Pendidikan Anti Korupsi Berbasis Keluarga

 

Ika Maryani, PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan UAD

Jangan sebut korupsi sebagai budaya! Karena budaya bangsa ini terlalu mahal untuk dikonotasikan dengan istilah korup. Tapi faktanya, korupsi memang menjadi penyakit yang seolah telah membudaya di negeri ini. Tidak hanya di pemerintahan, tapi juga di berbagai aspek kehidupan kita, korupsi seolah menjadi bagian negatif yang tak bisa ditinggalkan dalam sistem birokrasi.

Korupsi disebabkan karena adanya keinginan dan kesempatan. Keinginan berkaitan dengan moral seseorang, sedangkan kesempatan berkaitan dengan sistem. Untuk itu, agar terbebas dari korupsi, perlu ditanamkan nilai-nilai anti korupsi sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan tempat tinggal. Pendidikan anti korupsi perlu ditanamkan sejak dini agar generasi penerus bangsa memiliki jiwa anti korupsi.

Trend usia Koruptor semakin lama semakin muda, mulai mengarah ke usia di bawah 40 tahun. Uniknya lagi, tindakan korupsi mulai melibatkan hubungan keluarga. Lihat saja kasus “dinasti” Banten yang melibatkan hampir seluruh keluarga besar Atut, kasus pengadaan Al-Qur'an  yang "kompak" dilakukan oleh Bapak dan Anak. Serta yang tidak kalah adalah kasus penangkapan Bupati Karawang beserta Istrinya karena melakukan pemerasan kepada salah satu perusahaan yang tengah mengajukan ijin pembangunan pusat perbelanjaan di kota tersebut. Tak hanya itu, Wali Kota Palembang Romi Herton dan istri, Masyitoh, juga ditangkap karena kasus penyuapan terhadap mantan Ketua MK Akhil Mochtar, sedangkan Bendahara Umum Partai Demokrat sekaligus anggota DPR Muh. Nazaruddin dan istrinya, Neneng Sri Wahyuni, ditangkap karena sejumlah tindak pidana korupsi.

Fakta-fakta menyedihkan ini menunjukkan betapa keluarga sangat berpengaruh terhadap tindakan seseorang untuk melakukan upaya korup. Hal ini menjadi keprihatinan bersama rakyat Indonesia. Wakil Ketua KPK Busro Muqoddas dalam kunjungannya ke Kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan beberapa saat yang lalu memaparkan betapa besar peran keluarga dalam pencegahan korupsi. "Tanpa kita sadari, keluarga menjadi salah satu pemicu seseorang untuk melakukan tindakan korupsi karena pola hidup boros dan konsumtif yang dibina dari keluarga. Oleh karena itu, pendidikan anti korupsi dan penanaman hidup sederhana dalam keluarga menjadi hal yang paling utama dan menjadi salah satu fokus utama KPK saat ini”, ujarnya.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan Yogyakarta (dimulai dari Prenggan, Kotagede) sebagai pilot project pencegahan korupsi berbasis keluarga. Dengan merangkul berbagai komunitas, institusi pemerintah, serta Perguruan Tinggi (khususnya Universitas Ahmad Dahlan), KPK akan memberikan pendidikan antikorupsi di tingkat keluarga. Upaya ini dilakukan mengingat pembiasaan-pembiasaan hidup dalam keluarga menjadi faktor utama tindakan seseorang di masa depan. Ikatan antara suami-istri, orangtua-anak, maupun antartetangga menjadi sesuatu yang potensial untuk menanamkan nilai kejujuran berbasis keluarga. Yogyakarta dengan local content yang sangat kuat menjadi  tempat yang tepat untuk memulai program pencegahan korupsi berbasis budaya lokal. Terlebih lagi mengingat budaya yang kental akan nilai-nilai kejujuran dan berbudi luhur masih terwariskan dengan baik di wilayah Yogyakarta.

Tentu upaya ini tidak akan maksimal jika KPK hanya bekerja sendiri. Oleh karena itu dengan mengajak berbagai komponen masyarakat, salah satunya Universitas Ahmad Dahlan, menjadikan program ini akan lebih cepat memberikan hasil dan dapat diadopsi oleh daerah lain. Harapan besarnya adalah agar seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dapat bersama-sama menjadi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran serta menjadi bangsa besar yang terbebas dari korupsi.

Obesitas ? Ini Solusinya

 

Obesitas atau kegemukan, selain membuat penampilan kurang menarik, juga bisa memicu berbagai penyakit seperti diabetes melitus, kanker, serangan strok dan jantung akibat timbunan plag kolesterol pada pembuluh darah. Ini sangat beralasan, sebab orang yang gemuk mengandung kadar trigliserida darah melebihi normal ( > 250 mg/dl). Satu molekul trigliserida terdiri dari 3 molekul asam lemak bebas, dan asam lemak bebas yang berlebihan bersifat meracuni sel (lipotoxic).

Untuk menurunkan berat badan, kebanyakan orang melakukannya dengan diet ketat. Sayangnya, diet ketat tidak menyelesaikan masalah, malah membuat tubuh akan cepat mengalami kerusakan akibat kekurangan nutrisi. Penyebab kegemukan yaitu bertambahnya jumlah dan ukuran sel lemak. Diet ketat hanya menyebabkan ukuran sel lemak mengecil, tetapi tidak menurunkan jumlahnya. Saat makan, sel lemak akan kembali ke ukuran semula (obese adipocyte).

Mekanisme kematian sel lemak

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada American Journal of Clinical Nutrition tahun 2003 mendukung teori bahwa berat badan adalah resultan dari jumlah dan ukuran sel lemak. Lebih lanjut dijelaskan, diet ketat (food restriction) tidak menyebabkan penurunan jumlah sel lemak, meskipun terjadi penurunan berat badan. Jumlah sel lemak dapat diturunkan hanya dengan mekanisme mengaktifkan kematian sel lemak secara terprogram (adipocyte apoptosis).

Kematian sel lemak terprogram penting untuk menjaga keseimbangan tubuh, caranya dengan menghilangkan jumlah sel-sel lemak yang berlebihan dan membahayakan tubuh. Sel-sel lemak yang mengalami kematian terprogram, ditandai dengan terpotongnya DNA pada sel lemak tersebut. DNA yang terpotong seterusnya dibersihkan dari dalam tubuh oleh sel-sel pemakan yang disebut sel makrofag untuk mencegah terjadinya reaksi peradangan.

Penurunan berat badan secara alamiah

Beberapa jenis vitamin, mineral dan zat pada bahan alam dan suplemen makanan, terbukti mampu mengaktifkan kematian sel lemak terprogram. Sebuah artikel ilmiah yang dimuat pada Journal of Molecular Endrocrinology menjelaskan, asupan vitamin A dosis tinggi selama 2 bulan mampu secara efektif menurunkan berat badan dengan mendorong sel lemak mati secara terprogram. Demikian juga dengan asupan mineral kalsium dosis tinggi.

Penelitian lain menyebutkan, zat aktif pada teh hijau (katekin) dan kunyit (kurkumin) bermanfaat untuk menurunkan berat badan secara nyata, juga melalui kematian sel lemak terprogram. Selain itu, asam linoleat (omega-3) juga menyebabkan kematian sel lemak terprogram setelah 5 hari dikonsumsi. Mengacu pada bukti-bukti ilmiah tersebut, upaya menurunkan berat badan seyogyanya dilakukan secara alamiah dan bukannya dengan diet ketat yang ekstrim.

Pola alamiah yang dimaksudkan yaitu makan seperti biasa dengan mengurangi asupan gula dan lemak, serta diet tinggi serat. Membiasakan aktivitas olah raga, minimal seminggu 3 kali untuk membakar lemak. Malam hari sebelum tidur, minum segelas teh hijau tanpa gula, dan konsumsi vitamin A dan kalsium dosis tinggi 1x/hari (masih dalam dosis aman) pada pagi harinya sebelum sarapan pagi. Penyerapan vitamin dan mineral akan maksimal saat perut masih kosong. Lakukan secara konsisten selama 2 bulan dan lihat hasilnya. Selamat mencoba !

 

Kintoko, S.F., M.Sc., Apt., Pakar Penemuan Obat, Fakultas Farmasi UAD dan Kandidat Doktor di Guangxi Medical University, China.

Kultur Perubahan Sekolah

 

Oleh: Hendro Widodo, M. Pd

 

Kebijakan yang amat penting dalam perbaikan mutu pendidikan adalah mengembangkan kultur sekolah. Perbaikan dan peningkatan mutu sekolah memerlukan perubahan kultur, baik perubahan pada perilaku maupun perubahan cara pandang (mind setting) warga sekolah. Perubahan cara pandang akan mempengaruhi perubahan tentang berbagai nilai-nilai di sekolah yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi terhadap perubahan perilaku warga sekolah.

Komponen warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, siswa maupun orang tua siswa) dipandang sebagai komponen perubahan yang paling sulit karena seringkali perubahan yang paling mendasar berkaitan dengan cara pandang dalam melihat perubahan kultur yang diinginkan. Perbedaan cara pandang ini dan kesalahpahaman dalam memahami maksud dari perubahan terkadang menyebabkan keengganan warga sekolah mengubah perilaku yang sudah mapan sehingga yang muncul adalah penolakan terhadap perubahan itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan kesadaran, kemauan dan komitmen bersama dari warga sekolah dalam melakukan perubahan.

Ada dua hal penting yang diperlukan warga sekolah khususnya guru dan karyawan dalam perubahan kultur sekolah untuk menghasilkan mutu (Edward Sallis, 2010). Pertama, guru dan karyawan membutuhkan sebuah lingkungan yang cocok untuk bekerja. Mereka membutuhkan alat-alat keterampilan dan harus bekerja dengan sistem dan prosedur yang sederhana untuk membantu pekerjaan mereka. Lingkungan yang mengelilingi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kemampuan mereka dalam mengerjakan pekerjaannya secara tepat dan efektif. Di antara ciri-ciri lingkungan yang membantu tersebut adalah sistem dan prosedur dalam sekolah memotivasi dan meningkatkan kerja mereka.

Prosedur yang baik dan memotivatif memang tidak serta merta akan menghasilkan mutu, namun prosedur yang tidak baik dan salah-asuh justru akan membuat mutu sekolah menjadi sulit dicapai. Kedua, untuk melakukan pekerjaan dengan baik, guru dan karyawan memerlukan lingkungan yang mendukung dan menghargai kesuksesan dan prestasi yang mereka raih. Mereka memerlukan pemimpin yang dapat menghargai prestasi mereka dan membimbing mereka untuk meraih sukses yang lebih besar. Motivasi untuk melakukan pekerjaan yang baik adalah hasil dari sebuah gaya kepemimpinan dan dari atmosfir lingkungan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri serta memberdayakan setiap indvidu di dalamnya.

Lingkungan kerja yang mendukung dan pimipinan sekolah yang baik memiliki peranan yang besar dalam melakukan perubahan kultur sekolah. Kultur sekolah yang berbasis mutu tidak datang dengan sendiri melainkan harus diciptakan. Pengembangan kultur sekolah yang dapat meningkatkat mutu sekolah dirancang melalui program sekolah. Program tersebut dibangun oleh kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan orang tua siswa. Artinya, kultur sekolah memiliki karakteristik berupa kolegalitas dan bersifat bottom-up bahwa seyogyanya dibangun atas kesadaran dan kehendak dari warga sekolah sehingga merupakan suatu kesepakatan bersama dan komitmen luas di sekolah, menjadi jati diri dan kepribadian sekolah.

Penulis adalah Dosen Prodi PGSD UAD Yogyakarta

Boyong 3 Tropi: Tim Robot UAD Pertahankan Tradisi Juara

Adalah Tim RDC_ Panzer Fira M_20, Panzer _2ART dan RDC_Panzer_Buki yang membawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) raih juara dan mengukuhkan tradisi juara.

Menurut data yang diberikan Dekan Fakultas Tehnologi Industri (FTI) Kartika Firdausy, S.T., M.T bahwa, Tim RDC_ Panzer Fira M_20 raih juara 1 kategori Mikrokontroller, Tim Panzer _2ART raih Juara 2 kategori Mikrokontroller dan RDC_Panzer_Buki kategori Speed Racer raih Juara 1 pada kejuaraan Line Tracer Design and Contest (LTDC).

LTDC merupakan kompetisi Robot Line Follower yang diadakan oleh  Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang. Awalnya, LTDC yang pertama kali diadakan pada tahun 2010 ini hanya diselenggarakan di lingkup kota Malang. Namun pada 2014, kontes dengan tema “Kompetisi Robot Berbudaya Indonesia” tersebut diikuti oleh seluruh tanah air. Harapannya, Indonesia tetap dapat maju dalam bidang teknologi, khususnya robotika tanpa meninggalkan aspek budaya bangsa.

LTDC 2014 sangat populer bagi kalangan siswa maupun mahasiswa. Terbukti terdapat 170 kontestan  dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Mereka adalah 48 tim kategori mikrokontroler, 22 tim kategori speed racer, dan 100 tim peserta dari berbagai sekolah menengah untuk kategori analog.

Ajang kontes robot berskala nasional ini digelar di Gedung Sasana Budaya, Universitas Negeri Malang (UM) pada Rabu (24/09/2014). Para kontestan saling beradu kecepatan, kelincahan, dan ketepatan dalam menaklukkan lika-liku track sepanjang satu kilometer yang sudah ditetapkan panitia. Robot-robot yang dipertandingkan ini terdiri atas tiga kategori, yaitu analog, mikrokontroler, dan speed racer. Untuk kategori speed racer, robot yang boleh dipertandingkan adalah robot mikrokontroler.

Tim robot UAD menurunkan 2 kategori untuk berlaga, yaitu mikrokontroller dan speed racer. Mereka di bawah pembinaan Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri (FTI). Tim mikrokontroller Tim Panzer_2ART  diketuai Jehian Kamal Sri Artantyo  dengan anggota Raivan Naufal dan Ibnu Atma Kusnadi. Sementara dari Tim RDC_Panzer_019  diketuai oleh Dian Taufik Hendra Nugroho dengan anggota Aan Marianto dan Ary Rachman. Tim RDC_Panzer Fira M_20  dipimpin oleh Mahmud Afif dan beranggota Ridho Kusuma Putra serta Tri Wahono. Selain itu, ada satu TIM speed racer  yakni  RDC_Panzer_Buki yang dipimpin oleh ketua tim Janu Prasetyo dengan anggota Adhi Saefudin dan Heru Hermawan. Dari tim yang diajukan tersebut, Tim Robot UAD berhasil melanjutkan tradisi berprestasi dengan memboyong tiga tropi dari event LTDC 2014. Selamat! (Doc)

Libur Idul Adha 1435H, 4 – 6 Oktober 2014

Menyemarakkan Hari raya Idul Adha 1435H, Sabtu, 4 Oktober 2014, kegiatan akedemik di UAD diliburkan Mulai Sabtu-Senin, 4 – 6 Oktober 2014.

 

Berharap dari Komunikasi Inklusif SBY-Jokowi

Anang Masduki

Ada perkembangan baru dalam tradisi demokrasi di Indonesia. Pertemuan SBY dan calon pengantinya, Jokowi hari rabu 27 Agustus di Nusa Dua, Bali. Pertemuan kedua tokoh ini memberikan sebuah harapan. Yaitu terbangunnya komunikasi yang inklusif antara presiden lama dengan presiden yang baru bagi keberlangsungan estafet kepemimpinan yang egfektif. Disisi lain, publik sedang dihadapkan pada pembatasan subsidi BBM. Dibeberapa SPBU bisa kita saksikan banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan premium, solar maupun pertamax. Lebih jauh, isu BBM telah bergulir menjadi bola panas dalam kancah politik. Mengingat beberapa kali Jusuf Kalla meminta SBY untuk menaikan BBM, sedangkan SBY terlihat enggan. Sehingga banyak pengamat yang memprediksi, salah satu agenda pertemuan di Bali adalah forum negosiasi.

Perlu diapresiasi, SBY membuka ruang seluas-luasnyanya bagi Jokowi untuk berkonsultasi dan mengakses informasi. Harapannya Jokowi bisa belajar dan beradaptasi dengan tugas-tugas yang baru dan lebih berat. Mungkin alasan ini bisa dibenarkan. Mengingat SBY ketika hendak menjabat presiden pada periode pertamannya, mengalami kebuntuan komunikasi dengan presiden sebelumnya, yaitu Megawati ditahun 2004. Dan komunikasi itu belum cair sampai sekarang. Sederhana untuk mengukurnya, Megawati belum pernah menghadiri upacara bendera 17 Agustus di istana Merdeka selama 10 tahun masa kepemimpinan presiden SBY. Mereka pernah bertemu disaat presiden Obama berkunjung ke Indonesia dan saat debat capres tahun 2009. Itupun bisa dicermati jika pertemuannya tiada rasa kehangatan. Artinya, mereka berdua belum pernah meluangkan waktu untuk bertemu dan membuka ruang komunikasi maupun silaturahmi. Namun agak berbeda jika kita mencermati pola komunikasi yang dibangun oleh SBY kepada Jokowi selaku calon pengantinya. SBY mengundang Jokowi untuk bertemu di Nusa Dua Bali dan menegaskan bahwa akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Pertemuan tersebut bisa dimaknai, paling tidak empat hal. Pertama, SBY ingin menanamkan kesan seorang yang negarawan dengan menghilangkan ego dan sifat dendam politik. SBY ingin menunjukan kepada rifalnya, Megawati siapa yang lebih negarawan. Kedua, membuka pintu konsultasi dan sebagai wahana proses pembelajaran bagi presiden yang baru. Sehingga permasalahan bangsa bisa dipelajari oleh Jokowi untuk kemudian dicarikan solusinnya. Jika dilihat dari konferensipress SBY dan Jokowi setelah pertemuan di Nusa Dua, Bali. Salah satu tema yang dibahas adalah postur APBN 2015 dan APBN perubahan.

Ketiga, mengutip pepatah dari Milton Friedman, seorang ekonom pemenang Hadiah Nobel dalam bukunya yang terbit tahun 1975 "There Ain't No Such Thing As A Free Lunch", artinya "Tidak ada makan siang yang gratis." Yang ia maksudkan, bahwa tidak ada sesuatu hal yang gratis dalam politik, seseorang, di suatu tempat, entah bagaimana, selalu akan membayar. Pertemuan SBY dan Jokowi memang menjadi forum negosiasi politik khususnya terkait kenaikan harga BBM. Keempat, perlu diingat, selama pemerintahan SBY telah menaikan harga BBM sebanyak empat kali. Namun partai utama pendukung Jokowi, PDIP selama ini paling vokal menolak kenaikan harga BBM. Hal ini bisa menjadi daya dongkrak justifikasi bahwa PDIP hipokrit. Dulu menolak sekarang mendesak kenaikan BBM.

Dari  sini dapat ditarik sebuah garis merah bahwa, apapun hasil pertemuan kedua tokoh tersebut perlu diapresiasi. SBY telah membuka jalan komunikasi bagi penerusnya untuk mengakses informasi dan konsultasi. Dan disisi lain, SBY ingin mengakhiri masa pemerintahannya dengan khusnul khotimah. SBY ingin membuat kenangan manis di hati rakyatnya. Semoga.

*penulis adalah dosen Komunikasi UAD

Pengalaman Mengelola Jurnal

Oleh Rendra Widyatama, SIP., M.Si

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, pengelola Jurnal Litraya

Menurut Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI), jumlah jurnal ilmiah (cetak) di Indonesia berkisar 7.000 buah. Dari jumlah itu, 4.000 di antaranya telah terbit secara rutin sementara 3000 lainnya tidak teratur terbitnya. Dari jurnal yang terbit terarur tadi, hanya 300 jurnal yang berhasil mendapatkan akreditasi.

Ada banyak faktor yang menyebabkan jurnal tidak terbit teratur. Namun masalah terbanyak yang dihadapi pengelola jurnal adalah langkanya naskah. Karena naskah kurang sehingga tidak teratur terbit, maka efek berikutnya adalah gagalnya jurnal untuk terakreditasi. Masalah tersebut sungguh menggelisahkan. Namun benarkah persoalan kurangnya naskah tidak dapat diatasi?

Pengalaman

Mulai pertengahan tahun 2013 lalu, penulis diserahi tanggungjawab mengelola sebuah jurnal yang terbit sejak tahun 2001. Pada terbitan pertama sampai kelima, jurnal tersebut relative teratur. Namun menginjak terbitan keenam, perlahan-lahan mulai tersendat-sendat, bahkan sempat fakum untuk beberapa waktu. Dilandasi semangat ilmiah luar biasa dari institusi, jurnal tersebut direvitalisasi kembali kepengelolaannnya.

Menerima amanah tersebut, penulis langsung mencoba menghidupkan gagasan lama saat bergabung dengan institusi lama yang saat ini sudah tutup karena tak adanya lagi mahasiswa. Yaitu menjalin kerjasama dengan kampus lain untuk bersama-sama saling tukar menukar artikel.

Mulailah penulis hunting naskah dengan menghubungi universitas yang memiliki disiplin ilmu terkait. Upaya tersebut belum membuahkan hasil, meski umumnya pertguruan tinggi tersebut menyatakan siap bekerjasama, namun sayang tidak kunjung diikuti langkah nyata berkirim artikel.

Saya jadi ingat surat edaran DIKTI tertanggal 27 Januari 2012 No. 152/E/T/2012 perihal kewajiban menulis jurnal. Bila aturan itu sukses diterapkan, tentu kesulitan mencari naskah tidak akan saya jumpai. Namun apa mau dikata. Para akademisi kita tidak suka dipaksa-paksa, meski oleh pemerintahnya sendiri.

Menyadari kemungkinan gagal atas upaya pertama, penulis mencoba alternatif lain. Kali ini justru bekerjasama dengan para dosen matakuliah maupun pembimbing karya ilmiah baik skripsi dan tesis, namun masih dalam institusi yang sama. Format penduan penulisan artikel jurnal saya kirimkan pada mereka untuk dijadikan acuan. Hasilnya mulai terlihat. Dalam waktu yang singkat, terkumpul sekitar 80 artikel. Artikel-artikel tersebut adalah tugas matakuliah mahasiswa, penelitian skripsi dan tesis. Sampai tulian ini dibuat, jumlah artikel masih terus bertambah, termasuk dari karya dosen yang baik karena kesadaran sendiri menulis maupun kebutuhan untuk menaikan pangkat.

Meski tidak seluruh artikel layak diterbitkan, namun dengan beberapa revisi, akhirnya naskah-naskah itu bisa diterbitkan. Bersama pengelola lain, kami sepakat sedikit maklum bilamana dijumpai kualitas artikel ada yang sedikit kurang bagus. Prioritas kami, yang penting terbit teratur dahulu. Bila sudah teratur, perlahan-lahan kualitas ditingkatkan. Kalau sudah teratur dan populer, tentu jurnal akan diminati penulis. Ke depan setelah itu, akan kami lanjutkan ke luar negeri, mengundang para penulis asing.

Berdasarkan pengalaman itu, penulis berkesimpulan bahwa mengelola jurnal sebenarnya tidak terlalu sulit. Apabila semua kampus melakukan seperti itu, lalu sepakat saling menukar naskah, tentu variasi penulis sebuah jurnal akan lebik lagi. Bila bervariasi, maka syarat terakreditasi lebih mudah dicapai. Sekarang, tinggal menumbuhkan kemauan semua pihak untuk bekerjasama. Mari, siapa mau ikut jejak kami?

Seminar Internasional: Membangun Citra Indonesia di Mata Internasional melalui Bahasa dan Sastra Indonesia

Dalam rangka Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXXVI, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan (PBSI UAD) akan mengadakan Seminar Internasional bertajuk Membangun Citra Indonesia di Mata Internasional melalui Bahasa dan Sastra Indonesia.

Acara akan diselenggarakan hari Sabtu-Minggu, 11-12 Oktober 2014 di hotel @Hom, Yogyakarta. Hadir sebagai pembicara utama Prof. Dr. Suminto Sayuti (UNY), Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana (UGM), Prof. Yang Xiaoqiang (China), Dr. Rina Ratih, M.Hum. (UAD), Nicholas Jackson (Australia), dan Chris Woodrich (Kanada).

Bagi yang ingin ikut, daftarkan diri anda langsung di Sekretariat Panitia, FKIP PBSI UAD, Kampus II, Jl. Pramuka 42 atau melalui surat elektronik (surel) pibsi2014@gmail.com. Informasi lebih lengkap dapat menghubungi Wachid Eko (0858 6815 89899), Siti Salamah (0819 3175 0316), serta mengakses situs www.pibsi2014.tumblr.com dan www.pibsi2014.uad.ac.id. serta http://pbsi.uad.ac.id/

Bazar Buku Kreskit 2014 : Genggam Ilmu dengan Buku

 

            Lebih dari 300 judul buku dijajakan pada Bazar Kreskit 2014 di Hall Kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan sejak 15 hingga 20 Sepetember lalu. Dengan tema “Genggam Ilmu dengan Buku”, organisasi jurnalistik di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMPS-PBSI) ini menggelar acara bazar buku dengan menggandeng lima penerbit ternama di kota Yogyakarta.

            Buku-buku terbitan Diva Press, Ar-ruzz Media, Navilla, Jalasutra dan Istana Agency terlihat memenuhi lima tempat yang disediakan panitia. Puluhan jenis buku tersedia mulai dari Sastra, Hukum, Pendidikan, Fiksi, hingga Kesehatan. Ditemui saat penutupan bazaar 20 September lalu, Reyhani selaku sekertaris Bazar Buku Kreskit 2014 menuturkan bahwa tujuan diadakannya bazaar ini adalah untuk membantu memenuhi kebutuhan bacaan mahasiswa dan mahasiswi pada awal semester ganjil ini. Kendati banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya, bazar buku yang pertama kali digelar oleh organisasi jurnalistik Kreativitas Kita (Kreskit) ini dapat dibilang sukses.

            Diakui Lusiani, mahasiswi semester 3 Program Studi PBSI bahwa acara Bazar Buku Kreskit 2014 ini sangat membantu mahasiswa.“Jadi kami nggak perlu jauh-jauh ke toko buku, cukup beli buku di kampus. Bukunya bagus-bagus, jadi banyak yang ingin dibeli, paling suka buku-buku tentang sastra,” jelasnya.

            Ketika ditanya perihal harapan untuk acara serupa di kemudian hari, mahasiswi yang membeli buku “Darah Daging Sastra Indonesia” terbitan Jalasutra ini berharap agar koleksi buku-buku sastra lebih lengkap dan bervariasi. Dalam prakteknya pun, Lusiani berharap agar komunikasi penjual dan pembeli bisa lebih erat, “Mungkin diadakan live music atau pertujukan, biar lebih seru,” tuturnya.(Doc)

Mengenal Hafiz Al-Qur’an UAD

(Tips Menghafal Mudah ala Mahasiswa Hafiz al-Qur’an UAD)

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Penghafal alQuran akan datang pada hari kiamat, kemudian alQuran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), alQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian alQuran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Ibnu Khuzaimah, dishahihkan Al Hakim)

Itulah salah satu fadhilah (keutamaan) jika kita mau menghafal al-Qur’an, kitab suci umat Islam, yang merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dan pedoman hidup bagi umat manusia hingga akhir zaman.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dikenal sebagai perguruan tinggi yang sangat memperhatikan terjaganya al-Qur’an. Hal ini dibuktikan dengan mewajibkan civitas akademika untuk dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, diterapkannya kurikulum Tahfidzul Qur’an di beberapa fakultas, dan mengarahkan mahasiswa serta dosen melakukan penelitian tentang Living Qur’an.

Tahun ini, beberapa mahasiswa baru (maba) UAD banyak yang hafiz Qur’an. Berbagai alasan yang melatarbelakangi mereka masuk di UAD. Di antaranya ingin menambah hafalan, ingin menjaga hafalannya, mendalami studi Islam, dan alasan-alasan yang lain. Mereka adalah Muqimudin Husni Arsyad, Neli Silfiowati, dan Eka Rinor Maya. Ketiganya merupakan maba Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Agama Islam.

Muqimudin Husni Arsyad, akrab disapa Arsyad. Mahasiswa asli Magelang ini mengaku mulai menghafal al-Quran sejak masuk SMP di Pondok Pesantren Tahfiz Hamalatul Qur’an. “Alhamdulillah, dalam waktu tiga tahun, saya sudah hafal tiga puluh juz,” katanya.

Sebelum masuk di UAD, Arsyad lebih dulu kuliah di Ma’had Ali bin Abi Thalib UMY Bahasa Arab selama satu tahun. Selain kuliah, Arsyad sibuk mengajar Tahfiz Al-Qur’an dan Bahasa Arab di pondok pesantrennya dan di Universitas Gadjah Mada (UGM) kelas untuk menghafal al-Qur’an.

“Bagi teman-teman yang ingin menghafal al-Qur’an, carilah waktu yang tepat. Baiknya sebelum dan sesudah subuh. Tiap-tiap individu mempunyai ciri khas metode tersendiri dalam menghafal. Lambat laun dia akan menemukan metode yang tepat dan mudah untuk menghafal sesuai dengan kemampuannya, asalkan ada niatan dalam dirinya,” tambahnya.

Selain Arsyad, ada Eka Rinor Maya. Gadis yang akrab dipanggil Maya ini mengaku mulai menghafal al-Qur’an ketika masuk di Muhammadiyah Boarding School, Prambanan, setelah lulus dari SMP di Kalimantan Tengah.

Menurut mahasiswi yang menyukai olahraga pencak silat ini, agar mudah dalam menghafal al-Qur’an maka belajarlah dengan ustadz/ustadzah yang sudah hafal al-Qur’an, sering-sering tadarus al-Qur’an, dan memilih waktu yang tepat untuk menghafal serta murajaa’ah hafalan.

Hal senada juga diutarakan Neli Silfiowati. “Untuk memudahkan menghafal, maka rajinlah tadarus al-Qur’an, menghindari perbuatan-perbuatan maksiat karena cahaya al-Qur’an senantiasa menaungi orang-orang yang bersih,” kata gadis yang kerap disapa Neli ini.

Neli yang merupakan kelahiran Pemalang, 17 Mei 1993 mengaku, ia mulai menghafal ketika SMA dan masuk di Pondok Pesantren Taruna al-Qur’an Yogyakarta. Saat ini, ia telah hafal lima belas juz. Selain aktif kuliah, Neli juga sibuk mengajar ngaji ibu-ibu dan mengajar les privat untuk anak SD. (CH)