Budidaya Udang Galah sebagai Media Wirausaha Masyarakat Mandiri

 

Melalui mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil membudidayakan udang galah di Pantai Trisik, Dusun XIII, Banaran, Galur, Kulonprogo.

“Alasan memilih pantai Trisik, selain sebagai salah satu pantai yang menjadi tujuan wisata yang diunggulkan di Kulonprogo, juga karena mudah membudidayakan udang galah di sini,” kata Anom Wahyu Asmorojati, S.H., M.H.

KKN PPM yang diterjunkan telah memberikan pembinaan dan pendampingan secara intensif serta berkala kepada kelompok Pembudidayaan Udang Galah “Sido Makmur”. Khususnya dalam hal intensifikasi dan ekstentifikasi lahan tambak.

Selain itu, kata Anom, mahasiswa membantu perwujudan empang/tambak baru dan memberikan pelatihan pembudidayaan serta pengolahan udang galah kepada anggota kelompok. Penyuluhan tentang gizi juga tidak lupa disampaikan kepada masyarakat. Harapannya, masyarakat mengetahui pentingnya udang galah sebagai sumber gizi yang tinggi.

Menurut Dosen PPKn ini, udang merupakan salah satu sumber protein yang sangat diperlukan oleh manusia, terutama dalam usia emas (golden age),yaitu pada usai 0-5 tahun. Udang juga memiliki nilai ekonomis tinggi dan mudah dibudidayakan di daerah pantai. Dengan demikian, pembudidayaan udang akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

“Saat ini, usia udang sudah 2 bulan, dan berdasarkan pengontrolan yang dilakukan, pertumbuhan udang sangat baik. Satu bulan lagi siap dipanen. Adapun modal untuk 2 tambak sampai panen diperkirakan 300 juta. Selain itu, beberapa anggota kelompok ini secara swadana telah memulai menyemaikan udang galah, dengan usia satu dan dua minggu. Target kelompok dalam setiap bulan dapat panen udang galah minimal 5 kuintal. Ke depannya, setiap anggota ditargetkan memiliki minimal satu tambak/empang.”

Dalam kelompok Pembudidayaan Udang Galah “Sido Makmur”, dibentuk divisi kerja. Tujuannya agar pembagian pekerjaan menjadi jelas sehingga hasil kerja lebih optimal dan profesional. Perintisan kerja sama dengan beberapa instansi antara lain Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah dilakukan. Hal ini membuat kelompok “Sido Makmur” lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Harapan untuk selanjutnya, mahasiswa KKN juga ditempatkan di padukuhan XIII Sidorejo wilayah Trisik, Tanjungsari, dan Bleberan, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo. Wilayah-wilayah tersebut masih memerlukan program-program lainnya.

“Masyarakat juga diharapkan dapat melanjutkan kegiatan budidaya udang ramah lingkungan ini dan mengembangkan produk olahan agar dapat mencapai skala industri,” harap Anom.

 

Melihat Tahap Penyusunan Skripsi

 

“Ada 3 tahap yang harus dilakukan mahasiswa dalam proses skripsi, yakni pengajuan outline skripsi, proses pembimbingan, seminar proposal, dan uji plagiarsm, hingga ujian skripsi dalam timeline,” kata M. Ragil Kurniawan, M.Pd. dalam acara Diseminasi Pedoman Penyusunan Skripsi, Jumat (20/2/2015) di kampus V Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) tersebut dihadiri oleh para dosen pembimbing skripsi serta mahasiswa semester 8 Prodi PGSD.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa tampak antusias dalam menyimak diseminasi yang berlangsung. Mereka adalah mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah skripsi pada semester genap ini.

Selain informasi detail tentang mekanisme dan peraturan penyusunan skripsi, pada kesempatan tersebut disampaikan pula tentang proses pembuatan jurnal hingga dipublikasikan. “Sangat dibutuhkan informasi mengenai skripsi dan jurnal bagi mahasiswa. Informasi tersebut akan memperlancar proses pembimbingan maupun dalam penulisan jurnal publikasi,” tambah Ragil selaku dosen PGSD.

Pengelolaan Jurnal Berbasis Open Jurnal System

 

“Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah membuat kebijakan baru tentang akreditasi terbitan berkala ilmiah nasional. Pada tahun 2013 adalah tahap penyusunan dan penetapan instrumen akreditasi, tahun 2014 tahap sosialisasi dan pemberlakuan instrumen akreditasi, tahun 2015 akan mengutamakan pada jurnal elektronik, serta tahun 2016 sepenuhnya hanya jurnal elektronik. Kebijakan Dikti bagi Universitas Muhammadiyah (UM) pada tahun 2014 mulai mengimplementasikan jurnal berbasis OJS,” kata Dr. Suyatno saat menjadi moderator dalam acara Pelatihan Pengelolaan Jurnal berbasis Open Jurnal System (OJS), Selasa (17/2/2015) di kampus V Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Pada kesempatan tersebut, hadir pula Chief Editor Jurnal TELKOMNIKA, Tole Sutikno, S.T., M.T., sekaligus sebagai instruktur aplikasi OJS. Peserta pelatihan dipandu untuk praktik langsung aplikasi OJS dengan contoh artikel jurnal yang nyata.

Tole menjelaskan bahwa OJS adalah sistem pengaturan dan penerbitan jurnal melalui website dengan semua aspek penerbitan jurnal online. Mulai dari pembuatan website jurnal hingga tugas operasional, seperti proses submisi penulis, peer review (pengkoreksian), pengeditan, publikasi, arsip, serta indeks jurnal.

“Dalam aplikasi tersebut, pembuatan user dan aturan-aturan disepakati oleh Editor Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar (JPSD). Mereka selanjutnya harus masuk ke dalam sistem OJS. Dengan demikian, para author dan reviewer dapat langsung bekerja sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah terancang dalam aplikasi,” kata Tole sambil memandu para peserta.

Kaprodi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) Dra. S.T. Martaningsih dalam sambutannya berharap, dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan daya saing prodi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penulisan jurnal ilmiah yang akan diterbitkan secara elektronik dan berkala.

“Prodi PGSD telah menginisiasi penerbitan jurnal dalam format cetak dan telah terbit JPSD. Namun, paradigma baru tentang jurnal adalah jurnal elektronik yang berbasis Open Jurnal System sehingga peningkatan kemampuan dalam mengelola hal itu sangat diperlukan,” kata Martaningsih.

Menurutnya, pelatihan pengelolaan jurnal elektronik menjadi sangat penting tidak hanya bagi pengelola Jurnal JPSD. Dosen-dosen PGSD yang lain juga patut memahami dan menguasai pengelolaan tersebut. Harapannya, kerja sama ini dapat mewujudkan cita-cita JPSD, yakni menjadi jurnal internasional.

Pelatihan dihadiri oleh dosen-dosen PGSD, pengelola jurnal Prodi Bimbingan Konseling (BK), dan Prodi Kesehatan Masyarakat UAD. Para peserta tampak antusias mengikuti acara pelatihan yang digelar oleh tim editor Jurnal JPSD tersebut.

Pentingnya Mentalitas Para Penegak Hukum

“Kasus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan kepolisian sungguh memalukan. Negeri ini mempertontonkan kebodohan seolah-olah tidak mempunyai pemimpin, tidak mempunyai moral. Elite politik di Jakarta telah memperlihatkan itu,” kata Ketua Komisi Yudisial RI, Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si., saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Program Studi PPKn Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (21/2/2015) lalu. Acara yang mengusung tema “Revolusi Mental Penegakan Hukum dan Kontribusinya untuk Pendidikan Hukum” ini diikuti ratusan mahasiswa PPKn. Mereka berasal dari semester 2,4,6, dan 8.

Menurutnya, yang terjadi dalam politik dan hukum terkait kasus KPK dan Polri merupakan contoh nyata dari miskinnya mentalitas positif di Indonesia.

“Penegak hukum harusnya adalah manusia istimewa. Tugas dan tanggung jawabnya tidak sekadar menegakkan aturan-aturan tertulis, tetapi juga menegakkan asas-asas hukum dan nilai-nilai hukum, yaitu kemanusiaan dan keadilan,” lanjutnya.

Tanggung jawab institusi pendidikan hukum tidak hanya membangun kemampuan kognisi, tapi juga afeksi dan psikomotorik. Hal itu untuk mendapatkan penegak hukum yang memiliki integritas maupun kompetensi.

Dengan demikian, sangat penting adanya pembangunan karakter atau pembangunan mentalitas para penegak hukum, termasuk generasi muda penerusnya. Hal ini dapat dilakukan melalui dunia pendidikan, keluarga, serta lingkungan.

Sementara itu, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengatakan, pendidikan karakter memang menjadi fokus di UAD. Salah satunya melalui pendidikan keagamaan. “Kuliah umum ini untuk membuka wawasan mahasiswa terkait penegakan hukum di Indonesia,” ujarnya.

Kreskit Adakan Lomba Foto Jurnalistik

Keativitas Kita (Kreskit) akan mengadakan Lomba Foto Jurnalistk dengan tema “Foto Jurnalistik yang Mendidik”. Lomba ini diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa UAD. Pendaftaran mulai dibuka pada Senin (23/2/2015). Calon peserta dapat mendatangi stan pendaftaran di hall kampus II setiap Senin-Rabu pukul 08.00-16.00 WIB.

Syarat untuk mengikuti lomba ini tercantum di pamflet yang telah disebar ke seluruh kampus UAD. Sementara pengumuman pemenang dapat di lihat di twitter  @krekitpbsi, blog: kreskitpbsiuad.blogspot.com, atau facebook Kreskit tanggal 27 Maret 2015. Pengambilan hadiah dilakukan pada malam penganugerahan yang akan diadakan di hall kampus II. Disediakan hadiah yang menarik untuk juara 1, 2, dan 3. Selain itu, seluruh peserta akan mendapatkan sertifikat.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo segera mendaftar dan tunjukkan foto hasil karya kalian yang menarik dan mendidik!

Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi 0813-4429-6769 (Isna Sofyana) atau 0896-7197-5109 (Devi Santi). (Rh)

 

KKN UAD Direspons Baik oleh Warga Karanganyar

 

“Kalian harus menjadi orang yang hebat yang nantinya akan memberikan perubahan menuju arah yang lebih baik bagi masyarakat! Kalian adalah harapan kami dan kami bangga diberi kesempatan untuk dapat bekerja sama dengan kalian semua,” tutur Juliyatmono dalam upacara pelepasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan (KKN UAD) periode 53 tahun akademik 2014/2015. Acara ini berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Surakarta, Selasa, (17/2/2015).

Hadir pada kesempatan tersebut Bupati Karanganyar, Drs. H. Juliyatmono, M.M. selaku Wakil Bupati Karanganyar, Kepala Bapeda Karanganyar, Wakil Dindikpora Karanganyar, beberapa pemimpin PWM, pemimpin PCM, camat, Wakil Rektor III Dr. Abdul Fadlil, M.T., Kepala Bagian KKN Dr. Rina Rati SS, M.Hum., dan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) UAD.

Berbagai kegiatan telah dilakukan, seperti pelatihan-pelatihan baik di bidang seni budaya, kemampuan berorganisasi, penulisan dan penciptaan lagu, maupun bidang lainnya. Selain itu, KKN UAD juga mengadakan berbagai perlombaan, bimbingan belajar, dan kegiatan bermanfaat yang lain.

“Kami sangat senang karena dapat berbagi ilmu dan juga belajar dari masyarakat serta mendapatkan sambutan yang sangat hangat. Pemerintah daerah dan masyarakat sangat kooperatif membantu program kerja yang dirancang oleh mahasiswa sehingga berbagai kendala akhirnya dapat diatasi dengan baik,” kata Surya Kresna Anggara mewakili mahasiswa menyatakan kesan dan pesan saat upacara pelepasan.

Selama KKN berlangsung, pemerintah daerah sangat terbuka dalam menerima masukan dari mahasiswa. Mereka akan terus berusaha memperbaiki berbagai kekurangan di daerah, seperti adanya sekolah yang masih kekurangan jumlah siswa, pembangunan beberapa tempat ibadah yang masih terhambat, kurangnya penerangan jalan, dan lain-lain.

“Pemerintah bahkan membuka diri dengan segala masukan dan kritikan di luar acara upacara tersebut dan berharap silaturahmi tidak terputus,” tutup Surya.

 

UAD Berangkatkan 35 Dosen dan Karyawan Umroh

Labbaik Allahumma Labbaik… Labbaika la syarika laka labbaik… Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulkala syarika laka.”

Begitulah lantunan yang diucapkan oleh H. Tantowi, S.Ag. saat memberikan arahan kepada jamaah umroh dosen dan karyawan di ruang sidang kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jalan Kapas 9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta pada Selasa, (10/02/2015) lalu.

Menurut Wakil Rektor II Drs. Safar Nasir, M.Si., ada 35 dosen dan karyawan, serta 25 keluarga yang akan diberangkatkan umroh. Dalam program yang sudah diagendakan setiap tahun ini, UAD memberikan subsidi pembiayaan sekitar 75%. Sebab, pada hakikatnya untuk menunaikan ibadah harus ada usaha sendiri.

“Mohon doakan saudara kita yang belum sampai ke Makkah, semoga cepat menyusul. Jangan lupa doakan juga keluarga UAD agar semakin berkembang,” pinta Safar mengakhiri sambutannya.

Selain sambutan dari Wakil Rektor II, pada kesempatan tersebut juga diberikan imbauan agar lebih siap dan memanfaatkan waktu untuk beribadah.

“Minimal para jamaah hafal doa masuk dan ke luar masjid karena kita akan masuk dan keluar masjid. Sebelumnya, para peserta sudah di-training terlebih dahulu sehingga insya Allah tidak ada kendala. Semoga semuanya menjadi lebih baik setelah umroh,” tutup Tantowi.

UAD Menjadi Tuan Rumah Pertama Rapat Kerja Jamu-Spa DIY

Sebagai tindak lanjut dari lokakarya jamu-spa untuk menjadi tonggak bagi pelestarian dan pengembangannya di Yogyakarta pada 7 Januari 2015 lalu, Sekretariat Bersama (Sekber) melaksanakan Rapat Kerja Jamu-Spa pada Sabtu, (14/2/2015) di kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Dr. Kintoko, S.F., M.Sc. Apt. selaku inisiator acara mengatakan, “Tujuan diselenggarakannya rapat kerja (raker) ini untuk menentukan road map dari tiap-tiap instansi. Selanjutnya, akan disusun menjadi cetak biru (blue print) pelestarian dan pengembangan jamu-spa di Yogyakarta. Raker ini akan diselenggarakan setiap bulan dengan setiap instansi bergantian sebagai tuan rumah. UAD mengawali sebagai tuan rumah pada Februari ini.”

Dalam kesempatan ini, UAD memaparkan tentang road map saintifikasi jamu-spa. Kemudian disambung Dinas Dikpora, Kebudayaan, Pariwisata, Kesehatan, Balai Besar POM, Perindagkop UKM, PD Ikatan Apoteker Indonesia, Gabungan Pengusaha Jamu, dan Asosiasi Spa Terapis Indonesia yang mengakhiri raker ini pada Desember 2015. Pada Januari 2016, Sekber Jamu-Spa membentuk Dewan Jamu-Spa DIY untuk mendeklarasikan bersama “Jogja Istimewa Kota Jamu-Spa”.

Dewan Jamu-Spa DIY menjadi lembaga yang bertanggung jawab untuk mendorong upaya-upaya pelestarian dan pengembangan jamu-spa berdasarkan pada cetak biru yang telah disusun. Harapannya, jamu-spa tidak hanya sebagai aset budaya, tetapi juga menjadi aset ekonomi yang mampu memberikan pengaruh dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kemandirian masyarakat Yogyakarta khususnya, serta Indonesia umumnya. Dari UAD untuk Jogja Istimewa menuju kemandirian bangsa!

Pada kesempatan tersebut hadir pula Wakil Rektor 4 Prof. Drs. Sarbiran, M.Ed. ,Ph.D mewakili rektor yang sedang umroh. Dalam sambutannya mengatakan, kita perlu memasyarakatkan dan perlu memperdayakan jamu-spa di Indonesia. Agar tidak kalah dengan negara tetangga, dan agar Indonesia semakin sehat." kata Sarbiran, yang sejak kecil menyukai jamu tradisional itu.

Pantau Pascabencana Melalui Mobile Web dan Google Map

 

“Selama ini, proses pendistribusian bantuan ke posko-posko bencana alam dari pemerintah, instansi, dan masyarakat sekitar, sering kali kurang merata. Sementara itu, masih banyak korban lain yang belum mendapatkan bantuan. Penyebabnya, penyaluran bantuan hanya terpusat di beberapa titik posko saja sehingga bantuan menumpuk, sedangkan posko lain yang letaknya jauh dari masyarakat belum mendapatkan bantuan,” ucap Dosen Program Studi Teknik Informatika, Fiftin Noviyanto, dalam acara “Langkah Pakar” di ADiTV Sabtu (7/02/2015).

Menurutnya, salah satu penyebab bantuan yang kurang merata adalah terbatasnya informasi lokasi korban. Selain itu, belum ada sistem pendataan kebutuhan untuk para korban dan lokasi masing-masing posko bencana alam. Jika itu ada, tentu akan mempermudah petugas bencana alam, instansi, ataupun masyarakat untuk menyalurkan bantuan secara merata.

Lebih lanjut Fiftin mengatakan, pendistribusian bantuan bencana alam ini tentunya memerlukan pengelolaan yang baik dan efektif. Pertimbangan tingkat pemenuhan barang yang dibutuhkan akan menjadi variabel terpenting dalam pemenuhan kebutuhan di lokasi posko bencana. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu sistem yang mampu memberikan informasi mengenai kebutuhan korban bencana alam di tiap-tiap posko, dan yang tidak kalah penting adalah informasi letak lokasi posko pengungsian.

“Untuk memenuhi kebutuhan pencarian lokasi posko tersebut, kami membuat sistem berbasis web mobile. Ini bisa diakses melalui perangkat mobile smart phone yang telah dilengkapi dengan GPS (Global Positioning System) sehingga dapat mengetahui koordinat letak posko, yaitu berupa data latitude dan longitude,” terang Fiftin.

Salah satu sistem itu dibuat karena Indonesia termasuk rawan bencana alam. Berdasarkan data yang berhasil dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana, diperoleh data statistik mengenai rekapitulasi bencana di Indonesia yang terjadi dari tahun 1815−2012. Dari gambar berikut, dapat dilihat bahwa bencana yang paling sering terjadi adalah banjir sejumlah 38%, tanah longsor dan puting beliung masing-masing sejumlah 18%, serta kekeringan sejumlah 13%. Sementara itu, bencana lain mempunyai porsi hampir sama.

Gambar 1.1. Perbandingan jumlah kejadian bencana per jenis bencana tahun 1815–2012 (Sumber: http://dibi.bnpb.go.id).

 

“Kami telah melakukan uji coba untuk mengimplementasikan sistem memanfaatkan CodeIgniter Framework, Google Maps API, dan JavaScript. Sistem yang dihasilkan ini diuji dengan dua metode, yaitu Black Box Test dan Alpha Test. Dalam proses penelitian, telah dilakukan analisis, rancangan sistem, implementasi, dan pengujian distribusi bantuan bencana yang terapkan dengan teknologi web mobile yang diupload di alamat http://www.simlogistik.net,” kata Fiftin.

Dosen yang mengajar Pemograman Web ini menambahkan, sistem sudah dicoba ke BPBD, relawan, dan masyarakat. “Sistem tersebut telah dapat digunakan. Namun untuk peningkatan fungsional, maka perlu pengembangan pada penanganan kondisi tanpa sinyal dan akan dilaksanakan pada tahun kedua,” tutupnya.

Membaca Puisi Memfungsikan Imaji

 

“Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis−dengan melisankan atau hanya dalam hati, mengeja atau melafalkan apa yang tertulis, mengetahui, serta mengucapkan−doa ataupun mantra. Membaca juga bisa diartikan sebagai meramalkan suratan tangan−misalnya garis-garis pada telapak tangan, memperhitungkan, memahami, dan seorang pemain yang menguasai permainan lawan,” kata Iqbal H. Saputra saat menyampaikan materi tentang Membaca Puisi di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, Minggu (8/2/2015).

Menurutnya, membaca puisi adalah proses memfungsikan imaji, mengaktualisasi, dan memfungsikan objek (berupa teks puisi) menjadi pertunjukan kepada publik. Maka, pembaca puisi harus memahami makna puisi, maksud membaca puisi, kebutuhan pembaca, dan cara mengaktualisasikannya.

“Pembaca puisi harus belajar vokal yakni keras lembutnya suara, artikulasi  atau biasa disebut kejelasan dalam melafalkan, intonasi yakni tinggi rendahnya pembacaan, tempo atau ketepatan mengaktualisasikan makna, ekspresi wajah dan ekspresi tubuh, serta memahami pernapasan yang menjadi menyempurnakan syarat-syarat tersebut.”

Selain pelatihan membaca puisi, Acara yang diadakan oleh Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (LPM-UAD) ini juga mengadakan pelatihan mengenal puisi, menulis puisi, muiskalisasi puisi, menulis dongeng dan menciptakan lagu anak-anak, serta kegiatan lainnya. Selain itu, diadakan pula lomba-lomba yang bekerja sama dengan mahasiswa KKN UAD.