Seminar Rahasia Peradaban Islam di Indonesia bersama Herman Sinung J

Penulis buku Majapahit Kerajaan Islam, Herman Sinung Janutama akan mengisi acara di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam acara Opening Rising Orange dalam Menyambut Milad UAD ke-55.

Pada kesempatan tersebut, Herman Sinung Janutama akan berbicara tentang rahasia peradaban Islam di Indonesia. Kita akan diajak mengenal Islam di zaman Majapahit dan cara Islam masuk Indonesia. Selain itu juga tentang para Wali Sanga dalam menyebarkan Islam di Jawa, serta masuknya melalui budaya. 

Benarkah Islam di Nusantara adalah keturunan para durriyah nabi atau para keluarga nabi dari sahabat Ali dan putri Rasul, Fatimah Az-Zahra?

Ingin tahu jawaban dari pertanyaan tersebut dan alur cerita Islam di Nusantara? Hadirlah seminar pada hari Minggu 06 Desember 2015 di auditorium kampus I UAD pukul 19.30-23.00 WIB, gratis!

“Ketahui jati dirimu, ketahui musuhmu dan bangkit” begitulah tagline dalam poster yang mengisyaratkan bahwa sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui jati diri sendiri, khususnya dalam hal agama.

 

Peran UAD kepada Anak Berkebutuhan Khusus

Gangguan kesulitan belajar membaca dan menulis atau sering disebut disleksia, bisa dialami oleh anak usia enam tahun ke atas. Jika tidak diterapi dengan baik, hal ini jelas memengaruhi tumbuh kembang bahasa si anak, serta pertumbuhan anak secara utuh.

“Peran orang tua dalam pendampingan terhadap penyandang disleksia sangat penting,” kata peneliti British Dyslexia Association Emeritus Profesor Angela Fawcett dalam Seminar Nasional betajuk “Mengenal dan Memahami Disleksia” di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Ringroad Selatan, Jum’at (27/11/2015).

Pembicara lain acara ini adalah Ketua Umum Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) Pusat yang juga Spesialis Anak dr. Kristiantini Dewi Sp.AK., dan Konsultan Syaraf Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad) Bandung, Dr. Purboyo Solek Sp.A (K).

Saat membuka dan memberikan kata pengantar, Rektor UAD yang juga merupakan Ketua ADI Cabang Yogya, Dr. Kasiyarno M.Hum. menyatakan, banyaknya kasus disleksia pada anak menjadikan UAD di tahun 2016 akan mendirikan Integrated Development Children Center (IDCC).

“Pendirian IDCC secepatnya direalisasikan pada tahun 2016,” ucapnya. Menurutnya, lembaga ini bekerja sama dengan Pusat Studi Pendidikan Anak dan Keluarga UAD, yang sebelumnya sudah berdiri, serta dikhususkan untuk menangani disleksia. Hal ini bekerja sama dengan berbagai prisi dan fakultas.

“Kita tahu ternyata banyak masalah dalam perkembangan anak-anak. Mereka bahkan butuh penanganan dan pendekatan khusus. Masalah ini juga butuh kajian secara akademis sehingga dihasilkan solusi bagi mereka,” kata Kasiyarno usai dilantik sebagai Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) Kota Yogyakarta.

Pengukuhan pengurus ADI Kota Yogyakarta dilakukan oleh Ketua ADI Pusat, Kristiantini Dani. Kasiyarno menjadi ketua pertama asosiasi tersebut di Yogyakarta.

Menurut Kasiyarno, masalah tumbuh kembang anak berkebutuhan khusus seperti disleksia dan kasus lainnya selama ini belum tertangani dengan baik di Yogyakarta. “Kita memang memiliki SLB (Sekolah Luar Biasa), tapi itu untuk difabel, sementara anak-anak berkebutuhan khusus ini bukan difabel. Mereka butuh penanganan khusus beda dengan anak pada umumnya,” ujarnya.

UAD yang memiliki Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD), Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dan Psikologi, merasa terpanggil untuk ikut menangani masalah ini. Melalui pusat studi tersebut, akan diteliti berbagai hal terkait anak-anak kebutuhan khusus. Kurikulum pendidikan di PGPAUD, PGSD, dan Psikologi ke depan juga akan mengintegraskan pendekatan untuk anak berkebutuhan khusus.

“Kita sudah memiliki children and family education center. Nanti, lembaga ini akan berkolaborasi dengan pusat studi baru tersebut,” terangnya.

Kasiyarno mengatakan, disleksia atau kesulitan dalam berbahasa ini memang secara fisik tidak terlihat nyata atau kentara, tetapi saat berbicara akan terlihat dengan jelas. Ada yang susah mengingat nama, melafalkan konsonan, menyimak, sampai bingung memahami konsep waktu.

Menurut Angela Fawcett, karena disleksia pengaruhnya juga berkaitan dengan kematangan gerak motorik mata dan tahap perkembangan kognitif anak, sehingga peranan orang tua sangat penting.

Band Letto Merihakan Gebyar FKIP

Dibuka dengan lagu “Kepastian Janji”, Band Letto menghibur mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Senin (29/11/2015) dalam acara Closing Gebyar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendirikan (FKIP) di green hall kampus III.

Letto membawakan 10 lagu, termasuk lagu nasional “Bendera Merah Putih” dan lagu dolanan “Gundul Gundul Pacul”.

“Untuk para calon guru, saya salut….” teriak Noe, vokalis Letto.

Anak dari seniman dan budayawan, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) ini mengungkapkan bahwa para calon guru adalah masa depan bangsa.

Selain Band Letto acara yang rutin diadakan setiap tahun ini dibuka oleh PPDC (PG PAUD Dance Community) dan Band Elmost UAD.

Acara  dilanjutkan dengan pengumuman Lomba Stand Up dan Lomba Esai. Pada kesempatan tersebut, Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) juga membawakan dua musikalisasi puisi berjudul “Lagu Anak Bangsa” karya Hari Leo dan “I’tikaf” karya Jabrohim.

Tak ketinggalan, hadir pula memeriahkan acara comic Hifdzi yang merupakan jebolan SUCI 4, dan band Saturday Ice Cream yang menyanyikan lima lagu.

“Saya berharap potensi mahasiswa FKIP lebih terlihat dalam ajang seperti ini,” ujar Dekan FKIP Suparman saat memberikan sambutan.

Sharing KUI PTM/PTA untuk Memupuk Solidaritas

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengikuti kegiatan Forum Kantor Urusan Internasional (KUI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan PTA se-Indonesia yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya pada 27-29 November 2015. 

“Internasionalisasi perguruan tinggi saat ini, telah menjadi tren global yang sudah hampir tidak bisa kita tolak keberadaannya,” kata Ida Puspita, MA.Res., ketua Forum KUI PTM/PTA periode 2015-2016.

Menurutnya, tahun 2015 ini telah dicanangkan sebagai tahun diberlakukannya Asean Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebelumnya, workshop semacam ini telah diselenggarakan, yakni pada tahun 2010 lalu di Uhamka, lalu di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada tahun 2011, di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) pada tahun 2012, di UM Palembang pada tahun 2013, di UAD dan UM Palangkaraya pada tahun 2015.

Pada periode kepengurusan Forum KUI PTM/PTA se-Indonesia tahun 2014-2015, salah satu program kerjanya adalah menyelenggarakan workshop dua kali selama satu tahun di UM Palangkaraya dan UM Jakarta tahun 2016. Workshop kali ini bertujuan untuk mematangkan aktivitas-aktivitas kerja sama yang dapat dilakukan dengan model konsorsium PTM/PTA, misalnya joint KKN, PPL internasional, dan joint summer course program.

Pada kesempatan itu, Kepala Subdirektorat Kerja Sama Antar Lembaga Dikti, Purwanto Subroto, Ph.D., menyampaikan bahwa penyusunan naskah akademik kerja sama perguruan tinggi dan implikasinya terhadap pemeringkatan perguruan tinggi. Prof. John Lee (President Kyung Dong University Korea Selatan), menyampaikan tentang possible collaborative activities between universities in Indonesia and South Korea. Selain itu, ada pula pembicara dari internal PTM yang membahas tentang KKN/PPL internasional dan joint summer course program.

Ida Puspita berharap, kegiatan ini bisa menjadi ajang sharing best practice dari beberapa PTM yang sudah maju dalam internasionalisasi untuk menggandeng beberapa PTM yang masih dalam tahap belajar serta menyusun langkah-langkah strategis untuk kegiatan internasional yang bersifat konsorsium. Internasionalisasi di PTM/PTA yang dilakukan secara bersama-sama akan semakin memupuk solidaritas di antara sesama keluarga Muhammadiyah.

Sebanyak 50 peserta dari PTM/PTA se-Indonesia disambut Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Drs. H. Bulkani, M.Pd. dan Prof. Bambang Setiaji dari Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, serta Walikota Palangkaraya, HM. Riban Satia, S.Sos, M.Si.  Workshop ini terselenggara atas kerja sama Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah, yang diketuai KUI UAD Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Menyambut Pesta Politik UAD

Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tinggal menghitung hari. Persiapan untuk menyambut pesta politik yang akan diadakan serentak pada Rabu (2/12/2015), telah banyak dilakukan oleh warga UAD yang terdiri atas 10 fakultas. Di antaranya fakultas Psikologi, Ekonomi, Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah, Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Hukum, FSBK (Fakultas Sastra, Budaya, dan Ilmu Komunikasi), Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, juga Teknologi Industri.

Seluruh fakultas tersebut telah melaksanakan beberapa kegiatan untuk menyambut pemilwa Ormawa (Organisasi Mahasiswa) yang terdiri dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS).

Begitu pula dengan FTDI (Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah) yang terdiri atas program studi Tafsir Hadits, Bahasa dan Sastra Arab, dan Pendidikan Agama Islam, pada Jum’at (20/11/2015), telah melaksanakan Debat Kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2015-2016 yang terdiri atas 2 pasangan calon, yakni Ahmad Hamidi Lubis- Ediwan Widodo dan Abdurrabbi Faqihuddin-Auladun Abror.

 Acara tersebut dilaksanakan di hall lantai II Kampus 1 UAD Jalan Kapas 09, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta pada pukul 13.00-15.00 WIB. Di dalamya dipaparkan visi dan misi dari kedua pasangan calon, dengan mendatangkan Mr. Zamzuri yang merupakan dosen pengampu mata kuliah Bahasa Inggris FTDI sebagai moderator.

Dalam acara tersebut, terjadi perdebatan yang cukup memukau, “Debat cagub dan cawagub cukup panas, karena kedua kandidat saling menguatkan visi-misinya untuk kemajuan FTDI ke depannya.” tutur Irfan Zamzani, mahasiswa semester 3 prodi Bahasa dan Sastra Arab.

Sekitar 100 mahasiswa FTDI menghadiri acara debat tersebut guna meyakinkan pilihan mereka demi masa depan FTDI. Tidak hanya itu, mahasiswa dari fakultas lain pun, seperti dari Psikologi dan Ekonomi turut menghadiri acara tersebut. Peserta tidak hanya mengamati jalannya debat, mereka turut melontarkan beberapa pertanyaan terkait nasib dan kemajuan FTDI di masa mendatang. (AKN)

Mengenal Budaya Thailand di UAD

Sabtu, (28/11/2015), Kantor Urusan Internasional (KUI) perkenalkan mahasiswa Thailand dalam Forum Budaya Internasional “Amazing Thailand” di hall kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Menurut Desi, salah satu staf KUI, acara tersebut tidak hanya memperkenalkan mahasiswa Thailand, tetapi juga memperkenalkan budaya, kuliner, bahasa dan hal-hal yang berhubungan dengan bangsa Thailand.

“Acara ini adalah cara KUI untuk mendekatkan mahasiswa lokal dan mahasiswa internasional. Kami berharap mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing kenal lebih dekat dan saling membuka wawasan. Terutama mahasiswa asing harus lebih aktif. Jika mahasiswa asing aktif, maka mereka akan lebih gampang belajar bahasa Indonesia,” ucap Desi dalam sambutannya mewakili KUI.

Sebelumnya, di acara yang sama, KUI juga memperkenalkan budaya, bahasa, dan kuliner Malaysia melalui mahasiswa Malaysia yang kuliah di UAD. Bulan depan KUI, akan memperkenalkan budaya, bahasa, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan bangsa Tiongkok.

Acara yang disambut antusias oleh mahasiswa lokal tersebut juga memberikan makanan gratis khas Thailand yang dimasak oleh mahasiswa Thailand.

Hasil Memuaskan dari Perencanaan yang Baik

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Di dalam organisasi, semua orang dapat menuangkan gagasan-gagasan mereka untuk menjalankan suatu kegiatan. Mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan) tentunya memiliki pemikiran-pemikiran yang baru, guna memecahkan suatu permasalahan demi terciptanya tujuan bersama. Mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis mengenai hal-hal baru. Untuk merealisasikan semua itu, organisasilah yang menjadi wadahnya.

Mengingat pentingnya organisasi, Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah Universitas Ahmad Dahlan (PK IMM TDI UAD) mengadakan Latihan Dasar Organisasi (LDO) yang bertempat di Wisma Kaliurang, Sleman, DIY pada Sabtu-Minggu (21-22/11/2015).

Kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa kader IMM FTDI yang terdiri dari program studi Tafsir Hadits, Bahasa dan Sastra Arab, juga Pendidikan Agama Islam. Tidak hanya itu, beberapa kader dari PK IMM fakultas lain seperti BPP (BK, PGSD, PGPaud) dan Farmasi juga berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan yang merupakan program kerja bidang Kader tersebut berisi pemaparan materi tentang cara berorganisasi yang baik dan pengaplikasiannya. Pematerinya adalah Laddy Farhana sebagai ketua umum PC Djasman Al Kindi, dan Fuad  Amsyari sebagai perwakilan dari Koordinasi Komisariat UAD. Selain itu, terdapat pula jalan sehat dan beberapa games yang didalamnya menjadi wadah untuk mengaplikasikan materi yang telah didapat.

“Kegiatan LDO kemarin sangat bermanfaat bagi saya. Materi yang telah didapat bisa langsung diaplikasikan pada games. Seperti perencanaan, pelaksanaan, dan kerja sama yang baik dalam sebuah tim sehingga dapat mencapai tujuan bersama,” kata Himawati Fadliyah, mahasiswa PAI semester 1 saat ditemui usai kegiatan. (AKN)

Dikti Minta UAD Merealisasikan Penguatan Kelembagaan

Setelah mengalami kegagalan dalam menjalani Program Penguatan Kelembagaan di perguruan tinggi, Kemenristek Dikti mencari formula baru. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang telah lebih dulu membangun sistem kelembagaan dipercaya Dikti untuk merealisasikan dengan hibah.

Membangun sistem kelembagaan yang kuat dan berpengaruh memang tidak gampang. Demikian ditegaskan Dr. Kasiyarno M.Hum., Rektor UAD saat membuka Workshop Hibah Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) UAD bertema Academy Mobility Programme for Student di Hotel Santika, Jalan Jenderal Soedirman, Sabtu (21/11/2015).

Menurut Kasiyarno, membangun penguatan kelembagaan dibutuhkan banyak hal. Misalnya, program, networking, promosi, dana, serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang mau bekerja keras.

“Itu yang sudah dilakukan UAD. Karena program Kemenristek Dikti gagal, UAD yang punya pengalaman diminta merealisasikan dengan hibah. Ini sudah berjalan tahun ketiga,” ucapnya.

Kasiyarno memberi contoh, UAD merupakan PTS yang memiliki mahasiswa asing terbesar saat ini.

“Ada 500 mahasiswa asing telah lulus dan baru kuliah di UAD dari 17 negara, dan setiap tahun selalu meningkat,” jelasnya.

Workshop tersebut diikuti 80 PTN/PTS se-Indonesia. Kegiatannya menghadirkan narasumber Purwanto Subroto Ph.D., Dr. Edwan Kardena, Ellena Williams, Ida Puspita MA.Res., Rai Rake Setiawan MSA., Ulaya Ahdiani M.Hum., dan Dian AK M.Pd.

Gangguan Disleksia Menjadi Perhatian UAD

"Pendidikan adalah hak semua anak. Siapapun anak seharusnya bisa mengakses pendidikan dengan layak, termasuk penyandang disleksia," kata Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, yang juga Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) Cabang Yogya Dr Kasiyarno MHum, Kamis (26/11/2015).

Hingga kini, lembaga pendidikan di Indonesia belum banyak yang berpihak pada disleksia atau gangguan perkembangan baca-tulis pada anak. Terbatasnya akses pendidikan bagi penyandang kesulitan belajar membaca dan menulis ini menjadikan pengembangan diri pada anak terhambat.

Kasiyarno menyampaikan hal tersebut berkaitan akan diselenggarakannya Seminar Nasional bertajuk 'Mengenal dan Memahami Disleksia' oleh ADI Cabang Yogya di Islamic Center Kampus IV UAD Jalan Ringroad Selatan Tamanan Banguntapan Bantul Yogyakarta, Jumat (27/11/2015).

Seminar Nasional bakal menghadirkan pembicara Ketua Umum ADI Pusat yang juga Spesialis Anak dr Kristiantini Dewi SpAK, Peneliti dari British Dyslexia Association), Konsultan Syaraf Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad) Bandung Dr Purboyo Solek SpA (K).

"Tujuan dari seminar ini adalah mengenalkan kepada masyarakat luas, jika penyandang disleksia juga membutuhkan akses layanan pendidikan guna menunjang tumbuhkembangnya. Layanan pendidikan tidak boleh diskriminatif, sehingga semua orang berhak mendapatkannya," katanya.

Menurut Kasiyarno, hingga kini lembaga pendidikan yang ada di Indonesia masih diskriminatif terhadap penyandang disleksia, sehingga tumbuhkembang anak tersebut terhambat. Meskipun sejumlah lembaga pendidikan formal membuka layanan bagi disabilitas, namun sumber daya dan fasilitasnya belum memadai.

"Melalui seminar ini diharapkan semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah dan masyarakat luas semakin peduli terhadap penyandang disleksia ini. Karena dengan bekal pendidikan memadai diharapkan tumbuhkembangnya juga semakin membaik," kata Kasiyarno. (doc)

Network dan Berani Berwirausaha, Siapa Takut!

“Setiap saya mengembangkan usaha, selalu melibatkan orang terdekat, khususnya mahasiswa UAD. Salah satu tujuan mendirikan usaha adalah untuk memberdayakan orang,” kata Azwar Abbas, S.Pd., M.Hum., yakni pengusaha Tour and Travel yang juga menjadi dosen Pendidikan Bahasa Inggris.

Dosen yang pernah menjadi Kaprodi Pendidikan bahasa Inggris (PBI) tersebut mengaku, salah satu kunci suksesnya adalah melepaskan gengsi, termasuk status sebagai dosen. Ia mengajak alumni UAD untuk kerja bersama menjalankan usahanya dengan bagi hasil.

Selain Abbas, ada juga alumni PBI, Seliawati S.Pd . yang menjadi usahawan yaitu Owner Bunda Laundry & Pengusaha Mainan Bayi.

Ia mengatakan bahwa rasa ingin tahulah yang membawanya menjadi usahawan sukses. Meskipun meniru, ia tetap menggunakan kreativitasnya. Sedikit dimodif agar berbeda dan lebih punya khas. Selama ini, sudah banyak usaha yang ditekuni, dari menjual batik, plastik, kelontong, dan beberapa usaha lainnya. Namun untuk saat ini, Esti dan suaminya menjalankan bisnis laundry dan kuliner.

Esti menghimbau kepada alumni yang ingin mencoba dunia wirausaha, janganlah menganggap waktu sebagai penghalang, karena yang menentukan adalah kita sendiri.

“Kalau kita mau, semuanya bisa dilakukan. Kalau melakukan sesuatu lakukanlah sekarang, apa lagi sekarang lebih mudah karena HP bisa membantu untuk usaha,” kata Esti saat diskusi Obrolan Angkringan Kamada, Keluarga Alumni Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Sabtu, (20/11/2015) di Jalan Veteran 120 UH IV Veteran 120 UH IV.

Acara yang juga dihadiri para alumni UAD ini, juga menghadirkan Wakil Rektor III Dr. Fadlil. M.T. dan Triantoro Safaria, S.Psi., Ph.D. selaku  kepala Career Development Center (CDC). Acara diskuti perdana ini mengangkat tema “Network dan Berani Berwirausaha, Siapa Takut”.

Selain beberapa alumni tersebut, Tuti bersama suaminya, Singit, juga memberikan pengalamannya kepada alumni. Bergerak bersama, setelah berkali-kali melakukan usaha terpisah dengan suaminya tidak berhasil, akhirnya mereka berhasil setelah mereka kerja sama.

“Konsisten adalah kuncinya. Rezeki tidak melulu materi, tapi bertahan dalam melakukan suatu juga merupakan rezeki,” begitulah yang dilakukan selama ini.

Mereka berharap acara Kamada ini terus berlanjut dan semakin membangun relasi dengan siapa pun agar ada masukan.