuan. Jarang Perguruan Tinggi yang mau seperti UAD. Terima kasih untuk UAD” tutur Jamilah saat di temui (23/7).

Ppemeberian dana tersebut sudah tahun ke tiga. “Sebelumnya UAD juga memberikan sumbangan sebesar 325 juta rupiah. Pada 2012 UAD juga memberikan dana 300 juta ribu rupiah untuk guru-guru yang gajinya di bawah 100 ribu rupiah” terang Kasiyarno.(Sbwh)

Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter

FORUM APRESIASI SASTRA KE-36 KKN UAD:

 

   Ki Hajar Dewantoro telah merumuskan bagaimana pendidikan harus dilakukan untuk membentuk karakter. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendiri Tamansiswa, tujuan pendidikan adalah “penguasaan diri” sebab pendidikan bertujuan untuk memanusiawikan manusia (humanisasi). Ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa.  Menurut Prof. Dr. Siti Chamamah, mantan Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, pendidikan karakter bukan hanya memakai ukuran manusia sebagaimana dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantoro, tetapi berdasarkan pada tuntunan Islam.

Manusia adalah ciptaan Allah swt, sehingga seluruh pemikiran, cara pandang, sikap, dan perilaku yang ditampilkan harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan.  Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, harus dibangun karakter bangsa yang memiliki akhlak mulia, yaitu amanah, tabligh, dan siddiq. Demikian dikemukakan Jabrohim, Kepala Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan dalam sambutan pada pembukaan Forum Apresiasi Sastra ke-36 bertema Peran Sastra dalam Pendidikan Karakter Rabu, 23 Juli 2014.

Lebih lanjut Jabrohim mengatakan bahwa keunggulan karakter terbentuk dari adanya keutuhan antara aspek intelektual, emosional, sosial, serta moral dan spiritual. Karakter terbentuk melalui proses yang panjang dan melibatkan beberapa komponen penting antara lain orang tua, sekolah/pendidik, lingkungan masyarakat, budaya, serta sistem pemerintahan yang ada. Komponen-komponen tersebut memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menentukan baik atau buruknya karakter bangsa. Hambatan atau permasalahan  yang terkait dengan karakter dapat memunculkan hambatan perilaku dan akan berdampak  negatif  terhadap lingkungan bahkan dapat menjadikan manusia tidak memiliki martabat sebagai manusia.       

Dikemukakan pula oleh Jabrohim yang juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Himpunan Sarjana-Kesusastraan itu bahwa dewasa ini telah terjadi penurunan kualitas karakter bangsa hingga mencapai  titik rendah yang sangat memprihatinkan. Gejala yang terlihat antara lain adalah meningkatnya kekerasan di masyarakat, kejujuran yang diselewengkan, menurunnya sikap hormat pada orangtua, guru maupun pemimpin, meningkatnya konflik dan kebencian, memburuknya pemakaian bahasa, rendahnya etos kerja, rendahnya rasa tanggung jawab, meningkatnya perilaku perusakan diri serta kaburnya pedoman moral. Keadaan   

Mengakhiri sambutannya, Jabrohim menegaskan bahwa upaya untuk mengatasi keprihatinan tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan  membangun, memperbaiki, dan mempertahankan karakter melalui pemikiran, rancangan, manajemen, strategi, serta kerja yang simultan. Strategi yang digunakan harus melihat dari berbagai sudut pandang kasus. Dalam bentuk preventif berarti membangun sejak awal terbentuknya karakter, melakukan treatment yakni mengatasi permasalahan yang telah terjadi, serta maintenance untuk mempertahankan agar karakter tidak rusak yakni dengan melakukan penjagaan.

Pendidikan karakter harus diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan agar seorang anak memiliki kecerdasan emosi, yang merupakan bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Dengan memiliki kecerdasan emosi yang baik seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan. Kegiatan forum apresiasi sastra yang dilakukan oleh para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan ini merupakan upaya membangun kecerdasan emosi dan kreativitas. Oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan dirancang dan dilakukan secara sistematis.(Doc)

UAD Menggagas Kepemimpinan Bangsa dalam Perspektif Psikologi

Sabtu, (14/06) Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Psikologi (BEM-Psikologi) UAD mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Menggagas Kepemimpinan Bangsa: Perspektif Psikologi” Bertempat di Auditorium Kampus I Universitas Ahmad Dahlan. Jalan Kapas 09. Semaki, Yogyakarta.

Pada acara tersebut hadir Prof. Dr. Hamdi Muluk (Guru Besar Psikologi Politik UI) sebagai Keynote Speakers. Selain itu juga dihadiri oleh pembicara lain baik dari dalam maupun luar kampus. Diantaranya Drs. Afnan Hadikusumo (Anggota DPD RI), Siti Urbayatun (Dosen Psikologi UAD), Elli Nur Hayati (Dosen Psikologi UAD) dan Heri Yudiyanto (mantan walikota Yogyakarta).

Dalam kesempatan tersebut prof. Dr. Hadi Muluk mengungkapkan, “Pemimpin adalah bagian dari kita, berangkat dari keseharian kita, dinaikkan oleh kita, dan diturunkan pula oleh kita seperti pepatah minangkabau pemimpin itu ditinggikan seranting, didahulukan selangkah. bukan seperti sosok satrio piningit yang tiba-tiba datang entah darimana kemudian memimpin kita dengan segala kesaktiannya tanpa diketahui latar belakangnya. bukan itu sosok pemimpin yang dicari.”

Ditemui disela-sela acara, Hadi Suyono, S.Psi, M.Si. selaku Dosen Psikologi UAD sekaligus ketua panitia acara tersebut mengungkapkan,” Latar belakang diadakannya acara ini ialah karena melihat realitas yang ada di masyarakat yang begitu sulit untuk melihat bahkan melahirkan sosok pemimpin bangsa yang mampu untuk mensejahterakan rakyat terutama dalam perspektif psikologi dan saat ini bangsa kita juga tengah kebingungan dalam mencari dan menentukan sosok pemimpin baru.”

Kembali menambahkan, “Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memberikan kontribusi pemikiran untuk melahirkan pemimpin yang benar-benar mampu mensejahterakan rakyat serta membuka wawasan tentang psikologi dan kepemimpinan bahwa psikologi tidak hanya menangani masalah individual tetapi lebih dari itu Psikologi mempunyai cakupan luas bahkan mengenai kepemimpinan.”

“Harapan setelah diadakannya acara ini mampu menginspirasi mahasiswa untuk mempunyai jiwa kepemimpinan yang sejati dan Universitas Ahmad Dahlan mampu melahirkan sosok pemimpin-pemimpin bangsa yang mampu mensejahterakan rakyatnya” harap Hadi Suyono, S.Psi, M.Si. (MCH)

 

TELKOMNIKA UAD Raih Rangkin 1 dan 3 SCOPUS

Sesuai dengan visi misi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk go international Jurnal TELKOMNIKA UAD menjadi salah satu jurnal yang dikenal seluruh dunia. “Satu-satunya Jurnal dari Perguruan Tnggi di Indonesia yang diakui oleh DIKTI” terang Tole Sutikno selaku editor –in-cheif Telkomnika. Jum’at (18/7).

Setelah terakreditasi A oleh Dikti per-Agustus 2013-Agustus 2018. Pada 6 Juli 2014 Jurnal TELKOMNIKA UAD kembali meraih prestasi menjadi jurnal ranking 1 di Indonesia dari variable SNIP. Dan menduduki ranking 3 di Indonesia dari variable SJR (berdasar penilaian dari SCOPUS). “Saat ini Jurnal TELKOMNIKA UAD lebih unggul dari UGM, IPB, UI, UIN Sunan Kalijaga dan beberapa PT lainnya” Tole menambahkan.

Lebih lanjut Tole Menjelaskan bahwa TELKOMNIKA menerbitkan semua artikel berkaitan bidang Teknik Elektro, Komputer dan Informatika, meliputi: seluruh bidang Teknik Telekomunikasi, Komputasi (computing), Elektronika, Elektrik (Listrik/Energy/Power), Kendali & Instrumentasi, Komputer dan Informatika. TELKOMNIKA akan dibaca oleh semua akademisi dan peneliti meliputi mahasiswa (S1, S2, S3), dosen, peneliti, juga pustakawan dan pemerhati pendidikan di Indonesia.

Jurnal TELKOMNIKA sendiri terbit pertama Desember 2003 oleh Prodi T. Elektro, FTI UAD. “Saat ini telah menerbitkan artikel lebih dari 1000 (seribu). Tahun 2007-2010 menerbitkan naskah in Indonesia dan English. Sejak Edisi Desember 2010 semua naskah yang diterbitkan in English” Parap Tole

 

Mengenal Scopus

Scopus adalah salah satu flagship yang dimiliki oleh Elsevier. Scopus adalah lembaga pengindeks yang mengevaluasi unjuk kerja (kualitas) sebuah jurnal internasional. Di Indonesia, sebuah jurnal dikatakan sebagai jurnal internasional bereputasi "terakreditasi" salah satunya bila terindeks di Scopus. TELKOMNIKA adalah salah satu dari 17 jurnal di Indonesia yang terindeks oleh Scopus. Dari 17 jurnal tesebut, hanya TELKOMNIKA UAD yang sekaligus terakreditasi "A" oleh Dikti.

SCOPUS memiliki/menciptakan 2 (dua) indikator/variabel utama penilaian untuk kerja sebuah jurnal internasional:

SNIP (Source Normalized Impact per-Paper) –> Didefinisikan sebagai perbandingan jumlah situasi jurnal per-makalah yang diterbitkan sebuah jurnal dan potensi sitasi pada bidang ilmu ilmu yang sama (ranking dinormalisasikan pada bidang ilmu yang sama). Hal ini bertujuan untuk memungkinkan perbandingan/perankingan terhadap seluruh jurnal pada seluruh bidang keilmuan yang berbeda.

SJR: Scimago Journal Rank (SJR) –> Ukuran pengaruh ilmiah (scientific influence) sebuah jurnal yang mempertimbangkan 2 hal: (i) JUMLAH artikel yang merujuk, dan (ii) prestise/POPULERITAS dari jurnal lain yang merujuk jurnal kita. Scimago adalah sebuah kelompok riset di Universitas Granada (Spanyol) yang merupakan partner Scopus, yang berdedikasi untuk analisis informasi, representasi dan perbaikan teknik visualisasi.

Berdasarkan variable SNIP, TELKOMNIKA UAD adalah jurnal ranking satu di Indonesia; dan jurnal ranking ketiga di Indonesia berdasarkan indikator SJR.(Sbwh)

LPM Adakan Pelatihan Mengolah Singkong Di Gunung Kidul

Ada empat resep yang disunguhkan saat pelatihan mengolah singkon oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPM UAD). Di ataranya berupa kue basah putu ayu, brownis kukus, donat mocaf, dan black forest mocaf kukus disajikan dalam pelatihan. Tiga resep dibuah sendiri oleh ibu-ibu peserta pelatihan sedangkan satu resep yaitu black forest mocaf kukus disampaikan oleh Siti Salamah selaku pemateri.

“Bahan yang digunakan cukup mudah didapatkan dan tentu saja menggunakan tepung mocaf yang bahan dasarnya dari singkong. Dengan dibuat menjadi tepung mocaf singkong bisa menjadi tahan lebih lama hingga satu tahun” terang Salamah saat memberikan Materi tentang Black Forest Mocaf Kukus Kamis (17/7/2014) di Balai Desa Kemadang

Pelatihan yang dihari oleh tiga pedukuhan Pocung, Tenggang, dan Ngelo ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk mengatasi jika suatu ketika berhadapan dengan musim sulit pangan atau paceklik sehingga tepung mocaf ini bisa dijadikan salah satu alternatif ketahanan pangan di Gunung Kidul. Dengan adanya pelatihan ini maka potensi yang ada di daerah mereka dapat terus digali dan menjadi peluang usaha.

Selain dihadiri oleh Kepala LPM UAD Drs. H. Jabrohim, M, M., koordinator KKN Drs. H. Sudarmini, dan aparat desa setempat. Hadar pula Wakil Bupati Gunung Kidul Drs H. Immawan Wahyudi, M. H., Hum. Dalam sambutannya dia sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak UAD yang melalui mahasiswa KKN telah berkenan menjadi perantara bagi pemerintah untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi yang ada, khususnya singkong yang kemudian dapat diolah menjadi tepung mocaf dan menghasilkan produk-produk yang lebih beragam.

”Ini sekaligus menjadi wujud rasa syukur kita kepada Allah dan semoga dari situ kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan dapat lahir bersama-sama” tambahnya. (Doc/Sbwh)

Resep Membuat Black Forest Mocaf Kukus Singkong dari UAD

Resep membuat “Black Forest Mocaf Kukus” ala Siti Salamah ini disampaikan dalam pelatihan pengolahan makanan berbahan mocaf untuk tiga pedukuhan yaitu Pocung, Tenggang, dan Ngelo. Pada kesempatan tersebut hadar Wakil Bupati Gunung Kidul Drs H. Immawan Wahyudi, M. H., Hum, Kepala Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPM UAD) Drs. H. Jabrohim, M, M., koordinator KKN Drs. H. Sudarmini, dan aparat desa setempat. Kamis (17/7/2014) di Balai Desa Kemadang

Berikut bahan yang digunakan untuk membuat black forest mocaf kukus. Di antaranya 4 butir telur, setengah sendok tek ovalet, 200 gram gula pasir, 75 gram tepung mocaf, 25 gram coklat bubuk, setengah gelaqs susu cair, seperempat minyak sayur, setengah sendok garam halus.

Caranya adalah telur, ovalet dan gula pasir dicampur dan dikocok sampai mengembang sambil ditambahkan garam. Kemudian sambil diaduk dimasukkan berama tepung mocaf, coklat bubuk dan tepung tegiru yang sudah diayak sedikit demi sedikit hingga rata. Terakhir masukkan minyak sayur dan diaduk-aduk sampai rata. Tuangkan ke dalam Loyang ukuran 18 x 7 cm yang telah diolesi mentega dan dialasi kertas roti lalu dikukus selama 20 menit.

Bahan yang digunakan cukup mudah didapatkan dan tentu saja menggunakan tepung mocaf yang bahan dasarnya dari singkong. Dengan dibuat menjadi tepung mocaf singkong bisa menjadi tahan lebih lama hingga satu tahun. Ini bisa sebagai usaha untuk mengatasi jika suatu ketika berhadapan dengan musim sulit pangan atau paceklik sehingga tepung mocaf ini bisa dijadikan salah satu alternatif ketahanan pangan di Gunung Kidul.

Selain resep bahan pembuatan black forest mocaf kukus. Juga disampaikan olahan pembuatan kue basah putu ayu, brownis kukus, donat mocaf.

Pelatihan tersebut tidak hanya pengolahan singkong menjadi tepung mocaf. Tapi juga pelatihan pengolahan makanan berbahan mocaf, pengemasan dan pemasaran produk olahan mocaf.(Doc/Sbwh)

 

Meningkatkan Wawasan Kesehatan Ibu dan Anak Melalui Konferensi Internasional

Yogyakarta-Rosyidah SE Mkes selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM-UAD) secara resmi membuka acara seminar internasional dengan tema “Peran Pemerintah dan Swasta dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (The Role of Government and Private Sector to Improve Maternal and Child Health) di Aduitorium Utama Kampus 3 UAD pada Sabtu 10/5/14.

“Konferensi internasional ini sangat penting karena angka kematian ibu dan anak tinggi di Indonesia. Selain itu kesehatan ibu dan anak adalah salah satu program Millenium Development Goal’s (MDGs) yang harus kita capai dalam tenggat waktu setahun kedepan” terang Rosyidah dalam sambutannya.

Ia menambahkan upaya untuk mencapai MDGs telah menjadi unsur yang penting untuk tujuan pembangunan Indonesia dengan waktu yang tersisa satu tahun sebelum tenggat waktu pencapaian target MDGs. Oleh karena itu katanya, harus ada upaya bersama disemua lapisan masyarakat termasuk pemerintah dan swasta.

Adapun tujuan diselenggarakannya seminar internasional adalah untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang kesehatan ibu dan anak, meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang peran pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara global, khususnya di Indonesia, Malaysia, dan Filipina serta mendukung upaya-upaya dan program-program yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia untuk mencapai target-target MDG terutama di bidang kesehatan ibu dan anak.

“Seminar ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang kesehatan ibu dan anak yang semakin hari semakin turun, misalnya angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan masih tinggi” ujar Suci Musvita Ayu SKM MPH selaku ketua panitia saat ditemui disela kesibukan acara.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa konferensi ini dihadiri oleh Prof. dr. Ali Ghufron, M.Sc., Ph.D. (Wamenkes RI), Prof. Dr. Yeo Kee Jiar (Universitas Teknologi Malaysia), Prof. Dr. Wongsa Laohasiriwong (Wakil Dekan Universtias Khon Kaen, Thailand). Peserta yang hadir dalam agenda ini sebanyak 250 orang (terdiri dari mahasiswa, praktisi kesehatan dan umum). (TS)

REFLEKSI RAMADHAN SEELUMNYA

 

Panji Hidayat, M.Pd

Dosen UAD

 

Siklus bulan dalam kalender Hijriah telah masuk bulan Ramadhan, meskipun dalam penetapannya ada perbedaan di antara para muslimin. Tetapi itu tidak menjadikan semangat ukhuwah islamiyah di antara umat akan memudar. Di situ ada tasamuh dalam menyikapi  perbedaan yang selalu ada agar kerukunan tetap terjaga. Semangat ramadhan tahun lalu yang telah terkikis oleh debu-debu dosa yang semakin mengerak seakan meleleh karena sayup-sayup cahaya ramadhan mulai mendekat yaitu bulan yang ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin untuk wajib menapak tilas puasa ramadhan.

Alhamdulilah sekarang ini puasa ramadhan telah bergulir hampir dua minggu. Kaum muslimin seantero dunia menikmati indahnya melakukan ibadah siang dan malam hanyalah semata untuk taqarrub kepada Dzat yang Maha Hidup agar mendapatkan nikmat dan manisnya iman.

Ibadah baik mahdoh maupun ghairumahdoh sangat berpengaruh untuk menghidupkan amalan-amalan di bulan ini. Semua itu adalah untuk tabarruk (mendapatkan berkah) yang berlipat-lipat dari hari-hari biasa di bulan selain ramadhan. Momentum istimewa ini bersama berhijrah menuju kebaikan dan kebajikan untuk mencapai predikat ketakwaan. Dengan niat bismillah semua perilaku yang munkar baik itu hasil komunikasi interpersonal maupun intrapersonal pada diri sendiri memberikan refleksi seberapa jelek diri ini setahun yang lalu. Untuk itu dengan datangnya ramadhan ini sebagai batu loncatan untuk starting point dengan harapan membakar dosa-dosa, mendapatkan ampunan Allah, dan terhindar dari siksa azhab jahannam.

Janganlah bulan ini dijadikan anekdot “muslim musiman” jika telah syawal kembali ke kebiasaan asal. Sebaiknya bulan ini digunakan sebagai awal metamorfosa untuk menjalani kehidupan yang penuh hikmah keilmuan supaya kebaikan itu menaungi hidup setiap insan. Perubahan yang sangat frontal dari keburukan kekebaikan sangat dimungkinkan karena fitrah manusia yang pada hakekatnya suka akan kebaikan. Hal ini diperlukan komitmen diri untuk memperbaiki diri baik hablum minallah dan hablum minan nash. Komitmen sendiri perlu disertai konsistensi agar sejatinya seorang muslim adalah telah menjalankan syari’at agama. Ingatlah Firman Allah dalam Surat AlHasyr, ayat 18 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Ayat ini adalah sebagai rujukan bahwa Allah mengetahui dengan teliti setiap amal perbuatan manusia. Di bulan inilah ladang amal untuk menorehkan tinta emas ramadhan dengan melakukan kesalihan spiritual dan kesalihan sosial yang seimbang menurut porsi kemampuan seorang muslim. Allah akan langsung memberikan pahala ramadhan langsung dan melipatgandakan amal-amal shalih dengan jaminan pintu masuk Ar-rayyan bagi golongan ahli berpuasa. Penilaian puasa bersifat an sich hanya dirinya dengan Rabb-Nya yang mengetahui tentang kualitas puasanya tersebut dengan selalu mencari hakikat “iqra’ kitabaka” agar tidak menjadi orang shalih yang salah.

Kelenjar Adrenal Orang yang Berpuasa

Dr. Ahmad Muhammad Diponegoro

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

 

Menurut nabi Muhammad s a w bila seseorang yang sedang berpuasa diajak bertengkar, maka ia diperintahkan untuk mengatakan saya sedang puasa.  Artinya dengan ucapan seperti itu orang akan lebih sabar dan menahan diri untuk marah. Puasa membuat orang lebih sabar.

Dalam kajian biopsikologi, marah berhubungan dengan hormone adrenalin yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal pada makhluk menyusui, (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal (ad, "dekat" atau "di" + renes, "ginjal"). Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis skortikosteroid dan katelomani, termasuk kortisol dan hormone adrenalin.

Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior (depan-atas) ginjal. Pada manusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang punggung torakal yang ke-12 dan mendapatkan suplai darah dari pembuluh darah adrenalis. Tiap kelenjar berbobot sekitar 4 gram.

Bagian dalam kelenjar disebut medula mengandung sel kromafin yang merupakan sumber penghasil hormon jenis katekolamin yaitu hormone adrenalin dan norepinefrin, dengan jenjang reaksi yang distimulasi kelenjar hipotalamus. Di samping itu, masih banyak manfaat lain yang dapat ditemukan dalam kelenjar anak ginjal ini.

Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin yang dihasilkan kelenjar adrenal. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya.

Selama periode puasa, sejumlah kecil epinefrin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah dari kelenjar adrenal manusia. Peran epinefrin antara lain akan mempengaruhi hati manusia dan otot rangka. Ia akan mendukung pengaruh glukagon dalam hati. Dalam otot rangka, meningkatnya adrenalin akan memudahkan pemecahan glikogin menjadi glukosa. Berlawanan dengan klukosa yang dihasilkan dari pemecahan glikogin hati, glukosa ini tidak dilepaskan ke dalam darah, bahkan  glukosa ini menjadi suatu sumber energi pendukung untuk sel-sel otot sedangkan lemak merupakan sumber energi yang utama. Walaupun demikian, tatkala glukosa ini digunakan sebagai sumbergi energi dalam sel-sel otot, sedikit laktat mungkin akan dihasilkan. Laktat ini dapat masuk ke dalam sirkulasi, dan mencapai hati, kemudian diubah menjadi glukosa. Glukosa ini dapat dilepas ke dalam darah. Oleh karena itu, otot rangka manusia dapat secara sederhana memelihara konsentrasi glukosa darah selama puasa.

Selain adrenalin, kelenjar adrenal juga menghasilkan kortisol yang juga sering disebut hormone stres. Penting untuk disadari bahwa puasa, khususnya puasa yang berkelanjutan, dapat menjadi suatu stres – dan stress menghasilkan pelepasan kortisol. Sangat tepat apa yang diperintahkan Allah dan nabi Muhammad s a w bahwa dalam Islam dilarang untuk melakukan puasa yang berkelanjutan karena dapat membuat individu stres sebagaimana dijelaskan. Puasa hanya boleh dilakukan hingga waktu magrib dan kemudian diharuskan untuk berbuka. Bahkan ummat sangat dianjurkan untuk sahur walaupun dengan seteguk akhir.

Hadirnya makanan dalam tubuh manusia pada waktu sahur maupun berbuka akan menurunkan stress, karena tubuh terasa nyaman dan menurunkan kadar kortisol dalam darah. Karena islam merupakan agama yang menggembirakan bukan yang menyusahkan atau membuat individu tertekan atau stress. Nabi Muhammad s a w bersabda: gembirakanlah dan jangan membuat orang lari, berilah kemudahan dan jangan membuat orang susah.

Puasa dalam Pendidikan Pengendalian Diri

Oleh Sukardi

Dosen Ekonomi UAD

 

Ajaran puasa merupakan tatanan syariat Islam diperuntukkan bagi orang muslim dewasa yang tidak sedang berhalangan, untuk tidak makan dan tidak minum serta meninggalkan segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selain menjadi amalan yang harus dilaksanakan setiap muslim. Puasa Romadhan merupakan salah satu pendidikan pengendalian diri bagi ummat muslim yang menjalani. Ada tiga aktivitas pengendalian diri selamat puasa, yakni pengendalian diri dari makan dan minum yang berlebihan, pengendalian diri dari perbuatan dan ucapan kotor, dan pengendalian diri dari nafsu yang tidak terpuji.

Makan dan minum tentu dibutuhkan pengendalian yang ketat baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Pengendalian makan dalam ajaran Islam harus yang halalan thoyyiba. Bagi orang berpuasa waktu makanpun dikendalikan. Selain akan berakibat tidak baik. Tentu tidak selamanya apa yang kita makan merupakan hal yang dibutuhkan tubuh, tidak sedikit orang  tidak memperhatikan kalori dalam tubuh, padahal kalori berlebihan akan menjadi beban yang mengganggu kesehatan, seperti kelebihan  gula darah, kelebihan kolesterol, kelebihan asam urat dan sebagainya –yang bisa berpotensi menjadi penyakit.

Selain mengendalikan pola makan, dalam puasa juga perlu pengendalian diri dari ucapan dan tindakan. Pepatah jawa mengatakan “ajining diri soko lati ajining rogo soko busono” martabat orang bukan dinilai dari jabatan, kekayaan dan harta benda yang melimpah, tetapi martabat seseorang dinilai dari ketulusan ucapan, kejujuran perbuatan dan kesalehan perilaku dirinya. Puasa membangun perilaku, menata jiwa, pendewasaan diri, menjauhkan perilaku perilaku negatif, menghindarkan hati yang temperamental emosional. Dalam Hadits Rosululloh SAW menyatakan orang berpuasa tanpa meniggalkan ucapan dan perbuatan kotor, maka ia tidak mendapat apa-apa kecuali mendapatkan lapar dan dahaga.

Tujuan puasa adalah “meningkatkan ketaqwaan”. Orang yang berpuasa dituntut untuk lebih santun dalam perilaku, dan lebih sopan dalam bertutur kata. Pengendalian perilaku dan tutur kata bermakna tidak melakukan sesuatu kecuali yang bermanfaat dalam kehidupan diri dan kemasyarakatan.

Selanutnya mengendalikan nafsu. Nafsu merupakan pendorong dan penggerak kegiatan hidup manusia, dorongan nafsu ini selalu dikendalikan oleh nafsu ilahiyah dan nafsu syaithoniyah. Nafsu ilahiyyah merupakan nafsu atau kemauan yang mendapat cahaya ilahi robbi, aktivitasnya sejalan dengan tuntunan agama.

Sebaliknya nafsu syaithoniyyah merupakan kemauan yang menyimpang dari tuntunan agama, atau kemauan yang berlebihan melebihi dari tatanan kewajaran agama. Puasa Romadhan yang dijalani  mengajak agar makan yang  kita lakukan,  hidup yang kita jalani,  kegiatan  yang  kita kerjakan selalu mengikuti petunjuk ilaahi, mendasarkan petunjuk Tuhan ilahi robbi menggunakan tatanan Islam, serta meminimalisir aktivitas-aktivitas yang dikendalikan oleh nafsu syaithoniyyah. Nafsu sebagai pendorong kehidupan dan penggerak aktifitas hidup seseorang akan menjadi bahaya apabila dilepas secara liar, tanpa pengendali agama. Puasa mengajak dan mendidik kita mengendalikan nafsu supaya terarah dan sejalan dengan hidayah ilaahi.