Intan Dwi Isparulita; Lulusan Terbaik dengan IPK 4.00

 

Belajar dengan rajin dan selalu memiliki motivasi diri yang kuat, terutama dari keluarga dan sahabat. Barang siapa bersungguh sungguh pasti akan berhasil.”

Begitulah motto Intan Dwi Isparulita, lulusan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang mendapat IPK 4 pada wisuda periode 28 Maret 2015. Ini adalah prestasi luar biasa yang ditorehkan oleh alumnus  Program  Studi  Teknik  Kimia  Fakultas  Teknologi  Industri  (FTI).  Intan  panggilan akrabnya, merupakan wisudawan lulusan terbaik sekaligus lulusan yang penuh prestasi.

Saat ditemui, putri pasangan Purwanto dan Purwati ini berbagi pengalamannya saat menempuh studi. “Banyak hal yang saya peroleh selama  kuliah  di  UAD, terlebih  di  FTI.  Mulai  dari pengalaman akademik, sampai nonakademik. Saya pernah 3 kali mewakili UAD dalam mengikuti Olimpiade Sains Nasional di Tingkat  Kopertis  Wilayah  V.  Memperoleh  dana  hibah  penelitian  dikti  dengan  judul Pemanfaatan  Japanese  Crystal  Algae  sebagai  Penurun Obesitas,” terang perempuan kelahiran Bogor 31 Juli 1992 itu.

Prestasi lainnya adalah menjuarai pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat fakultas dan finalis pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas tahun 2014. “Pengalaman  yang  sangat  terkesan  adalah  mewakili  UAD ke  tingkat  internasional, yaitu dalam Student Exchange ke Khon Kaen University Thailand pada 4−9 Maret 2015 lalu. Syukur alhamdulillah saya berhasil menjuarai Outstanding Presentation Award dengan judul Synthesis Japanese Crystal Algae To Reduce Obesity,” kenangnya.

Intan berharap, FTI semakin maju, semakin banyak mengukir prestasi di tingkat nasional maupun internasional. Ia juga berpesan kepada adik-adik angkatan untuk terus giat belajar dan gali terus potensi diri. Jangan pernah menyerah karena kegagalan merupakan motivasi kekuatan untuk bangkit meraih prestasi.

“Saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, pemimpin fakultas, ketua program studi, dosen  pembimbing, bapak dan ibu  dosen  Teknik  Kimia,  teman-teman  Teknik  Kimia,  kepala kantor fakultas dan staff tata usaha, serta kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Mereka telah membantu saya dalam meraih prestasi selama ini,” tutup perempuan yang berencana untuk segera mencari kerja ini. (dok)

Kobaran Semangat Kesuksesan

 

Jika ada orang yang ingin sukses, maka ia tidak segan untuk selalu di depan.”

Sangat menarik kalimat tersebut. Ya, itu merupakan salah satu ungkapan yang diberikan Budi Jaya Putra, S.Th.I selaku pemateri dalam acara training motivasi dan peluncuran buku Sejuta Cara untuk Bisa.

Menurutnya, segala sesuatu yang dilakukan harus membutuhkan alasan. Sebenarnya, hambatan terbesar untuk sukses adalah rasa takut kegagalan. Jika manusia tidak mampu dalam suatu hal, pasti ia mampu melakukan sesuatu yang lain.

“Kita harus selalu optimis. Mengenai keputusan, biarkan Allah yang menentukan,” ucap Budi dalam acara yang berlangsung Minggu (22/3/2015) di auditorium kampus II UAD itu.

Rasa optimis akan memberikan pengaruh untuk kejadian sebenarnya, tidak ada yang tidak bisa.  “Buktikan omonganmu, maka kepercayaan itu akan selalu mengikutimu. Ketika kita melakukan sesuatu,  jangan pernah takut  jika  orang lain  mengikutinya. Malah, kita  akan menjadi satu contoh baik bagi orang lain,” katanya.

Lebih lanjut ia menuturkan, setelah rasa optimis digenggam, maka lakukan dan buktikan suatu hal yang dapat dikerjakan. Selain itu, yang tidak dapat disepelekan adalah menanamkan keyakinan terhadap kemampuan diri. Sesuai dengan firman dalam QS. al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Apa pun yang diterima, anggap sebagai sebuah amanah. Jangan takut gagal  karena kegagalan  adalah awal kesuksesan. Yakinlah bahwa setiap orang pasti bisa melakukannya.

“Kita juga dituntut untuk kreatif. Ketahuilah, hanya orang-orang kreatif yang  dapat menjalani hidup dengan baik. Manusia adalah agent of change yang bisa dipengaruhi keinginan. Namun jika manusia kreatif dalam menjalani hidup, jalan pun akan terbuka. If there are will, there are way.”

Di samping itu, manusia harus berani bermimpi. Bukan sejauh mana mampu bermimpi, tetapi mampu mewujudkannya. Di akhir acara, Budi Jaya Putra mengobarkan semangat kesuksesan dengan kalimat motivasinya, “Jangan terpenjara oleh literatur, pengalaman, prasangka negatif, dan prinsip hidup. Yakinlah bahwa hanya orang-orang yang mau berjuang, berikhtiar, dan bekerja keraslah yang dapat mencapai kesuksesan.” (AKN)

Sejuta Cara untuk Bisa

Itulah  tema  dalam  training  motivasi  yang  diadakan  oleh  Badan  Eksekutif Mahasiswa Universitas  Ahmad Dahlan  (BEM UAD) Minggu (22/3/2015) pukul 09.00−11.30 WIB di auditorium kampus II. Acara ini menghadirkan  pemateri  Budi  Jaya  Putra,  S.Th.I.  yang merupakan  motivator,  penulis,  dosen  UAD,  dan  dosen  Putusan  Ulama  Tarjih Muhammadiyah Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PUTM PP Muhammadiyah).

Selain training, kegiatan tersebut juga menjadi ajang peluncuran buku Sejuta Cara untuk Bisa karya Budi Jaya Putra. Ia menuturkan,  hanya  membutuhkan  waktu  satu  bulan  dalam proses penggarapan buku dengan tebal sekitar 200 halaman itu. Tujuannya adalah untuk berdakwah.

“Kebutuhan sering kali diabaikan karena mengejar sesuatu yang belum tentu terjadi. Hargailah masa sekarang untuk menjalani  proses masa depan,” ujarnya.

Audiens sangat antusias dalam mengikuti acara ini. Mereka adalah mahasiswa dari berbagai fakultas di  UAD yang berjumlah lebih dari 200. Khodi Prayitno selaku ketua panitia berharap agar training motivasi tersebut dapat  memberi  perubahan  positif dalam diri. Sebab, setiap ada kemauan pasti ada cara. (AKN)

Strategi Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ekonomi (IMM FE) Universitas Ahmad Dahlan  (UAD)  menyelenggarakan  seminar  nasional  dengan  tema  “Strategi  Kreatif Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015” pada   Sabtu,  (28 /3/2015) di auditorium kampus 1.

“Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengembangkan kualitas akademis civitas FE UAD  pada  khususnya,  serta  menambah  jaringan  dan  kerja sama.  Ini juga merupakan ajang untuk diskusi  dan  sharing  kesiapan Indonesia menghadapi  MEA,”  tutur Dewi Amalia, SE., M.Si., selaku Kaprodi Akuntansi dalam sambutan.

Sebagaimana diketahui, pada KTT ke-21 di Cebu-Filipina tahun 2007, ASEAN telah membulatkan tekad untuk menjadi kawasan yang terintegrasi, seperti termaktub dalam dokumen Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015.

Komunitas ASEAN, sesuai dengan Bali Concord II tahun 2003, terdiri atas 3 pilar, yaitu Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-Security Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN/KEA (ASEAN Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural  Community/ASCC).  Melalui  kegiatan  ini, para  akademisi  dapat  saling  berdiskusi  dan  berinteraksi  membahas  isu  tersebut.

Selain dosen dan mahasiswa, hadir  pula  Sukarman, S.Si., M.Ec.Dev., M.Sc. yang menjabat sebagai Kasubbid Analisis Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, HR Gonang Djuliastono yang merupakan Kadin DIY, dan RaiRake  Setyawan,  SE.,  Gd Bus., MSA. selaku Dosen  FE  UAD. Mereka bertindak sebagai  pembicara  dalam  seminar tersebut.(doc)

Kolaborasi Mahasiswa UAD Raih Peringkat IV

Sebagai perguruan tinggi yang selalu melakukan inovasi, Universitas Ahmad Dahlan berhasil melakukan kolaborasi yang sangat bermanfaat di dalam ilmu medis. Adalah Wisnu Arisandy mahasiswa Teknik Informatika, dan Dwi Kurnia Putri mahasiswa Fakultas Farmasi. Mereka berhasil menciptakan alat bernama Meditech Reminder (Alat Pengingat Minum Obat Potable).

Selama ini, banyak dijumpai ketidakpatuhan pasien dalam meminum obat. Ini dapat dilihat terkait dengan dosis, cara minum obat, waktu minum obat, dan periode minum obat yang tidak sesuai dengan aturan. Memperhatikan kondisi tersebut, kepatuhan dalam mengkonsumsi obat harian menjadi fokus dalam mencapai derajat kesehatan pasien sehingga perlu adanya pengaturan minum obat melalui sebuah aplikasi. Kehadiran Meditech Reminder inilah sebagai pengingat minum obat portable. Harapannya, keberhasilan pasien selama pengobatan akan meningkat.

Meditech Reminder dirancang untuk membantu pasien mengkonsumsi obat secara teratur sesuai masa pengobatan. Alat ini juga dapat digunakan oleh keluarga pasien untuk memudahkan aturan dalam terapi minum obat.

Alat ini digunakan untuk mengingatkan jadwal minum obat dengan aturan minum obat sehari, yaitu dengan cara memberikan sinyal alarm kepada pengguna secara otomatis pada saat waktunya minum obat. Selain itu, obat yang akan dikonsumsi dapat disimpan langsung ke dalam Meditech Reminder untuk kemudahan pasien dalam minum obat.

Sebelumnya, Meditech Reminder telah meraih peringkat IV dalam Kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah Riau, Rabu, (26/11/2014) bertempat di Hotel Ameera, Jl. Ahmad Yani No.43 Pekanbaru Riau.

Dalam kompetisi tersebut, mahasiswa UAD diberi kesempatan di hadapan dewan juri untuk mempresentasikan cara kerja Meditech Reminder.

“Setiap peserta atau tim harus mempresentasikan laporannya di Universitas Muhammadiyah Riau. Penentuan peraih penghargaan kompetisi PKM-PTM Nasional di setiap jenis, ditentukan berdasarkan akumulasi nilai secara keseluruhan. Alhamdulillah tim dari UAD menempati peringkat IV serta berhak mendapat uang pembinaan satu juta rupiah dan Piagam Penghargaan,” tutur Kartika Firdausy selaku Dekan FTI melalui surat elektronik. (Dok)

Menjelajahi Dunia dengan Filologi

Filologi adalah ilmu yang memfokuskan penelitian pada hasil budi daya manusia berupa pikiran, seni, pengetahuan adat, sejarah, dan sebagainya, yang tertulis dalam naskah. Isi dari buah pikir nenek moyang yang telah melahirkan budaya dalam sebuah bangsa, dirasa sangat bermanfaat. Khususnya dalam penemuan jati diri suatu bangsa. Isinya dapat bermacam-macam, mulai masalah seni, sastra, agama, sejarah, obat-obatan, doa, mantra, tips, dan sebagainya. Bahasa kuno menjadi tugas peneliti (filolog) untuk mengungkap kandungan isi suatu naskah agar dapat menyajikannya kepada khalayak ramai.

Itulah yang dibahas pada kuliah umum Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah Universitas Ahmad Dahlan (FTDI UAD) yang terdiri atas Program Studi Tafsir Hadits (TH), juga Bahasa dan Sastra Arab (BSA) pada Rabu, (18/3/2015), pukul 09.00−11.00 WIB di ruang sidang kampus I.

Kuliah umum tersebut menghadirkan Prof. Hamamah yang merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah (PP Aisyiyah). “Seorang dosen UAD mampu memecahkan telur pada American Studies mengenai pembahasan sastra,” katanya.

Acara yang membahas filologi Islam ini menyinggung tentang banyaknya kitab-kitab peninggalan nenek moyang di berbagai negara yang belum dikaji oleh banyak orang, terutama negara bagian timur tengah.

Selama ini, Filologi merupakan mata kuliah wajib dalam kajian sastra. Memang, tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam mengkaji suatu kitab menggunakan bahasa Arab. Bahkan bagi mahasiswa BSA, filologi merupakan monster yang sulit ditaklukkan untuk dipelajari. Namun, jika fokus dan konsisten dalam mempelajari filologi, semua masalah akan dapat diselesaikan.

“Dengan filologi-lah, tidak kurang puluhan negara telah saya kunjungi untuk menelaah kitab mengenai sejarah maupun seni. Juga filologi-lah yang telah mempertemukan saya dengan orang-orang penting di dunia, seperti pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan pejabat lainnya,” ujar Hamamah yang sejak muda telah aktif dalam organisasi Kemuhammadiyahan.

Banyak negara yang telah ia kunjungi. Di antaranya Arab Saudi, Irak, Belanda, Inggris, Prancis, Thailand, dan lainnya untuk menelaah kitab-kitab kuno. Bahkan, naskah yang ditulis oleh istri Sri Sultan Hamengkubuwono di London yang memiliki tebal sekitar 30 centimeter telah ia telaah.

“Merupakan pengalaman yang tidak disangka berkeliling dunia dengan membawa nama Indonesia dan mengupas fakta dari sejarah zaman dulu suatu bangsa. Dengan filologi, saya dapat mewujudkan itu semua.”

Sebelum menutup acara, ia berkata, “Seorang mahasiswa harus mampu melihat orang yang lebih sukses agar termotivasi, mempunyai mainset bahwa ia harus pintar, harus berkreativitas tanpa batas karena kreativitas mampu mengungkapkan sebab dari suatu hal.” (AKN)

Tujuan Hidup Adalah untuk Kebahagiaan

 

Seseorang mempunyai sesuatu yang terpendam yang harus dikembangkan. Namun terkadang, sesuatu itu tertutup oleh pikiran negatif.”

Begitulah kata Rahimna, S.Psi. dalam kajian keputrian Jum’at (20/3/2015) pukul 11.30−12.30 WIB di ruang 301 B Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Kapas 09, Semaki, Yogyakarta.

Kajian keputrian yang rutin diadakan setiap Jum’at tersebut diselenggarakan oleh FRESS. Ini merupakan bagian dari program kerja Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Psikologi (IMM F. Psi). Selain FRESS, ada pula kegiatan-kegiatan Islami lain, yaitu KISS (Kajian Islam Setelah Subuh) dan AMPATT (Ayo Mengaji Perdalam dengan Tahsin dan Tafsir).

“Setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sayangnya, kadang mereka terpuruk karena tidak dapat menerima kekurangan yang ada pada dirinya. Kondisi ini membutuhkan proses agar seiring berjalannya waktu, ia dapat menerima kekurangannya. Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan memotivasi diri. Bagi orang yang ingin maju, ia akan menerima kekurangan dirinya sehingga memunculkan ide untuk mengubah dan memperbaiki. Jadi, pada intinya, harus sadar dan menerima,” ujar Rahimna.

Psikologi positif dapat meningkatkan dan mengoptimalkan hal positif yang ada dalam diri untuk menekan kekurangan. Bagian-bagiannya adalah  memaafkan, motivasi, dan bersyukur. “Syukur merupakan tanda terima kasih seseorang terhadap Allah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya. Ada beberapa cara untuk bersyukur, di antaranya mengakui nikmat yang diterima, menyadari dan mengamati secara langsung, juga menjadikannya sebagai sarana untuk memuji Allah,” lanjutnya.

Sementara itu, terdapat derajat syukur, yaitu menyadari bahwa semua nikmat berasal dari Allah, merasa gembira dengan tetap rendah hati dalam menyadari, dan memanfaatkan seluruh anggota badan serta tahta untuk senantiasa bersyukur. Semua itu merupakan bentuk syukur kaum muslim.

Lalu, bagaimana cara bersyukur orang-orang nonmuslim?

“Orang-orang nonmuslim mempunyai cara bersyukur yang berbeda dengan kaum muslim, yaitu dengan perasaan memiliki, menghargai hal-hal kecil, serta menghargai orang lain.”

Bersyukur sangat sulit dilakukan ketika seseorang berada dalam masalah. Namun, semua itu dapat diatasi jika ikhlas, rela, menenangkan pikiran, juga mengubah cara pandang terhadap masalah yang ada dengan melihat sisi positifnya. Sebagai manusia, kita dapat melakukan semua itu untuk mendapatkan rasa bahagia karena pada intinya, tujuan hidup tertinggi adalah kebahagiaan. (AKN)

Perdayakan Potensi Perempuan Melalui KKN UAD

 

Melalui Kuliah Karya Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Sriten, Pilangrejo Gunungkidul, tim Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berupaya memberdayakan perempuan setempat dalam meningkatkan perekonomian dengan pengolahan bahan pangan lokal umbi ganyong. Laporan kemajuan ini berisi rangkaian kegiatan sejak persiapan, pelaksanaan, produksi, evaluasi, dan sustainability.

Kegiatan ini di bawah tanggung jawab Ani Susanti, M.Pd., B.I., Soviyah, S.Pd., dan Nur Fatimah, S.Pd. Menurut Ani, terdapat beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan setelah pembentukan kelompok KKN-PPM. Aktivitas yang dimaksud meliputi  pembekalan umum, tematik dan praktik, survei, penerjunan, pelatihan-pelatihan pengolahan umbi ganyong, pembuatan produk olahan ganyong, pembentukan Gapoktan dan pos produksi ganyong, pelatihan marketing, serta desain panduan dan resep produk dari ganyong.

“Kegiatan-kegiatan tersebut melibatkan ibu-ibu dan remaja putri  di lokasi KKN, kecuali pada pelatihan pemasaran yang mengikutsertakan bapak-bapak dan para pemuda,” terang Ani saat mengisi acara “Langkah Pakar” di ADiTV, Sabtu (21/03/2015).

Ia melanjutkan, terdapat beberapa hasil yang dicapai melalui program KKN-PPM. Melalui program pemberdayaan perempuan Sriten dalam pengolahan umbi ganyong, terjadi peningkatan partisipasi perempuan dalam kegiatan yang mengarah pada pemberdayaan ekonomi warga. Di masing-masing lokasi, dibentuk pos produksi untuk pengolahan umbi dan produksi olahan ganyong (pati, tepung, cookies, dan kue-kue dari ganyong).

Selain itu, dihasilkan pula pedoman dan resep untuk pembuatan produk olahan. Hasil olahan sudah diuji laboratorium sehingga diketahui AKG (Angka Kecukupan Gizi)-nya. Untuk kelanjutan program ini, akan dilakukan pembentukan Gapoktan “Trimukti” pada level desa Pilangrejo dan pos produksi di Sriten, Ngangkruk, serta Wotgaleh. Tentunya, kegiatan ini telah ikut memberdayakan perempuan secara berkelanjutan, khususnya dalam pengolahan dan produksi umbi ganyong.

 

Teater JAB Tampilkan Bonus dan Tumbal

Uang yang kamu temukan itu bukan hak kita. Kita harus mengembalikannya kepada yang punya.”

Itulah salah satu cuplikan dialog Ifah kepada suaminya yang menemukan tumpukan uang, dalam pentas naskah yang berjudul “Bonus” karya Danik T.S dan disutradarai oleh Agung Pambudi.

Diceritakan, suami Ifah (Jono) ngotot tidak ingin mengembalikan uang tersebut. Namun, Ifah tidak mau makan dari hasil uang temuan yang tidak jelas sumbernya. Mereka bertengkar sampai akhirnya datang seorang teman lama yang mengeluh kehilangan uang.

“Padahal, uang itu akan kuberikan kepadamu, Jo,” katanya.

Mendengar hal itu, Jono dan Ifah menunjukkan uang dalam plastik hitam. Ternyata benar, itu uang yang dicari.

Acara yang berlangsung di auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Minggu (21/3/2015), merupakan studi pentas anggota baru Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB). Selain pentas naskah “Bonus”, di panggung yang sama, juga ditampilkan naskah “Tumbal” karya Puput Alviani yang disutradari oleh Dinar Suci.

“Jika naskah yang pertama realis, naskah yang kedua suarialis,” kata Agung saat ditemui di sela-sela pentas.

Naskah “Tumbal” bercerita tentang keluarga yang tiba-tiba kaya karena pesugihan. Parjiman pelaku pesugihan harus mempersembahkan tumbal, yakni nyawa seseorang, sebagai syarat perjanjian.

Suginah yang suaminya menjadi tumbal, tiba-tiba datang mendobrak rumah keluarga Parjiman. Suginah meminta pertanggungjawaban atas kematian suami, dan anaknya yang hampir saja menjadi tumbal selanjutnya.

Keluarga Parjiman resah, terlebih menyadari tumbalnya tidak berhasil. “Jika tumbal itu tidak berhasil diberikan pada waktu yang telah dijanjikan, maka akan ada korban di antara kita,” kata Parjiman kepada istrinya yang mulai panik.

Di akhir cerita, adengan menampilkan suara keluh para korban tumbal dan penyesalan Parjiman, terlebih mendengar anaknya yang berteriak menjadi tumbal.

Upaya Meningkatkan Kompetensi Lulusan

Diperlukan adanya usaha dari berbagai pihak, baik universitas, dosen, serta para wali/orang tua mahasiswa dalam menunjang semangat belajar. Tujuannya agar melahirkan kompetensi lulusan yang berkualitas. Seperti dalam acara temu wali mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Sabtu, (14/3/2015) di auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), telah dipaparkan upaya-upaya meningkatkan kompetensi lulusan.

Pada program perkuliahan FE, meningkatkan kompetensi lulusan dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya pengembangan kurikulum yang sesuai dengan bursa, peningkatan kualitas proses pembelajaran melalui sarana dan prasarana, pengadaan pojok bursa atau bursa kerja melalui kerja sama yang dilakukan dengan perusahaan di Jakarta, serta diadakannya perkuliahan internasional yang bekerja sama dengan berbagai universitas di Tiongkok, Australia, Filipina, dan Malaysia.

Peningkatan kompetensi lulusan juga dilakukan dengan kerja nyata, seperti membuka laboratorium bagi investor, meningkatkan kompetensi dosen dan proses belajar mengajar melalui workshop, serta melakukan seminar dan mengirim studi lanjut ke dalam atau luar negeri. Selain itu, diperlukan upaya meningkatkan interpreunership mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan wirausaha.

Kerja sama yang dilakukan UAD dengan beberapa universitas luar negeri pun tidak lain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pembelajaran yang setara dengan tingkat internasional. Harapannya, kompetensi lulusan tidak kalah dalam kualitas maupun kuantitas, agar dapat bersaing dengan negara-negara maju di dunia.

“Semoga dengan berbagai upaya peningkatan kompetensi lulusan, kualitas, dan kemampuan berkompetensi, anak-anak kita dapat diandalkan di pasar kerja. Marilah mencari solusi terbaik untuk kebaikan bersama,” tutur Dra. Salamatun Asakdiyah, M. Si. selaku dekan FE. (AKN)